Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Senin, 03 Februari 2020

Zaman Nabi Nuh Tiba Kembali.

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (Matius 24:37-39)

Dalam zaman Nuh manusia dihakimi oleh Tuhan dan Nuh beserta istri dan tiga anak dan menantunya yang diselamatkan dari air bah yang melanda dunia karena Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. (Kejadian 6:9) Nuh diperintahkan membuat bahtera dan NUH taat mengerjakan hal tersebut. Alasan TUHAN menghukum saat menghakimi bumi adalah bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. (Kejadian 6:11)

Alkitab menyatakan bahwa manusia di zaman Nuh telah rusak di hadapan Allah dan menurut Yesus mereka makan dan minum serta kawin dan mengawinkan. Apakah makan dan minum serta kawin dan mengawinkan adalah suatu yang merusak bumi sehingga bumi penuh dengan kekerasan?
  1. Pandangan Talmud (Yahudi)
    Pada zaman Nuh berlaku tujuh hukum Nuh (lihat Rekayasa Tujuh Hukum Nuh) yang diantaranya berbunyi:
    • Jangan berhubungan seksual yang tidak patut
    • Jangan makan binatang hidup
    Berdasarkan Talmud dan ucapan Yesus tentang zaman Nuh maka disimpulkan mereka yang hidup dimasa itu melakukan kejahatan dan dosa karena makan hewan hidup dan melakukan hubungan seksual yang tidak patut sekalipun dikemas dalam pernikahan resmi. Selain dua hal tersebut yang dominan, juga melanggar hukum Nuh yang lain sehingga disebut penuh kekerasan, misal : mencuri dan membunuh. Nuh melakukan tujuh hukum dengan sungguh sungguh sehingga Nuh dikatakan orang benar, tidak bercela dan bergaul dengan Allah.
  2. Pandangan Kristen
    • Soal makan dan minum adalah: Adam dan Hawa serta keturunannya berdasarkan Kejadian 1:29 yang berbunyi: Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. berarti makanan yang tersedia adalah bersumber dari tumbuhan, lalu manusia mengenal ternak dan berburu sehingga memakan juga yang berasal dari hewan tetapi kemudian Nuh mendapatkan izin dari TUHAN untuk makan dari hewan. (lihat Kejadian 9:3 Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau.) Perubahan ekosistem dunia sejak air bah menyebabkan manusia memerlukan konsumsi makanan dari hewan. (lihat Manusia dan makanannya) Perjanjian Baru memberi batasan soal makanan hewan adalah jangan makan daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. Manusia berdasarkan Alkitab dan perkataan Yesus maka yang diduga dilakukan orang zaman Nuh adalah makan dari daging hewan yang dicekik dan minum darah. Dalam Perjanjian Allah dengan Nuh adalah daging yang masih ada nyawanya yaitu darah jangan kamu makan (Kejadian 9:4)  Daging yang masih ada nyawanya bukan otomatis manusia zaman Nuh makan hewan hidup tetapi ada keterangan tambahan yaitu masih mengandung darah hewan.
    • Dalam kawin dan mengawinkan tidak Alkitab memiliki catatan, yaitu Tuhan membentuk lembaga perkawinan bersifat monogami antara seorang laki laki dan seorang perempuan tetapi sejak muncul Lamekh keturunan Kain, manusia melakukan yang dilarang dalam pernikahan yaitu poligami (Kejadian 4:19) Manusia di pelopori Lamekh keturunan Kain mengakibatkan rusak lembaga pernikahan. Sedangkan Nasihat Alkitab terhadap kawin dan mengawinkan adalah:
      • Jangan mencari pasangan hidup yang tidak seimbang (2 Korintus 6:14) dengan mengigat Kejadian 6:4, anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, jika tafsiran anak anak Allah itu bukan malaikat melainkan keturunan Set yang kawin dengan keturunan Kain adalah benar (lihat Manusia Raksasa)
      • "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah." (Ibrani 13:4)
Nuh karena bergaul dengan Tuhan yang menjadikan hidup benar dan tidak bercela. Nuh dianggap Yesus Kristus tidak seperti manusia sezamannya yaitu makan-minum dan kawin mengawinkan. Nuh tidak melayani perut dan atau hidup untuk makan seperti yang tertulis dalam Roma 16:18. Dia tidak berkata muluk-muluk dan meniu orang yang tulus hati dalam "melayani Tuhan". Ini menasihatkan kepada kita agar ketika melayani Kristus dilakukan dengan tulus hati dan motivasi murni.

Tuhan berjanji tidak akan membinasakan bumi lagi seperti peristiwa air bah di zaman Nuh, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan setelah Nuh mempersembahkan korban yang harum dihadapanNya. Musibah, tulah tidaklah menyapu bersih penduduk bumi. Alkitab mencatat dalam Wahyu pada meterai keempat dibuka maka yang meninggal seperempat bumi dan saat sangkakala di bunyikan maka yang meninggal sepertiga penduduk bumi, jadi bagaimana jahat manusia tetap tidak dilenyapkan seperti zaman Nuh kecuali saat bumi dilenyapkan.

Zaman Nuh muncul kembali menjelang kedatangan Anak Manusia yaitu Yesus Kristus Tuhan yang kedua kali. Yesus memperingati maanusia agar tidak berfokus hanya kepada makan dan minum serta kawin dan mengawinkan. Peringatan Yesus sangat mengena pada saat ini sebab hari kedatanganNya yang kedua hampir tiba dengan diwarnai penyimpangan soal makan dan minum serta kawin dan mengawinkan yang diduga dilakukan jauh lebih jahat dan kacau dibandingkan pada zaman Nuh.

Penyimpangan soal makanan saat ini sangat beragam. Selain sebagian manusia makan hewan mentah dan atau hewan yang dicekik dan minum darah hewan dll yang dipandang jahat dihadapan Tuhan di zaman Nabi Nuh, kita saat ini juga menghadapi:
  • Makanan oleh sebagian orang dijadikan hobi bukan makan untuk hidup. Menjadikan makanan sebagai hobi dipandang sebagai loncatan menjadikan makan sebagai profesi. Sejumlah "foodies" yang sudah melanglang buana di dunia makanan atau food blogger menjadi seorang buzzer atau influencer yang membatu mempromosikan makanan tertentu dengan bayaran yang lumayan besar. Makan harus enak dan lain lain yang berdampak makin banyak makanan yang dibuang bukan dimakan. Kantor berita Antara tahun 2018 sebanyak 66 ton makanan hilang atau dibuang setiap detik didunia, di sisi lain banyak orang yang kesulitan mendapat makanan bahkan kelaparan yang mengigatkan perumpamaan Yesus tentang orang kaya dan Lazarus.
  • Penyimpangan makanan selain karena masalah kesehatan tubuh misal kondisi organ pencernaan, juga disebabkan masalah psikologi dan atau kejiwaan. Yang terkenal adalah bulimia dan anoreksia. Tetapi ada sejumlah pola makan yang aneh yang dinamakan antara lain: Anthropophagy, Orthorexia, Kunyah dan meludah, Pica, Bigorexia atau muscle dysmorphia, Xylophagia, Night eating syndrome, Trichophagia, Urophagia, Geophagy, Coprophagia, Dermatillomania, Body dysmorphic disorder, Selective eating disorder, Binge-eating disorder. Masalah penyimpangan pola makanan manusia beragam terkadang psikiater tidak dapat mengatasi hal tersebut.
  • Makanan juga bukan untuk dimakan melainkan untuk bahan tertawaan/ kesenangan dan lain lain. Bahkan di sejumlah budaya, makanan untuk saling dilemparkan kepada orang dimana panitia menyediakan puluhan ton makanan untuk memeriahkan suatu festival kebudayaan lempar makanan, seperti:
    - Saling lempar tomat di Spanyol, La Tomatina,
    - Saling lempar anggur di Spanyol, La Raima,
    - Saling lempar Jeruk di Ivrea, Italia dinamakan Carnevale
    - Saling lempar Custard Pie di Inggris,
    - Saling lempar tepung di Yunani, Clean Monday Flour War
    - Saling lempar kacang kedelai di Jepang, Setsubun
    Makanan bukan diperuntukkan dimakan tetapi untuk kesenangan di luar urusan perut.
Masalah kawin mengawinkan bukanlah saat ini bukan saja masalah penyimpangan dari monogami ke poligami dan tidak menghormati lembaga pernikahan tetapi banyak sekali penyimpang seks yang terjadi. Lihat Seksualitas manusia dan penyimpangannya. Penyimpangan makin lama makin banyak dan diduga trend masa depan adalah penyimpangan partner seks yaitu dengan hadirnya robot yang semakin mendekati manusia.

Masalah makan dan minum serta kawin dan mengawinkan adalah masalah tubuh / jasmani. Urusan jasmani sangat dominan sampai melupakan Tuhan dan tidak bergaul dengan Tuhan. Nuh mengajarkan kita untuk tidak hanya memikirkan masalah tubuh jasmani dimana urusan perut dan seks sebagai hal dasar manusia tetapi memikirkan juga masalah hubungan / relasi dengan Tuhan. Nuh membangun relasi dengan TUHAN sampai tahu perintah Tuhan bagi dirinya membangun sebuah bahtera dengan spesifikasi dari Tuhan sehingga selamat dari air bah yang melanda dunia. Di akhir zaman yang makin mirip zaman Nuh maka kita dianjurkan untuk bergaul erat dengan TUHAN agar selamat pada saat kedatangan Anak Manusia, Yesus Kristus pada kali yang kedua.

Zaman Nabi Nuh tiba kembali, kita diberikan teladan nabi Nuh agar mendapat rahmat dari TUHAN. Maranatha, Yesus datanglah.



Tulisan lainnya:
Allah Memilih Nuh
Allah Setia Terhadap Nuh
Membangun Mezbah
Apakah Air Bah Pernah Menutupi Seluruh Bumi
Aneka Kisah Bahtera Nuh
Rekayasa Tujuh Hukum Nuh Terhadap Kekristenan di Akhir Zaman


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)