Lukas 21:11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. (Lukas 21:11)
Penyakit Sampar di Perjanjian Baru hanya terdapat dalam Injil Lukas dan Kitab Wahyu, berbeda dengan perjanjian Lama yang lebih banyak berbicara soal penyakit Sampar. Di Perjanjian Lama penyakit sampar adalah terjemahan dari דֶּבֶר (deber) yang berarti: wabah penyakit, sampar dan duri. Perjanjian Lama mencatat sampar adalah:
Pada saat tulisan ini ditulis, mengalami situasi yang menunjukkan tanda kedatangan Yesus kedua kali semakin dekat, diantaranya:
Penulis tidak tahu apakah terjadinya wabah yang membunuh banyak orang yaitu 25% penduduk dunia yaitu meterai ke-4 terjadi hanya sekali atau berkali kali. Data menunjukkan:
Manajemen menghadapi wabah penyakit membaik, isolasi dilakukan agar tidak meluas adalah tindakan manusia agar korban yang jatuh dapat ditekan tetapi jika meterai keempat dibuka, manusia dengan segala kemampuaannya tidak berdaya menghadapi wabah penyakit "sampar yang mematikan". Isolasi berdampak luas, memukul kegiatan ekonomi, dan persediaan bahan pangan menipis dan harga makanan melambung. Hal ini ditambah dengan kematian hewan ternak. Jika harga pangan tidak terkendali maka yang terjadi adalah peristiwa materai ketiga berlangsung dan atau tetap berlangsung. (lihat tulisan tujuh meterai).
Saat terjadi wabah sampar, yaitu virus dan atau bakteri yang mematikan maka kasih karunia dan perlindungan Tuhan sangat penting yang menjadikan kita dapat berdiri sekalipun di kanan dan di kiri banyak yang rebah mati. Hidup dan mati semuanya seizin Tuhan, namun kita diberikan akal budi dan hikmat termasuk saat mengalami musibah sekalipun hal itu tidak mencukupi untuk memastikan melewati sampar yang merajalela.
Di Hongkong ada gereja yang mengadakan ibadah secara online secara khusus saat merebaknya virus Novel Corona meskipun sebagian besar tetap melakukan ibadah seperti biasa.
Tuhan Yesus telah menang atas maut, itu adalah penghiburan bahwa kematian tubuh bukanlah hal yang menakutkan sebab Yesus telah melewati hal tersebut. Sebagai orang percaya kepadaNya, kita tidak perlu takut akan kematian, tetapi kita harus takut akan apa yang akan dilakukan kematian di neraka bagi semua orang yang belum beriman kepada Yesus. Penyakit sampar mengigatkan pentingnya penginjilan agar banyak orang yang diselamatkan pada hari kedatangan Yesus ke dua.
Dalam Kitab Wahyu selain sampar yang merupakan bagian dari meterai keempat dibumi yang diduga dapat mematikan minimal 1/16 populasi dunia ada juga sampar yang mengejutkan catatan dunia yaitu saat jatuhnya kota Babel yang besar (Wahyu 18:8) Sampar di Babel terjadi berdasarkan Kitab Wahyu jika kitab disusun secara kronologis maka berdekatan dengan perjamuan kawin Anak Domba. Tidak ada penjelasan yang terperinci untuk hal itu seperti: Apa yang dimaksud Babel, di koordinat berapa letak Babel dll. Alkitab hanya menjelaskan antara lain: Babel dilukiskan sebagai lokasi kota besar dan terkemuka di bumi dan lokasi penyembahaan benda benda angkasa. Sampar di Babel diduga terjadi setelah sampar saat meterai keempat terjadi dan menjadi peristiwa sampar besar terakhir yang dikisahkan dalam kitab Wahyu.
Wabah penyakit sampar atau menular dalam Perjanjian Baru sesuatu yang harus terjadi menjelang kedatangan Yesus kedua meskipun menurut Perjanjian Lama adalah salah satu bentuk murka Tuhan terhadap dosa manusia.
Beriman kepada Yesus, Tuhan yang akan datang kedua kali adalah kunci utama saat mengalami wabah penyakit "sampar" yang mematikan.

Penyakit Sampar di Perjanjian Baru hanya terdapat dalam Injil Lukas dan Kitab Wahyu, berbeda dengan perjanjian Lama yang lebih banyak berbicara soal penyakit Sampar. Di Perjanjian Lama penyakit sampar adalah terjemahan dari דֶּבֶר (deber) yang berarti: wabah penyakit, sampar dan duri. Perjanjian Lama mencatat sampar adalah:
- Sampar adalah hukuman / amarah TUHAN terhadap dosa. (Yehezkiel 14:19 Atau jikalau Aku mendatangkan sampar atas negeri itu dan Aku mencurahkan amarah-Ku atasnya sehingga darah mengalir dengan melenyapkan dari negeri itu manusia dan binatang,)
- Salah satu dari empat hukuman Tuhan yang berat (Yehezkiel 14:21 Ya, beginilah firman Tuhan ALLAH: Jauh lebih dari itu, kalau Aku mendatangkan keempat hukuman-Ku yang berat-berat, yaitu pedang, kelaparan, binatang buas dan sampar, atas Yerusalem untuk melenyapkan dari padanya manusia dan binatang!)
- Sampar dikatakan menyerang manusia dan hewan akibat ulah manusia.(Yeremia 21:6 Aku akan memukul penduduk kota ini, baik manusia maupun binatang; mereka akan mati oleh penyakit sampar yang hebat.)
- Kematian disebabkan pedang (perang)
- Kematian disebabkan kelaparan (Panen gagal dan atau tidak dapat beli makanan)
- Kematian disebabkan sampar (Wabah penyakit)
- Kematian disebabkan binatang-binatang liar (Akibat diterkam hewan dan atau gigit hewan liar termasuk misalnya nyamuk, tikus dll)

- Wabah virus corona Wuhan(2019-nCoV disebut juga Novel Coronavirus Pneumonia atau NCP)
- Wabah virus H1N1 di Taiwan, H5N8 di Saudi, H5N6 di Vietnam
- Wabah Virus Flu Burung di Hunan, China (H5N1)
- Menjelang hari Galungan, 800 ternak babi mati di Bali
- Somalia dan Pakistan di serang Hama Belalang yang merusak hasil panen
Penulis tidak tahu apakah terjadinya wabah yang membunuh banyak orang yaitu 25% penduduk dunia yaitu meterai ke-4 terjadi hanya sekali atau berkali kali. Data menunjukkan:
- Maut Hitam, disebut juga Wabah Hitam atau Black Death, pada tahun 1347-1351 diduga menewaskan 75 sampai 200 juta jiwa
- Flu Spanyol tahun 1918 yang diperkirakan membunuh 50 sampai 100 juta manusia
Manajemen menghadapi wabah penyakit membaik, isolasi dilakukan agar tidak meluas adalah tindakan manusia agar korban yang jatuh dapat ditekan tetapi jika meterai keempat dibuka, manusia dengan segala kemampuaannya tidak berdaya menghadapi wabah penyakit "sampar yang mematikan". Isolasi berdampak luas, memukul kegiatan ekonomi, dan persediaan bahan pangan menipis dan harga makanan melambung. Hal ini ditambah dengan kematian hewan ternak. Jika harga pangan tidak terkendali maka yang terjadi adalah peristiwa materai ketiga berlangsung dan atau tetap berlangsung. (lihat tulisan tujuh meterai).
Saat terjadi wabah sampar, yaitu virus dan atau bakteri yang mematikan maka kasih karunia dan perlindungan Tuhan sangat penting yang menjadikan kita dapat berdiri sekalipun di kanan dan di kiri banyak yang rebah mati. Hidup dan mati semuanya seizin Tuhan, namun kita diberikan akal budi dan hikmat termasuk saat mengalami musibah sekalipun hal itu tidak mencukupi untuk memastikan melewati sampar yang merajalela.
Di Hongkong ada gereja yang mengadakan ibadah secara online secara khusus saat merebaknya virus Novel Corona meskipun sebagian besar tetap melakukan ibadah seperti biasa.
Tuhan Yesus telah menang atas maut, itu adalah penghiburan bahwa kematian tubuh bukanlah hal yang menakutkan sebab Yesus telah melewati hal tersebut. Sebagai orang percaya kepadaNya, kita tidak perlu takut akan kematian, tetapi kita harus takut akan apa yang akan dilakukan kematian di neraka bagi semua orang yang belum beriman kepada Yesus. Penyakit sampar mengigatkan pentingnya penginjilan agar banyak orang yang diselamatkan pada hari kedatangan Yesus ke dua.
Dalam Kitab Wahyu selain sampar yang merupakan bagian dari meterai keempat dibumi yang diduga dapat mematikan minimal 1/16 populasi dunia ada juga sampar yang mengejutkan catatan dunia yaitu saat jatuhnya kota Babel yang besar (Wahyu 18:8) Sampar di Babel terjadi berdasarkan Kitab Wahyu jika kitab disusun secara kronologis maka berdekatan dengan perjamuan kawin Anak Domba. Tidak ada penjelasan yang terperinci untuk hal itu seperti: Apa yang dimaksud Babel, di koordinat berapa letak Babel dll. Alkitab hanya menjelaskan antara lain: Babel dilukiskan sebagai lokasi kota besar dan terkemuka di bumi dan lokasi penyembahaan benda benda angkasa. Sampar di Babel diduga terjadi setelah sampar saat meterai keempat terjadi dan menjadi peristiwa sampar besar terakhir yang dikisahkan dalam kitab Wahyu.
Wabah penyakit sampar atau menular dalam Perjanjian Baru sesuatu yang harus terjadi menjelang kedatangan Yesus kedua meskipun menurut Perjanjian Lama adalah salah satu bentuk murka Tuhan terhadap dosa manusia.
Beriman kepada Yesus, Tuhan yang akan datang kedua kali adalah kunci utama saat mengalami wabah penyakit "sampar" yang mematikan.
Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
Roma 14:8
Roma 14:8

- Tulisan lainnya:
- Ketakutan dan Ratapan Kalah Perang dan Wabah Mematikan
- Tujuh Meterai Dibuka
- Covid, Amarah Tuhan?
- Hidup Krisis Waktu Resesi
- Pemeliharaan Tuhan
- Tuhan Sang Pelindung