-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Covid, Amarah Tuhan?

Selasa, 24 Maret 2020 | Maret 24, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-22T23:36:36Z
Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, sampai amarah itu berlalu. Yesaya 26:20

Sejumlah orang Kristen mengunakan teks di atas untuk melakukan isolasi diri, pemerintah di sejumlah negara lakukan lockdown (karantina wilayah) atau sekurang kurangnya lakukan "social distancing" karena beranggapan bahwa virus corona / covid-19 adalah bentuk amarah Tuhan kepada manusia dan sebagai umat Tuhan harus melakukan isolasi di rumahnya sendiri selama virus berkecamuk menjangkiti manusia dan menjadi pandemi global. Wuhan melakukan isolasi lebih dari 2 bulan tetapi menurut Zhang Wenhong menyatakan Eropa diperkirakan melawan covid-19 perlu dua tahun, Bukankah 2021 rencananya vaksin siap edar? Bagaimana isolasi diri menunggu vaksin uji klinis? Apakah pengertian itu sesuai dengan tekstual dan kontektual atau asal comot teks? Apakah sesaat lamanya perlu waktu hitungan tahunan?

Jika perhatikan Kitab Yesaya maka akan berjumpa kepada teks bahwa jika TUHAN marah dan murka maka langit gemetar dan bumi bergoncang. (Yesaya 13:13 Sebab itu Aku akan membuat langit gemetar, dan bumipun akan bergoncang dari tempatnya, pada waktu amarah TUHAN semesta alam, dan pada hari murka-Nya yang menyala-nyala.) Jika covid-19 bentuk murka Tuhan maka yang dilanda corona seluruh bumi... tidak ada satu tempat yang tidak terjangkau covid-19. Apakah akankah membuat langit gemetar juga?

Matthew Henry berkomentar bahwa ayat ini tidak dianggap sebagai bagian dari nyanyian puji-pujian karena kelepasan dan penghakiman yang diberikan Allah melainkan mengawali suatu pokok baru, dan lebih sebagai pengantar bagi pasal berikutnya (lihat Yesaya 27). Dalam nyanyian sebelumnya, umat Allah berbicara kepada Dia dan mengeluhkan penderitaan-penderitaan mereka, di sini Ia memberikan jawaban terhadap keluhan-keluhan mereka, yang di dalamnya. Allah menyuruh bersembunyi karena TUHAN akan melaksanakan hukuman dengan pedang-Nya yang keras, besar dan kuat atas Lewiatan, ular yang meluncur, atas Lewiatan, ular yang melingkar, dan Ia akan membunuh ular naga yang di laut. (Yesaya 27:1)

Tuhan mengajak mereka untuk masuk ke dalam kamar mereka: “Mari bangsaku, datanglah kepada-Ku, ikutlah Aku” (Ia tidak memanggil mereka ke mana-mana selain ke tempat di mana Ia sendiri akan menemani mereka). “Biarlah badai yang menyerakkan orang lain justru membawa kamu lebih dekat bersama-sama. Mari, masuklah ke dalam kamarmu. Jangan tinggal di luar, supaya kamu tidak terperangkap dalam badai, seperti orang-orang Mesir terperangkap dalam hujan es” (Keluaran. 9:21).
  1. “Marilah masuk ke kamar khusus. Masuklah ke kamarmu sendiri, dan jangan lagi terus berbaur dengan anak-anak Babel. Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu” (Wahyu 18:4 Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.). Jika Allah sudah memisahkan orang-orang yang saleh bagi diri-Nya, mereka harus memisahkan diri mereka sendiri.
  2. “Marilah masuk ke kamar perlindungan, yang di dalamnya, karena kerahasiaan atau kekuatannya, kamu dapat aman di masa-masa terburuk.” Sebutan-sebutan bagi sifat Allah adalah rahasia di dalam kemah-Nya (Mazmur 27:5, KJV). Nama-Nya adalah menara yang kuat, yang ke dalamnya kita dapat berlari untuk mencari tempat perlindungan (Amsal 18:10). Kita harus dengan setia mencari jalan ke dalam kamar-kamar ini, dan menyembunyikan diri di sana. Maksudnya, dengan keamanan yang kudus dan ketenangan pikiran, kita harus menempatkan diri di bawah perlindungan ilahi. Marilah masuk, seperti Nuh masuk ke dalam bahtera, sebab ia menutup pintu-pintu sesudah ia masuk. Ketika bahaya-bahaya mengancam, baiklah bagi kita untuk undur, dan bersembunyi, seperti yang dilakukan Elia di tepi sungai Kerit.
  3. Ke dalam kamar ibadah. “Masuklah ke dalam kamarmu, dan tutuplah pintu (Matius 6:6). Menyendirilah dengan Allah: Masuklah ke dalam kamarmu, selidikilah dirimu, dan bercakap-cakaplah dengan hatimu sendiri, berdoa, dan rendahkan hatimu di hadapan Allah.” Pekerjaan ini harus dilakukan pada saat-saat susah dan bahaya. Seperti itulah kita harus bersembunyi, yaitu kita datang kepada Allah supaya Ia menyembunyikan kita, dan Ia akan menyembunyikan kita entah di bawah langit atau di dalam sorga. Orang-orang Israel harus tetap berada di dalam rumah ketika malaikat pembinasa datang membunuh anak-anak sulung Mesir, sebab kalau tidak, darah pada tiang-tiang pintu tidak akan membuat mereka aman. Demikian pula yang harus dilakukan Rahab dan keluarganya, ketika Yerikho sedang diruntuhkan. Orang yang paling aman adalah yang paling tidak terlihat. Qui bene latuit, benevixit – Siapa mencari tempat persembunyian yang layak, ia hidup dengan baik.
Amarah Tuhan terhadap orang lain terkadang membuat kita juga harus masuk kedalam kamar dan bersembunyi sambil beribadah kepada-Nya, tetapi apakah covid adalah suatu amarah Tuhan ataukah hanya senjata biologis yang bocor atau dampak pemanasan global dapat menjadi tragedi di masa depan disebabkan ulah manusia yang tidak memelihara dan melestarikan bumi. Bukankah dalam wabah penyakit menular yang terjadi manusia memiliki andil terjadinya wabah yang mematikan tersebut? Bukankah tidak setiap tragedi tragis sebelum hari murka Tuhan akibat dosa?

Alkitab mencatat Tuhan marah bukan hanya kepada musuh Israel tetapi juga dapat terjadi kepada umat-Nya sendiri. Ibrani 3:16 siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa? Contoh Daud yang melakukan sensus untuk membanggakan diri memiliki rakyat banyak yang mampu berperang di zaman tersebut. Daud melakukan sensus dengan keangkuhannya membuat Tuhan marah.

Selain karena kesombongan manusia yang dapat membuat TUHAN marah, sejumlah tindakan lai dapat menimbulkan amarah Tuhan, seperti:
  • Tuhan Marah Karena Dosa. Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman (Roma 1:18).
  • Tuhan Marah Karena Ketidaktaatan. Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan. ( 1 Petrus 2:8 )
  • Tuhan Marah Karena Cemburu. Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya dengan dewa kekejian, (Ulangan 32:16)
Sewaktu Tuhan marah sesungguhnya adalah reaksi tidak senang terhadap hal-hal yang memisahkan manusia dari diri-Nya. Daud memilih hukuman pedang TUHAN yaitu sampar sehingga tujuh puluh ribu orang tewas dalam tiga hari. Daud bertobat dan mendirikan korban bakaran. Daud mendekatkan diri kepada TUHAN. Dia beribadah menyusul pertobatan. Dia beli lahan untuk mendirikan tempat pembakaran korban yang bernilai yang di zaman Salomo menjadi Bait Suci.

Tuhan bisa marah tetapi marahnya tidak untuk seterusnya sebab akan berlalu amarah Tuhan. Dia mengasihi dengan aktif dengan kasih Ilahi sehingga Tuhan dapat mengampuni sewaktu kita bertobat dan beribadah kepadaNya. Di dalam kemarahan-Nya, DIA menantikan ibadah dan korban syukur kita sebab DIa ingin melimpahkan kasihNya yang tidak terduga kepada kita. Sekalipun TUHAN dapat menghajar kita dengan keras Dia mengasihi sebab melalui hal tersebut kita tidak menjadi terhilang karena dosa yang memisahkan.

Bila corona / covid-19 adalah amarah Tuhan maka dengan bersikap seperti Daud maka masalah dapat selesai meskipun Daud harus kehilangan tujuh puluh ribu warganya meninggal tetapi jika itu bukan bentuk marahnya Tuhan melainkan hal lain yaitu tanda kedatangan Yesus kedua (lihat: Wabah Penyakit Menular/Sampar Dalam Perjanjian Baru) maka kita tetap harus mendekatkan diri kepada Tuhan dan "Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." (Mazmur 118:1) sebab DIA ingatkan hari TUHAN akan datang sambil mengigat pesan Tuhan lainnya seperti:

Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.
Amsal 22:3 dan 27:12

Kiranya TUHAN memberkati petugas kesehatan dan laboratorium serta farmasi.



Tulisan lainnya:
Ketakutan dan Ratapan Kalah Perang dan Wabah Mematikan
Pengangguran Dalam Dunia Kerja
Wabah Penyakit Sampar (Menular) Dalam Perjanjian Baru
Ancaman Kelaparan Dan Risiko Produksi Pangan Menurun di Akhir Zaman
Masa Kesusahan Besar
Pemeliharaan Tuhan


×
Berita Terbaru Update