‘’ Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni’’. (Lukas 6:37)
Kata ampunilah dalam teks mengunakan ἀπολύετε dan ἀπολυθήσεσθε yang sama sama kata dasarnyanya adalah ἀπολύω / apoluó yang memiliki arti membebaskan, lepaskan. Terjemahan Lama menulis ayat tersebut dengan kalimat: Dan janganlah kamu menuduh orang, niscaya kamu pun tiada akan dituduh; dan jangan menyalahkan orang, niscaya kamu pun tiada akan disalahkan; lepaskanlah, niscaya kamu pun akan dilepaskan.
Kata mengampuni dalam Injil apapun kosa kata yang dipakai memiliki kesamaan arti yaitu dengan melepaskan sehingga kita tidak menghakimi dan tidak menghukum yang melakukan tindakan yang melanggar hukum sebab aduan yang kita lakukan. Contoh dalam doa Bapa kami mengunakan kata ἀφίημι / aphiémi yang arti seperti: memaafkan, melepaskan, mengizinkan pergi. Mengampuni berarti tidak melakukan aduan hukum terlebih lebih bertindak main hukum tanpa proses hukum. Mengampuni meskipun tidak melakukan delik aduan, tetapi kita harus bersikap
Bengel's Gnomen memberi komentar tentang teks adalah: Μὴ κρίνετε, μὴ καταδικάζετε, tidak menghakimi, tidak mengutuk. Dengan menilai, kami memutuskan mengenai kebaikan atau kejahatan suatu tindakan: dengan mengutuk, kami menentukan orangnya, apa (hukuman) yang pantas diterima: bandingkan. Matius 12: 7. — ἀπολύετε, lepaskan [ Versi Inggris. maafkan]) ἀπολύεται, biarkan bebas (terlepas), diterapkan pada orang yang dipegang teguh (tetap terkurung); tetapi ἀφίεται diterapkan pada utang yang dikirimkan, atau diampuni, yang terutang. Kedua kata kerja itu muncul, Matius 18:27. Mengenai hal itu sendiri, bandingkan Yesaya 58: 6.
Agar mudah mengampuni maka kita harus memiliki fokus kepada hal yang baik. Jika ada hal hal baik dari orang yang telah berbuat jahat dan pelanggaran hukum kepada kita, ingat dan fokuskan kepada hal-hal yang baik sekalipun sulit karena panas setahun dihapus dengan hujan sehari sebab orang lazimnya melupakan banyak kebaikan hanya karena melihat satu keburukan. Mengisi pikiran dengan hal-hal yang baik maka menolong kita menyingkirkan yang buruk.
Petrus yang datang kepada Yesus dan bertanya sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa? sampai tujuh kali? Yesus menjawab bukan tujuh kali tetapi sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Pengampunan untuk jenis pelanggaran yang sama diampuni sedemikian berkali-kali menunjukkan bahwa pengampunan yang diberikan tidak dibatasi, melainkan tetap diberikan sepanjang ada permohonan minta pengampunan. Jika kita berkata sudah mengampuni lebih dari tujuh puluh kali tujuh maka diduga anda orang yang mudah tersinggung, sehingga sangat sensitif menyatakan orang lain bersalah dan sensitif juga saya sudah mengampuni.
Bila kita menyadari bahwa kita juga orang berdosa. Meskipun kecenderungan menghakimi muncul walau di dalam hati, tetap kita orang berdosa yang tidak luput dari pelanggaran. Mungkinkah penghakiman kita benar menurut TUHAN sedangkan kita adalah orang berdosa? Apakah justru menambah dosa dengan melakukan penghakiman yang tidak benar! Jika kita harus menghakimi karena status / jabatan / tugas maka wajib kita memohon agar TUHAN menolong agar tidak menambah dosa kita sendiri.
Mengampuni adalah sikap yang TUHAN inginkan agar kita lakukan sebab telah mendapatkan pengampunan dari TUHAN. Dalam perumpamaan tentang pengampunan di Matius 18:21-35 dikatakan ada seorang raja yang memberikan hutang sebesar sepuluh ribu talenta tetapi ia tidak sanggup bayar hutang sehingga muncul perintah supaya ia beserta anak istrinya dan segala miliknya dijual untuk pembayaran hutangnya sehingga sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah, segala hutangku akan kulunaskan yang membuat hati raja itu belas kasihan sehingga ia membebaskan dan menghapus hutangnya.
Tetapi ketika hamba itu keluar, ia ketemu hamba yang lain yang berhutang seratus dinar, ia menangkap dan mencekik kawannya itu katanya: Bayar hutangmu! Lalu sujudlah kawannya itu memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke penjara sampai lunas hutannya.
Kawan kawannya sedih lalu menyampaikan kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutanmu telah kuhapus karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihi kawanmu seperti ak telah mengasihi engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Mengampuni adalah keharusan bagi kita yang telah diampuni oleh TUHAN. Yesus berkata, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di Sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” Tidak mengampuni adalah tindakan yang menghalangi diri sendiri untuk mendapatkan pengampunan dari TUHAN. Jauhkan dari kita sikap memendam sakit hati. Nasihat Alkitab lainnya tentang mengampuni, antara lain:
Mengampuni adalah kemenangan sehingga tidak memberi kesempatan kepada Iblis. Paulus berkata “Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga…supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya” (2 Korintus 2:10) Tidak mau mengampuni hanya memberikan kesempatan kepada iblis untuk melakukan programnya sebagai pencuri, pembunuh dan membinasakan manusia. Dengan mengampuni kita benar benar ada di pihak TUHAN turut memberikan arti dalam hidup ini.
Sebagai contoh mengampuni adalah kasus Filemon dengan Onesimus sempat kurang baik karena Onseimus pergi melarikan diri dari Kolose dan membawa harta milik Filemon. Ia bertobat ketika di penjara, berkat pemberitaan dari Paulus, yang saat itu juga dipenjarakan karena pemberitaan Injil Kristus Yesus. Paulus meminta Filemon untuk menerima Onesimus kembali bukan sebagai budak melainkan sebagai saudara meskipun Onesismus telah “menjarah” Filemon. Paulus menuliskan kepada Filemon bahwa tujuan dari rekonsiliasi pengampunan ini adalah bagi kemuliaan Kristus. “Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus.” (Filemon 1:6).
Pengampunan tindakan yang memuliakan Kristus di depan banyak orang. Dimana memuliakan Kristus adalah tujuan utama dalam seluruh aktifitas kehidupan kita. Kembalinya Onesimus dengan Filemon berita kasih Yesus semakin tersebar. Lihat Kisah Filemon, Apfia, Arkhipus Dengan Onesimus.
Allah adalah teladan dalam mengampuni. Alkitab menyatakan bahwa Allah tidak lagi "mengingat" kejahatan kita (Ibrani 8:12 Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."). Akan tetapi Allah tetap Mahatahu. Allah mengingat bahwa kita telah "telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Akan tetapi, karena telah diampuni, secara kedudukan telah dibenarkan. Surga adalah milik kita, seolah-olah dosa kita tidak pernah terjadi. Jika kita merupakan milik-Nya melalui iman dalam Kristus, Allah tidak menghukum kita atas dosa kita (Roma 8:1). Dalam pengertian itu Allah "mengampuni dan melupakan."
Alkitab penuh dengan catatan kasih Allah yang mengampuni dan mengasihi sesama manusia dan mengampuni yang bersalah adalah tindakan nyata dari kasih yang agung.
Dengan mengampuni kesalahan sesama manusia maka pengorbanan Yesus yang mengampuni dosa manusia dapat dialami dengan sepenuhnya.
Kata ampunilah dalam teks mengunakan ἀπολύετε dan ἀπολυθήσεσθε yang sama sama kata dasarnyanya adalah ἀπολύω / apoluó yang memiliki arti membebaskan, lepaskan. Terjemahan Lama menulis ayat tersebut dengan kalimat: Dan janganlah kamu menuduh orang, niscaya kamu pun tiada akan dituduh; dan jangan menyalahkan orang, niscaya kamu pun tiada akan disalahkan; lepaskanlah, niscaya kamu pun akan dilepaskan.
Kata mengampuni dalam Injil apapun kosa kata yang dipakai memiliki kesamaan arti yaitu dengan melepaskan sehingga kita tidak menghakimi dan tidak menghukum yang melakukan tindakan yang melanggar hukum sebab aduan yang kita lakukan. Contoh dalam doa Bapa kami mengunakan kata ἀφίημι / aphiémi yang arti seperti: memaafkan, melepaskan, mengizinkan pergi. Mengampuni berarti tidak melakukan aduan hukum terlebih lebih bertindak main hukum tanpa proses hukum. Mengampuni meskipun tidak melakukan delik aduan, tetapi kita harus bersikap
- Tidak setuju perbuatan salah / melanggar hukum
Yesaya 5:20; Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit. - Tetap menganggap kesalahan itu pernah terjadi.
2 Samuel 12:13-14 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati." - Tidak membiarkan orang lain memanfaatkan kita
Amsal 22:3 Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.
Bengel's Gnomen memberi komentar tentang teks adalah: Μὴ κρίνετε, μὴ καταδικάζετε, tidak menghakimi, tidak mengutuk. Dengan menilai, kami memutuskan mengenai kebaikan atau kejahatan suatu tindakan: dengan mengutuk, kami menentukan orangnya, apa (hukuman) yang pantas diterima: bandingkan. Matius 12: 7. — ἀπολύετε, lepaskan [ Versi Inggris. maafkan]) ἀπολύεται, biarkan bebas (terlepas), diterapkan pada orang yang dipegang teguh (tetap terkurung); tetapi ἀφίεται diterapkan pada utang yang dikirimkan, atau diampuni, yang terutang. Kedua kata kerja itu muncul, Matius 18:27. Mengenai hal itu sendiri, bandingkan Yesaya 58: 6.
Agar mudah mengampuni maka kita harus memiliki fokus kepada hal yang baik. Jika ada hal hal baik dari orang yang telah berbuat jahat dan pelanggaran hukum kepada kita, ingat dan fokuskan kepada hal-hal yang baik sekalipun sulit karena panas setahun dihapus dengan hujan sehari sebab orang lazimnya melupakan banyak kebaikan hanya karena melihat satu keburukan. Mengisi pikiran dengan hal-hal yang baik maka menolong kita menyingkirkan yang buruk.
Petrus yang datang kepada Yesus dan bertanya sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa? sampai tujuh kali? Yesus menjawab bukan tujuh kali tetapi sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Pengampunan untuk jenis pelanggaran yang sama diampuni sedemikian berkali-kali menunjukkan bahwa pengampunan yang diberikan tidak dibatasi, melainkan tetap diberikan sepanjang ada permohonan minta pengampunan. Jika kita berkata sudah mengampuni lebih dari tujuh puluh kali tujuh maka diduga anda orang yang mudah tersinggung, sehingga sangat sensitif menyatakan orang lain bersalah dan sensitif juga saya sudah mengampuni.
Bila kita menyadari bahwa kita juga orang berdosa. Meskipun kecenderungan menghakimi muncul walau di dalam hati, tetap kita orang berdosa yang tidak luput dari pelanggaran. Mungkinkah penghakiman kita benar menurut TUHAN sedangkan kita adalah orang berdosa? Apakah justru menambah dosa dengan melakukan penghakiman yang tidak benar! Jika kita harus menghakimi karena status / jabatan / tugas maka wajib kita memohon agar TUHAN menolong agar tidak menambah dosa kita sendiri.
Mengampuni adalah sikap yang TUHAN inginkan agar kita lakukan sebab telah mendapatkan pengampunan dari TUHAN. Dalam perumpamaan tentang pengampunan di Matius 18:21-35 dikatakan ada seorang raja yang memberikan hutang sebesar sepuluh ribu talenta tetapi ia tidak sanggup bayar hutang sehingga muncul perintah supaya ia beserta anak istrinya dan segala miliknya dijual untuk pembayaran hutangnya sehingga sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah, segala hutangku akan kulunaskan yang membuat hati raja itu belas kasihan sehingga ia membebaskan dan menghapus hutangnya.
Tetapi ketika hamba itu keluar, ia ketemu hamba yang lain yang berhutang seratus dinar, ia menangkap dan mencekik kawannya itu katanya: Bayar hutangmu! Lalu sujudlah kawannya itu memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke penjara sampai lunas hutannya.
Kawan kawannya sedih lalu menyampaikan kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutanmu telah kuhapus karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihi kawanmu seperti ak telah mengasihi engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Mengampuni adalah keharusan bagi kita yang telah diampuni oleh TUHAN. Yesus berkata, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di Sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” Tidak mengampuni adalah tindakan yang menghalangi diri sendiri untuk mendapatkan pengampunan dari TUHAN. Jauhkan dari kita sikap memendam sakit hati. Nasihat Alkitab lainnya tentang mengampuni, antara lain:
- Efesus 4:32 menyatakan, “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”
- Kolose 3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
- Persekutuannya dengan Allah akan terhambat (Matius 6:15)
- tidak bertumbuh menuju kedewasaan (Yohanes 8:7,9)
- Menuai kepahitan serta kehilangan pahala (Ibrani 12:14-15; 2 Yohanes 1:8)
- Menderita secara mental dan rohani ( 2 Samuel 13)
Mengampuni adalah kemenangan sehingga tidak memberi kesempatan kepada Iblis. Paulus berkata “Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga…supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya” (2 Korintus 2:10) Tidak mau mengampuni hanya memberikan kesempatan kepada iblis untuk melakukan programnya sebagai pencuri, pembunuh dan membinasakan manusia. Dengan mengampuni kita benar benar ada di pihak TUHAN turut memberikan arti dalam hidup ini.
Sebagai contoh mengampuni adalah kasus Filemon dengan Onesimus sempat kurang baik karena Onseimus pergi melarikan diri dari Kolose dan membawa harta milik Filemon. Ia bertobat ketika di penjara, berkat pemberitaan dari Paulus, yang saat itu juga dipenjarakan karena pemberitaan Injil Kristus Yesus. Paulus meminta Filemon untuk menerima Onesimus kembali bukan sebagai budak melainkan sebagai saudara meskipun Onesismus telah “menjarah” Filemon. Paulus menuliskan kepada Filemon bahwa tujuan dari rekonsiliasi pengampunan ini adalah bagi kemuliaan Kristus. “Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus.” (Filemon 1:6).
Pengampunan tindakan yang memuliakan Kristus di depan banyak orang. Dimana memuliakan Kristus adalah tujuan utama dalam seluruh aktifitas kehidupan kita. Kembalinya Onesimus dengan Filemon berita kasih Yesus semakin tersebar. Lihat Kisah Filemon, Apfia, Arkhipus Dengan Onesimus.
Allah adalah teladan dalam mengampuni. Alkitab menyatakan bahwa Allah tidak lagi "mengingat" kejahatan kita (Ibrani 8:12 Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."). Akan tetapi Allah tetap Mahatahu. Allah mengingat bahwa kita telah "telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Akan tetapi, karena telah diampuni, secara kedudukan telah dibenarkan. Surga adalah milik kita, seolah-olah dosa kita tidak pernah terjadi. Jika kita merupakan milik-Nya melalui iman dalam Kristus, Allah tidak menghukum kita atas dosa kita (Roma 8:1). Dalam pengertian itu Allah "mengampuni dan melupakan."
Dengan mengampuni kesalahan sesama manusia maka pengorbanan Yesus yang mengampuni dosa manusia dapat dialami dengan sepenuhnya.
- Tulisan lainnya:
- Prinsip Pengampunan Dosa
- Ramah Berdasarkan Alkitab
- Ke Surga, Jadilah Seperti Anak Kecil
- Diampuni menurut Perjanjian Lama dan Injil Lukas
- Seruan Pengampunan Di Salib
- Membenarkan Diri Sendiri Berdasarkan Injil Lukas