-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Keunggulan Dalam Persaingan Bisnis

Rabu, 14 November 2018 | November 14, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-02T20:01:13Z
Yehezkiel 28:5 Karena engkau sangat pandai berdagang engkau memperbanyak kekayaanmu, dan karena itu engkau jadi sombong.

Teks di atas mengisahkan raja Tirus yang sukses dalam bisnis. Tirus memiliki daya saing yang tinggi sehingga memenangankan persaingan dalam kegiatan ekonomi. Alkitab memberitahukan bahwa TUHAN tidak senang karena akibat keberhasilannya menjadi sombong, namun memberikan pengakuan terhadap kepandaiannya melakukan kegiatan ekonomi sehingga menghasilkan keunggulan daya saing yang berdampak kekayaannya bertambah banyak. Pertumbuhan ekonomi terjadi dengan keunggulan yang dimiliki.

Didalam teori persaingan kita mengenal ada suatu teori dari Michael Porter yg sangat terkenal pada saat menganalisis persaingan atau competition analysis. Menurut Porter (1985) , ada lima kekuatan yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri. Hal itu adalah :
  1. Persaingan dalam industri yang bersangkutan.
  2. Produk substitusi.
  3. Pemasok
  4. Pelanggan.
  5. Ancaman dari Pendatang baru.
Dalam menghadapi persaingan ini, maka kemampuan untuk mendapatkan informasi-informasi sebagai bahan analisa karakteristik dalam persaingan sangat berarti dalam pengambilan keputusan yang menjadikan pemenang dalam persaingan ekonomi/usaha. Informasi itu antara lain :
  • Jumlah perusahaan dalam industri. Bila hanya ada satu perusahaan maka secara teoretis bebas menetapka harga dan atau bila produk yang dihasilkan tidak terdiferensiasi, maka pemimpin industri leluasa menentukan perubahan harga.
  • Ukuran relatif setiap anggota dalam industri, dimana perusahaan yang pangsanya besar dapat memegang inisiatif perubahan harga
  • Diferensiasi produk sehingga perusahaan berpeluang dapat mengendalikan aspek penetapan harga.
  • Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan, dimana bila ada hambatan masuk ke pasar (barrier to market entry), maka perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapat mengendalikan harga. Hambatan masuk ke dalam pasar antara lain berupa :
    1. Persyaratan teknologi.
    2. Investasi modal yang besar.
    3. Ketidaktersediaan bahan baku / utama.
    4. Skala ekonomis yang sudah dicapai perusahaan-perusahaan yang telah ada dan sulit diraih oleh pendatang baru.
    5. Kendali atas sumber daya alam oleh perusahaan-perusahaan yang sudah ada,
    6. Keahlian dalam pemasaran.
Raja Tirus dengan kecakapan dan kebijaksanaannya dapat mengendalikan harga dan memiliki keunggulan daya saing sehingga kegiatan usaha ekonomi yang dikembangkannya menguasai perdagangan regional / global sehingga segala aktivitas ekonomi berada dalam kontrol pengendalian Tirus. Tentu saja hal ini terjadi pada puncak keemasan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi yang dinikmati.

Dalam tiori Porter, agar memiliki keunggulan maka harus dapat menjinakkan lima kekuatan dalam persaingan dengan memperhatikan etika bisnis sehingga memenangkan persaingan dengan cara terhormat. Misalnya menjinakkan pelanggan (buyer) dengan memperhatikan tingkat kepuasan langganan dan mengerti harapan pelanggan. Menjinakkan pemasok (Supplier) misalkan menerapkan mutu terpadu dalam manajemen pembelian dan pemasok. Menjinakan substitusi, misalkan penerapan dan sertifikasi ISO dan mempertahankan dan atau mengembangkan kualitas produk. Penjinakan ancaman pendatang baru // competitor industry, misal:
  • Harga yang terjangkau oleh semua kalangan
  • Kualitas yang lebih baik dari produk sebelumnya
  • Diferensiasi produk
  • Inovasi Produk
  • Proses pengembangan produk baru berdasarkan kinerja
Secara pandangan manusiawi, kebanggaan terhadap hasil kerja yang terwujud dengan keunggulan daya saing merupakan sebuah kehormatan dari perjuangan dan inovasi yang membuahkan kesuksesan sehingga alami kejayaan dan kemakmuran adalah hal wajar, namun teks di atas mengigatkan bahwa TUHAN marah karena menghasilkan kesombongkan.

Keberhasilan dalam daya saing haruslah disyukuri dan menjadi modal untuk memberikan bantuan bagi sesama, sebab dengan memenangkan persaingan berarti ada yang mengalami kekalahan dalam bersaing yang perlu mendapatkan perhatian dari sisi kemanusiaan. Raja Salomo, raja yang sangat kaya pada masanya, menyatakan sejumlah nasehat yang mengigatkan agar jangan sombong karena keberhasilan yang diperoleh. Nasihatnya antara lain:
  • Pengkhotbah 5:18 Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya -- juga itu pun karunia Allah.
  • Amsal 11:28 Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda.
  • Amsal 13:8 Kekayaan adalah tebusan nyawa seseorang, tetapi orang miskin tidak akan mendengar ancaman
  • Pengkhotbah 5:9 Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.
Matthew Henry Concise Commentary menyatakan bahwa Ethbaal, atau Ithobal, adalah pangeran atau raja Tirus, dan disanjung dengan kebanggaan yang berlebihan, ia mengklaim kehormatan Ilahi. Kesombongan adalah dosa khusus dari sifat kejatuhan kita (manusia). Juga tidak bisa setiap kebijaksanaan, kecuali apa yang Tuhan memberi, membawa pada kebahagiaan di dunia ini atau di dunia yang akan datang. Pangeran angkuh dari Tirus berpikir ia mampu melindungi rakyatnya dengan kekuatan sendiri, dan menganggap dirinya sebagai sama dengan penghuni surga. Jika mungkin untuk tinggal di taman Eden, atau bahkan untuk masuk surga, tidak ada kebahagiaan yang solid dapat dinikmati tanpa pikiran, rendah hati suci, dan spiritual. Terutama semua kesombongan rohani adalah setan. Mereka yang memanjakan di dalamnya harus berharap untuk binasa. Keberhasilan yang bergerak berbanding lurus dengan kekayaan akibat kecerdikan dalam berbisnis yang memiliki keunggulan daya saing yang tinggi, untuk raja Tirus menyebabkan hadirnya murka Allah, yang disebabkan oleh kesombongannya.

Salomo yang menikmati kekayaan yang besar, menuliskan banyak hal tentang orang yang kaya namun menderita, salah satu penyebabnya melupakan ALLAH dan membanggakan apa yang diperolehnya. Hal itu antara lain dinyatakan dalam :
  • Pengkhotbah 6:2 orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.
  • Pengkhotbah 5:12 Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.
  • Pengkhotbah 5:13 Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatu pun padanya untuk anaknya.
Keberhasilan yang diperoleh melalui kepandaian dan kerja keras adalah sesuatu yang anugerah TUHAN yang seharusnya dinikmati dengan rasa puas dan ucapan syukur dan bukanlah membanggakan keberhasilan yang menjuruskan kepada kesombongan dan penghukuman ALLAH dan raih kesia-sia-an belaka. (Pengkhotbah 4:4 Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.) Hanya karena kasih karunia ALLAH segala sesuatu yang didapatkan dan atau dihasilkan menjadi sesuatu yang dapat dinikmati dalam rahmat dan anugerah-Nya. Tetaplah rendah hati, jauhkan kesombongan dalam pencapaian keberhasilan. (Amsal 22:4 Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.)

×
Berita Terbaru Update