-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Antara Aktualisasi Diri Maslow Dengan Ajaran Firman Tuhan

Sabtu, 20 Juli 2019 | Juli 20, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-23T19:00:58Z
Aktulisasi diri pertama kali dicetuskan oleh Kurt Goldstein, namun kini selalu dikaitkan dengan Abraham Maslow. Aktulisasi diri / Self Actualization sebagai puncak “hasrat untuk pemenuhan diri, yakni kecenderungan seseorang untuk menjadi nyata/terlihat dalam hal yang menjadi potensinya dan untuk menjadi lebih dan lebih dari yang ia bisa, untuk menjadi apapun yang orang itu bisa capai.”

Lebih rinci Maslow menyatakan kebutuhan manusia meliputi:
  1. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan pangan, pakaian, dan tempat tinggal maupun kebutuhan biologis.
  2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam.
  3. Kebutuhan rasa memiliki sosial dan kasih sayang (social), meliputi kebutuhan terhadap persahabatan, berkeluarga, berkelompok, dan interaksi.
  4. Kebutuhan terhadap penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan harga diri, status, martabat, kehormatan, dan penghargaan dari pihak lain.
  5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan memenuhi keberadaan diri (self fulfillment) dengan memaksimumkan penggunaaan kemampuan dan potensi diri.
Aktualisasi diri meskipun dipandang upaya menghadirkan kebaikan bagi sesama, bukan diri sendiri, tetapi yang fokus tetaplah dirinya sendiri. Orang yang sedang mengaktualisasi diri, sedang mambangun jati dirinya di hadapan orang lain. Ketika dia berupaya untuk kebaikan orang lain, dia sedang mengharapkan penerimaan dan pujian dari orang lain. Kebutuhan diri tetap menjadi fokus, hanya saja sekarang terpenuhi melalui jati diri yang dibangun.

Teori Maslow menarik sebab dicetuskan pasca perang dunia dimana kebutuhan hidup manusia kompleks terlebih lebih di zaman postmodern. Tuntutan dunia kerja untuk mendapatkan ruang dan kesempatan dalam mengaktualisasikan dirinya baik di dalam kreativitas maupun kesempatan untuk berkembang. Hal ini sudah dianggap sebagai kebutuhan untuk sebuah dunia kerja yang dinilai ideal. Disamping ada Ericson yang membuat teori psikososial yang merepresentasikan dikhotomi antara kepercayaan dan ketidak-percayaan, dan otonomi versus malu dan ragu.

Sekalipun konsep Maslow diterima berbagai kalangan, namun sebagai orang percaya diajar oleh Yesus untuk:
  • Percaya bahwa Tuhan menyediakan dan mencukupi kebutuhan manusia sekalipun manusia harus bekerja ( Mat 6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? )
  • Percaya bahwa Tuhan itu pelindung yang menjaga keamanan dan keselamatan.( Mzm 121:8 TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.)
  • Percaya bahwa Tuhan sahabat sejati yang ingin bersahabat dengan setiap manusia dan menjawab kebutuhan sosial dan kasih sayang. (Yak 2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah.")
  • Percaya manusia itu berharga di mata Tuhan Allah karena diciptakan dalam rupa dan gambar Allah meskipun gambar itu rusak oleh dosa. Terkadang manusia diperhadapkan pilihan apakah mau dihargai oleh manusia atau Tuhan sebab terkadang tidak bisa selalu dihormati (Gal 5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki)... Lagi pula seorang Rasul pun terkadang dihormati terkadang dihina.(2 Kor 6:8 ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai)
  • Yesus memanggil kita untuk menyangkal diri dan memikul salib (Luk 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.), bukan melakukan aktulisasi diri.
Aktulisasi diri atau keinginan seseorang untuk menggunakan semua kemampuan dirinya untuk mencapai apapun yang mereka mau dan bisa dilakukan sebagai puncak kebutuhan manusia menurut Maslow mendapat sorotan paling tajam dari kebutuhan kebutuhan manusia lainnya. Sorotan hal aktualisasi diri diantaranya adalah:
  • Kita dipanggil bukan mencari nama diri, tetapi nama Allah yaitu konteks kemuliaan kepada Allah. Contoh Ketika lahir juga anak bagi Set, Set menamainya Enos dan bersamaan dengan itu, orang mulai memanggil (baca: mencari) nama TUHAN (Kej 4:17, 26)
  • Aktualisasi diri yang intinya mencari kemuliaan untuk diri sendiri pada akhirnya hanya akan menghasilkan kesia-siaan. Orang Kristen harus dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama daripada diri sendiri (Fil 2:3)
  • Aktualisasi diri berupaya untuk mencukupi kebutuhan dengan mendapatkan pujian, sementara kehidupan seorang Kristen membagikan kepenuhan yang melimpah keluar dari dalam hati.(Fil 2:4)
Penulis Yakobus menyoroti banyaknya yang ingin jadi guru karena saat itu posisinya terhormat dan secara keuangan memuaskan (Yakobus 3:1-2a) namun Yakobus menasihati bekerjalah menurut panggilan Tuhan. Jadi, jangan mengambil sebuah peran (aktualisasi diri) hanya karena alasan kesenangan, sosial, dan ekonomi; melangkahlah karena Tuhan memang memanggil kita ke sana karena kita dituntut bukan hanya berperan sesuai rencana Allah, tetapi juga berfungsi sejalan dengan tujuan utama Allah menciptakan kita. Melalui pencapaian tujuan Allah menciptakan kita secara unik maka kita mendapatkan nama baik dihadapan Tuhan dan diharapkan juga dari manusia.
×
Berita Terbaru Update