Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Jumat, 19 Juli 2019

Marah Dalam Ajaran Yesus


Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Matius 5:22

Dalam khotbah di bukit, Yesus mengajarkan tentang marah. Yesus berkata setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum. Marah adalah terjemahan dari kata ὀργιζόμενος (orgizomenos) yang berarti menjadi marah / being angry with. Kata ὀργιζόμενος berasal dari kata ὀργίζω (orgizó) yang berarti untuk membuat marah dan HELPS Word-studies memberi arti sebagai:
  1. mengekspresikan "kemarahan tetap" (oposisi yang menetap)
  2. menunjukkan tentangan-tentangan dalam kemarahan ( positif ketika diilhami oleh Tuhan - dan selalu negatif ketika muncul dari kedagingan).
  3. Kemarahan yang berdosa (tidak perlu)" berfokus pada menghukum pelaku daripada isi moral dari pelanggaran
Alkitab terjemahan MILT (2008) mencatat Matius 5:22 Namun, Aku berkata kepadamu bahwa setiap orang yang menjadi marah tanpa sebab terhadap saudaranya, dia pantas berada dalam hukuman; dan siapa yang berkata kepada saudaranya: Raka, dia pantas berada di hadapan Sanhedrin, dan siapa yang berkata: Dungu, ia pantas berada dalam neraka api.

Kemarahan  ὀργίζω (orgizó) yang bermakna kemarahan yang menetap berarti kemarahan jika dibiarkan terus dapat berubah menjadi dendam kesumat tetapi kata ὀργίζω juga menunjukkan tentangan-tentangan dalam kemarahan ( positif ketika diilhami oleh Tuhan - dan selalu negatif ketika muncul dari kedagingan) memberikan gambaran bahwa akan ada reaksi bila timbul suatu kemarahan. Jika kemarahan kita bertentangan dengan kemarahan positif ( yang dikenal marah kudus) yang keluar dari Allah maka Allah marah terhadap marah kita yang negatif (marah yang mendatangkan dosa) dan jika tidak bertobat akan dihukum Tuhan.

Dalam psikologi mencatat sejumlah penyebab orang menjadi marah, yaitu:
  • Dampak dari Emosi-> adanya persepsi ketidakadilan dan atau tidak mendapatkan pengakuan yaitu perasaan negatif yang membuat ketidaknyamanan
  • Faktor perilaku dan sosial sehingga Menyalahkan Orang Lain
  • Tipe kepribadian tertentu misal kurangnya ketrampilan penyelesaian masalah, ingatan tidak menyenangkan, efek hormon, kecemasan, depresi, permusuhan, tekanan, agitasi, masalah pada sistem saraf
  • Penyebab dari sekitar sehingga rasa tidak aman dan ketakutaan
  • Merendahkan pribadi sebab menilai pribadinya lebih rendah dari yang sebenarnya.
  • Sombong yang menuntut banyak pujian bagi pribadinya dan jika tidak terwujud akan marah
  • Egois yang menilai pribadinya lebih penting melebihi kenyataan dan berbenturan pergaulan sosial yang bersifat apatis (masa bodoh)
  • Merasa diperlakukan tidak adil dan kecewa serta merasa terganggu
  • Sindrom pra menstruasi (PMS) pada wanita dan atau pikun
  • Paranoid ( gangguan marah kepribadian yang didasari dengan rasa ketidakpercayaan yang berlebihan terhadap apa pun ) dan Schizoid ( gangguan marah berupa kepribadian yang didasari dengan kurangnya minat sosial, menarik pribadi dari lingkungan, senang sendri, dan tidak memiliki ekspresi emosional )
Menurut ajaran Injil apa pun alasan marah sekalipun dibenarkan oleh psikologi akan diadili dan Dia yang menentukan benar tidaknya alasan saat penghakiman dan Yesus sebagai hakim atas setiap tindakan marah kita.(Yohanes 5:22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,)

Allah pun marah dipicu antara lain karena kebenaran dilanggar. Teks Alkitab seperti:
  • Mazmur 7:12 Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.
  • Ibrani 3:16 siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa?
Yesus saat jadi yang mengajarkan jangan marah (tanpa sebab atau lebih tepat ὀργίζω ) juga pernah marah, seperti:
  • Markus 3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
  • Markus 8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Kemarahan tidak selalu berdosa. Ada jenis kemarahan yang diijinkan Alkitab, yang seringkali disebut sebagai "kemarahan yang kudus." kemarahan kudus yang tidak sedikitpun terkontaminasi oleh dosa dan kepentingan diri sendiri. KemarahanNya terpancar dari kekudusan yang sempurna dan bersumber dari kasih yang mendalam kepada Bapa dan umat manusia. Kemarahan yang kudus ini keluar dari hati yang murni. Marah yang kudus adalah marah sebab sesuatu yang dibenarkan Yesus adalah terjadinya kemarahan, jika muncul karena alasan yang benar, diungkapkan secara jitu, pada saat yang tepat, dan kepada orang yang layak menerimanya, sejatinya dapat membawa kemuliaan bagi nama-Nya.

Kemarahan yang kudus memiliki sifat antara lain:
  • Marah tidak menyerang orang tetapi perilaku dosa (Roma 12:19-21)
  • Kemarahan yang tidak menetap yaitu segera marah sementara (Efesus 4:26)
  • Berdoalah untuk orang atau hal yang membuat Anda marah (Matius 5:44)
Jika kemarahan tidak kudus / positif maka kemarahan yang terlontar adalah kemarahan yang mendatangkan dosa / negatif. Kemarahan yang negatif / berdosa menurut Tuhan ( Salomo menyatakan kemarahan orang bodoh - Pengkhotbah 7:9 ) yang disebabkan
  • Keinginan daging 
  • Perasaan perasaan pemicu marah alasan tidak dibenarkan oleh Tuhan karena kekeliruan secara kognitif 
  • Kemarahan yang dilanjuti dengan memberi hukuman untuk memuaskan emosi dan perasaan semata mata.
  • Atau hal lain yang membuat Tuhan bereaksi karena DIA Benar dan Kudus juga Sang Hakim Yang Kekal dengan menghukum jika tidak segera bertobat selama masih ada kesempatan di dunia dalam keadilanNya.

Manusia memiliki emosi yang berdampak dapat menimbulkan marah. Bijaksana dalam marah dan Alkitab mengajarkan jangan sampai matahari terbenam masih marah.
Marah dalam ajaran Yesus menyerahkan emosi dan perasaan kita kepada Tuhan agar keinginan kita tidak dikuasai keinginan nafsu daging melainkan keinginan roh sehingga marah kita sesuai dengan gambar dan rupa Allah.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)