Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Selasa, 14 Agustus 2018

Musa dalam Injil Yohanes dan Perjanjian Lama.

Sambil mengejek mereka berkata kepadanya:"Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa." Yohanes 9:2

Teks Yohanaes 9:28 adalah cuplikan dialog antara orang Farisi dengan orang buta yang sejak lahir dan disembuhkan oleh Yesus. Peristiwa terjadi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam orang buta (Yoh 9:3) maka inisiatif melakukan tanda/mujizat sepenuhnya dari Yesus yang digerakkan oleh Bapa.

Yesus melakukan sesuatu pekerjaan yang mengotori tangan-Nya. Orang buta alami peristiwa tidak lazim dengan menerima perlakuan terhadap matanya yang buta diolesi tanah yang teraduk dengan ludah. Apakah perkataan yang muncul dalam mulut orang buta ketika matanya yang buta dikenai segumpal tanah? Saat disuruh ke kolam Siloam untuk membasuh diri, organ tubuh manakah dari dirinya menjadi prioritas untuk dibasuh? Adakah keluhan setelah matanya yang buta dikotori tanah lalu kemudian disuruh membasuh ke Siloam?

Orang buta taat membersihkan di kolam Siloam dan menjadi sembuh. Yesus menyembuhkan orang buta sejak lahir pada hari Sabat sehingga menimbulkan perlawanan dari pemuka agama Yahudi yang beranggapan dirinya murid Musa. ( Yoh 9:16) Tidak ada nabi yang telah mencelik orang buta sejak lahir termasuk Musa yang dihormati pemuka agama Yahudi (Yoh 9:32)

Mengapa pemuka agama Yahudi berpendapat sebagai murid Musa maka mereka tidak pantas menjadi murid Yesus dan menentang tindakan Yesus? Apakah Yesus bertindak bertentangan dengan hukum / pengajaran Musa? Bukankah melalui hukum Taurat, Filipus menemukan Yesus sebagai sosok pribadi yang dinantikan Israel ( Yoh 1:45) Apakah dalam hukum Taurat yang membuat sukar para pemuka agama Yahudi menjadi murid Yesus dan membuat sosok Yesus menjadi pribadi asing dan terpisah serta bertentangan atau tidak sesuai dengan yang dinantikan Israel?
Nikodemus salah satu seorang pemimpin agama Yahudi datang dan memanggil Yesus sebagai "rabi" sedangkan yang lain tidak. Mengapa Nikodemus datang kepada Yesus menyebut "Rabi" sedangkan yang lain tidak? Apakah ada perbedaan cara memandang terhadap Yesus yang diakibatkan perbedaan pengertian terhadap hukum Taurat yang sama sama dibaca mereka setiap hari? ( Yoh7:50-52)
Bila mayoritas orang Farisi menarik garis pembatas yang tegas dengan asumsi bila murid Musa maka tidak akan menjadi murid Yesus, sedangkan Yesus menyatakan bila percaya kepada Musa akan percaya kepada Yesus. Mengapa ada perbedaan pendapat antara orang Farisi dengan Tuhan Yesus mengenai keberadaan ajaran Musa? Yesus menyatakan bahwa pemuka agama Yahudi tidak ada yang mentaati hukum Musa (Yoh7:19) sehingga pemuka agama Yahudi yang menjunjung hukum Musa tetapi tidak melakukan hukum Musa akan didakwa oleh Musa. (Yoh 5:45)
Apakah ada batasan tarikan tegas karena menyembuhkan pada hari Sabat dengan pemikiran menyembuhkan pada hari Sabat adalah sama dengan menentang hukum Taurat MUsa? Yesus tidak memiliki keinginan menentang hukum Taurat dan Ia memberi penjelasan melalui perbuatan-Nya apa yang harus dilakukan di hari Sabat. (Yoh7:22-23) Orang Israel melakukan sunat pada hari Sabat tetapi marah kepada Yesus karena menyembuhkan seluruh tubuh pada hari Sabat. ( Yoh7:22-23) Adakah peraturan Taurat Musa yang melarang seseorang menyembuhkan orang lain di hari Sabat? Bila aturan tidak ditemukan, bukankah itu adalah peraturan yang lahir bukan dari Musa tetapi menyebutkan atas nama peraturan Musa. Bila peraturan lahir dari penafsiran hukum Musa, maka bukankah harus memperhatikan penafsir lain yaitu Yesus yang memberikan penyegaran dalam pengajaran dan tindakan.

Ulangan 18:15 mengatakan bahwa Tuhan akan mengirim nabi sama seperti Musa dan mewajibkan orang Israel dan pengikut MUsa untuk mendengarkannya. Orang Samaria yang merupakan pengikut MUsa hanya mengakui kitab Taurat saja sebagai kitab sucinya ( kitab lain tidak diakui termasuk kitab terkenal lain seperti mazmur) menyebut Yesus adalah nabi (Yoh4:19) lalu menduga sebagai Kristus (Yoh 4:29) kemudian mengenal sebagai Juruselamat dunia (Yoh4:42) Orang Samaria dapat menarik kesimpulan bahwa Yesus adalah nabi yang memiliki kapasitas Juruselamat dunia seperti yang dijanjikan berdasarkan Taurat Musa.

Apakah ciri-ciri nabi yang memiliki kapasitas dan pengakuan sebagai Juruselamat dunia benar-benar dipenuhi dalam diri Yesus sesuai dengan kitab Ulangan 18:15.
  • Musa dikenal oleh orang Israel saat Yesus hidup sebagai manusia sebagai orang yang menberi roti dari sorga. Yesus menyatakan bahwa Bapa yang memberi roti dari sorga, bukan Musa (Yoh 6:32;Kel 16:4,8) Melalui Musa, Tuhan memberikan roti dan Yesus diutus untuk memberi roti yang benar untuk hidup kekekalan karena Yesus adalah roti hidup itu (Yoh 6:33,35)
  • Sebagaimana Musa menjadi saluran Bapa (TUHAN) untuk memberikan roti maka secara fisik pun selain Yesus menjadi roti hidup, Yesus memberi makan lima ribu orang laki-laki dewasa dengan lima jelai roti dan dua ikan yang dibawa seorang anak kecil. (Yoh 6:9-14,26)
  • Musa dalam perjalanan di padang gurun menjadi saluran Tuhan untuk memberi bangsa Israel mendapatkan air sehingga dapat minum. (Ul 17:6) Yesus menyatakan diri-Nya sumber air yang memancar hingga hidup kekal (Yoh4:14) Dengan minum air di padang gurun, Tuhan memelihara bangsa Israel dari bahaya kekurang air minum dan mati dalam perjalan dari Mesir ke tanah perjanjian di Kanaaan. melalui air pemberian Tuhan melalui Musa, bangsa Israel tetap dapat hidup dan melanjutkan perjalanan sampai ke Kanaa. Dengan air yang diberikan Yesus, hidup terpeliharaan sampai kekekalan masuk rumah Bapa.
  • Musa dalam karya hidupnya dipakai Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir ke tanah Perjanjian kepada Abraham, leluhur Israel (Kel3:10) maka Yesus datang untuk membebaskan agar menjadi orang merdeka ( Yoh 8:32,36)
  • Musa membebaskan dari belenggu penjajahan secara fisik sedangkan Yesus membebaskan manusia dari belenggu penjajahan secara rohani sehingga alami kemerdekaan dan masuk ke rumah Bapa yang penuh kebenaran.
Sebagai pengikut Musa, pemuka agama Yahudi dengan alasan agar tidak melanggar hukum Taurat Musa maka melakukan sunat pada hari Sabat, sekalipun hukum sunat bukan hukum Musa karena sudah ada sejak nenek moyang Musa (Yoh 7:22,23) tetapi tidak berani menyatakan mengenapi hukum Taurat Musa (Yoh8:7) Yesus bertanya kepada pemuka agama Yahudi apakah Ia pernah melakukan kesalahan menurut hukum Taurat Musa atau berdosa (Yoh8:46), tetapi dijawab bahwa Yesus orang Samaria dan kerasukan setan (Yoh 8:48) yang melukiskan pemuka agama Yahudi tidak dapat menemukan dosa tetapi menentang tindakan / membeci dan atau meninggikan diri terhadap Yesus. Kebencian pemukaan agama Yahudi mengenai kitab Taurat sekalipun Yesus hidup sesuai kebenaran. (Yoh 15:24,25; Mzm 69:5; 83:3)

Bila diamati beberapa paragraf di atas terlihat seolah-olah bahwa Musa lebih menekankan aspek jasmani sedangkan Yesus aspek rohani. Apakah orang Farisi mengikuti Musa sedangkan Yesus lakukan penyimpangan sehingga lebih menekankan aspek rohani dan kehidupan kekal bersama Bapa dalam kekekalan? Apakah pendapat ini dapat dibenarkan? Pendapat Maccoby yang dikutip oleh Josh McDowell dalam buku Apologetika Volume 3 menyatakan :"Yesus bukan saja dididik sebagai orang Farisi; Ia tetap menjadi orang Farisi seumur hidup-Nya... Sebagai seorang rabi, Yesus adalah seorang guru Farisis yang khas. Baik dalam gaya dan isi, ajaran-ajaran agamanya memperlihatkan persamaan yang tidak dapat diragukan dengan ajaran kaum Farisi, dan terutama dengan ajaran-ajaran rasul besar kaum Farisi yaitu Hillel. Sekalipun ajaran Yesus mirif dengan Hillel namun Yesus menekankan aspek hukum positif dan berselisih tentang hari Sabat, hal identitas Mesias yang disebutkan oleh Daud sebagai Tuannya yang bukan hanya semata mata keturun Daud, dan dengan pola pengajaran dengan memakai kata "kamu telah mendengar yang difirmankan ..."tetapi dilanjutkan dengan "Tetapi aku berkata berkata kepadamu..." Juga ahli lain yaitu Geze Vermes menyatakan bahwa Yesus berbeda dengan ahli Taurat dalam khotbah. Ahli Taurat dalam berkhotbah berpegang kepada tradisi sebagai rangkaian transmisi yang ditegaskan dengan ketat - sebenarnya yang berasal dari kecerdikan penafsiran - dalam kitab suci, dan yang lebih disukai berasal dari Pentateukh. Yesus sebaliknya. Yesus mengajar dengan exousia, dengan kekuasaan, tanpa merasa perlu untuk memperoleh pembenaran yang formal dari perkataan-Nya.

Pelayanan Yesus disertai tanda kemuliaan-Nya dan kehidupan yang tidak ada salah dan noda telah merebut simpati masyarakat untuk berbondong-bondong mengikuti Yesus dan ingin menjadikan Yesus sebagai raja (Yoh 6:15) Sekalipun Yesus besar di daerah Galilea yang menjadi pusat kegiatan orang Zelot tetapi Yesus melayani agama murni dan terpencil dari arus-arus nasionalisme Yahudi. Gairah akan kemerdekaan Israel dengan menghalalkan aksi kekerasan tetapi Yesus datang menjadi saksi kebenaran dan bukan menjadi raja orang Yahudi. (Yoh18:37)

Dalam pelayanan Musa alami persungut-sungutan (kel 15:24; 16:2; 17:3) Yesus dalam melakukan pekerjaan-Nya di dunia mengalami perbantahan dengan pemuka agama Yahudi bahkan dijebak agar melakukan suatu kesalahan untuk menjatuhkan pelayanan-Nya (Yoh 8:6). Yesus alami situasi yang lebih berat bila dibandingkan dengan Musa. Tangan Tuhan membela Musa sehingga bila ada yang berbantah, Tuhan langsung menghukum yang melawan Musa (Bil 12:15) Pelayan Yesus adalah pelayan kasih karunia (Yoh 1:16,17) dan ditandai oleh belas kasih kepada murid-Nya sekalipun membantah laporan kebangkitan Yesus (Yoh20:27) Dalam keadaan krisis, Yesus melindungi murid-murid-Nya dengan kasih karunia-Nya (Yoh 18:18,19) Saat berhadapan dengan Pilatus, Yesus tetap menawarkan berita kebenaran dan tidak menjatuhkan hukuman langsung kepada mereka tetapi diberi kesempatan menyaksikan kemuliaan-Nya dengan bangkit dari kubur. (Yoh 18:36-37; 19:11; 21:14)

Yohanes 1:29 mengisahkan bahwa Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa "Yesus sebagai anak domba Allah penghapus dosa manusia" namun konteks pembahasan disini adalah Yesus menanggung yang menyingkirkan dosa manusia di dunia. Domba dalam Taurat Musa sebagai korban penebus salah, berakibat domba mengalami kematian untuk menjadi pendamai antara manusia berdosa dengan TUHAN ALLAH ( Im 4:32,35; 6:6) Yesus yang tidak didapati kesalahan telah dijatuhi hukuman mati (Yoh 19:6) karena laksana domba yang menjadi korban dalam sistem hukum Taurat dan digenapi nubuat para nabi. (Yes53:7-10) Bila dikaitkan antara Anak Domba Allah dengan anak domba paskah dalam kitab keluaran 12:1-13 maka Kristus Sang Anak Domba Paskah memenuhi sejumlah peraturan anak domba paskah, yaitu:
  • Anak domba itu ditentukan oleh Allah ( Kel 12:1-3),
  • Anak domba itu sempurna ( Kel 12:5),
  • Anak domba itu disembelih (kel 12:6),
  • Anak domba itu melakukan penebusan ( Kel 12:7, 12-13),
  • Anak domba itu menderita. ( Kel 12:8-11)
Yesus alami kematian dan kebangkitan dalam hari hari perayaan Paskah. Bila mengamati hukum Musa dalam kitab Imamat pasal tiga, mengenai berdamai dengan Allah maka pendamaian itu diperoleh dengan:
  • Dengan suatu persembahan yang ditentukan oleh Allah (Im 3:1,6,12)
  • Dengan penyatuan orang berdosa dengan korban itu ( Im 3:2,7-8)
  • Dengan kematian korban ( Im 3:2,7-8, 12-13)
Yesus adalah pendamai antara manusia berdosa dengan Bapa di sorga yang mengenapi perjanjian dengan Musa berkait pendamaian sempurna. Yesus mengetahui diri-Nya akan menjadi pendamai. (Yoh 12:27) dan untuk menerima pendamaian Kristus Yesus maka kita harus menyatu dengan Kristus Yesus sebagaimana orang berdosa dengan korban pendamaian (Yoh17:21) dengan percaya kepada-Nya.

Dalam bilangan 21:3-9 dikisahkan bahwa bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa melakukan tindakan dosa sehingga Tuhan menyerahkan kepada ular sehingga banyak yang mati dipangut ular dan mati binasa. Ular adalah hewan yang memberi stimulus agar Adam dan Hawa melakukan dosa (Kej3:4,5) Tuhan menyuruh Musa membuat ular tembaga dan barang siapa melihat ular tembaga akan tetap hidup.
Peristiwa Kejadian 21:3-9 diulang kembali dalam injil Yohanes 3:14 dengan tujuan setiap orang yang percaya yang identik memandang kepada-Nya seperti orang Israel memandang ular tembaga masa hidup Musa akan tetap hidup sekalipun dipagut ular, maka yang percaya kepada Yesus yang ditinggikan seperti ular tembaga masa hidup musa akan hidup kekal.
Bila Musa meninggikan ular tembaga maka Yesus tidak meninggikan ular tembaga tetapi diri-Nya sendiri. Mengapa demikian? Apa yang menyebabkan Musa meninggikan ular tembaga sedangkan Yesus harus diri-Nya sendiri yang ditinggikan? Yesus ditinggikan sebab Ia tidak melakukan dosa dan Ia disalibkan berarti Ia yang tidak berdosa dianggap berdosa sama seperti tembaga yang bukan ular tetapi dijadikan ular.

Ayub menyatakan bahwa Penebusnya hidup, Ia bangkit di atas debu. Sejarah manusia mencatat bahwa Yesus bangkit dari kematian sesuai dengan perkataan-Nya sewaktu Ia hidup. (Yoh 2:22) Kehidupan Yesus sudah ada dalam kitab MUsa dan kitab lainnya. (Yoh 20:9) sehingga siapa mau merendahkan hati menerima pengajaran Yesus akan menerima Dia sebagai pengenapan hukum Musa dan tidak ada ahli Taurat dan orang Farisi yang dapat melakukan hukum Musa. (Yoh 7:19)

Karena Ia adalah Penebus maka dari pribadi Yesus datang kasih karunia dan kebenaran yang tidak diperoleh dari hukum taurat yang mewajibkan untuk melakukan segenap hukum. Yesus tidak dapat dipisahkan dari hukum Musa, justru bila percaya kepada Musa akan percaya kepada Yesus (Yoh 5:46)

Ironis para ahli Taurat dan orang Farisi yang mengetahui kebenaran hukum Taurat dan mengaku murid-murid Musa tidak mau mengenal Yesus yang melakukan hukum Taurat dengan sempurna melainkan iri terhadap jumlah orang yang menjadi pengikut Yesus bukan mengikuti mereka (Yoh 12:19) akan menderita karena justru Musa akan mendakwa sedangkan yang percaya Yesus yang mengenapi hukum Musa terluput dari hukum Musa karena pendamaian yang dilakukan Kristus Yesus sebagai Anak Domba Allah yang tidak bercela.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)