Βλέπετε, ἀδελφοί, μήποτε ἔσται ἔν τινι ὑμῶν καρδία πονηρὰ ἀπιστίας ἐν τῷ ἀποστῆναι ἀπὸ θεοῦ ζῶντος,Ibrani 3:12
Kata murtad dalam teks di atas berasal dari kata ἀποστῆναι - apostēnai yang memiliki konotasi: murtad, tinggalkan, lepaskan, menjauh, mundur, menolak, menarik diri dari serta menjauhkan diri dari. Murtad dari Allah yang hidup adalah tindakan menarik diri dengan meninggalkan Allah yang hidup sebab Allah ditolak olehnya. Penolakan terhadap Tuhan Allah disebabkan dua hal yang mendasar, yaitu tidak percaya kepada Allah dan memiliki hati yang jahat sekalipun mengalami kebaikan dan mukjizat dari TUHAN ALLAH. Hati dan hidup yang dikuasai kejahatan sulit untuk menerima bahwa tindakan Allah yang mengeluarkan "Israel" dari tanah Mesir melalui jalan "padang gurun" adalah untuk kebaikan terlebih-lebih jalan-jalan yang ditunjuk Tuhan Allah melalui tiang awan dan tiang api tidak sesuai dengan akal budi dan pengertian berdampak untuk mempercayai Tuhan Allah perlu kasih karunia-Nya.
Bila memperhatikan nenek moyang bangsa Israel yang tidak masuk tanah perjanjian kecuali Yosua dan Kaleb maka peringatan untuk waspada terhadap sikap hati yang menolak percaya untuk hidup menurut cara dan waktu TUHAN lalu berpikir jahat terhadap TUHAN sesuatu yang serius. Mayat-mayat leluhur bangsa Israel berserakan di padang gurun sekalipun TUHAN meneguhkan MUSA dengan tanda-tanda yang mengherankan. Bangsa Israel adalah peringatan bagi orang percaya saat ini dalam mengiring Tuhan Allah menuju Rumah Bapa yang dijanjikan.
Dalam Ibrani 3:1-6 dinyatakan bahwa Yesus lebih tinggi dari Musa. Kristus sebagai Anak Allah, Ia mengepalai rumah-Nya yaitu umat-Nya yang percaya kepada-Nya agar kita teguh berpegang kepada kepercayaan dan pengharapan. Yesus ingin kita bermegah dalam iman dan pengharapan yang tidak mengecewakan karena dalam DIA ada kepastian, sebab DIA adalah ya dan amin. Meskipun jalan yang ditunjukkan oleh-Nya berbeda dengan keinginan hati kita tetapi DIA adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup yang membawa kita kepada Bapa di surga.
Tidak percaya timbul dari hati yang menolak Firman Allah sebab tidak bersandar kepada Allah. Tidak percaya adalah dosa yang mendatangkan hukuman seperti dialami orang Israel di padang gurun. Dalam Markus 9:24 ada seorang yang tidak percaya mukjizat Yesus berseru: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!". Jika kondisi tidak percaya kepada Yesus TUHAN maka datanglah kepada-Nya agar DIA memberikan jalan keluar mengatasi dosa tidak percaya. Seruan yang jujur kepada Tuhan Allah akan mendatangkan belas kasih TUHAN menolong sehingga dapat percaya kepada-Nya. Bukankah Dia berkata bukan kita yang memilih DIA tetapi DIA yang memilih kita.
Hati yang jahat menjadikan hidup melakukan kejahatan dan berpikir bahwa yang diperbuat TUHAN tidak mendatangkan kebaikan. Dalam kasus ini ada contoh dalam Alkitab yang mengisahkan bahwa TUHAN mengampuni orang yang jahat. Ada dua orang penjahat yang dihukum mati bersamaan dengan Yesus. Saat mereka dihukum, ada satu penjahat yang menyadari perbuatannya dan memohon kepada Yesus Tuhan agar mengingat akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Penjahat ini dalam detik-detik menjelang kematiannya bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai Mesias. (Lukas 23:42) Orang yang bertobat bukanlah orang murtad. Setiap manusia telah kehilangan kemuliaan Allah dan dalam hatinya ada kecenderungan berbuat jahat. Jangan larut dalam kejahatan agar dapat pengampunan dosa dan keselamatan. Percayalah bahwa TUHAN Juruselamat telah berbuat sangat baik. Yesus berkata, AKUlah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; (Yohanes 10:11)
Menurut 1 Yohanes 2:19, orang yang murtad tidak sungguh-sungguh terhitung orang yang percaya. Teks itu tertulis, Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita. Orang yang sungguh sungguh percaya kepada TUHAN Yesus tidak akan terpisah dari kasih Yesus. Ia tinggal dalam Kristus Yesus.
- Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (Roma 8:35)
- Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Roma 8:38-39)
Orang murtad bukan hanya dari kalangan kaum awam, melainkan juga dapat terjadi dikalangan yang disebut hamba TUHAN. Contoh Demas karena mencintai dunia maka meninggalkan pelayanannya. (2 Timotius 4:10 karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.) Bukanlah berita baru jika ada rohaniawan yang murtad sebab hal itu memang dapat terjadi karena motivasi melayani keliru.
Orang murtad dapat juga disebabkan karena menolak hati nurani yang murni dimana sebelumnya TUHAN berbicara kepada hati nurani umat-Nya. Lihat. 1 Timotius 1:19-20 Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka, di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya jera mereka menghujat. TUHAN dapat mengunakan hati nurani untuk menjaga perbuatan kita dari kejahatan sebab hati nurani alat penghakiman yang dipakai TUHAN.
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa menjelang kedatangan Yesus Tuhan kembali maka banyak pengikut Yesus akan murtad. Hal ini tercantum dalam 1 Timotius 4:1-3 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. Suatu anugerah yang besar dari TUHAN jika kita dapat setia mengiring Yesus Tuhan sampai akhir hayat hidup di bumi.
Bila hidup kita dijamah oleh TUHAN sehingga alami pembaharuan terlepas dari aneka kecemaran dunia, hal itu harus tetap dipertahankan sebab berdasarkan 2 Petrus 2:20-22 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya mengambarkan suatu kehidupan yang sengaja berbuat dosa setelah mendapatkan kebenaran dimana darah perjanjian yang menguduskan berdasarkan kasih karunia tidak dihargai. Perbuatan ini lebih mendatangkan hukuman dibandingkan leluhur bangsa Israel yang dihukum di padang gurun selama empat puluh tahun sehingga tidak menginjakkan kaki di tanah perjanjian.
Pemazmur memberikan teladan bagaimana mengikut Tuhan Allah. Dalam Mazmur 44:18-19 "Hati kami tidak membangkang dan langkah kami tidak menyimpang dari jalan-Mu, walaupun Engkau telah meremukkan kami di tempat serigala, dan menyelimuti kami dengan kekelaman." Kebijaksanaan yang diambil oleh TUHAN adalah tepat meski berada di tempat serigala. Hal ini diingatkan kembali oleh Yesus Kristus dalam Matius 10:16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Perlu kepercayaan penuh kepada TUHAN Sang Gembala yang menjaga tubuh, jiwa dan roh saat DIA meremukkan di tempat serigala. Hidup dalam TUHAN adalah hidup yang memiliki masa depan hingga tinggal dalam kekekalan di surga bersama-Nya.
Alkitab memuat keluh kesah Ayub saat diuji lewat penderitaan yang dialaminya. Keluh kesahnya, "Biarlah kegelapan dan kekelaman d menuntut hari itu, awan-gemawan menudunginya, dan gerhana matahari mengejutkannya." (Ayub 3:5) Kekelaman yang menyelimuti tanpa dimengerti mengapa hal itu terjadi, tetap tidak mengutuki TUHAN dan akhirnya Ayub alami kemenangan dan diberkati Tuhan Allah dua kali lipat. Segala usaha iblis yang hendak memisahkan Ayub dengan TUHAN mengalami kegagalan.
Umat pilihan TUHAN diperhadapkan tantangan hidup saat melakukan firman-Nya. Hal ini menjadi fenomena yang biasa terjadi, bahkan Yesus Kristus Sang Anak Allah Yang Hidup juga alami penderitaan saat menjalankan kehendak Bapa. Yesus dan banyak saksi iman lainnya setia dalam melakukan kehendak Bapa hingga akhir hidupnya di dunia. Bapa menyediakan upah dan mahkota bagi yang setia berjalan menurut kehendak-Nya.
Akhirnya, Paulus berkeyakinan, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. (Roma 8:18) Kiranya dengan kasih karunia TUHAN kiranya meluputkan dari tindakan murtad dari kasih dan rencana Allah yang indah dan setia melakukan kehendak Bapa hingga akhir hidup.