Israel pada pemerintahan raja Saul tidak ditemukan seorang pandai besi yang dapat membuat pedang atu tombak. Untuk mendapatkan persenjataan harus mendatangi orang Filistin dan membelinya. Ini merupakan langkah mundur dalam bangsa Israel. Bangsa Israel zaman Hakim-Hakim telah mampu membuat pedang untuk persenjataan. Misalnya dalam Hakim-hakim 3:16; "Dan Ehud membuat pedang yang bermata dua, yang panjangnya hampir sehasta, disandangnyalah itu di bawah pakaiannya, pada pangkal paha kanannya". Diduga para pembuat pedang di Israel menjadi sasaran utama bangsa Filistin dalam usaha penaklukan yang dilakukan mereka. Ketiadaan pembuat senjata pedang dan tombak mengharuskan Israel melakukan pembelian lewat perdagangan senjata untuk mendapatkan persenjataan.
Sebelum Saul muncul menjadi raja di Israel diduga tidak ada yang berpikir dari kalangan orang Israel untuk memiliki kemandirian dalam produksi senjata, seperti pedang dan tombak sehingga tidak ada perhatian khusus kepada mereka yang berprofesi sebagai pandai besi untuk membuat senjata tajam guna keperluan militer.
Ada yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan untuk dapat memiliki kemandirian produksi senjata, yaitu pertimbangan kelebihan dan kekurangannya dalam memutuskan untuk mandiri dalam persenjataan.
- Kelebihan bila mandiri dalam produksi persenjataan:
* Keamanan Nasional: Kemandirian produksi senjata dapat meningkatkan keamanan nasional dengan mengurangi ketergantungan pada negara lain untuk mendapatkan senjata.
* Kedaulatan: Kemandirian produksi senjata dapat meningkatkan kedaulatan negara dengan memungkinkan negara untuk menentukan jenis dan jumlah senjata yang dibutuhkan.
* Ekonomi: Kemandirian produksi senjata dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi negara.
* Teknologi: Kemandirian produksi senjata dapat mendorong pengembangan teknologi militer dan industri dalam negeri. - Kekurangan bila ingin mandiri dalam produksi persenjataan:
* Biaya: Membangun dan memelihara industri senjata yang mandiri membutuhkan biaya yang besar.
* Waktu: Membangun industri senjata yang mandiri membutuhkan waktu yang lama.
* Kompleksitas: Teknologi pembuatan senjata sangat kompleks dan membutuhkan keahlian yang tinggi.
* Risiko proliferasi: Kemandirian produksi senjata dapat meningkatkan risiko proliferasi senjata, di mana senjata dapat jatuh ke tangan yang salah.
- Ancaman keamanan nasional: Seberapa besar ancaman keamanan nasional yang dihadapi negara?
- Ketersediaan sumber daya: Apakah negara memiliki sumber daya yang diperlukan untuk membangun dan memelihara industri senjata yang mandiri?
- Hubungan dengan negara lain: Bagaimana kemandirian produksi senjata akan mempengaruhi hubungan negara dengan negara lain?
- Risiko proliferasi: Bagaimana negara akan memastikan bahwa senjata yang diproduksinya tidak jatuh ke tangan yang salah?
- Kepentingan Politik:
* Mendukung kelompok pemberontak atau milisi: Negara atau individu dapat terlibat dalam perdagangan senjata untuk mendukung kelompok pemberontak atau milisi dalam konflik internal atau regional.
* Meningkatkan pengaruh geopolitik: Negara dapat terlibat dalam perdagangan senjata untuk meningkatkan pengaruh geopolitiknya di kawasan tertentu.
* Menjaga hubungan diplomatik: Negara dapat terlibat dalam perdagangan senjata sebagai cara untuk menjaga hubungan diplomatik dengan negara lain. - Keamanan Nasional:
* Memperkuat pertahanan negara: Negara dapat terlibat dalam perdagangan senjata untuk memperkuat pertahanannya dan melindungi diri dari ancaman eksternal.
* Menanggulangi ancaman terorisme: Negara dapat terlibat dalam perdagangan senjata untuk mendapatkan peralatan dan teknologi yang diperlukan untuk menanggulangi ancaman terorisme.
* Mempertahankan stabilitas internal: Negara dapat terlibat dalam perdagangan senjata untuk mendapatkan peralatan dan teknologi yang diperlukan untuk menjaga stabilitas internal. - Ideologi:
* Mendukung gerakan separatis: Individu atau kelompok dapat terlibat dalam perdagangan senjata untuk mendukung gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari suatu negara.
* Melawan rezim represif: Individu atau kelompok dapat terlibat dalam perdagangan senjata untuk melawan rezim represif yang melanggar hak asasi manusia.
* Mempromosikan ideologi tertentu: Individu atau kelompok dapat terlibat dalam perdagangan senjata untuk mempromosikan ideologi tertentu, seperti ekstremisme atau fundamentalisme. - Keuntungan Pribadi:
* Korupsi: Individu atau pejabat pemerintah dapat terlibat dalam perdagangan senjata secara ilegal untuk keuntungan pribadi.
* Kejahatan terorganisir: Kelompok kriminal terorganisir dapat terlibat dalam perdagangan senjata untuk mendapatkan keuntungan finansial dan meningkatkan kekuatan mereka.
* Pasar gelap: Individu atau kelompok dapat terlibat dalam perdagangan senjata di pasar gelap untuk mendapatkan senjata yang tidak dapat mereka peroleh secara legal. - Keuntungan Ekonomi:
* Industri Senjata: Industri senjata adalah industri yang sangat menguntungkan bagi negara-negara pengekspor. Pada tahun 2021, total nilai perdagangan senjata global mencapai $592 miliar.
* Penciptaan Lapangan Kerja: Menurut Unesco ada 50 juta orang dipekerjakan untuk memenuhi permintaan barang dan jasa militer.
* Hubungan Diplomatik: Perdagangan senjata dapat digunakan sebagai alat diplomatik untuk membangun hubungan dan pengaruh dengan negara lain.
- Meningkatkan risiko konflik dan kekerasan.
- Memperkuat kelompok bersenjata ilegal.
- Mempersulit upaya penanggulangan terorisme.
- Melanggar hak asasi manusia.
- Kematian dan luka-luka akibat senjata
- Persepsi Ancaman: Negara-negara merasa perlu untuk mempersenjatai diri mereka sendiri untuk menghadapi ancaman eksternal dan internal.
- Perlombaan Senjata: Perlombaan senjata antar negara dapat mendorong perdagangan senjata.
- Ketidakstabilan Politik: Ketidakstabilan politik di suatu negara dapat meningkatkan permintaan akan senjata.
- Kebijakan terhadap senjata yang dimiliki sudah kadaluwarsa atau ketinggalan zaman.
- Menekan negara yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia: Embargo senjata dapat digunakan untuk menekan negara yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia untuk menghentikan tindakannya.
- Mencegah konflik: Embargo senjata dapat digunakan untuk mencegah konflik dengan membatasi akses negara yang bertikai terhadap senjata.
- Memperkuat stabilitas regional: Embargo senjata dapat digunakan untuk memperkuat stabilitas regional dengan mencegah negara-negara di kawasan tersebut mendapatkan senjata yang dapat digunakan untuk memulai konflik.
- Melindungi keamanan nasional: Embargo senjata dapat digunakan untuk melindungi keamanan nasional dengan mencegah negara lain mendapatkan senjata yang dapat digunakan untuk menyerang negara yang menerapkan embargo.
- Mendorong reformasi politik: Embargo senjata dapat digunakan untuk mendorong reformasi politik di negara yang menerapkan embargo.
- Memperlemah kemampuan militer negara: Embargo senjata dapat memperlemah kemampuan militer negara untuk mempertahankan diri dari serangan luar.
- Mempersulit negara untuk mendapatkan peralatan militer yang dibutuhkan: Embargo senjata dapat mempersulit negara untuk mendapatkan peralatan militer yang dibutuhkan untuk memerangi terorisme atau menjaga keamanan internal.
- Meningkatkan risiko konflik: Embargo senjata dapat meningkatkan risiko konflik dengan mendorong negara yang terkena embargo untuk mencari sumber senjata ilegal.
Persenjataan militer dan persenjataan perorangan memiliki beberapa perbedaan mendasar, antara lain:
- Tujuan dari persenjataan militer dirancang untuk digunakan dalam pertempuran skala besar dan untuk melindungi negara dari ancaman eksternal sedangkan persenjataan perorangan dirancang untuk digunakan untuk bela diri atau untuk berburu.
- Kekuatan persenjataan militer biasanya lebih kuat dan memiliki daya tembak yang lebih besar daripada persenjataan perorangan, sedangkan persenjataan perorangan biasanya lebih kecil dan lebih mudah dibawa daripada persenjataan militer.
- Jangkauan persenjataan militer biasanya memiliki jangkauan yang lebih jauh daripada persenjataan perorangan, sedangkan persenjataan perorangan biasanya memiliki jangkauan yang lebih pendek daripada persenjataan militer.
- Akurasi persenjataan militer biasanya lebih akurat daripada persenjataan perorangan, sedangkan persenjataan perorangan biasanya tidak seakurat persenjataan militer.
- Legalitas persenjataan militer biasanya diatur oleh undang-undang yang ketat dan hanya dapat dimiliki oleh personel militer, sedangkan persenjataan perorangan di beberapa negara dapat dimiliki oleh warga sipil dengan izin yang sah.
- Biaya persenjataan militer biasanya jauh lebih mahal daripada persenjataan perorangan, sedangkan persenjataan perorangan biasanya lebih murah daripada persenjataan militer.
- Kelompok mendukung:
* Argumen Keamanan: Beberapa pemimpin Kristen percaya bahwa bisnis senjata diperlukan untuk melindungi orang dan negara dari ancaman.
* Hak Kepemilikan Senjata: Beberapa pemimpin Kristen menafsirkan Alkitab sebagai mendukung hak individu untuk memiliki senjata.
* Keuntungan Ekonomi: Beberapa pemimpin Kristen melihat bisnis senjata sebagai sumber pekerjaan dan pendapatan bagi umat Kristen. - Kelompok Penentangan:
* Kekerasan: Banyak pemimpin Kristen menentang bisnis senjata karena mereka percaya bahwa senjata menyebabkan kekerasan dan kematian.
* Perintah Alkitab: Beberapa pemimpin Kristen menafsirkan Alkitab sebagai melarang orang Kristen dari terlibat dalam bisnis senjata.
* Dampak Moral: Beberapa pemimpin Kristen percaya bahwa bisnis senjata tidak etis dan bertentangan dengan nilai-nilai Kristen. - Pandangan Netral:
* Kompleksitas Isu: Beberapa pemimpin Kristen percaya bahwa bisnis senjata adalah isu kompleks dengan argumen kuat di kedua sisi.
* Fokus pada Penggunaan Senjata: Beberapa pemimpin Kristen fokus pada bagaimana senjata digunakan, daripada pada bisnis senjata itu sendiri.
Dari kalangan agama memiliki inisiatif untuk mengendalikan perdagangan senjata dan mengurangi kekerasan. Contohnya:
* Konferensi Keamanan Nasional dan Global: Konferensi ini diadakan oleh National Council of Churches dan membahas tentang bagaimana gereja dapat bekerja untuk perdamaian dan keamanan.
* Coalition for a Safer World: Koalisi ini terdiri dari organisasi agama dan nirlaba yang bekerja untuk mengendalikan perdagangan senjata.
* Faiths for Gun Violence Prevention: Gerakan ini menyatukan orang-orang dari berbagai agama untuk bekerja sama dalam mencegah kekerasan senjata.
Alkitab menceritakan pada zaman dahulu senjata berupa pedang dan atau tombak. Hal itu sudah dikenal sejak zaman purbakala (Kejadian 34:25; 48:22) Pedang sebagai senjata pada zamannya dipergunakan baik oleh orang Israel (Hakim-haki 20:2; 2 Samuel 24:9) dan juga oleh orang bukan Israel / orang Goyim (Hakim-hakim 7:22; 1 Samuel 15:33). Senjata dipergunakan secara umum oleh semua kalangan terlepas dari kepercayaan yang dianut.
Dalam pengajaran Yesus, pengunaan senjata hanyalah sebatas untuk membela diri semata. Untuk selengkapnya Alkitab mencatat bahwa pedang atau senjata lazimnya digunakan untuk:
- Untuk penjagaan diri. Misal: Lukas 22:36 >> Jawab mereka: "Suatupun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
- Untuk membinasakan musuh. Misal: Bilangan 21:24 >> Tetapi orang Israel mengalahkan dia dengan mata pedang dan menduduki negerinya dari sungai Arnon sampai ke sungai Yabok, sampai kepada bani Amon, sebab batas daerah bani Amon itu kuat.
- Untuk menghukum orang jahat. Misal: 1 Samuel 15:33 >> Tetapi kata Samuel: "Seperti pedangmu membuat perempuan-perempuan kehilangan anak, demikianlah ibumu akan kehilangan anak di antara perempuan-perempuan." Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.
- Kadang-kadang untuk bunuh diri. Misal 1 Samuel 31:4-5 >> Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: "Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini menikam aku dan memperlakukan aku sebagai permainan." Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya. Ketika pembawa senjatanya melihat, bahwa Saul telah mati, ia pun menjatuhkan dirinya ke atas pedangnya, lalu mati bersama-sama dengan Saul.
- Tulisan lainnya:
- Pengantar Negara Dan Persenjataan
- Pikiran Arena Awal Pertempuran
- TUHAN Adalah Menara Yang Kuat
- Membangun Persenjataan Menuju Adidaya
- Manusia Dan Konflik Suatu Pengantar
- Pengaruh Keberdosaan Terhadap Kekuasaan