Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Sabtu, 06 April 2024

Geng Bersenjata Saat Kekosongan Kekuasaan

Terjadilah pada zaman itu, ketika tidak ada raja di Israel, bahwa di balik pegunungan Efraim ada seorang Lewi tinggal sebagai pendatang. Ia mengambil seorang gundik dari Betlehem-Yehuda. Hakim-hakim 19:1

Saat Israel belum punya raja yang berkuasa menegakkan peraturan yang TUHAN berikan, ada kisah yang mengiris hati tentang kejahatan orang-orang Gibea, dan dilindungi oleh suku Benyamin. Dalam Hakim-hakim 19 dikisahkan tentang:
  • Perbuatan zinah sang gundik yang membuatnya lari dari suaminya (ay. 1-2).
  • Keinginan suaminya untuk berdamai dengannya, dan perjalanan yang ditempuh sang suami untuk menjemputnya pulang (ay. 3).
  • Sambutan baik ayah sang gundik terhadap orang Lewi itu (ay. 4-9).
  • Perlakuan kasar yang diterima orang Lewi itu di Gibea, di mana, karena kemalaman, ia terpaksa singgah di sana.
    * Ia diabaikan oleh orang-orang Gibea (ay. 10-15) dan disambut oleh seorang Efraim yang tinggal sebagai pendatang di Gibea (ay. 16-21).
    * Mereka mengepung orang Lewi itu di tempat ia menginap, seperti yang dilakukan orang Sodom terhadap para tamu Lot (ay. 22-24).
    * Mereka dengan keji memerkosa gundiknya sampai mati (ay. 25-28).
  • Cara yang diambil orang Lewi itu untuk memberitahukan hal ini kepada semua suku Israel dengan dipotong-potongnya mayat gundiknya menurut tulang-tulangnya menjadi dua belas potongan, lalu dikirimnya ke seluruh daerah orang Israel.(29-30)
Peristiwa yang terjadi dalam Hakim-hakim 19 disebabkan tiadanya pemimpin dalam sebuah negara memperbesar resiko kekacauan politik, krisis ekonomi, dan perang saudara. Tidak adanya sosok pemimpin, lazimnya berakibat seperti:
  • Tanpa pemimpin yang memberikan arahan dan pengambilan keputusan, situasi menjadi tidak menentu dan kacau. Orang-orang akan kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Hal ini dapat memicu konflik dan perselisihan antar individu atau kelompok.
  • Tanpa pemimpin yang mengkoordinasikan dan mengorganisir, upaya kolektif menjadi terhambat. Orang-orang akan bekerja sendiri-sendiri tanpa tujuan yang jelas sehingga menghambat pencapaian tujuan bersama.
  • Tanpa pemimpin yang memotivasi dan mendorong, orang-orang akan kehilangan semangat kerja. Produktivitas dan efisiensi kerja akan menurun yang dapat mengakibatkan kerugian dan kemunduran dalam berbagai bidang.
  • Tanpa pemimpin yang menegakkan aturan dan keadilan, orang-orang yang lemah akan menjadi korban. Ketidakadilan dan ketidakamanan akan meningkat yang dapat memicu kekacauan dan keresahan sosial.
  • Tanpa pemimpin yang menjadi panutan dan teladan, orang-orang akan kehilangan kepercayaan dan moral. Masyarakat menjadi apatis dan tidak peduli dengan masa depan yang dapat mengakibatkan krisis sosial dan budaya.
Contoh dari kekosongan kekuasaan saat ini terjadi di negara Haiti dimana tidak ada sosok presiden dan perdana menteri yang diakui secara nasional.
  1. Saat ini, Haiti tidak memiliki presiden permanen. Presiden Haiti sebelumnya, Jovenel Moïse, dibunuh pada tanggal 7 Juli 2021. Setelah kematiannya, Ariel Henry ditunjuk sebagai Perdana Menteri sementara dan Penjabat Presiden. Namun, pada bulan September 2021, Ariel Henry dihadapkan dengan tuduhan keterlibatan dalam pembunuhan Moïse. Dia membantah tuduhan tersebut, dan tetap menjabat sebagai Penjabat Presiden. Pada bulan Januari 2022, Ariel Henry selamat dari upaya pembunuhan. Hingga saat ini, Haiti masih belum memiliki presiden permanen. Proses pemilihan presiden baru masih tertunda karena berbagai faktor, termasuk kerusuhan politik dan sosial.
  2. Situasi politik di Haiti sangat kompleks dan tidak stabil, dengan beberapa pihak mengklaim kepemimpinan. Berikut beberapa aktor utama:
    * Ariel Henry: Perdana Menteri sementara yang dilantik setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada Juli 2021. Ia ditunjuk oleh sekelompok politisi dan pemimpin sipil, namun banyak yang tidak mengakui otoritasnya. Tanggal 12/3/2024 mengundurkan diri dari posisi perdana menteri dan melarikan diri ke Puerto Riko
    * Claude Joseph: Mantan Menteri Luar Negeri yang sempat mengklaim sebagai penjabat presiden setelah pembunuhan Moïse. Ia dipecat oleh Henry, namun masih memiliki beberapa pendukung.
    * Fritz Jean: Perdana Menteri yang ditunjuk oleh Moïse sebelum kematiannya. Ia belum dilantik dan tidak memiliki banyak dukungan.
    * Geng-geng bersenjata: Memiliki kendali atas wilayah yang luas di Haiti dan sering terlibat dalam kekerasan dan kriminalitas.
    * Masyarakat sipil: Ada banyak kelompok masyarakat sipil di Haiti yang menyerukan pemilihan umum yang bebas dan adil untuk memilih pemimpin baru.
Haiti sudah berada dalam kendali geng bersenjata yang diperparah terjadinya kekosongan kekuasaan dan kepemimpinan dalam pemerintahan Haiti. Berkuasanya geng bersenjata adalah masalah kompleks yang akarnya sudah ada sejak beberapa dekade yang lalu. Berikut rincian beberapa faktor utama:
  • Warisan Kediktatoran dan Instabilitas Politik dampak dari kediktatoran selama beberapa dekade di bawah pemerintahan Francois "Papa Doc" Duvalier dan putranya Jean-Claude "Baby Doc" Duvalier melemahkan institusi dan mendorong korupsi. Pemerintahan brutal mereka bergantung pada kekuatan paramiliter, yang menjadi landasan bagi kelompok bersenjata di masa depan.
  • Bangkitnya Kelompok Bela Diri ditandai jatuhnya keluarga Duvalier pada tahun 1986, terjadi kekosongan kekuasaan. Kelompok pemuda yang disebut "chimères" dibentuk untuk membela diri, terkadang didukung oleh pemerintah. Seiring berjalannya waktu, kelompok-kelompok ini menjadi lebih mandiri dan terlibat dalam kegiatan kriminal.
  • Eksploitasi Politik dan Lemahnya Kekuatan Polisi karena pemerintah menggunakan geng untuk mempertahankan kekuasaan, sehingga semakin mengaburkan batasan tersebut. Sementara itu, kepolisian Haiti berjuang melawan kekurangan dana dan korupsi, sehingga menghambat kemampuannya untuk memerangi aktivitas geng.
  • Bencana dan Masalah Sosial Ekonomi dengan kejadian bersejarah seperti gempa bumi tahun 2010 memperburuk kemiskinan dan kerusuhan sosial, sehingga menciptakan lahan subur bagi perekrutan geng. Kurangnya peluang ekonomi membuat banyak orang rentan terhadap kekuasaan dan geng uang yang ditawarkan.
  • Pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada tahun 2021 dan disusul pengunduran diri Ariel Henry dari jabatan perdana menteri menjerumuskan Haiti ke dalam ketidakstabilan politik. Geng seperti Keluarga G9 dan Sekutu mengeksploitasi kekacauan untuk memperluas kendali mereka.
Diduga pembentukan paramiliter untuk kepentingan pribadi presiden menjadi sebab tumbuhnya geng bersenjata (gangs atau danwa). Di Indonesia tidak ada lagi paramiliter yang bukan anggota TNI. Hal yang hampir mendekati dengan keadaan para militer adalah pembentukan PAM Swakarsa dimana saat orde baru mendapatkan perhatian dari pemerintah. Catatan Pam Swakarsa:
  • Era Orde Baru (1967-1998):
    * Awal Mula: Pam Swakarsa pertama kali muncul di era Orde Baru sebagai kelompok-kelompok sipil yang dibentuk untuk membantu aparat keamanan dalam menjaga stabilitas.
    * Peran Dwifungsi ABRI: Dwifungsi ABRI, di mana militer memiliki peran politik dan sosial, membuka ruang bagi pembentukan Pam Swakarsa yang berafiliasi dengan ABRI.
    * Tujuan: Tujuan pembentukan Pam Swakarsa beragam, seperti membantu menjaga keamanan lingkungan, mendukung program pemerintah, dan menangkal pengaruh komunis.
    * Kontroversi: Pam Swakarsa sering dikritik karena keterlibatannya dalam pelanggaran HAM, seperti kasus Kerusuhan Mei 1998.
  • Era Reformasi (1998-sekarang):
    * Pasca Reformasi: Seiring tumbangnya Orde Baru, Pam Swakarsa mengalami masa transisi. Beberapa kelompok dibubarkan, sementara yang lain direstrukturisasi dan difokuskan pada kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
    * Peraturan Baru: UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia mengatur tentang pembentukan Pam Swakarsa yang harus mendapat izin dari Polri.
    * Peran Saat Ini: Pam Swakarsa saat ini memiliki peran yang lebih terbatas dibandingkan era Orde Baru. Mereka utamanya terlibat dalam kegiatan seperti membantu pengamanan lingkungan, patroli, dan penanggulangan bencana alam.
Pam Swakarsa yang mendekati para militer biasanya disebut dengan kata "milisi dan vigilante". Perbedaan Pam Swakarsa dengan Para Militer adalah seperti:
  • Status:
    * Paramiliter: Organisasi resmi yang diakui oleh negara dan terintegrasi dalam struktur pertahanan negara.
    * Pam Swakarsa: Organisasi sipil yang dibentuk oleh masyarakat dan diawasi oleh Polri.
  • Peran:
    * Paramiliter: Memiliki peran yang lebih luas dalam pertahanan negara, termasuk operasi militer dan intelijen.
    * Pam Swakarsa: Memiliki peran yang lebih terbatas dalam menjaga keamanan dan stabilitas di tingkat lokal.
  • Pendanaan:
    * Paramiliter: Didanai oleh negara.
    * Pam Swakarsa: Didanai oleh sumber daya sendiri atau donatur.
  • Pengaturan:
    * Paramiliter: Diatur oleh undang-undang dan peraturan militer.
    * Pam Swakarsa: Diatur oleh undang-undang dan peraturan Polri.
Di Indonesia, tidak ada organisasi paramiliter resmi. Namun, ada beberapa organisasi yang memiliki ciri-ciri paramiliter, seperti:
* Organisasi bela diri: Beberapa organisasi bela diri di Indonesia memiliki struktur dan pelatihan yang mirip dengan paramiliter.
* Organisasi massa: Beberapa organisasi massa di Indonesia memiliki sayap paramiliter.
* Kelompok milisi: Ada beberapa kelompok milisi di Indonesia yang beroperasi di luar hukum.

Catatan mendasar tentang geng bersenjata di Haiti saat ini, (saat artikel ditulis) antara lain:
* Lanskap yang terfragmentasi: Ada banyak geng yang beroperasi di Haiti, tidak hanya satu. Perkiraan menunjukkan sekitar 200 geng aktif, dengan beberapa membentuk aliansi.
* Keluarga dan Sekutu G9: Salah satu aliansi yang menonjol adalah Keluarga dan Sekutu G9, yang dipimpin oleh mantan petugas polisi Jimmy "Barbecue" Cherizier. Kelompok ini berperan dalam menekan Perdana Menteri untuk mengundurkan diri dan kendali mereka atas sebagian Port-au-Prince
* Kematian Ernst Julme: Penting untuk dicatat bahwa kepemimpinan geng bisa berubah-ubah. Pada bulan Maret 2024, seorang pemimpin geng besar, Ernst Julme (juga dikenal sebagai Ti Greg), dibunuh oleh polisi.

Di Alkitab di Perjanjian Lama, terdapat beberapa kelompok yang memiliki kemiripan dengan paramiliter, meskipun istilah "paramiliter" tidak digunakan secara langsung. Berikut beberapa contohnya:
  • Pasukan Lewi dimana suku Lewi di Israel kuno ditugaskan untuk melayani di Kemah Suci dan Bait Allah. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan tempat ibadah dan memimpin ibadah. Dalam beberapa peristiwa, mereka membantu tentara Israel dalam pertempuran. Contoh dalam Yosua 6:3-5.
  • Orang-orang Kaleb yang terkenal dengan keberanian dan keteguhan imannya. Mereka dikenal sebagai pejuang yang tangguh dan sering terlibat dalam peperangan. Kaleb memiliki pasukannya sendiri yang dipimpin oleh para pemimpin yang cakap.
  • Para nabi di Alkitab sering kali memiliki peran ganda sebagai pemimpin spiritual dan politik. Mereka sering mengkritik raja-raja dan pemimpin Israel ketika mereka melakukan kesalahan. Beberapa nabi, seperti Elia dan Elisa, memiliki pengikut yang setia yang dapat dipersenjatai dan digunakan untuk melawan ketidakadilan.
  • Para Makabi pada masa penjajahan Yunani, muncul kelompok pemberontak Yahudi yang dikenal sebagai Makabi. Mereka dipimpin oleh keluarga Matatias dan Yehuda Makabi. Para Makabi berperang melawan pasukan Yunani untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Yahudi.
Perbedaan dengan Paramiliter Modern kelompok khusus bersenjata di Perjanjian Lama:
  • Tujuan: Kelompok-kelompok di Alkitab memiliki tujuan religius atau spiritual, sedangkan paramiliter modern umumnya memiliki tujuan politik.
  • Loyalitas: Kelompok-kelompok di Alkitab umumnya loyal kepada Tuhan dan pemimpin spiritual mereka, sedangkan paramiliter modern loyal kepada pemimpin politik atau organisasi tertentu.
  • Metode: Kelompok-kelompok tertentu di Alkitab ada kalanya menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka, namun tidak selalu. Paramiliter modern umumnya menggunakan kekerasan sebagai alat utama.
    • Geng bersenjata di Haiti memiliki latar belakang yang terkait paramiliter, saat terjadi "kekosongan kekuasaan" akibat situasi politik tidak kondusif turut berperan terhadap lonjakan kekerasan di Haiti termasuk di ibu kota Haiti, Port-au-Prince. Misalnya menghalangi Program Pangan Dunia (WFP) untuk menjangkau ratusan ribu orang yang sangat membutuhkan pasokan, seperti konflik antar geng bersenjata memperburuk krisis kemanusiaan yang semakin meningkat.

      Badan pangan PBB mengatakan kekerasan pada awal Februari dan telah memaksa hampir 10.000 orang meninggalkan rumah mereka hanya dalam 10 hari, telah menghalangi badan tersebut untuk menjangkau lebih dari 370.000 orang yang membutuhkan makanan paling mendesak. “Meningkatnya kekerasan baru-baru ini telah memblokir rute kargo, membatasi pergerakan dan menutup sekolah, memaksa WFP untuk sementara waktu menghentikan banyak kegiatan di seluruh negeri,” kata direktur negara tersebut Jean-Martin Bauer dalam sebuah pernyataan. WFP mengatakan penutupan sekolah telah menghalangi kelompok tersebut untuk membantu menyediakan makanan hangat kepada sekitar 300.000 anak , sementara kekerasan di lingkungan Cite Soleil yang terkena dampak paling parah menghalangi mereka untuk menjangkau keluarga-keluarga di sana.

      Direktur komunikasi WFP di Haiti, Birkbeck mengatakan stok barang kering, seperti beras dan kacang-kacangan, aman di gudang WFP dan badan tersebut akan terus berusaha mengirimkannya. PBB memperkirakan sekitar 44% warga Haiti menghadapi kerawanan pangan akut, dan pada bulan Januari, lebih dari setengah dari 314.000 anak-anak terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik. Tahun lalu, PBB meratifikasi pengiriman pasukan internasional untuk membantu polisi memerangi geng dan mengamankan jalur bantuan kemanusiaan. Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk penempatannya , dan PBB juga belum mengumumkan negara mana saja yang memberikan kontribusi sukarela.

      Haiti membutuhkan bantuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta penegakkan hukum selain hal-hal lainnya yang menunjang akibat situasi dalam negeri yang terjadi saat ini. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dunia internasional untuk membantu Haiti:
      • Bantuan Kemanusiaan:
        * Mengirimkan bantuan kemanusiaan darurat untuk mengatasi krisis kelaparan dan kesehatan.
        * Membantu membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat bencana alam dan kerusuhan.
        * Mendukung upaya untuk memerangi geng-geng bersenjata dan meningkatkan keamanan.
      • Bantuan Pembangunan:
        * Memberikan bantuan keuangan untuk pembangunan ekonomi dan sosial Haiti.
        * Mendukung upaya untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan layanan dasar lainnya.
        * Mendorong investasi asing di Haiti.
      • Dukungan Politik:
        * Mendukung dialog antara semua pihak untuk menyelesaikan krisis politik di Haiti.
        * Mendorong diadakannya pemilihan umum yang bebas dan adil.
        * Membantu membangun pemerintahan yang kuat dan akuntabel.
      Geng bersenjata menambah permasalahan saat kekosongan kekuasaan di Haiti yang berdampak kepada: "Situasi politik yang tidak stabil, Korupsi, Kemiskinan, Kekerasan ditambah bencana alam". Haiti membutuhkan dunia internasional dalam membantu Haiti membangun kembali negaranya dan mencapai stabilitas dan kemakmuran dan yang paling mudah kita lakukan adalah berdoa kepada TUHAN agar ada jalan keluar bagi Haiti menghadapi aneka permasalahannya.

      Kasus dalam hakim-hakim 19 lebih sederhana dibandingkan yang terjadi di Haiti. Peran pemerintah yang berfungsi dengan baik sangat dibutuhkan agar negara dapat bersatu hingga tercipta kondisi stabilitas politik, ekonomi, sosial dan budaya sehingga dapat membangun masa depan lebih baik.



      Tulisan lainnya:
      Pengantar Negara Dan Persenjataan
      Pengaruh Keberdosaan Terhadap Kekuasaan Politik
      Nasihat Alkitab Terhadap Korupsi
      Prinsip Kristologis Kekuasaan Negara
      TUHAN Berdaulat Terhadap Manusia
      Negara Sebagai Gratia Preveniens


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)