Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Rabu, 08 Mei 2024

Antisemitisme Dan Kekristenan

Partai Republik di Parlemen Amerika Serikat (Kongres) mengesahkan undang-undang menentang antisemitisme yang mengadopsi batasan yang ditetapkan oleh International Holocaust Remembrance Alliance (IHRA) yang menyatakan : “Antisemitisme adalah persepsi tertentu terhadap orang Yahudi, yang dapat diungkapkan sebagai kebencian terhadap orang Yahudi.' Andrew Torba mengkhawatirkan akan berdampak pendeta yang menyampaikan khotbah secara eksplisit menyatakan bahwa orang-orang Yahudi membunuh Yesus, merupakan suatu kejahatan sebab merupakan bagian dari antisemitisme klasik.

Kekristenan yang didasarkan kepada Alkitab terutama Kitab Injil terkadang dianggap bagian dari antisemitisme klasik. Anti Semitisme klasik bukan hanya berurusan dengan penafsir Kitab Injil saja, melainkan memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu:
  • Di era pra-Kristen, antisemitisme sering didasarkan pada perbedaan agama dan budaya. Orang Yahudi sering dituduh menyangkal dewa-dewa Yunani dan Romawi, atau tidak mengikuti adat istiadat setempat.
  • Kemunculan agama Kristen membawa bentuk baru antisemitisme, yang sering didasarkan pada tuduhan bahwa orang Yahudi bertanggung jawab atas kematian Yesus Kristus.
  • Abad Pertengahan melihat peningkatan penganiayaan terhadap orang Yahudi, termasuk pogrom, pengusiran, dan konversi paksa.
  • Renaisans dan Pencerahan membawa beberapa perubahan positif bagi orang Yahudi, tetapi antisemitisme masih ada, sering kali dalam bentuk stereotip dan diskriminasi.
  • Abad ke-19 melihat kebangkitan antisemitisme rasial, yang mengklaim bahwa orang Yahudi adalah ras inferior. Hal ini memuncak dengan Holocaust, genosida terhadap orang Yahudi oleh rezim Nazi selama Perang Dunia II.
Manifestasi Antisemitisme Klasik yang menonjol terhadap orang Yahudi diantaranya:
  1. Tuduhan darah: Salah satu tuduhan antisemitisme klasik yang paling terkenal adalah tuduhan darah. Tuduhan darah adalah tuduhan palsu dan kejam yang menyatakan bahwa orang Yahudi menculik, membunuh, dan menguras darah anak-anak Kristen untuk digunakan dalam ritual agama mereka. Tuduhan ini muncul di Eropa pada Abad Pertengahan dan berlanjut hingga abad ke-19, memicu gelombang kekerasan dan penganiayaan terhadap orang Yahudi.
    Asal mula tuduan darah di sebabkan:
    • Ketidaktahuan dan Prasangka: Tuduhan darah muncul di tengah ketidaktahuan dan prasangka yang meluas terhadap orang Yahudi di Eropa.
    • Kaitan dengan Ritual Paskah: Tuduhan ini sering dikaitkan dengan ritual Paskah Yahudi, dengan stereotip keliru bahwa orang Yahudi menggunakan darah anak-anak Kristen untuk membuat matzah.
    • Peristiwa Bersejarah: Tuduhan darah sering muncul setelah peristiwa tragis atau tidak dapat dijelaskan, seperti hilangnya anak-anak, yang kemudian disalahkan pada orang Yahudi.
  2. Dampak dari tuduhan darah:
    • Kekerasan dan Pogrom: Tuduhan darah memicu gelombang kekerasan dan pogrom terhadap orang Yahudi di seluruh Eropa. Massa yang marah menyerang komunitas Yahudi, membunuh, memperkosa, dan menjarah properti mereka.
    • Pengusiran dan Pembatasan: Orang Yahudi sering diusir dari kota dan wilayah tertentu sebagai akibat dari tuduhan darah. Mereka juga dikenakan berbagai pembatasan dan diskriminasi.
    • Pencemaran Nama Baik dan Ketakutan: Tuduhan darah memperkuat stereotip negatif tentang orang Yahudi dan memicu ketakutan dan kebencian publik terhadap mereka.
  3. Deisida: Tuduhan yang menyatakan bahwa orang Yahudi secara kolektif bertanggung jawab atas kematian Yesus Kristus. Deisida memiliki sejarah panjang dan kelam yang berakar pada antisemitisme. Seperti:
    • Asal mula Deisida:
      * Awal Kekristenan: Sejak awal kekristenan, beberapa teolog Kristen mulai menyalahkan orang Yahudi atas penyaliban Yesus. Teolog yang dikenal sebagai pelopor deisida adalah Yustinus Martir dan Melito dari Sardis dimana secara eksplisit menuduh orang Yahudi membunuh Yesus dan menolak untuk mengakui keilahiannya.
      * Pengaruh Politik: Tuduhan ini semakin mendapat kekuatan seiring dengan berkembangnya agama Kristen dan menjadi alat politik untuk meminggirkan dan menindas orang Yahudi.
    • Dampak daisida:
      * Penganiayaan dan Kekerasan: Tuduhan deisida digunakan untuk membenarkan berbagai bentuk penganiayaan dan kekerasan terhadap orang Yahudi selama berabad-abad, termasuk pogrom, pengusiran, dan pembunuhan massal.
      * Dehumanisasi: Deisida menggambarkan orang Yahudi sebagai pembunuh dan penjahat, mendehumanisasi mereka dan memicu kebencian dan ketakutan publik.
      * Penggunaan dalam Antisemitisme Modern: Tuduhan deisida masih digunakan oleh para penentang Yahudi hingga saat ini, dan berkontribusi pada iklim antisemitisme dan kebencian.
  4. Stereotipe: Orang Yahudi sering menjadi sasaran stereotip, seperti digambarkan sebagai serakah, berhidung mancung, dan mengendalikan keuangan dunia. Stereotip yang menggambarkan orang Yahudi sebagai "pengendali keuangan dunia" memiliki sejarah panjang dan kompleks yang berakar pada antisemitisme dan prasangka.
    Asal Mula muncul anggapan orang Yahudi pengendali keuangan adalah:
    * Abad Pertengahan: Di Eropa abad pertengahan, orang Yahudi sering dilarang dari memiliki tanah atau terlibat dalam pertanian. Akibatnya, banyak orang Yahudi beralih ke bidang keuangan, seperti pinjaman uang dan perdagangan.
    * Kebencian Gereja Katolik: Gereja Katolik melarang umat Kristiani meminjamkan uang dengan bunga, yang dikenal sebagai riba. Namun, orang Yahudi diizinkan untuk meminjamkan uang dengan bunga, membuat mereka menjadi pemain penting dalam sistem keuangan.
    * Fitnah dan Kebencian: Seiring waktu, stereotip tentang orang Yahudi sebagai serakah, materialistis, dan haus kekuasaan mulai berkembang. Fitnah dan cerita anti-Semit menyebar, menggambarkan orang Yahudi sebagai manipulasi pasar keuangan dan mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan pribadi.
    * Dampak Ekonomi: Krisis ekonomi dan gejolak sosial sering kali disalahkan pada orang Yahudi, memperkuat stereotip tentang mereka sebagai pengendali keuangan yang tidak bertanggung jawab.

    Dampak dari stereotip:
    * Diskriminasi dan Kekerasan: Stereotip tentang orang Yahudi sebagai pengendali keuangan dunia telah digunakan untuk membenarkan diskriminasi, penganiayaan, dan bahkan kekerasan terhadap mereka.
    * Pengucilan Sosial dan Ekonomi: Orang Yahudi sering dikucilkan dari peluang ekonomi dan sosial karena stereotip ini.
    * Trauma dan Ketakutan: Stereotip ini telah menyebabkan trauma dan ketakutan yang mendalam di komunitas Yahudi.

  5. Diskriminasi: Orang Yahudi telah mengalami diskriminasi dalam berbagai bentuk, termasuk pengucilan sosial, diskriminasi pekerjaan, dan kekerasan. Diskriminasi ini berlangsung sejak zaman kuno dan masih ada di beberapa tempat hingga saat ini. Contoh:
    • Masa Kuno:
      * Awal Mula: Sentimen anti-Yahudi muncul sejak zaman kuno, dengan contoh paling awal di Mesir Kuno dan Yunani Kuno. Orang Yahudi sering diasingkan dan menjadi sasaran prasangka dan permusuhan karena keyakinan dan praktik agama mereka.
      * Di Bawah Kekaisaran Romawi: Kekaisaran Romawi menindas orang Yahudi dan berusaha untuk menekan agama dan budaya mereka. Hal ini memicu pemberontakan Yahudi, yang mengakibatkan pengusiran dan pembantaian massal.
    • Abad Pertengahan:
      * Gereja Katolik: Gereja Katolik memainkan peran penting dalam menyebarkan antisemitisme melalui khotbah, dekrit, dan kebijakannya. Orang Yahudi sering dituduh melakukan deisida (pembunuhan Yesus), dituduh melakukan ritual darah, dan dikucilkan dari masyarakat.
      * Pogrom dan Pengusiran: Pogrom, atau kerusuhan kekerasan terhadap orang Yahudi, menjadi hal yang lumrah di seluruh Eropa. Orang Yahudi juga sering diusir dari negara-negara dan dipaksa untuk meninggalkan rumah dan harta benda mereka.
    • Era Modern:
      * Pencerahan dan Emansipasi: Masa Pencerahan membawa beberapa kemajuan bagi orang Yahudi, dengan beberapa negara memberikan hak yang lebih besar dan emansipasi sipil. Namun, antisemitisme masih ada, dan sering dimanipulasi untuk tujuan politik dan sosial.
      * Kasus Dreyfus: Kasus Dreyfus di Prancis pada akhir abad ke-19 adalah contoh terkenal dari antisemitisme modern. Seorang perwira militer Yahudi dituduh melakukan spionase secara keliru, memicu kampanye kebencian dan nasionalisme anti-Yahudi.
      * Holocaust: Holocaust, pemusnahan massal terhadap orang Yahudi oleh rezim Nazi selama Perang Dunia II, adalah peristiwa paling mengerikan dalam sejarah antisemitisme. Enam juta orang Yahudi dibunuh secara sistematis, dan peristiwa ini menjadi luka yang mendalam bagi orang Yahudi dan kemanusiaan.
    • Masa Kini:
      * Bentuk Baru Antisemitisme: Meskipun banyak kemajuan telah dicapai dalam memerangi antisemitisme, namun antisemitisme masih ada dalam berbagai bentuk di masa kini. Bentuk baru antisemitisme sering kali muncul secara online dan di media sosial, dan dapat mencakup penolakan Holocaust, ujaran kebencian, dan konspirasi anti-Yahudi.
      * Hadirnya organisasi yang mengobarkan antisemitisme seperti ISIS dan Al-Qaeda yang mempromosikan retorika antisemitisme yang kejam dan melakukan serangan terhadap orang Yahudi di seluruh dunia.
      * Pentingnya Pemantauan dan Pendidikan: Pemantauan dan pelacakan insiden antisemitisme sangat penting untuk memerangi kebencian ini. Pendidikan tentang sejarah dan bahaya antisemitisme juga penting untuk membangun toleransi dan pemahaman antar kelompok.
Manifestasi antisemitisme saat ini antara lain:
  • Wacana Kebencian Online: Platform media sosial telah menjadi sarang antisemitisme, dengan orang Yahudi dilecehkan dan diancam secara online. Contohnya termasuk ujaran kebencian, meme antisemit, dan teori konspirasi.
  • Kekerasan Fisik: Orang Yahudi menjadi sasaran kekerasan fisik, termasuk penyerangan, vandalisme, dan penembakan massal. Contohnya termasuk serangan di sinagog dan pusat komunitas Yahudi.
  • Boikot Israel: Gerakan Boykot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) menargetkan Israel karena pendudukan wilayah Palestina. Para kritikus menuduh BDS berakar pada antisemitisme karena sering kali mengaburkan garis antara kritik terhadap pemerintah Israel dan kebencian terhadap orang Yahudi secara keseluruhan.
  • Antisemitisme Politik: Tokoh politik dan partai politik di beberapa negara telah mempromosikan retorika antisemit. Contohnya termasuk pemimpin yang membuat pernyataan antisemit
  • Penyangkalan Holocaust: Holocaust adalah genosida terhadap enam juta orang Yahudi oleh rezim Nazi selama Perang Dunia II. Penyangkalan Holocaust adalah upaya untuk menyangkal atau meminimalkan peristiwa tersebut. Ini adalah bentuk antisemitisme karena berusaha untuk menghapus sejarah orang Yahudi dan trauma genosida.
Rancangan Undang undang menentang anti semitisme menimbulkan gejolak karena berhembus isu bahwa undang-undang ini akan melarang Alkitab yang tertulis seperti:
  • Kisah Para Rasul 2:36; Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.
  • Kisah Para Rasul 3:13-15; Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.
  • 1 Tesalonika 2:14-16 Sebab kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. Bahkan orang-orang Yahudi itu telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan telah menganiaya kami. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya.
Antisemitisme salah, tapi saya tidak akan memilih Undang-Undang Kesadaran Antisemitisme dapat menghukum orang Kristen atas antisemitisme karena mempercayai Injil itu yang disuarakan Marjorie Taylor Greene tetapi Andrew Torba menyatakan definisi IHRA hanya menyatakan bahwa menyebut orang Israel saat ini (atau, semua orang Yahudi, dalam hal ini) sebagai pembunuh Kristus atau bertanggung jawab atas kematian Yesus adalah tindakan antisemit.

Dalam kekristenan saat ini gagasan bahwa orang-orang Yahudi bertanggung jawab atas kematian Yesus telah ditolak oleh sebagian umat Kristen, termasuk mendiang Paus Benediktus XVI. Pada tahun 2011, ia menulis sebuah buku yang membebaskan orang-orang Yahudi dari klaim-klaim tersebut, dan menyimpulkan bahwa para penuduhnya hanyalah otoritas Bait Allah, tidak semua orang Yahudi pada saat itu.

Peran Katolik dalam antisemitisme dan kekristenan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam sejarah gereja masa lalu dan saat ini. Katolik saat ini menentang antisemitisme klasik terutama dalam masalah deisida. Meski dalam dunia Kristen terjadi koreksi terhadap kekeliruan masa lalu sehingga terlibat dalam antisemitisme tetapi gerakan antisemitisme tidak lenyap sebab disejumlah tempat ada kegiatan yang melakukan kegiatan yang mempromosikan antisemitisme dan penyerangan terhadap orang Yahudi.

Israel sebagai umat pilihan TUHAN karena leluhurnya adalah Abraham adalah penentu zaman yang diduga akan dipulihkan TUHAN sehingga setiap lidah orang Israel mengaku bahwa Yesus adalah TUHAN Sang Mesias maka antisemitisme akan tetap ada sampai hadirnya kerajaan seribu tahun damai dimana Kristus memerintah sebagai Raja.



Tulisan lainnya:
Israel Kekasih Allah Dan Seteru Allah
Hasil Bumi Israel Berkorelasi Dengan Yahweh
Gereja Dan Bangsa Israel
Sisa Umat-Nya
Kasih Setia TUHAN Berdasarkan Kitab Ratapan
Masa Pemulihan Segala Sesuatu


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)