-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kisah Ratu Ester

Jumat, 17 April 2020 | April 17, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-22T23:30:06Z
Ester אֶסְתֵּר, memiliki arti tanaman murad berasal dari kata "Astra" yang dalam bahasa Media Persia ada yang mengatakan berasal dari nama dewi Ishtar serta berasal dari akar nama Proto-Semitik "asytar" yaitu "bintang fajar atau senja (planet Venus)"

Ester lahir dengan nama Hadasa (bahasa Inggris: Hadassah), anak Abihail (Ester 2:15), seorang Yahudi lahir dan dibesarkan di kota Susan ibukota Kerajaan Persia. Ester elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai, anak saudara ayahnya (Ester 2:7). Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, adalah seorang Yahudi dari suku Benyamin. Kakek buyutnya, Kish, diangkut dari Yerusalem sebagai salah seorang buangan yang turut dengan Yekhonya, raja Kerajaan Yehuda, ketika ia diangkut ke dalam pembuangan oleh raja Nebukadnezar, raja Babel (~ 597 SM). Meskipun kemudian raja Koresy Agung mengizinkan bangsa Yahudi pulang ke negerinya, rupanya Ester dan keluarganya tetap tinggal di kota Susan di Persia.

Pada tahun ketiga pemerintahannya, Ahasyweros, raja Media dan Persia, mencari seorang ratu baru dari kalangan gadis-gadis cantik di kerajaannya. Ratu baru itu nantinya akan menggantikan Ratu Wasti. Wasti telah menolak dan mempermalukan suaminya, Raja Ahasweros di depan banyak orang, termasuk semua pegawainya. Dia menolak untuk menampilkan kecantikannya di depan semua orang saat perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya; tentara Persia dan Media, kaum bangsawan dan pembesar daerah yang membentang di 127 daerah mulai dari India sampai ke Etiopia (Ester 1:10-22).

Raja Ahasyweros yang melakukan pesta sebelum melakukan serbuan ke Yunani tahun 481 SM teringat kepada Wasti yang dipecat dari jabatan permaisuri setelah tentaranya mengalami kekalahan dan kembali ke ibukota. Ahasyweros merindukan sosok yang mampu menghiburnya untuk pemulihan harga diri yang rusak karena kalah perang. Sesudah peristiwa-peristiwa ini, panas murka raja Ahasyweros surut, terkenang raja kepada Wasti dan yang dilakukannya, dan kepada yang diputuskan atasnya (Ester 2:1) Semua telah berubah sebab keputusan telah dibuat.

para biduanda raja yang bertugas pada baginda mengusulkan agar raja mencari seorang ratu yang baru yaitu anak-anak dara yang elok rupanya; di dalam benteng Susan, di balai perempuan, di bawah pengawasan Hegai, sida-sida raja. Hal itu dipandang baik oleh raja, dan dilakukanlah demikian. Para gadis yang dianggap cantik dan pantas jadi ratu dijaring oleh sida sida yang bertugas termasuk Ester ada disana.

Selama dibawah pengasuhan sida-sida, Ester tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia. Demikianlah Ester dibawa masuk menghadap raja Ahasyweros ke dalam istananya pada bulan yang kesepuluh--yakni bulan Tebet--pada tahun yang ketujuh dalam pemerintahan baginda.Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti.

Ester setelah jadi ratu tetap menghormati Mordekhai sehingga melakukan apa yang dipesannya, yaitu:
  • Ester tidak memberitahukan asal usul dan kebangsaannya seperti diperintahkan kepadanya oleh Mordekhai, sebab Ester tetap berbuat menurut perkataan Mordekhai seperti pada waktu ia masih dalam asuhannya.
  • Mordekhai memberitahukan kepada Ester, sang ratu, dan Ester mempersembahkannya kepada raja atas nama Mordekhai tentang rencana Bigtan dan Teresh yang berikhtiarlah mereka untuk membunuh raja Ahasyweros.
Ahasyweros tidak tahu kalau ratu Persia adalah seorang gadis Yahudi yang memilih menetap di Persia karena orang tuanya menolak kembali ke tanah leluhur ketika Raja Koresh memberikan izin sekitar 50 tahun yang lalu. Hanya kira kira 50.000 orang yang kembali ke Israel juga menyelamatkan nyawa raja dari rencana pembunuhan.

Peran Ester sebagai ratu yakni ibu negara sangat berarti waktu tahun kedua belas zaman Ahasyweros. Haman seorang anti Yahudi keturunan Agag, Raja Amalek yang dibiarkan hidup oleh Saul dijadikan menteri utama, setiap orang di istana harus membungkuk tetapi Mordekhai tidak sebab hanya kepada TUHAN saja hal itu dilakukan sehingga timbul dan rencana untuk membinasakan seluruh orang Yahudi. Haman menyerahkan sepuluh ribu talenta perak untuk membinasakan seluruh orang Yahudi di dalam kerajaan Persia dan kemudian disetujui oleh raja tanpa pikir panjang.

Setelah Mordekhai mengetahui segala yang terjadi itu, ia mengoyakkan pakaiannya, lalu memakai kain kabung dan abu, kemudian keluar berjalan di tengah-tengah kota, sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih. Dengan demikian datanglah ia sampai ke depan pintu gerbang istana raja, karena seorangpun tidak boleh masuk pintu gerbang istana raja dengan berpakaian kain kabung.

Ketika dayang-dayang dan sida-sida Ester memberitahukan hal itu kepadanya, maka sangatlah risau hati sang ratu, lalu dikirimkannyalah pakaian, supaya dipakaikan kepada Mordekhai dan supaya ditanggalkan kain kabungnya dari padanya, tetapi tidak diterimanya. Maka Ester memanggil Hatah, salah seorang sida-sida raja yang ditetapkan baginda melayani dia, lalu memberi perintah kepadanya menanyakan Mordekhai untuk mengetahui apa artinya dan apa sebabnya hal itu.Lalu keluarlah Hatah mendapatkan Mordekhai di lapangan kota yang di depan pintu gerbang istana raja, dan Mordekhai menceritakan kepadanya segala yang dialaminya, serta berapa banyaknya perak yang dijanjikan oleh Haman akan ditimbang untuk perbendaharaan raja sebagai harga pembinasaan orang Yahudi. Juga salinan surat undang-undang, yang dikeluarkan di Susan untuk memunahkan mereka itu, diserahkannya kepada Hatah, supaya diperlihatkan dan diberitahukan kepada Ester. Lagipula Hatah disuruh menyampaikan pesan kepada Ester, supaya pergi menghadap raja untuk memohon karunianya dan untuk membela bangsanya di hadapan baginda. Lalu masuklah Hatah dan menyampaikan perkataan Mordekhai kepada Ester.

Sekalipun Ester seorang ratu, ada ketentuan setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Ester dapat dihukum mati jika berani menemui raja tetapi dia memiliki peluang mempengaruhi raja yang telah membuat keputusan genosida terhadap bangsa Israel. Ester memutuskan melakukan puasa selama tiga hari dan memohon orang Israel melakukan hal itu sebelum menghadap raja. Katanya ke Mordekhai: "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati." Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya.

Ratu Ester berpuasa. Ester meletakkan masalah yang dihadapi ke tangan Tuhan sambil melangkah dalam iman. Ester memiliki keberanian, kebijaksanaan, kesabaran, penguasaan diri, kerendahan hati, mengambil risiko, dan rela berkorban yang dibangun dari keyakinan Tuhan memperhatikan Israel berpuasa dengan kesungguhan.

Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu. Ketika raja melihat Ester, sang ratu, berdiri di pelataran, berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan tongkat emas yang di tangannya ke arah Ester, lalu mendekatlah Ester dan menyentuh ujung tongkat itu. Tanya raja kepadanya: "Apa maksudmu, hai ratu Ester, dan apa keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan diberikan kepadamu." Jawab Ester: "Jikalau baik pada pemandangan raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini ke perjamuan yang diadakan oleh hamba bagi raja." Maka titah raja: "Suruhlah Haman datang dengan segera, supaya kami memenuhi permintaan Ester." Lalu raja datang dengan Haman ke perjamuan yang diadakan oleh Ester. Sementara minum anggur bertanyalah raja kepada Ester: "Apakah permintaanmu? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi." Maka jawab Ester: "Permintaan dan keinginan hamba ialah: Jikalau hamba mendapat kasih raja, dan jikalau baik pada pemandangan raja mengabulkan permintaan serta memenuhi keinginan hamba, datang pulalah kiranya raja dengan Haman ke perjamuan yang akan hamba adakan bagi raja dan Haman; maka besok akan hamba lakukan yang dikehendaki raja."

Setelah berpuasa, Ester melakukan apa yang dapat dikerjakan dengan baik dan TUHAN melakukan apa yang DIA dapat kerjakan demikian juga dilakukan oleh Raja Ahasyweros dan Haman. Haman yang gembira diundang perjamuan makan oleh ratu Ester tetapi timbul niat membunuh Mordekhai, sehingga membuat tiang yang tingginya lima puluh hasta, dan persembahkanlah besok pagi kepada raja, supaya Mordekhai disulakan orang pada tiang itu.
Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakan di hadapan raja. Dan di situ didapati suatu catatan tentang Mordekhai, yang pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros. Maka bertanyalah raja: "Kehormatan dan kebesaran apakah yang dianugerahkan kepada Mordekhai oleh sebab perkara itu?" Jawab para biduanda raja yang bertugas pada baginda: "Kepadanya tidak dianugerahkan suatu apapun."

Keesokan hari Haman datang di pelataran luar istana raja untuk memberitahukan kepada baginda, bahwa ia hendak menyulakan Mordekhai pada tiang yang sudah didirikannya untuk dia. Raja segera bertanya kepadanya: "Apakah yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya?" Haman mengira hal itu untuk dirinya melainkan untuk Mordekhai. Mordekhai menerima penghormatan seperti saran Haman karena mengagalkan usaha pembunuhan dan membuat Haman tergesa-gesa pulang ke rumahnya dengan sedih hatinya dan berselubung kepalanya. Haman bercakap-cakap dengan para orang arif bijaksana dan Zeresh. Pada saat itu datanglah sida-sida raja, lalu mengantarkan Haman dengan segera ke perjamuan yang diadakan oleh Ester.

Perjamuan hari kedua diadakan. Sementara minum anggur bartanya raja kepada Ester: "Apa permintaanmu, hai ratu Ester? Maka jawab Ester, sang ratu: "Ya raja, jikalau hamba mendapat kasih raja dan jikalau baik pada pemandangan raja, karuniakanlah kiranya kepada hamba nyawa hamba atas permintaan hamba, dan bangsa hamba atas keinginan hamba. Karena kami, hamba serta bangsa hamba, telah terjual untuk dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan. Jikalau seandainya kami hanya dijual sebagai budak laki-laki dan perempuan, niscaya hamba akan berdiam diri, tetapi malapetaka ini tiada taranya di antara bencana yang menimpa raja." Bertanyalah raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu: "Siapakah orang itu dan di manakah dia yang hatinya mengandung niat akan berbuat demikian?" Lalu jawab Ester: "Penganiaya dan musuh itu, ialah Haman, orang jahat ini!" Maka Hamanpun sangatlah ketakutan di hadapan raja dan ratu. Lalu bangkitlah raja dengan panas hatinya dari pada minum anggur dan keluar ke taman istana; akan tetapi Haman masih tinggal untuk memohon nyawanya kepada Ester, sang ratu, karena ia melihat, bahwa telah putus niat raja untuk mendatangkan celaka kepadanya. Ketika raja kembali dari taman istana ke dalam ruangan minum anggur, maka Haman berlutut pada katil tempat Ester berbaring. Maka titah raja: "Masih jugakah ia hendak menggagahi sang ratu di dalam istanaku sendiri?" Tatkala titah raja itu keluar dari mulutnya, maka diselubungi oranglah muka Haman. Sembah Harbona, salah seorang sida-sida yang di hadapan raja: "Lagipula tiang yang dibuat Haman untuk Mordekhai, orang yang menyelamatkan raja dengan pemberitahuannya itu, telah berdiri di dekat rumah Haman, lima puluh hasta tingginya." Lalu titah raja: "Sulakan dia pada tiang itu." Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja.

Pada hari itu juga raja Ahasyweros mengaruniakan harta milik Haman, kepada Ester dan Ester telah memberitahukan hubungan pertalian dengan Mordekhai. Raja mencabut cincin meterai yang diambil dari pada Haman, lalu diserahkannya kepada Mordekhai; dan Mordekhai diangkat oleh Ester menjadi kuasa atas harta milik Haman. Kemudian Ester berkata lagi kepada raja sambil sujud pada kakinya dan menangis memohon karunianya, supaya dibatalkannya maksud jahat Haman, orang Agag itu, serta rancangan yang sudah dibuatnya terhadap orang Yahudi. Maka raja mengulurkan tongkat emas kepada Ester, lalu bangkitlah Ester dan berdiri di hadapan raja.

Kemudian Mordekhai berkata dan ditulislah surat kepada orang Yahudi, dan kepada para wakil pemerintah, para bupati dan para pembesar daerah, dari India sampai ke Etiopia, seratus dua puluh tujuh daerah, kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, dan juga kepada orang Yahudi menurut tulisan dan bahasanya. Isi tulisan itu: raja mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta memunahkan, membunuh atau membinasakan segala tentara, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, dari bangsa dan daerah yang hendak menyerang mereka, dan untuk merampas harta miliknya.



Ester sebagai ratu yang mendampingi raja Ahasyweros tidak mengambil keputusan ketata-negaraan tetapi mewarnai keputusan raja dalam mengambil keputusan sebab memiliki visi dan misi dalam hidupnya sebagai ibu negara Persia pada zamannya. Ester bersandar kepada TUHAN dengan melakukan puasa tiga hari tiga malam saat aksi mempengaruhi keputusan raja. Ester mempertaruhkan nyawa saat mencoba keluar dari krisis genosida dan TUHAN menolong membuat berhasil. Perjamuan makan yang dibuat menyenangkan hati raja itu yang dapat dilakukan, maka ia melakukan dengan sepenuh hati.


Premium WordPress Apps

Tulisan lainnya:
Allah dan Pembalikan Keadaan
Pengelolaan Arsip dan Keputusan Publik
Berpuasa
Tuhan Itu Pengharapan
Mementingkan Diri Sendiri
Hamba Uang


×
Berita Terbaru Update