Ini adalah pernyataan Paulus terhadap team pelayanan yang menyertainya bahwa kebanyakan bukannya memperhatikan kepentingan jemaat dan kesejahteraan jemaat seperti Paulus yang tidak mencari harta melainkan orang-orang yang dilayaninya (2 Korintus 12:14) Dalam team pelayanannya yang melayani di jemaat Filipi yang dianggap tidak mencari kepentingannya sendiri adalah Timotius dan Epafroditus (Filipi 2:19-30). Jika anggota penginjil dianggap mencari kepentingan sendiri bagaimana dengan kebanyakan orang yang ada di masyarakat sekitar? Apakah standar yang dipakai Paulus terlalu tinggi? Apakah fokus dan tujuan hidup Paulus adalah untuk Kristus sepenuhnya sampai tidak memperhatikan kepentingan diri sendiri?
Mementingkan diri sendiri / selfish / egois suatu kajian keilmuan. Studi tentang egoisme dibedakan menjadi dua jenis egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis.
- Egoisme psikologis yaitu individu secara psikologis selalu mengambil tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri. Namun, makna egoisme psikologis ini masih bercabang antara egoisme yang mendahulukan kepentingan diri sendiri dan egoisme yang berguna untuk diri sendiri. Adapun
- Egoisme etis adalah adanya keharusan pada individu untuk mengambil tindakan yang paling menguntungkan diri sendiri. Kepentingan diri sendiri harus terjamin, tapi bukan berarti kepentingan orang lain terabaikan.
- Fokus terhadap diri kita sendiri menjadi berlebihan ketika kita mengabaikan kepentingan orang lain. Kita merasa bahwa diri sendiri adalah yang terpenting dan perlu untuk diutamakan sehingga kurang mampu untuk melakukan introspeksi diri dan mengakui kelemahan atau keterbatasan diri.
- Kurang Memiliki Kepekaan Sosial sehingga berorientasi utama pada diri sendiri menyebabkan kita kurang peka dengan orang lain atau lingkungan di sekitar kita. Memikirkan kepentingan atau kebutuhan orang lain adalah hal yang merepotkan bagi kita, yang menyebabkan rasa empati dan toleran terhadap orang lain menjadi tumpul.
- Hidup untuk dirinya sendiri. (2 Korintus 5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.)
- Melayani Allah supaya mendapat upah. (Maleakhi 1:10 Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup pintu, supaya jangan kamu menyalakan api di mezbah-Ku dengan percuma. Aku tidak suka kepada kamu, firman TUHAN semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima persembahan dari tanganmu.)
- Melakukan kewajiban supaya mendapat suap, upah dan sebagainya. (Mikha 3:11 Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang, padahal mereka bersandar kepada TUHAN dengan berkata: "Bukankah TUHAN ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita!")
- Mencintai diri sendiri. (2 Timotius 3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,)
- Mencari kesenangan sendiri. (Roma 15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.)
- Mencari kepentingan sendiri. (1 Korintus 10:33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.)
- Mencari keuntungan untuk diri sendiri. (Yesaya 56:11 anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.)
- Mencari kehormatan yang tidak sepantasnya. (Matius 20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.")
- Tidak memperhatikan orang miskin. (1 Yohanes 3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?)
Egois menganggu hubungan kita dengan TUHAN termasuk kegiatan kita berdoa. Yakobus menyatakan "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu"(Yakobus 4:3) Doa tidak dkabulkan adalah kerugian bahkan jika tidak mengasihi diperlakukan seperti orang yang tidak mengenal Allah. (1 Yohanes 4:8 ~ Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih)
Menurut Martha Telaumbanua, orang yang mementingkan diri sendiri:
- Tidak ada tujuan hidup sifat egois karena membuat arah tujuan hidup menjadi tidak jelas sebab menjadikan tidak peduli terhadap orang lain dan tidak mau mendengar nasihat.
- Sulit menjadi seorang pemimpin sebab egois membuat kamu menjadi pribadi yang sulit menerima pendapat orang lain dan anggota tidak dapat menghormati kamu.
- Sering mengalami kegagalan egois membentuk kepribadian menjadi orang yang sulit dibimbing sehingga kamu akan sering mengalami kegagalan. Karena sebuah kesuksesan dapat terjadi jika kamu mampu bersikap rendah hati.
- Tidak memiliki teman egois menjadikan kamu sebagai seorang pemberontak sehingga tidak ada orang yang mau berteman dengan kamu.
- Selalu mendapat masalah dalam hidup tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri karena butuh orang lain sehingga sulit dapat bantuan mengatasi masalah justru kamu suka menambah masalah.
- Haman Keegoisan menjadikan mencintai diri sendiri hingga menyombongkan diri akibatnya ketika diundang perjamuan makan oleh ratu Ester maka sesampainya di rumah membuat tingan untuk mengantung Mordekhai dan serta ditanya raja kepadanya: "Apakah yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya?" Kata Haman dalam hatinya: "Kepada siapa lagi raja berkenan menganugerahkan kehormatan lebih dari kepadaku?" Haman dan keluarga akhirnya celaka digantung yang dibuat dirumahnya. Ia mati dihukum gantung.
- Lot Abraham ditemani Lot keluar dari Ur-Kasdim tetapi ketika di tanah Negeb Abraham dan Lot harus berpisah karena domba mereka sangat banyak dan para gembala Abraham dan Lot sering bertengkar. Lot karena mementingkan diri sendiri saat melihat kesuburan tanah lembah Yordam maka memutuskan diam di dekat Sodom. Saat terjadi perang, Lot dan keluarga menjadi tawanan yang kemudian dibebaskan oleh Abraham. Setelah bebas Sodom tinggal dalam kota Sodom. Ia tidak jera diam disana sekalipun penduduknya memiliki moral yang tidak baik sehingga dimusnahkan TUHAN. Akhirnya kekayaan Lot ikut musnah dimakan api dan belerang, istrinya jadi tiang garam serta lot alami trauma bergaul dengan orang banyak yang berdampak kepada kedua anak perempuannya. Karena keegoisan Lot memilih lahan subur maka harta benda dan keluarga hancur.
- Yudas Iskariot Egoisnya membuat ingin mendapatkan uang cepat dengan berkhianat menjual Yesus dengan menolak ajaran kebenaran yang telah diterimanya sehingga timbul rasa bersalah dan penyesalan tapi tidak bertobat dengan datang kepada Yesus. Ia kemudian bunuh diri. Egois menimbulkan penyesalan mendalam.
Kita sebagai pengikut Kristus telah mendapat teladan dari Yesus Juruselamat kita yang hidup tidak untuk dirinya sendiri meski itu sifat orang-orang pada akhir zaman yang cenderung lebih mementingkan pekerjaan, status, keberhasilan, perasaan, kebutuhan dan impian Anda dibandingkan memperhatikan TUHAN dan sesama manusia. (2 Timotius 3:1,2) Mementingkan diri sendiri/ egois merusak hati nurani dan mata batin.
Mementingkan diri sendiri karena bagian dari kehidupan akhir zaman, memunculkan banyak pengajar yang mengajarkan untuk mementingkan diri sendiri seperti yang dikutip dari medcom:
- Bob Rosen "Ketika Anda mementingkan diri Anda lebih dahulu, Anda akan menjadi orang yang lebih sehat. Jika Anda tidak bisa mengurus diri sendiri, maka Anda tidak bisa peduli dengan orang lain. Menjadi egois sangat penting."
- Melissa Deuter Dengan sifat egois yakni Anda bertanggung jawab untuk mempertemukan dan mendapatkan kebutuhan pribadi, emosional, dan fisik. Dan ini merupakan bagian penting untuk menjadi dewasa meski Anda tidak baik dan tidak pengertian terhadap orang lain
Mementingkan diri sendiri dapat berakibat kebenaran yang kita terima dari Firman TUHAN, pengetahuan, pengalaman serta status sebagai murid Yesus menjadi sia-sia seperti benih yang terhimpit oleh semak duri sehingga tidak dapat berbuah di dalam TUHAN. Pertobatan dari pola hidup yang mementingkan diri sendiri kepada hidup yang mengasihi, peduli dan empati kepada lingkungan dan sesama serta kepada TUHAN adalah suatu hal yang penting menjelang kedatanganNya yang kedua dimana kasih banyak yang jadi dingin.
2 Korintus 5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
Akhirnya, Paulus dalam Kitab Filipi memberi nasihat hidup rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
- Tulisan lainnya:
- Hidup di Arus Kebudayaan Selfie, Budaya Narsis
- Orang Kikir Dan Permasalahannya
- Jemaat Mula Mula Yang Disukai Banyak Orang
- Antara Hedonis Dan Bersenang-senang Menurut Alkitab
- Penundukan Diri Terhadap Tuhan