-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Patung Sebagai Berhala

Minggu, 07 Maret 2021 | Maret 07, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-18T06:54:13Z
"Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu. Imamat 26:1

Patung menurut Ensiklopedia Britannica merupakan suatu bentuk artistik di mana menggunakan bahan keras dan lunak yang dikerjakan menjadi karya seni tiga dimensi. Patung memiliki wujud/ bentuk yang dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  1. Patung figuratif (realis/representatif). Berarti patung yang merupakan tiruan dari bentuk alam, seperti manusia, binatang dan tumbuhan.
  2. Patung nonfiguratif (imajinatif/nonrepresentatif). Adalah patung yang tidak meniru alam, terlepas dari wujud-wujud tiruan yang ada di alam. Patung ini perwujudannya tidak nyata dan bersifat abstrak.
Fungsi patung dibuat dibedakan menjadi: patung religi, patung monumen, patung arsitektur, patung dekorasi, Patung dekoras, patung kerajinan, patung seni. Tulisan ini bersinggungan dengan wujud patung figuratif dan berfungsi sebagai religi.

Allah melarang menyembah patung tetapi dalam kondisi tertentu menyuruh dan mengizinkan membuat patung tapi bukan untuk menyembah ilah-ilah. Alkitab memuat juga perintah untuk membuat patung meski bukan untuk dijadikan obyek penyembahan. Misalnya:
  1. Perintah Allah kepada Musa untuk membuat dua kerub dari emas di atas penutup tabut perjanjian (Keluaran 25:18-20)
  2. Perintah Allah kepada Musa untuk membuat dan meninggikan patung ular tembaga (Bilangan 21:9; Yohanes 3:14-15)
  3. Raja Salomo membuat patung Kerub (1 Raja-raja 6:23-28)
Imamat pasal 26 merupakan kesimpulan dari seluruh isi hukum imamat dan masalah patung untuk beribadah sehingga disembah dan tugu berhala mendapatkan sorotan yang utama dalam hal yang dilarang. Orang Israel yang telah dibebaskan dari perbudakan di Mesir dengan menundukkan para dewa Mesir dan akan masuk Kanaan dimana penduduk asli Kanaan juga menyembah aneka dewa-dewa dengan media patungnya telah diperingati TUHAN.

Patung / וּפֶ֤סֶל / ū·p̄e·sel dalam teks adalah gambar ukiran, gambar patung, berhala sehingga jangan buat patung ditujukan jika patung itu berfungsi berhala. Jika patung tersebut bukanlah berhala maka bukan termasuk dalam larangan sesuai konteks dari kitab imamat tersebut.

Berhala dalam teks berasal dari kata אֱלִילִ֗ם / ’ĕ·lî·lim berasal dari kata dasar אֱלִיל / elil juga berarti: ketidakcukupan, ketidakberdayaan, kesia-siaan, tidak berharga. Orang Israel diingatkan agar tidak menyembah patung dan tugu berhala sebab hal itu sia-sia belaka karena tidak berdaya dan hampa. Pemazmur menyatakan:
  • 115:4 Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,
  • 115:5 mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat,
  • 115:6 mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium,
  • 115:7 mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya.
Patung yang disembah / patung berhala dipercaya bahwa dewa-dewa mereka “hidup” di dalam patung-patung sembahan

Mengabaikan adanya roh-roh jahat di dunia seperti yang tertulis di Efesus 6:12 adalah salah. Ayub mendapatkan malapetaka ketika setan menuntut kepada TUHAN untuk diberi hak mencobainya. Roh-roh itu sebagian "menghidupi" patung-patung sembahan manusia. Tetapi TUHAN lebih besar dari semua roh roh tersebut, meski disebut dewa-dewi. TUHAN tetap yang kontrol segala sesuatu.

Matthew Henry menyatakan: “Pastikanlah bahwa kamu sekali-kali tidak menyembah patung, ataupun membuat patung atau gambar apa pun untuk tujuan kegiatan ibadah”. Tidak ada dosa yang lebih membangkitkan murka Allah daripada dosa ini. Namun, juga tidak ada dosa lain yang lebih membuat mereka ketagihan, dan yang setelahnya terbukti membawa akibat paling merusak bagi mereka daripada dosa ini. Selain memahami keberadaan Allah, bahwa Allah itu satu dan berkuasa penuh atas segalanya, kita juga perlu mengerti dan percaya bahwa Allah itu Roh yang tidak terbatas. Oleh sebab itu, jika kita menggambarkan Allah sebagai patung, yaitu dengan menciptakan patung itu, atau membatasi-Nya sebagai patung, yaitu dengan menguduskan patung itu, dan menyembah-Nya melalui patung, yaitu dengan bersujud kepada patung itu, kita telah mengubah kebenaran-Nya menjadi dusta dan kemuliaan-Nya menjadi cela.

Pembuatan patung agar patung itu disembah sesuatu yang menyakiti hati TUHAN sebab DIA inginkan kepada diri-Nya saja kita beribadah dan menyembah (Ulangan 6:13 Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.) Dengan menyembah patung-patung berhala, umat Allah menyakiti hati Allah. Allah cemburu jika kita menyembah oknum lain di luar diriNya seperti para berhala atau ilah-ilah lainnya. (Keluaran 34:14 Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.)

Penyembahan terhadap patung bentuk tidak mempercayai TUHAN sebagai yang berkuasa dalam hidupnya serta salah satu bentuk tindakan yang tidak memberi penghormatan kepada Allah dan ingin mendapatkan sesuatu dengan caranya sendiri yaitu pemujaan kepada ilah-ilah diluar TUHAN. Tuhan Yesus pernah berkata: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Matius 16:26)

Dalam Taurat ada dua belas ucapan kutuk. Kutuk yang pertama diucapkan adalah kutuk membuat patung berhala.(Ulangan 27:15 Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang tukang, dan yang mendirikannya dengan tersembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah menjawab: Amin!) Akibat kutuk maka datang hukuman TUHAN yang tertulis dalam Ulangan 28:15-46 bahkan mereka akan terusir dari tanah yang dijanjikan TUHAN terserak kesegala mata angin sebagai orang asing.

Pelarangan penyembahan patung berhala bukan hanya di Perjanjian Lama saja. Perjanjian Baru memuat hal itu. Paulus menyatakan bahwa para penyembah berhala sebenarnya adalah orang-orang yang bodoh: “Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar” (Roma 1:22-23). Ini berlawanan dengan pernyataan Alkitab bahwa “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yoh. 4:24).

Kewaspadaan terhadap berhala juga berlanjut ditujukan kepada gereja Tuhan. Dalam Kitab Wahyu ke tujuh jemaat, ada dua jemaat yang mendapat teguran ; celaan; kritik; dari TUHAN, yaitu:
  1. Jemaat Pergamus Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. Wahyu 2:14
  2. Jemaat Tiatira Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
Perzinahan rohani alias selingkuh yang menduakan TUHAN diikuti makan yang telah dipersembahkan kepada berhala sesuatu yang membuat TUHAN tidak berkenan kepada anggota jemaat terlebih-lebih dengan adanya ajaran "Izabel".

Berdasarkan Kitab Wahyu akan datang suatu masa patung dapat berbicara dan semua orang yang tidak menyembah patung akan dibunuh (Wahyu 13:15) meski sejumlah penafsir menafsirkan adalah robot tetapi bukan tidak mungkin Iblis bertindak di akhir zaman untuk menyeret banyak orang kepada penyembahan berhala. Perlu pertolongan TUHAN agar bijaksana dan tekun menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus agar tidak terlibat penyembahan berhala meski harus mati pada zaman itu. Peristiwa yang menantang iman Kristen masa lalu diduga akan terulang kembali, tapi entah kapan.

Menyembah patung sebagai penyembahan berhala adalah tantangan iman sepanjang masa. Orang Kristen saat merasa takut terkadang kita mengenakan salib atau sosok yang kelihatan agar dapat ketenangan tetapi itu tidak akan menjawab masalah dan membatasi kehadiran TUHAN ALLAH padahal Allah Maha hadir dan kuasanya tidak memerlukan medium.

Jangan menyembah berhala, melainkan sembahlah TUHAN YESUS sebab Dia adalah gambar wujud Allah yang tidak terlihat. Barang siapa melihat Yesus, dia telah meihat Allah ( Kolose 1:15; Ibrani 1:3; Yohanes 14:9)



Tulisan lainnya:
Waspada Terhadap Berhala
Pilih Kristus Seutuhnya
Kuasa Kegelapan dan Pelepasannya
Anak Lembu Yerobeam
Dosa Tidak Percaya


×
Berita Terbaru Update