-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Waspada Terhadap Berhala

Senin, 07 Oktober 2019 | Oktober 07, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-22T23:58:13Z

1 Yohanes 5:21 Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.

Kata waspada berasal dari kata φυλάξατε (phylaxate) dengan kata dasar φυλάσσω/phulassó yang berarti menjaga, melindungi; sedang waspada, Wycliffe mengambarkan sebagai prajurit yang tugas jaga sedangkan berhala ialah sesuatu yang menduduki tempat yang seharusnya diduduki oleh Allah. Efesus limpah dengan berhala dan berbagai praktik penyembahan berhala; oleh karena itu peringatan ini paling cocok. Sedangkan Utley berpendapat bahwa berhala adalah berhubungan dengan pengajaran dan gaya hidup dari para guru palsu atau karena Gulungan Kitab Laut Mati mengunakan istilah ini dalam pengertian dosa. Istilah berhala dan dosa mungkin bersinonim.

Pengetahuan akan hidup yang kekal telah dijabarkan oleh Rasul Yohanes dan mereka hidup dalam persekutuan dengan Yesus Kristus dan mendapatkan jaminan hidup kekal... tetapi tetap Yohanes memperingatkan agar waspada terhadap segala berhala. Karena kamu sudah mengenal Allah yang benar, dan berada di dalam Dia, hendaklah terang dan kasihmu melindungi kamu terhadap segala sesuatu yang diajukan melawan Dia, atau bersaing dengan-Nya. Jauhilah ilah-ilah palsu dari bangsa kafir. Mereka tidak sebanding dengan Allah yang memiliki kamu dan yang kamu layani.

Saat kegagalan, pergumulan, dan tantangan, seringkali membuat kita kecewa dan lelah dalam perjuangan iman. Namun ingatlah bahwa Allah sendiri yang menjamin kepastian kehidupan kekal! Waspada saat jalam hidup melewati lembah kekelaman, janganlah kita mengambil tawaran dari ilah-ilah yang sepertinya memberi solusi terhadap masalah kita. Jika kita berpaling ke berhala berarti tidak percaya kepada Tuhan Allah mampu memberikan jalan keluar dan juga tidak menghormatiNya serta menjadikan kebutuhan / keinginan kita sesuatu yang lebih daripada Tuhan Allah.

Tuhan menentang penyembahan berhala. Allah itu cemburu jika kita berpaling dari DIA kepada ilah lain. Meskipun orang jahat dan penyembah berhala dimusnahkan melalui air bah pada zaman Nuh, namun keturunan Nuh mendirikan menara Babel yang diduga adalah sebuah zigurat raksasa untuk penyembahan berhala sehingga proyek dikacaukan oleh Tuhan dengan diturunkan aneka ragam bahasa di bumi. Lalu Tuhan menyuruh Abraham keluar dari tanah Ur yang menyembah "Sin" (dewa bulan) dan menetap di Kanaan yang juga penduduknya menyembah berhala misal "Baal". Musa bangkit membawa Israel keluar dari perbudakan Mesir dengan penyembahan berhalanya, tetapi Israel terlibat dalam penyembahan berhala adalah penyembahan anak lembu emas ketika Musa masih berada di Gunung Sinai (Keluaran 32:1-6). Sepanjang zaman para hakim umat Allah sering kali berbalik untuk menyembah berhala. Sekalipun tidak ada bukti tentang penyembahan berhala sepanjang masa Saul dan Daud, tahun-tahun terakhir dari masa pemerintahan Raja Salomo membuka peluang bagi suatu pola penyembahan berhala yang tetap di Israel (1Raj 11:1-8). Dalam sejarah kerajaan yang terbelah, semua raja dari kerajaan Israel di utara menyembah berhala, sebagaimana juga banyak raja kerajaan Yehuda di selatan. Hanya setelah masa pembuangan maka penyembahan berhala berhenti dilakukan orang Yahudi.

Musa (Ulangan 32:17) maupun pemazmur (Mazmur 106:36-37) menyamakan berhala ialah ilah-ilah palsu dengan setan-setan. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus mengenai makan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala, "persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah" (1Kor 10:20). Dengan kata lain, kekuatan di balik penyembahan berhala adalah kekuatan dan perbuatan roh-roh jahat, dan roh-roh jahat ini memiliki kuasa di bumi ini. Iblis selaku "ilah zaman ini" (2 Korintus 4:4) masih menjalankan kuasa yang cukup besar pada masa jahat ini ( 1 Yohanes 5:19 ) Iblis dan roh jahat memiliki kuasa untuk mengadakan bermacam mukjizat, tanda, dan perbuatan ajaib palsu (2Tes 2:9; Wahyu 13:2-8,13; 16:13-14; 19:20) dan memberikan keuntungan jasmaniah dan materiel kepada manusia. Tidak dapat disangkal, kuasa ini kadang-kadang memperbesar kemakmuran orang fasik (bd. Mazmur 10:2-6; 37:16,35; 49:7; 73:3-12).

Orang Kristen seharusnya tahu bahwa kuasa Yesus Kristus lebih besar daripada kuasa roh-roh jahat sehingga tidak melakukan praktik penyembahan berhala dan membencinya. Dengan tidak mencari kekuatan gaib yang mengantikan Tuhan Allah maka dapat fokus kepada Tuhan yang dikenal dalam Yesus Kristus sebagai jawaban dari segala sesuatu yang terjadi. Bukankah Israel yang mengalami pembuangan menjadi jera menyembah berhala? Israel mendirikan aneka peraturan dengan menafsirkan ulang hukum hukum Tuhan dan tafsirannya menjadi berhala karena merampas kedudukan TUHAN. Lihat Ajaran Tuhan atau ajaran manusia

Dalam Alkitab dijumpai hal yang salah tentang menyembah berhala, misal:
  • Roma 2:22 Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?
  • Wahyu 2:14 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
Menyembah berhala menyebabkan penghukuman di neraka jika tidak bertobat. (Wahyu 21:8 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.")

Berhala yang merebut posisi Tuhan sebagai yang utama dalam hidup telah berubah. Patung yang disembah hampir tidak ada dalam praktik kehidupan Kristen saat ini, namun ada lain yang mengantikan TUHAN sebagai tempat yang terutama dalam hidup. Hal itu antara lain:
  • Mementingkan uang dan kekuasaan daripada Tuhan.
  • Mengidolakan manusia daripada Tuhan
  • Mengutamakan status, karier, prestasi dan pekerjaan daripada ketetapan Tuhan
  • Kecanduan Handphone, internet, games, film, musik, televisi dan wisata.
  • Lebih senang melakukan hobi, tradisi dan kebudayaan daripada perintah Tuhan
  • Menuruti hawa nafsu daripada hidup dalam Roh.
  • Mencari pujian bagi diri sendiri atau mencintai diri sendiri dibanding mengasihi Tuhan dan sesama.
Berhala dalam arti luas adalah sikap hati seseorang yang lebih mengutamakan, mementingkan apapun juga, daripada Tuhan kita Yesus Kristus. Karena berhala berbicara sikap hati maka hanya TUHAN yang dapat menilai hati manusia yang dapat menentukan apakah seseorang menyembah berhala atau tidak. Menjadikan Tuhan yang lebih utama daripada hal lain hidup yang taat terhadap hukum Tuhan yaitu Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dengan mengasihi Tuhan maka kita dapat mengutamakan TUHAN dibandingkan apa pun yang memikat hati dan pikiran kita.

Waspada terhadap berhala tetap aktual sekalipun tidak memiliki patung atau tidak memuja ilah-ilah lain atau tidak tinggal di kota Efesus yang banyak berhala. Waspada terhadap berhala adalah ajaran Tuhan melalui Rasul Yohanes sekalipun kita telah mengenal Tuhan dan mendapatkan keselamatan kekal dari Yesus Kristus. Penyembahan berhala akan sirna jika memikul salib dan menyangkal diri setiap hari sehingga tidak ada kedagingan dan dunia menduduki tahta kekuasaan dalam hati selain daripada Tuhan Allah yang telah menebus dan membayar lunas dengan darah Anak Domba Allah. Dia telah menjadikan imamat rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaanNya yang dipanggil dari gelap menuju terang yang ajaib.



Tulisan lainnya:
Zina Dan Kehidupan Kristen
Anak Lembu Yerobeam
Patung Sebagai Berhala
Kuasa Kegelapan dan Pelepasannya
Pengantar Okultisme
Pilih Kristus Seutuhnya


×
Berita Terbaru Update