Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Rabu, 03 Maret 2021

Ibu, Inilah Anakmu!

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Yohanes 19:26-27

Teks di atas adalah ucapan ketiga yang diucapan Yesus di kayu salib. Ucapan ini terucap setelah mengucapkan:
  1. Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
  2. Aku berkata kepadamu, sesungghnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus
Yesus yang dilahirkan melalui Maria (kemudian melahirkan perdebatan antara Theotokos dan Christotokos) manjadi perhatian Yesus berikutnya setelah berbicara kepada prajurit prajurit Romawi yang menyalibkan lalu penjahat yang ikut disalibkan tetapi bertobat dan percaya kepadaNya.

Yesus ketika disalibkan menanggung siksaan badani dan mungkin ada pergumulan batin yang berat, memperhatikan sekelilingNya dengan kesadaran dan ketenangan yang didasari kasih kepada banyak orang termasuk Maria. Yesus memiliki kasih dan perhatian bagi ibunya yang diduga berusia sekitar lima puluh tahun dan sudah menjadi janda karena Yusuf telah meninggal.
Yesus yang menderita menghibur, memberi kekuatan, pengharapan, dan jalan keluar kepada yang sedih dan berduka karena kehilangan.

Penyaliban Yesus bagi Maria yang melahirkan Dia, adalah pengenapan dari nubuatan Simeon (Lukas 2:35 --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.") Yesus yang dicambuk dan disesah sebelum disalibkan sehingga kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (Yesaya 53:4) Hati Maria seperti ditembus oleh pedang karena penderitaan yang dialami Yesus seraya kebinggungan tentang apa yang telah dilakukan Yesus sehingga diperlakukan demikian. Sesuatu yang dianggap tidak adil menimpa Yesus yang dilahirkannya.

Maria berdasarkan kesaksian Yohanes berada cukup dekat dengan Yesus yang disalibkan sehingga dapat mendengar suara Yesus. Saat Maria mendekat bersama muridNya maka disanalah Yesus memberikan wasiat kepada mereka. Kepada Maria, perempuan inilah anakmu, Yohanes dan kepada murid-murid, Maria adalah ibunya. Maria tidak usah larut dalam kesedihan dan kesepian sebab mereka (murid-murid) akan bersama-sama dengannya mengantikan Yesus. Kepada murid-murid yang merasa sedih sekarang ada sosok Maria sebagai seorang ibu. Sejak wasiat Yesus maka hubungan Maria dengan murid-murid Yesus lebih akrab seperti hubungan ibu dengan anak. Sejak saat itu diduga Yohanes seorang murid Yesus menerima Maria di dalam rumahnya.

Dalam Injil Yohanes, dua kali Maria dipanggil oleh Yesus sebagai "perempuan" pertama saat perkawinan di Kana saat kehabisan air anggur (Yohanes 2) dan kedua saat meratapi Yesus disalib. Yesus mengajarkan Maria agar tidak memandang Yesus sebatas relasi sebagai anaknya tetapi sebagai Juruselamat dan TUHAN dalam hidupnya. Maria dibawa oleh Yohanes murid Yesus berdampak besar dalam kehidupan Maria dan saudara-saudara Yesus tentang siapa Yesus karena Maria dan juga saudara-saudara Yesus belajar bagaimana memandang Yesus dalam dimensi yang baru sebagai Juru selamat hidupnya. Hal ini diduga mengigatkan Maria saat berjumpa dengan malaikat, ia berkata : "Jiwaku memuliakan Tuhan. Hatiku bergembira karena Allah, juruselamatku."

Kehadiran para murid Yesus dalam kehidupan Maria dimana Maria dianggap sebagai ibu / bunda bagi para murid juga menolong secara kebutuhan fisik dan mental setelah ditinggalkan Yesus. Alkitab tidak menjelaskan saudara-saudara Yesus saat itu tetapi diduga mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Murid-murid yang menghormati saudara-saudara Yesus menuntun Maria dan saudara-saudara Yesus dalam kehidupan yang baru. Yesus setelah bangkit berulang kali menampakan diri kepada para murid-Nya dan para murid dapat menyampaikan pesan-pesan Yesus kepada Maria dan saudara-saudara Yesus

Dalam waktu singkat murid-murid Yesus diterima dengan baik oleh Maria dan saudara-saudara Yesus sehingga berdasarkan Kisah Para Rasul, Maria dan saudara-saudara Yesus ikut bertekun dengan sehati dalam doa. (Kisah Para Rasul 1:14) Karena mereka mengikuti pesan Yesus maka Maria dan saudara-saudara Yesus turut dibaptis Roh Kudus. Robert W. Funk menyatakan awalnya para saudara dan ibu Yesus skeptis atau menolak Yesus namun kemudian menjadi bagian dari gerakan Kekristenan.Yakobus, "saudara Tuhan", memimpin Gereja di Yerusalem (Uskup Yerusalem yang pertama) Baptisan Roh Kudus mengubah kehidupan Maria dan saudara-saudara Yesus.

Yohanes menerima amanat Yesus untuk memperlakukan Maria seperti ibunya sendiri. Yohanes menerima, merawat dan menghormati Maria seperti menghormati orang tua sendiri. Diduga Yohanes tetap berada di "Israel" selama Maria hidup (Maria tinggal bersama Yohanes selama lima belas tahun), baru memutuskan pindah dan tinggal di kota Efesus setelah Maria meninggal. Yohanes dengan Maria adalah suatu komunitas keluarga yang melampaui hubungan darah yang ada. Yesus dengan menyerahkan Maria kepada Yohanes untuk diperlakukan seperti ibunya sendiri maka tanggung jawab sebagai manusia terhadap perempuan yang melahirkannya dapat dilaksanakan tanpa meninggalkan tanggung jawab kepada BAPA yaitu mengosongkan diriNya, Yesus memberikan penghormatan kepada Bapa dengan segenap hidupNya.

Berdirinya Maria di bawah salib Yesus, meskipun samar, namun tidak berlebihan mengkaitkan dengan Kejadian 3:15 yaitu permusuhan keturunan perempuan dengan ular dimana keturunan perempuan meremukan kepala ular dan ular akan meremukkan tumitnya. Kata “benih” adalah nubuatan pertama tentang kelahiran Kristus dari anak dara, yang disebut “keturunan perempuan.” Keturunan perempuan diremukan tumitnya simbol yang dari penderitaan dan kematian Juruselamat yang "tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh kejahatan kita Yesaya 53:5. Meski tumitnya diremukkan namun ular diinjak kepalanya sehingga tidak berdaya dan kepala ular pecah. Yesus yang mati kemudian bangkit kembali dan akan datang kembali sebagai Raja dan Hakim yang mengadili setiap makhluk di dunia. Saat kedatangan Yesus kedua benar-benar meremukkan sehingga kepalanya pecah. Ular tua yaitu Iblis dan seluruh pembuat kejahatan yang tidak bertobat akan dilemparkan ke dalam api neraka.

Kehadiran Maria, ibu Yesus di bawah salib dalam perspektif Injil Yohanes menurut Rita Wahyu memiliki peranan ganda:
  1. Sebagai lambang feminim ibu gereja. Gereja diibaratkan sebagai "mempelai perempuan" dan Kristus adalah kepala gereja itu.
  2. Sebagai kemenangan perempuan, peran serta perempuan dalam karya penyelamatan. Gambaran negatif Hawa telah digantikan Hawa yang memberi kehidupan".
Ibu, inilah anakmu kepada Yohanes dan kepada para murid inilah ibumu. Pernyataan ini menurut Esra Alfred Soru adalah bentuk tanggungjawab Yesus terhadap:
  1. Tanggung jawab terhadap dunia dengan menempatkan Allah di atas segalanya (dengan tidak mengabaikan manusia yaitu keluarga dan sesamanya).
  2. Tanggung jawab sebagai manusia yaitu menitipkan ibunya kepada Yohanes.
Perkataan Yesus ketiga saat disalib seperti teks di atas penting sekali bagi Maria, saudara-saudara Yesus, Yohanes dan para murid Yesus lainnya bahkan gereja Kristus. Melalui ucapan waktu disalibkan menyelesaikan banyak hal sehingga tubuh Kristus bersatu hingga kedatanganNya kedua dimana iblis remuk dan binasa.



Tulisan lainnya:
Hormat Terhadap Orang Tua
Antara Theotokos dan Christotokos
Rasul Yohanes
Kemanusiaan Yesus Kristus
Pendidikan Dalam Rumah Tangga


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)