-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Mengajar Kreatif Menurut Shelly Cunningham

Selasa, 22 Agustus 2017 | Agustus 22, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-07T18:33:12Z

Shelly Cunningham mengijinkan pemikirannya mengenai metode mengajar kreatif untuk dikutip dan masuk ke dalam buku Michael J Anthony dalam judul “Christian Education for The Twenty-First Century. Buku ini diterbitan oleh Baker Academic tahun 2001.

Shelly cunningham memaparkan bahwa Kitab Kejadian 1 menerangkan Tuhan sebagai pencipta yang kreatif yang menciptakan manusia sebagai ciptaan-Nya yang segambar dengan Allah. Kepercayaan orang Kristen berpikir kreatif dan imajinatif bersumber pada kitab suci.

Melalui proses belajar dan mengajaran yang kreatif berhubungan dengan kebenaran Tuhan melibatkan pikiran, kehendak dan emosi seluruh peserta dalam proses belajar-mengajar. Metode Pengajaran kreatif hadir karena manusia diciptakan segambar dengan Allah yang sangat kreatif.

Melalui pengenalan dan menjadi Murid-Nya Pencipta yang kreatif maka proses dalam metode pengajaran kreatif terwujud. Penulis menampilkan sosok Daud sebagai pengikut / murid Tuhan bertindak mengunakan sumber-sumber yang sangat kreatif untuk mengalah Goliat. Metode pengajaran kreatif membuat guru sebagai pejuang perubahan membekali pelajar untuk menangapi perubahan budaya, bertarung dengan pemahaman waktu dan menemukan bahwa Allah membawa kita mengunakan dan memakai kuasa-Nya, Hikmat-Nya yang sangat kreatif dan menang bersama Allah Yang Kreatif.

Siapa yang layak disebut pengajar yang kreatif, penulis menyatakan sedikitnya ada beberapa beberapa faktor seperti:
  • Guru kreatif mendorong pelajar untuk melakukan eksperimen atau menurut saya tindakan yang memungkinkan pelajar secara tidak langsung masuk proses pendidikan dan pelatihan.
  • Guru yang kreatif dekat dengan muridnya. Rekayasa hubungan positif dengan muridnya, terbuka, jujur, fleksibel dan mendorong peran serta anak-didik terlibat dalam belajar yang membuat suasana belajar saling menghormati dan berbagi pendapat dan pelajar alami perkembang. 
  • Kreatifitas memerlukan komitmen agar kreatif muncul secara alami, spontan tanpa tekanan. Melalui kurikulum pengajaran yang kreatif, guru dapat melakukan evaluasi sasaran, perencanaan dan kegiatan/aktifitas guru.
Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan sangat kreatif. Murid langsung berhadapan Yesus Sang Guru yang jujur, terbuka, supel dan secara spontan alamiah memdidik masuk dalam pelatihan praktek dan tiori yang sangat kreatif dan mengubah Petrus seorang penjala ikan menjadi penjala manusia.

Kita manusia yang diciptakan segambar dengan-Nya maka sesungguhnya ada potensi yang dapat digali untuk terlibat dalam proses belajar dan mengajar secara kreatif. Penulis juga mengupas bagaimana mengajar kreatif.
Peran guru, suasana atmosfer proses belajar dan mengajar menarik perhatian penulis. Dalam pendidikan Kristen maka dasar yang injili sangat penting ditanamkan.

Penulis mengajukan pendapatnya agar lahirnya kreatifitas dalam proses belajar dan mengajar. Pendapatnya antara lain: 
  • Sajikan kerancuan-kerancuan, ketidak-pastian-ketidak pastian, dan ketidak-lengkapan.
  • Pertinggi antipasi dan harapan atas apa yang datang. Jelajahi unsur-unsur yang hilang dan berbagai kemungkinan yang baru.
  • Perhatikan aneka faktor seperti psikologi, kemasyarakatan, budaya baik secara fisik atau emosional.
  • Bekerja untuk membuat kejadian / peristiwa dan tempat-tempat yang dapat dilihat.
  • Meminta atau menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang propokatif dan hal-hal mengejutkan serta mendorong keluar dari zona aman yang nyaman. 
  • Ujian, ide-ide eksperimen, dorong menyusun hipotesis dan mengubah dan menyusun informasi.
Pendapat yang diutarakan penulis sangat baik untuk memberi rangsangan kreatif dan bersifat pedagogy bukan yang ditekankan bersifat peniruan atau hafalan dan rutinitas.

Penulis mengungkapkan pengalaman pelajaran yang kreatif. Penulis menyatakan antara lain untuk mendapatkan pengalaman pelajaran yang kreatif antara lain:
  • Tersedianya pengalaman awal yang menarik perhatian siswa. Masalah, konsep,situasi, ide, pemakaian media, peran, demontrasi sesuatu yang ditawarkan kepada siswa dan mengarahkan memusatkan dengan sejumlah opsi yang hidup.
  • Sediakan siswa dengan situasi-situasi dan bahan-bahan manipulatif untuk dieksplorasi. Permainan-permainan, media, file-file, sourcebooks, diskusi-diskusi adalah “stater” yang baik.
  • Nara sumber menyediakan pertanyaan kepada siswa dan atau darmawisata sehingga mendorong pencaharian informasi.
  • Sediakan bahan-bahan dan peralatan bahwa akan ada percikan dan mendorong percobaan atau produksi dari siswa.
  • Sediakan waktu untuk siswa untuk mengolah, mendiskusikan, eksperimen, kegagalan dan keberhasilan.
  • Sediakan bimbingan, menyakinkan kembali, dan menguatan untuk ide-ide para siswa dan hipotesis.
  • Strategi jalan keluar, Pemecahan dan mendorong dan jalan keluar.
Pemikiran divergen tidak dibatasi hanya berlaku untuk orang dewasa tetapi juga untuk anak-anak. Penulis berpendapat kurikulum yang kreatif dan hal yang menantang memahami pengintegrasian bidang dapat diperkenalkan kepada kelompok kanak-kanak. Anak-anak, remaja dan orang dewasa dapat menghasilkan hal-hal luar biasa. Pernyataan ini sangat menarik.

Penulis juga menulis tip untuk mengajar kreatif dalam pendidikan Kristen. Tip penulis diberikan berhubungan dengan belajar adalah disengaja dan hubungan antar pribadi dalam komunikasi yang tepat hal-hal kebenaran injili.

Pelajar terkadang bosan, marah, tanpa harapan. Mengidentifikasi akar masalah dan sub permasalahan dengan pola pendekatan kreatif dapat menjurus kepada penemuan-penemuan alternatif-alternatif yang tidak terlihat sebelumnya.
Ruang kelas yang kreatif mendorong kebebasan berbicara mengungkapkan pendapat tetapi bukanlah Laissez faire. Sekalipun anak didik diizinkan membuat aneka pilihan hingga mendesain proyek-proyek mereka namun tetap memerlukan management seperti jadwal / waktu, kelompok, ruang kelas yang dimodifikasi atau hal-hal lain.

Penulis memberikan contoh kasus mempelajari hubungan antara Allah dan Adam di dalam Taman Firdaus. Penulis memamparkan rintangan terhadap metoda-metoda pengajaran kreatif pendidikan Kristen. Tantangan dapat terjadi antara lain berasal dari dikotomi sekuler dan kudus, keraguan tentang kemampuan-kemampuan yang kreatif, penyesuaian dan atau mengurangi perlawanan terhadap kejutan-kejutan yang muncul dalam proses belajar. Bila kreativitas dapat diprediksi dan keduniawian maka metoda kretif menjadi suatu kelemahan dalam pengajaran masa depan yang kreatif.
Kelesuan kreatif juga dapat disebabkan dari guru yang mengajar. Guru menyukai hal yang nyaman, puas, disenangkan, angkuh, disesuaikan dan menentang kreatifitas berakibat lesunya kreatifitas dalam proses belajar-mengajar.

Selain dari pihak pengajar, disisi lain pihak pelajar tidak menyukai tugas-tugas kurikulum terbuka kreatif menjadi frustasi. Menjelajahi pengajaran kreatif dan mengajar karena kreativitas adalah perjalanan ke dalam situasi tidak dikenal sebelum dicoba oleh guru dan pelajar.

Kreatifitas ada harganya. Mengadosi suatu kesanggupan melibatkan pelajar secara holistik seperti dengan kebenaran Kitab Suci memerlukan waktu, usaha dan kesediaan mengambil resiko dan gagal.
Para guru harus berkeinginan membawa para siswa untuk bermimpi melayari laut-laut yang kreatif. Dalam sebelum pelayaran, cuaca tidak dapat diramalkan, teman sekapal dapat bertengkar, kapal dapat terdampar, dan hal yang berharga yang dapat dipetik adalah belajar sebanyak dari kegagalan.

Akibat keberhasilan ada keinginan mengulang kembali dengan harapan kembali indahnya keberhasilan tetapi kegagalan akan menyebabkan perubahan, selalu berbeda dan mengejutkan. Kreativitas dalam pendidikan Kristen diasumsikan oleh penulis seperi kapten dan anak kapal mengali pasir yang diduga ada harta terpendam tanpa dapat mengetahui apa yang akan ditemukan dan atau terjadi. Penulis menyatakan untuk melayari laut-laut kreatif memerlukan guru yang melakukan tindakan seperti : mencoba sesuatu yang baru atau yang berbeda, ambil sesuatu tikam padanya, kepura-puraan, tidak cemas, melepaskan cara bergantung, bila tidak dapat melakukan dengan sempurna, setujui mencoba bagaimanapun keadaannya.
Harga yang dibayar oleh guru dapat berbuah dengan terlihatnya pelajar-pelajar yang bergairah tentang Firman Allah dan merasa terikat dengan belajar lebih banyak tentang Anak Alllah.

Alinea terakhir, penulis memberikan nasehat, dorongan semangat untuk mengajar pendidikan Kristen dengan kreatif dengan mengutip kitab Ibrani 12:1-1 yang diadaptasikan untuk guru-guru yang mengajar pendidikan Kristen.
Sangat dianjurkan bahwa mengajar kreatif didasari oleh persekutuan dengan Roh Kudus dan mengikuti Yesus Kristus dengan sukacita . Penulis juga menjadikan Yesus sebagai Firman yang jadi manusia dan memikul dosa, disalib dan bangkit duduk disebelah kanan Allah Bapa sebagai contoh guru yang kreatif. Ditengah-tengah para saksi yang menonton pertandingan iman, para guru mengajar pendidikan Kristen dengan kreatif.

Bila saya amati tulisan dari Shelly Cunningham adalah baik. Dalam perubahan nilai dan arah zaman dengan ditandainya bahwa kehidupan telah masuk ke dalam era informasi, dan manusia akan disapu dengan sejumlah informasi dengan frekuensi yang meningkat dan manusia hidup bersandar pada pengambilan keputusan yang didasari oleh informasi yang diterima maka pendidikan Kristen secara kreatif adalah harga yang mutlak untuk dilakukan oleh institusi dan pendidik Kristen agar siswa yang dididik dapat bergerak lincah dalam mengelola informasi dan Injil Kristus harus ditanamkan agar tetap kokoh dalam kebenaran Firman Allah yang sangat berguna dalam ketidak-pastian terhadap fakta, rumor atau distorsi suatu informasi.

Era informasi perlu kreatif dalam ide yang disertai hikmat dari Tuhan agar dapat melalui tantang zaman dan menang bersama-Nya. Segala hormat bagi Dia, Guru Agung Yang Kreatif yang melintasi segala zaman dan melintasi perubahan-perubahan dengan gilang-gemilang.
×
Berita Terbaru Update