- Memisahkan hati dengan akal. Hasilnya : akal yang tidak tahu cara merasa, dan perasaan yang tidak tahu cara berpikir.
- Memisahkan fakta dengan perasaan. Hasilnya : fakta-fakta mati yang membuat dunia makin menjauh, dan perasaan acuh yang mengurangi makna sebenarnya dari apa yang dirasakan orang sekarang ini.
- Memisahkan tiori dengan praktek. Hasilnya : Tiori yang tidak bisa diterapkan dalam kehidupan, dan praktik yang tidak didasari dengan pemahaman.
- Memisahkan pengajaran dengan pembelajaran. Hasil: guru yang terus berbicara tetapi tidak mendengarkan, dan murid yang terus mendengarkan tetapi tidak berbicara.
- Matius 10:16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
- Matius 22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
- Ibrani 10:16 sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,
- Yohanes 11:33 Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata
- Yohanes 11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
Tuhan Yesus tidak memisahkan pengajaran dan pembelajaran. Yesus, mendidik murid-Nya yang mayoritas nelayan menjadi seorang yang memiliki pengaruh yang luas di masyarakat. Proses pembelajaran berkembang karena Yesus mengajar dengan memperhatikan, mendengarkan, memahami murid-murid-Nya dan mengarahkannya sedemikian rupa sehingga murid-Nya dapat meneruskan apa yang di dapat dari Gurunya. Yesus adalah sosok guru seutuhnya dalam dalam mengajar.
Belajarlah dari-Nya agar dapat menjadi guru seutuhnya dalam membina murid-murid yang dipercayakan kepada kita.