Manajemen hijau, sebagai paradigma dalam pengelolaan organisasi yang berbasis pada aktivitas perlindungan, pengawetan dan pelestarian lingkungan adalah sebuah upaya terprogram, terpadu dan teritegrasi dari seluruh pihak agar berdaya guna dan berhasil guna dan bermanfaat bagi semua pihak. Jauh sebelum manusia jatuh dalam dosa, sebelum timbul aneka permasalahan akibat hilangnya kemuliaan Allah, manusia yang ditempatkan Tuhan di taman Eden mendapatkan perintah mengusahaakan dan memelihara taman itu. Memelihara lingkungan hidup adalah tugas pertama manusia yang diberikan Tuhan kepada manusia.
Menjaga lingkungan adalah identik menjaga plasma nutfah. Indonesia adalah memiliki spesies terbesar untuk fauna laut, flora dan vegetasi hutan tropis. Kelalaian menjaga lingkungan hidup karena terjadinya perubahan pola ronatif iklim akibat pembalakan hutan. Deforestrasi hutan, pemburuan liar terhadap species langka, musnahnya plasma nutfah, pencemaran sungai-air-tanah sampai polusi asap sarat COx dan NOx
Memgusahakan dan memelihara adalah titik imbang antara kecepatan eksplotasi sumber alam dengan kemampuan regenarasi alamaihnya secara holistik dan integralistis. Permasalahan lingkungan bukanlah semata-mata berbicara tentang untung-rugi atau finansial. Manajemen hijau harus memenuhi dua postum keadilan , yakni "Keadilan Inter Generasi" dan "Keadilan Antar Generasi". Keadilan inter generasi berarti bahwa aktivitas pembangunan beserta hasilnya harus memberi manfaat kepada seluruh masyarakat tanpa kecuali. Keadilan Antar Generasi mengisyaratkan bahwa pembangunan pada masa sekarang harus dirasakan manfaatnya oleh genarasi yang akan datang dan generasi yang mendatang berhak menikmati kekayaan alam.
Untuk mendukung manajemen hijau diperlukan perilaku konsumen dan pendekatan pemasaran yang memiliki wawasan lingkungan. Gumesson merumuskan 30 R mengantikan 4 P dengan menempatkan relationship antara perusahaan dengan lingkungan sebagai hubungan penting yang didalamnya terdapat perkembanganan situasi dan kemajuan tekhnologi akan merembaknya kesadaran masyarakat akan kualitas, kesadaran lingkungan. Relationship, interactions dan network sebagai inti parameter pemasaran berdasarkan pertalian. Lingkungan dalam manajemen hijau sebagai sistem kehidupan mencakup tiga aspek, yaitu:
- Lingkungan fisik atau materiil.
- Ligkungan sosial, relasi manusia sebagai komunitas,
- Lingkungan idiil spiritual yang berkenaan dengan dunia ide dan kesadaran.
Tuhan sangat berkepentingan dengan lingkungan hidup manusia, sebab lingkungan disediakan bagi manusia terlebih-lebih saat memperhatikan umat-Nya yang membutuhkan lingkungan hidup yang bernilai bagi kelangsungan hidup yang sehat. [Wahyu 7:3 katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"]
Pilihan berdasarkan lingkungan hidup antara lain :
- Menciptakan produk dengan karakter dan komposisi yang memiliki dampak kepada lingkungan yang lebih kecil.
- Meningkatkan pengunaan bahan mentah lebih produktif atau yang terbarukan.
- Mengefisienkan pengunaan kemasan dan pengunaan bahan bio degradable atau re-use.
- Efesiensi energi.
- meningkatkan ketahanlamaan (durability)