-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

TUHAN dan Hidup Bahagia Tanpa Anak

Jumat, 10 Desember 2021 | Desember 10, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-17T21:11:20Z
Childfree adalah sebuah istilah yang merujuk pada orang atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, baik itu anak kandung, anak tiri ataupun anak angkat. Childfree berbeda dengan Childless. Childless lebih ke dalam kondisi dimana seseorang tanpa anak yang disebabkan karena keadaan seperti keguguran, maupun kondisi fisik dan biologis lainnya. Childfree merupakan pilihan yang dilakukan oleh seseorang atau pasangan yang ditetapkan saat ambil keputusan menikah. Ketersediaan alat kontrasepsi atau sterilisasi yang terpercaya sejalan dengan persiapan matang untuk kehidupan pada hari tua membuat childfree menjadi pilihan sejumlah pasangan. Childfree lazimnya ada di berbagai negara maju meskipun keputusan ini mendapatkan penilaian negatif bagi sebagian masyarakat tetapi di Indonesia hal ini juga ada.

Lauren Sandler dalam majalah Time, menawarkan pandangan sekilas tentang dunia wanita yang berkembang pesat "memiliki segalanya tanpa memiliki anak." Dia tidak hanya membiarkan kita melihat statistik; dia juga membiarkan kita mendengar suara wanita yang mereka dokumentasikan. Statistik itu sendiri dramatis: misalnya, sekitar satu dari lima wanita Amerika sekarang tidak memiliki anak, dibandingkan dengan satu dari sepuluh pada tahun 1970-an. Kita berbicara tentang perubahan demografis yang sangat cepat. Laura Scott, misalnya, berkata terus terang, "Motif utama saya untuk tidak memiliki anak adalah karena saya mencintai hidup saya apa adanya." Di Indonesia ada Influencer; Gita Savitri, Catwomanizer, atau Cinta Laura yang memutuskan untuk tidak memiliki anak atau childfree.

Childfree atau childless menurut Corinne Maier, ada sejumlah alasan untuk pilih hidup bahagia tanpa anak, yaitu:
  1. Sudah banyak tanggung jawab sosial dan keluarga, seperti menjadi perawat atau pengasuh utama dari orang tua, saudara atau pasangan yang disabel.
  2. Masalah finansial
  3. Kurangnya akses untuk mendukung jaringan dan sumber daya.
  4. Untuk kesejahteraan pribadi
  5. Adanya masalah kesehatan, termasuk kelainan genetik
  6. Ketakutan bahwa aktivitas seksual akan berkurang.
  7. Beragam ketakutan (misalnya, pengalaman disekap atau kekecewaan) sama seperti ketakutan bagi seorang anak
  8. Kerusakan atau masalah dalam suatu hubungan
  9. Ketakutan akan perubahan fisik akibat kehamilan, childbirth experience, dan masa pemulihan (misalnya berkurangnya daya tarik fisik)
  10. Keyakinan bahwa seseorang bisa memberikan kontribusi besar pada kemanusiaan lewat usahanya, bukan lewat cara membuat anak.
  11. Kesadaran akan ketidakmampuannya untuk menjadi orang tua yang sabar dan bertanggungjawab.
  12. Pandangan bahwa keinginan untuk membuat anak adalah suatu bentuk narcissism
  13. Tidak ada pasangan yang cocok
  14. Keyakinan bahwa adalah suatu tindakkan yang kurang tepat untuk membawa seorang anak yang tidak diinginkan ke dunia ini.
  15. Keyakinan bahwa adalah suatu tindakan yang kurang tepat untuk sengaja membuat anak sementara di luar ada banyak anak yang butuh diadopsi.
  16. Kepedulian akan dampak negatif pada lingkunan yang bisa mengancam seperti overpopulation, pollution, dan kelangkaan sumber daya alam.
  17. Antinatalis, keyakinan bahwa membuat manusia-manusia baru ke dalam dunia adalah suatu sikap immoral yang dilakukan turun termurun.
  18. Keyakinan akan kondisi bumi yang terus memburuk ke arah negatif sehingga menolak untuk membawa seorang anak ke dalam situasi yang kian memburuk tersebut (global warming effects,perang, kelaparan) Segala peristiwa buruk tersebut dapat membawa anak hidup dalam penderitaan hingga kematian.
  19. Keyakinan bahwa manusia cenderung memiliki anak karena alasan yang salah. (misalnya, ketakutan, tekanan sosial dari norma atau aturan budaya)
  20. Mengikuti ajaran agama yang menolak memiliki anak
  21. Tidak suka pada anak-anak
  22. Ketidakyakinan akan stabilitas hubungan orang tua.
  23. Tidak tertarik
  24. Keyakinan bahwa mereka terlalu tua untuk punya anak
  25. Orientasi karier
Childfree menyangkal betapa indahnya anak-anak dan betapa memuaskannya melahirkan dan membesarkan mereka—seperti yang telah diprotes banyak orang lain. “Anak-anak saya sangat berarti bagi saya,” kata orang-orang. “Kamu kehilangan begitu banyak kegembiraan tanpa mereka.” Anak-anak memang membawa kegembiraan. Tetapi orang-orang yang tidak memiliki anak mengaku menemukan kebahagiaan di tempat lain. Faktanya, kita semua mungkin mengenal banyak orang bahagia yang tidak memiliki anak.

Ditinjau dari sudut medis, hidup tanpa anak dengan memiliki anak memiliki kelebihan dan kekurangannya. Martee L Hensley menyatakan perempuan yang telah hamil memiliki risiko terkena kanker endometrium dan kanker ovarium yang lebih rendah ketimbang perempuan yang tidak pernah hamil dan perempuan yang tidak menyusui memiliki risiko terkena kanker payudara yang lebih tinggi. American Journal of Human Biology menemukan bahwa perempuan tanpa anak justru memiliki umur yang relatif lebih panjang 95 minggu ketimbang perempuan memiliki anak. Hal ini dikaitkan dengan faktor stress, diabetes yang berhubungan dengan kehamilan, hipertensi, serta kebutuhan nutrisi selama kehamilan dan menyusui yang dialami oleh perempuan yang memiliki anak.

F. Van Balen menyatakan ada konsekuensi sosial jika tidak ingin punya anak, yaitu: Kekerasan verbal dari masyarakat, stigma negatif dari lingkungan, ketidakstabilan pernikahan (takut poligami / perceraian), masalah dengan mertua dan keluarga, tidak penyokong di hari tua. Dengan semakin meningkatnya paham childfree maka masalah konsekuensi sosial meredup terlebih-lebih jika negara mulai memperhatikan warga yang usia lanjut.

Hidup tanpa anak juga mendapatkan perhatian dari konselor Kristen sebab TUHAN memberkati keluarga dengan berkat anak-cucu dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. (Kejadian 1:28) Jika keluarga tidak memiliki anak karena keadaan (childless) maka hidup dalam berkeluarga harus tetap dijalani dengan pernikahan yang bahagia tetapi bukan karena faktor disengaja untuk menolak kehadiran keturunan - anak. Misal karena mandul. Tujuan tertinggi dalam pernikahan Kristen bukan hadirnya keturunan melainkan HIDUP menurut kehendak dan rencana TUHAN yang unik dan khusus dalam keluarga yang diberkati-Nya terwujud, hidup bahagia dalam rencana-Nya. Pelayanan terhadap keluarga Kristen tetap harus memiliki perhatian kepada orang yang melajang dan keluarga tanpa anak.

Kathleen Nielson menyatakan bahwa mereka yang tidak mau memiliki anak (childfree) tidak memperhitungkan Tuhan. Tuhan Pencipta dan pemberi semua karunia, termasuk karunia kehidupan. Karunia TUHAN yang menjadikan seseorang lahir di bumi dan dapat menjalani kehidupannya. Kehidupan tanpa anak juga tidak memperhitungkan Allah Penebus. Allah yang penuh belas kasihan yang mengutus Putra-Nya, Juruselamat kita, yang lahir dari seorang wanita. Setiap dari kita yang berdosa, manusia yang mementingkan diri sendiri membutuhkan belas kasihan Allah yang menyelamatkan umat-Nya dari generasi ke generasi, saat bayi lahir dan kabar baik tentang Injil Yesus Kristus diteruskan dan diteruskan. Anak-anak adalah sarana belas kasih Allah untuk menumbuhkan umat tebusan-Nya, generasi demi generasi, di semua bangsa di dunia.

Kehadiran anak bukanlah bencana. Jangan mengeluarkan teks dari konteks seperti yang tertulis; "Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. Lukas 23:29. Yesus mengatakan saat Yerusalem dihukum TUHAN seperti penghancuran oleh Jendral Titus maka kondisi puteri-puteri Yerusalem yang tidak memiliki anak sesuatu yang membahagiakan karena tidak menyaksikan pembantaian terhadap keturunannya. Apakah saat ini terjadi penghukuman TUHAN yang demikian kerasnya seperti saat kota Yerusalem dibumi-hanguskan oleh Titus tahun tujuh puluh Masehi? Bukankah saat ini masih berada di zaman anugerah? Saat anugerah melimpah, maka anugerah untuk kehidupan anak dapat dicukupi oleh TUHAN Pencipta jika hidup dalam rencana-Nya sebab menjadikan DIA sebagai Raja.

Tuhan telah mendesain kehidupan manusia menemukan keindahan pada waktunya. Hidup bahagia baik memiliki anak atau tidak memiliki anak jika diserahkan dalam hikmat dan rencana TUHAN, sesuatu yang terbaik untuk kita. Jika tidak punya anak karena childless maka berbahagialah tetapi disebabkan childfree sadari TUHAN telah merencanakan yang baik karena TUHAN ingin memberi yang terbaik pada waktunya.


Tulisan lainnya:
Anak Terlantar Dan Pertolongannya
Aborsi dan Etika Kristen
Perempuan Mandul Menurut Alkitab
Pendidikan Seksual
Kebahagiaan Yang Sehat, Berkelanjutan Dan Kekal


×
Berita Terbaru Update