-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Berkuasanya Roh Najis di Bumi

Minggu, 05 November 2023 | November 05, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-04T21:16:21Z
Wahyu 16:13
Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.
Καὶ εἶδον ἐκ τοῦ στόματος τοῦ δράκοντος καὶ ἐκ τοῦ στόματος τοῦ θηρίου καὶ ἐκ τοῦ στόματος τοῦ ψευδοπροφήτου πνεύματα τρία ἀκάθαρτα ὡς βάτραχοι·

Geneva Study Bible mengatakan masing-masing dari mereka yaitu naga, binatang dan nabi palsu memusatkan seluruh kekuatan mereka, dan bersekongkol bahwa dengan keajaiban, perkataan dan perbuatan mereka dapat menghancurkan semua raja, pangeran dan penguasa dunia, yang tersihir oleh roh mereka, dan guru dari kesombongan dan impunitas binatang yang melakukan percabulan dengan raja-raja bumi. Ini adalah gambaran yang bagus tentang zaman kita.

Dari ayat di atas ada tiga oknum yang memiliki peran hadirnya roh najis yang jahat, mereka adalah naga dan atau binatang dan atau nabi palsu. Mulut naga dan mulut binatang dan mulut nabi palsu memiliki persamaan dan perbedaan, yaitu:
  • Persamaan:
    - Ketiganya adalah simbol dari kekuatan jahat yang akan muncul pada akhir zaman.
    - Ketiganya mengeluarkan roh-roh najis yang jahat hingga menyesatkan umat manusia.
    - Ketiganya adalah bagian dari rencana iblis untuk menghancurkan umat manusia.
  • Perbedaan:
    - Mulut naga adalah simbol dari kejahatan yang telah ada sejak awal dunia. Naga ini adalah musuh bebuyutan Allah dan umat-Nya. Ciri khas naga adalah memiliki tubuh besar dan kuat, serta napas api. Naga adalah makhluk yang ditakuti dan dihormati oleh banyak orang. Dalam Kitab Wahyu, naga digambarkan sebagai simbol dari iblis sendiri. Naga ini adalah penguasa dari semua kekuatan jahat.
    - Mulut binatang mewakili Antikristus, seorang pemimpin dunia yang akan menyesatkan umat manusia. Ciri khas binatang ini adalah memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk, serta mulut yang menyemburkan api. Binatang ini adalah simbol dari kekuatan dan kekuasaan. Dalam Kitab Wahyu, binatang ini digambarkan sebagai makhluk yang menakutkan dan mengerikan. Binatang ini akan muncul sebagai sosok yang karismatik dan berkuasa. Ia akan menjanjikan dunia perdamaian dan kemakmuran, tetapi sebenarnya ia adalah seorang penipu yang akan membawa dunia ke dalam kehancuran.
    - Mulut nabi palsu yang mengaku sebagai nabi yang diutus oleh Allah, tetapi sebenarnya ia adalah seorang pembohong yang akan menyesatkan umat manusia dari kebenaran. Ciri khas nabi palsu ini adalah mengaku sebagai nabi yang diutus oleh Allah. Nabi palsu ini adalah seorang pemimpin agama yang akan menyesatkan umat manusia. Dalam Kitab Wahyu, nabi palsu digambarkan sebagai sosok yang licik dan jahat. Ia akan menggunakan agama untuk menyesatkan umat manusia.
Naga sebagai simbol dari iblis pada saat ini adalah sosok yang tidak terlihat oleh mata jasmani sedangkan binatang adalah kepala dan pemimpin sekuler suatu kepala pemerintahan atau kepala negara dan nabi palsu adalah kepala dari pemimpin agama palsu. Pemimpin sekuler suatu bangsa dan pemimpin agama memiliki peran yang berbeda dalam masyarakat. Pemimpin sekuler bertanggung jawab untuk mengatur urusan duniawi, sedangkan pemimpin agama bertanggung jawab untuk memimpin umat manusia dalam urusan spiritual.

Memperhatikan pemimpin sekuler dan pemimpin agama dalam konteks Wahyu 16:13 berada dalam bagian dari rencana Iblis membuat manusia menderita sebelum alami kebinasaan maka pemimpin sekuler dan pemimpin agama mengucapkan kata-kata yang jahat, mereka dapat berdampak buruk pada masyarakat dengan cara yang berbeda, yaitu:
  • Pemimpin sekuler yang mengucapkan kata-kata yang jahat dapat menyebabkan kerusakan fisik dan mental. Mereka dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk menyakiti orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Contoh kejahatan yang diucapkan pemimpin sekuler:
    - Menyuruh pasukan untuk menyerang negara lain.
    - Menyebarkan kebencian dan kekerasan.
    - Melakukan korupsi.
    - Melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
  • Pemimpin agama yang mengucapkan kata-kata yang jahat dapat menyebabkan kerusakan spiritual. Mereka dapat menyesatkan umat manusia dari kebenaran dan memicu perpecahan dalam komunitas agama. Contoh kejahatan yang diucapkan pemimpin agama:
    - Mengajar ajaran sesat.
    - Menyebarkan kebencian dan diskriminasi.
    - Melakukan penipuan.
    - Melakukan pelecehan seksual.
Kepemimpinan sekuler (binatang) dan kepemimpinan agama (nabi palsu) menerapkan kepemimpinan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan dengan cara yang berbeda. Dalam sejarah, terdapat pemimpin agama yang menghalalkan segala cara dalam meraih dan mempertahankan kekuasaan, serta pemimpin sekuler yang mempertimbangkan nilai-nilai agama dan moral dalam kepemimpinannya. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:
  • Kepemimpinan Sekuler:
    - Mempertahankan kekuasaan dengan menggunakan strategi politik, intrik, dan kekuatan militer.
    - Merebut kekuasaan umumnya dengan cara konstitusional, seperti melalui pemilihan umum atau perundingan politik.
    - Fokus pada kepentingan politik dan kekuasaan dunia, aspek spiritual atau agama bukan hal utama.
    - Dalam politik sekuler, tujuan utama adalah memperoleh dan mempertahankan kekuasaan politik.
  • Kepemimpinan Agama:
    - Mempertahankan kekuasaan dengan mengacu atas nama atau demi ajaran agama dan moralitas.
    - Merebut kekuasaan umumnya dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama, seperti musyawarah, konsensus, dan keadilan.
    - Fokus pada kepentingan spiritual dan moral, serta mempertimbangkan aspek agama dalam pengambilan keputusan politik.
    - Dalam politik agama, tujuan utama adalah memperoleh dan mempertahankan kekuasaan politik, tetapi dengan beranggapan selaras nilai-nilai agama dan moral
Baik binatang maupun nabi palsu menggunakan perkataan jahat untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan. Perkataan-perkataan ini biasanya ditujukan untuk menakut-nakuti, menghasut, atau memecah belah yang menyebabkan kekerasan, pratik diskriminasi dan ketidakstabilan.

Mulut naga, mulut binatang dan mulut nabi palsu menghasilkan kenajisan dan kejahatan sebab roh najis yang jahat ada di mulut mereka. Roh najis berasal dari kata ἀκάθαρτα-akatharta yang berkonotasi busuk, najis dan cemar. Bukti berkuasanya roh najis yang jahat di dunia adalah keberhasilan roh najis mendapatkan raja-raja di seluruh dunia termasuk dari kalangan agamawan (rohaniawan) sehingga memungkinkan terjadinya perang Harmagedon dengan pusat medan perang di Medigo dimana Israel dianggap musuh terbesar umat manusia karena memegang janji Allah kepada Abraham dan keturunannya terhadap tanah Kanaan. Jangan kaget jika suatu saat dari pemimpin agama Kristen sekalipun akan menyerukan perang terhadap Israel yang diberi tanah Kanaan sebagai tempat pusaka yang diperuntukkan baginya. Pemimpin agama akan diseret oleh nabi palsu yang dikoordinasikan oleh naga. Nabi palsu dan binatang memiliki kecakapan berbicara yang luar biasa karena ada roh najis yang jahat menyerupai katak.

Kata Katak atau βάτραχοι-batrachoi diduga pemuka dari roh najis yang jahat. Roh najis dalam Perjanjian Baru muncul 32 kali dan terjemahan Alkitab Indonesia sering diterjemahkan dengan roh jahat. Misalnya terdapat di: "Matius 10:1; 12:43; Markus 1:23,26,27; 3:11,30; Lukas 4:36; 6:18". Roh najis menurut Alkitab takluk kepada nama Yesus TUHAN.

Samuel Bochart pada tahun 1663 menulis buku Hierozoicon yang membahas tentang hewan hewan yang disebutkan dalam Alkitab. Buku ini adalah buku klasik yang memiliki pengaruh di dunia sebab menjadi rujukan bagi teolog, ilmuwan dan penulis lainnya. Salah satu hewan yang ditulis dalam buku itu adalah katak dimana katak adalah gambaran roh najis yang terdapat dalam Kitab Wahyu. Uraian kali ini tentang roh najis yang menyerupai katak mengunakan rujukan dari buku Hierozoicon.

Menurut Bochart, katak sering dipergunakan dalam ritual keagamaan dan mitos. Bochart berpendapat bahwa katak sering digunakan dalam ritual sihir dan penyembahan berhala atau hal-hal yang bersifat magis, spiritual, dan supernatural. Kitab Wahyu menghubungkan dengan roh najis. Misal:
  • Ritual sihir mengunakan katak untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti untuk menyembuhkan penyakit, untuk memprediksi masa depan, atau untuk memanggil roh-roh jahat. Misalnya, dalam budaya Mesir kuno, katak sering digunakan dalam ritual untuk menyembuhkan penyakit mata. Katak-katak ini akan dihancurkan dan dicampur dengan ramuan obat.
  • Penyembahan berhala mengunakan katak misalnya, dalam budaya Yunani kuno, katak sering dikaitkan dengan dewi kesuburan Demeter. Katak-katak ini sering digambarkan sebagai hewan peliharaan Demeter.
  • Mitos tentang katak hal lazim seperti mitos Yunani kuno, katak sering dikaitkan dengan kisah-kisah tentang transformasi misal kisah tentang putri Psamathe, putri ini diubah menjadi katak oleh Poseidon.
Dalam bukunya Hierozoicon, Samuel Bochart berpendapat bahwa suara katak adalah simbol dari hal-hal yang negatif. Hal ini didasari oleh pemahaman:
  • Suara katak sebagai simbol dari penyakit: Keluaran 7:20-25
  • Suara katak sebagai simbol dari kejahatan: Kitab Wahyu 16:13
  • Suara katak sebagai simbol dari kehancuran: Yesaya 24:18
  • Suara katak sebagai simbol dari ketidaksucian: Imamat 11:9
Menurut Bochart, katak digambarkan sebagai simbol keluhan dan celaan. Alasannya:
  • suara katak yang keras dan mengganggu berbunyi 'wrebekk-wrebekk atau krek-krek' sering kali digambarkan sebagai suara keluhan dan celaan.
  • Suara katak sering dihubungkan dengan musim hujan, yang sering kali dikaitkan dengan bencana alam dan penderitaan. Hal ini juga digambarkan sebagai gambaran dari orang-orang yang suka mengeluh dan mencela orang lain membuat orang menderita.
  • Katak sifatnya yang suka berkelompok. Katak sering berkumpul dalam jumlah besar, dan suara mereka yang keras akan semakin terdengar mengganggu jika mereka berkumpul dalam jumlah banyak.
  • Dalam mitologi Yunani, katak digambarkan sebagai hewan yang sering mengeluh dan mencela dewa-dewi.
  • Dalam kitab Alkitab, katak juga digambarkan sebagai simbol keluhan dan celaan, seperti yang disebutkan dalam kitab Keluaran 7:26-27.
Menurut Bochart, katak digambarkan sebagai simbol kecerobohan. Alasannya:
  • Sifat katak suka berlompatan tanpa arah. Katak sering kali berlompatan dari satu tempat ke tempat lain tanpa tujuan yang jelas. Hal ini digambarkan sebagai gambaran dari orang-orang yang bertindak tanpa berpikir dan sering kali membuat kesalahan.
  • Katak digambarkan sebagai simbol kecerobohan karena sifatnya yang mudah tertipu. Katak sering kali tertipu oleh musuhnya, seperti ular. Hal ini digambarkan sebagai gambaran dari orang-orang yang mudah diperdaya oleh orang lain.
  • Dalam mitologi Yunani, katak digambarkan sebagai hewan yang sering bertindak tanpa berpikir dan sering kali membuat kesalahan.
  • Dalam kitab Alkitab, katak juga digambarkan sebagai simbol kecerobohan, seperti yang disebutkan dalam kitab Keluaran 7:26-27.
Contoh penggunaan katak sebagai simbol kecerobohan dalam bahasa Indonesia:
- "Jangan seperti katak dalam tempurung, yang hanya melihat dunia dari sudut pandangnya sendiri."
- "Dia itu seperti katak, yang mudah sekali tertipu."
- "Dia itu kecerobohan, selalu membuat kesalahan."
Dalam bahasa Inggris, katak juga sering digunakan sebagai simbol kecerobohan. Misalnya, dalam idiom "leap before you look", katak digambarkan sebagai hewan yang bertindak tanpa berpikir.

Bochart mengutip Agustinus menjelaskan katak sebagai simbol bidah dan filosof. Alasannya:
  • "Augustinus mengatakan bahwa katak adalah hewan yang tidak memiliki akal budi dan hanya mengikuti nafsunya. Hal ini digambarkan sebagai gambaran dari orang-orang yang menganut ajaran sesat karena mengikuti hawa nafsunya."
  • Sumber lain juga menyebutkan bahwa katak digambarkan sebagai simbol bidah dan filosof. Misalnya, dalam mitologi Yunani, katak digambarkan sebagai hewan yang sering menganut ajaran sesat.
  • Dalam kitab Alkitab, katak juga digambarkan sebagai simbol bidah, seperti yang disebutkan dalam kitab Keluaran 7:26-27.
Contoh penggunaan katak sebagai simbol bidah dan filosof dalam bahasa Indonesia:
  • "Ajaran sesat itu seperti katak, yang tidak memiliki dasar yang kuat dan mudah berubah-ubah."
  • "Dia itu seperti katak, yang mudah sekali tertipu oleh ajaran sesat."
  • "Dia itu filosof, yang suka berlompatan dari satu teori ke teori lain tanpa dasar yang kuat."
Bochart mengatakan bahwa katak berasal dari lumpur, dan hidup di lumpur, sebagai lambang orang yang dilahirkan dalam dosa, dan hidup dalam pencemaran. Katak dan pencemaran memiliki beberapa persamaan, yaitu:
  • Kedua-duanya dapat hidup di lingkungan yang tercemar. Katak dapat hidup di perairan yang tercemar oleh limbah industri, pertanian, dan domestik. Sedangkan pencemaran dapat terjadi di berbagai lingkungan, seperti air, udara, dan tanah.
  • Kedua-duanya dapat menjadi indikator pencemaran lingkungan. Katak dapat digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan karena mereka sensitif terhadap perubahan lingkungan, seperti suhu, pH, dan kadar oksigen terlarut. Sedangkan pencemaran dapat diindikasikan oleh berbagai hal, seperti perubahan warna air, munculnya bau tidak sedap, dan berkurangnya populasi hewan dan tumbuhan.
  • Kedua-duanya dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Katak yang hidup di lingkungan yang tercemar dapat mengandung racun yang berbahaya bagi manusia. Sedangkan pencemaran dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti gangguan pernapasan, kanker, dan penyakit kulit.
  • Selain persamaan di atas, katak juga dapat menjadi korban pencemaran lingkungan. Katak dapat mati jika mereka terpapar bahan pencemar dalam jumlah yang tinggi. Pencemaran lingkungan juga dapat mengganggu habitat katak dan mengurangi sumber makanannya.
Menurut Bochart, katak digambarkan sebagai simbol biksu bahkan Kitab Wahyu menyatakan katak keluar dari nabi (palsu). Alasan Bochart adalah:
  • Sifat katak yang suka berendam di air dan sering kali ditemukan di tempat-tempat suci. Katak sering kali terlihat berendam di air, baik di sungai, danau, maupun kolam. Hal ini digambarkan sebagai gambaran dari kehidupan biksu yang sering kali menghabiskan waktunya untuk bermeditasi dan beribadah.
  • Katak sering kali berkumpul dalam jumlah besar, terutama di musim hujan. Hal ini digambarkan sebagai gambaran dari kehidupan biksu yang sering kali berkumpul untuk beribadah dan berlatih bersama.
  • Dalam mitologi Hindu, katak digambarkan sebagai hewan suci yang sering disembah oleh para biksu. Dalam kitab suci Hindu, katak juga digambarkan sebagai simbol spiritualitas dan pencerahan.
  • Contoh penggunaan katak sebagai simbol biksu dalam bahasa Indonesia:
    - "Biara itu seperti kolam katak, yang selalu ramai dikunjungi oleh para biksu."
    - "Dia itu seperti katak, yang selalu berdiam diri di tempat-tempat suci."
    Dalam bahasa Inggris, katak juga sering digunakan sebagai simbol biksu. Misalnya, dalam idiom "frog in the pond", katak digambarkan sebagai biksu yang selalu berdiam diri di tempat-tempat suci.
Menurut Bochart, katak digambarkan sebagai simbol pemabuk. Alasannya:
  • Katak suka berlompatan tanpa arah dan sering kali jatuh. Katak sering kali berlompatan dari satu tempat ke tempat lain tanpa tujuan yang jelas, dan sering kali jatuh karena kehilangan keseimbangannya. Hal ini digambarkan sebagai gambaran dari orang-orang yang mabuk karena tidak dapat mengendalikan diri.
  • Katak digambarkan sebagai simbol pemabuk karena sifatnya yang suka mengeluarkan suara yang keras dan mengganggu. Suara katak yang berbunyi "wrebekk-wrebekk atau krek-krek" sering kali digambarkan sebagai suara orang-orang yang mabuk karena bicara yang tidak jelas dan mengganggu.
  • Dalam mitologi Yunani, katak digambarkan sebagai hewan yang sering mabuk.
  • Contoh penggunaan katak sebagai simbol pemabuk dalam bahasa Indonesia:
    - "Dia itu seperti katak mabuk, yang tidak bisa mengendalikan diri."
    - "Dia itu seperti katak, yang suka bicara yang tidak jelas dan mengganggu."
    Dalam bahasa Inggris, katak juga sering digunakan sebagai simbol pemabuk. Misalnya, dalam idiom "drunk as a frog", katak digambarkan sebagai orang yang sangat mabuk.
Menurut Bochart, katak digambarkan sebagai simbol kurang ajar. Alasannya:
  • Suara katak yang berbunyi "wrebekk-wrebekk atau krek-krek" sering kali digambarkan sebagai suara orang-orang yang kurang ajar karena bicara yang tidak jelas dan mengganggu.
  • Katak sering kali berkelahi dengan sesamanya, terutama di musim kawin. Hal ini digambarkan sebagai gambaran dari orang-orang yang kurang ajar karena sering bertengkar dan berselisih.
  • Dalam mitologi Yunani, katak digambarkan sebagai hewan yang sering kurang ajar.
  • Contoh penggunaan katak sebagai simbol kurang ajar dalam bahasa Indonesia:
    - "Dia itu seperti katak, yang suka bicara yang tidak jelas dan mengganggu."
    - "Dia itu seperti katak, yang suka bertengkar dan berselisih."
    Dalam bahasa Inggris, katak juga sering digunakan sebagai simbol kurang ajar. Misalnya, dalam idiom "frog in your throat", katak digambarkan sebagai orang yang berbicara dengan tidak jelas dan mengganggu.
Menurut Bochart, katak digambarkan sebagai simbol membanggakan diri. Alasannya:
  • katak menggembungkan ukuran tubuhnya, dan menggembungkan pipinya.
  • Katak sering kali berlompatan tinggi untuk menunjukkan kekuatan dan kemampuannya. Suara katak yang berbunyi "wrebekk-wrebekk atau krek-krek" juga sering kali digambarkan sebagai suara orang-orang yang sombong dan suka pamer.
  • Katak sering kali berkumpul dalam jumlah besar untuk menunjukkan kekuatan dan dominasinya. Hal ini digambarkan sebagai gambaran dari orang-orang yang sombong dan suka pamer karena merasa lebih hebat dari orang lain.
  • Dalam mitologi Yunani, katak digambarkan sebagai hewan yang sering sombong dan suka pamer.
  • Contoh penggunaan katak sebagai simbol membanggakan diri dalam bahasa Indonesia:
    - "Dia itu seperti katak, yang suka bertingkah sombong dan suka pamer."
    - "Dia itu seperti katak, yang suka berkumpul dengan orang-orang yang sama sombongnya."
    Dalam bahasa Inggris, katak juga sering digunakan sebagai simbol kebanggaan. Misalnya, dalam idiom "a frog in the throat", katak digambarkan sebagai orang yang sombong dan suka pamer.
Wahyu 16:13 memberikan asosiasi kepada katak sebagai simbol hal najis, cemar, dan jahat. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
  • Katak hidup di lingkungan yang kotor dan lembab. Katak sering ditemukan di tempat-tempat seperti rawa, kolam, dan selokan yang kotor dan lembab. Hal ini membuat katak diasosiasikan dengan hal-hal yang menjijikkan dan najis.
  • Katak mengeluarkan suara yang keras dan mengganggu. Suara katak yang berbunyi "wrebekk-wrebekk atau krek-krek" sering kali dianggap sebagai suara yang menjijikkan dan mengganggu. Hal ini membuat katak diasosiasikan dengan hal-hal yang negatif.
  • Katak memiliki penampilan yang aneh dan menakutkan. Katak memiliki mata yang besar dan menonjol, kulit yang berlendir, dan tubuh yang kecil dan gemuk. Penampilan katak ini sering dianggap aneh dan menakutkan, sehingga membuat katak diasosiasikan dengan hal-hal yang jahat.
Dari mulut naga, mulut binatang dan mulut nabi palsu keluar tiga roh najis menyerupai katak adalah bukan katak yang terlihat oleh mata jasmaniah seekor hewan katak tetapi roh yang berbentuk seperti katak. Hewan katak memiliki banyak manfaat bagi manusia. Katak membantu untuk mengontrol populasi serangga dan hama. Katak juga merupakan sumber makanan bagi banyak hewan lain, seperti burung, ular, dan ikan tetapi roh yang berbentuk seperti katak itulah roh najis yang jahat dimana ciri-cirinya diungkap oleh Samuel Bochart.

Barnes' Notes on the Bible mengunakan pola pikir dari Samuel Bochart berasumsi bahwa roh-roh yang dimaksud memiliki ciri-ciri kesombongan, keangkuhan, kelancangan, haus otoritas; mungkin ketidakmurnian dan keburukan, karena semua gagasan ini masuk ke dalam makna simbol. Barangkali di sini mereka bukanlah lambang orang, melainkan lambang pengaruh atau pendapat yang akan disebarluaskan, dan yang akan menjadi ciri zaman yang dimaksud. Rujukannya adalah apa yang akan dilakukan oleh "naga", "binatang", dan "nabi palsu" pada saat itu dalam menentang kebenaran, dan dalam mempersiapkan dunia menghadapi konflik besar dan terakhir yaitu perang Harmagedon.

Dengan kecongkakan dan keributan dan kegaduhan bangsa-bangsa di bumi mempermasalahkan kebenaran yang tertulis dalam Kitab Suci sebab saat itu adalah masa puncak berkuasanya roh najis di bumi. Roh najis bukan saja menyebabkan manusia melakukan hal hal yang cemar seperti percabulan, keserakahan, rupa rupa hawa nafsu tetapi merupakan penyebab peristiwa perang atau pertumpahan darah. Berlatar-belakang kebencian terhadap berkat TUHAN yang disediakan bagi Israel karena Israel diperhatikan oleh TUHAN maka terjadi pengepungan yang besar terhadap Israel. Sadarilah bila setiap orang atau bangsa yang bertobat dengan berbalik dan berpaling kepada TUHAN akan diberkati ataukah Israel dianggap lebih benar dibanding bangsa-bangsa saat jelang perang Harmagedon?

Roh Kudus saat ini masih ada di bumi sehingga roh najis yang jahat ada yang membatasinya. Selama Roh Kudus hadir di bumi, perhatikanlah Dia berkarya dan ikutlah dalam pergerakkan Roh Kristus. Roh TUHAN lebih besar dari segala roh yang ada di dunia.



Tulisan lainnya:
Perang Harmagedon
Pengantar Okultisme
Pengajaran Tentang Setan
Kuasa Kegelapan Dan Pelepasannya
Ajaran Mengasihi Iblis
Tinggal Dalam Kristus



×
Berita Terbaru Update