Paulus bertanya kepada jemaat di Korintus tentang orang bijaksana (berhikmat), orang ahli hukum Taurat dan orang yang memiliki keahlian berdebat sehingga mereka memiliki pengaruh di jemaat Korintus lalu menimbulkan perpecahan dan menurut Paulus adalah bentuk kebodohan. Sesuatu pandangan baru bagi jemaat Korintus yang mengagungkan orang yang memiliki kebijaksanaan secara dunia karena masyarakat menghargai pemikiran dan kecerdasan manusia yang termasuk:
- Pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai bidang, seperti filsafat, sains, dan retorika.
- Kemampuan berpikir kritis dan bernalar secara logis.
- Keterampilan berdebat dan meyakinkan orang lain.
- Terbatas pada hal-hal duniawi: Kebijaksanaan dunia berfokus pada apa yang dapat dilihat, diraba, dan diukur dengan akal manusia. Hal ini mengabaikan realitas rohani dan ilahi.
- Berpusat pada manusia: Kebijaksanaan dunia mencari kemuliaan dan pengakuan bagi diri sendiri. Hal ini bertolak belakang dengan ajaran Yesus tentang kerendahan hati dan mengutamakan Allah.
- Tidak dapat menyelamatkan: Kebijaksanaan dunia tidak memiliki kuasa untuk membebaskan manusia dari dosa dan membawa keselamatan.
- Hikmat ini disebut Allah sebagai kebodohan (1 Korintus 3:19-20), karena melaluinya manusia telah gagal untuk menemukan kebenaran dan mengenal Khaliknya (ayat 1 Korintus 1:21).
- Orang percaya harus mengembangkan sikap yang mencela secara rohani hikmat manusia dan pandangan hidup yang sekular (lih. ayat 1 Korintus 1:18-31; 2:1-16)
Berita Injil disampaikan menghasilkan dua hal yaitu bagi mereka yang akan binasa, pemberitaan tentang salib adalah suatu kebodohan, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Untuk orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Berita Salib Kristus saat Paulus memberitakan Injil merupakan batu sandungan bagi sebagian besar orang Yahudi karena adanya pengajaran dan keyakinan bahwa Mesias mereka yang ditunggu-tunggu haruslah seorang raja seperti layaknya seorang raja di dunia ini. Itulah sebabnya mereka tidak akan pernah mengakui orang yang penampilannya begitu hina di dalam kehidupannya dan mengalami kematian yang begitu terkutuk sebagai Penyelamat dan Raja mereka. Mereka memandang rendah dan menganggap Dia benar-benar orang buruk, karena Ia digantung di atas kayu salib, dan juga karena Ia tidak memuaskan hati mereka dengan sebuah tanda yang sesuai dengan keinginan mereka, walaupun kuasa ilahi-Nya tampak di dalam berbagai mujizat yang tidak terhitung jumlahnya. Mayoritas orang Yahudi tidak mau menerima kenyataan bahwa hal Mesias harus menderita sesuai dengan pernyataan Yesaya 53.
Bagi orang berhikmat yang bijaksana dari kalangan filsuf Yunani maka berita salib adalah kebodohan. Mereka menertawakan kisah Juruselamat yang disalibkan, dan memandang rendah memberita Injil menceritakan hal itu. Pengajaran tentang salib yang begitu jelas itu yang tidak cocok dengan selera mereka, atau menyenangkan mereka. Juga tidak dapat memuaskan rasa ingin tahu dan sifat suka berbantah mereka. Itulah sebabnya mereka menyambut pengajaran itu dengan caci maki dan penghinaan. Apa gunanya berharap diselamatkan oleh orang yang tidak dapat menyelamatkan diri-Nya sendiri! Dan mana mungkin kita harus percaya kepada orang yang dihukum dan disalibkan sebagai seorang penjahat, seorang yang dilahirkan dalam kehinaan dan memiliki kehidupan yang miskin, serta meninggal karena kematian yang begitu keji dan hina!
Hikmat / kebijaksanaan duniawi tidak mampu memahami kasih karunia Allah yang menyelamatkan. Orang-orang yang sombong dan mengandalkan kecerdasan mereka sendiri mungkin menolak pesan Injil yang sederhana yaitu Yesus sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran dan diselamatkan. Keselamatan tersedia bagi semua orang: Terlepas dari status sosial, pendidikan, atau tingkat kecerdasan, semua orang memiliki kesempatan untuk diselamatkan oleh Allah melalui iman kepada Yesus Kristus dan kerendahan hati sebab Yesus menghargai kerendahan hati dan iman orang-orang yang menerima Injil, meskipun mereka mungkin dianggap "bodoh" oleh dunia.
Orang yang memperoleh keselamatan karena terpanggil dan menerimanya, memerlukan kerendahan hati dalam saat mendapatkan pengajaran Injil yang disampaikan dengan hikmat dari Roh Allah. Roh Allah yang akan mengungkapkan hikmat Allah dan kekuatan Allah tentang salib Kristus di dalam semua pekerjaan-Nya yang lain sehingga diperdamaikan dengan Allah. Roh Allah menuntun semua orang yang menerima Injil Yesus Kristus dibawa mengalami sendiri segala rahasia tentang salib Kristus.
Banyak orang yang berhikmat menurut dunia dan juru tulis hukum Taurat menjadi ahli debat mempertanyakan salib Kristus yang berkuasa menyelamatkan manusia berdosa karena sperti: Bagaimana hidup melalui orang mati? Mengapa diberkati oleh orang terkutuk? Mungkinkah dibenarkan oleh orang yang terhukum? Hikmat Allah membuat mereka yang bangga dengan segala yang dianggap kebijaksanaan alami keterasingan dari Allah yang ingin menyelamatkan manusia. Prasangka yang keliru tentang Kristus dan salib-Nya yang menyelamatkan membuat mereka bangga menolak tawaran keselamatan cuma-cuma melalui karya salib Yesus yang sempurna.
Misi pemberitaan Injil saat pertama kali berlangsung dilakukan bukan oleh orang dari latar belakang pendidikan yang tinggi. Mereka berasal dari kalangan nelayan yang dianggap bodoh sehingga kalangan tertentu yang menekankan pendidikan tertentu memandang rendah berita salib Kristus meski yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia. Paulus pun mengatakan “Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil, menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Kamu sudah melihat bagaimana keadaan Kekristenan, tidak banyak orang yang terpelajar, berkuasa, atau keturunan orang terhormat, yang dipanggil.” Keputusan Allah tidak memilih ahli filsafat, ahli pidato, negarawan, dan orang kaya, orang berkuasa, atau orang penting di dunia ini untuk memberitakan Injil kasih karunia dan damai sejahtera itu pada awal Injil diberitakan. Hanya ada sedikit orang-orang berhikmat, berkuasa, dan terhormat yang memeluk ajaran salib.
Hikmat dunia tentang berita salib Yesus sesuatu yang sulit dipahami sebab hikmat dunia diletakkan dengan fokus pengetahuan dan keterampilan untuk menjalani kehidupan di dunia agar mendapatkan kepuasan di dunia sehingga hikmat dunia ada keterbatasan dan bersifat sementara yang dapat menjadikan manusia jatuh ke dalam materialisme, kesombongan dan mementingkan diri sendiri serta berbagai macam dosa. Berita salib adalah hanya oleh kasih karunia ALLAH melalui Yesus Kristus yang menebus dosa manusia dengan jalan memikulnya di kayu salib sehingga mati, dikubur dan bangkit maka manusia diselamatkan. Itu bukan hasil usaha manusia sehingga tidak boleh ada manusia yang membanggakan dirinya selamat masuk ke dalam kerajaan Allah yang kekal di surga kelak.
Selama hidup di dunia kita perlu hikmat yang ada di dunia tetapi perlu hikmat Allah dalam Kristus Yesus agar mendapatkan anugerah keselamatan tetapi berita Salib harus berdiri teguh tidak dicampur aduk dengan aneka filsafat manusia yang tidak memahami TUHAN yang melampaui pengertian manusia.
- Tulisan lainnya:
- Salib Kesempurnaan Karya Kristus
- Fakta Penyaliban Yesus Kristus
- Kedaulatan Allah Saat Yesus Disalib
- Sudah Selesai Di Salib Kristus
- Salib Kristus Rencana Kekal Keselamatan Allah
- Yesus Anak Domba Allah