Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Sabtu, 30 Maret 2024

Kedaulatan Allah Saat Yesus Disalib

ὃν προέθετο ὁ Θεὸς ἱλαστήριον διὰ πίστεως ἐν τῷ αὐτοῦ αἵματι, εἰς ἔνδειξιν τῆς δικαιοσύνης αὐτοῦ διὰ τὴν πάρεσιν τῶν προγεγονότων ἁμαρτημάτων
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Roma 3:25

Kristus Yesus ditentukan menjadi pendamai lewat darah-Nya. Kata 'telah ditentukan" berasal dari προέθετο-proetheto memiliki konotasi telah ditetapkan atau dirancang sebelumnya dengan tujuan kekal dari pemeliharaan Tuhan. Kata pendamaian berasal dari "ἱλαστήριον-hilastérion" yang memiliki pengertian: (a) korban penghapus dosa, yang dengannya Tuhan yang sedang murka ditenangkan; sarana pendamaian, (b) penutup tabut, yang diperciki dengan darah penebusan pada Hari Pendamaian. Hal ini berbicara tutup perdamaian untuk penebusan dosa agar berkenan di hadapan Allah.

Peristiwa Yesus di salib sesuatu yang telah ditetapkan Allah dalam tujuan kekal agar terjadi pendamaian sebab Yesus Kristus bukan hanya sebagai pendamai, melainkan juga wujud pendamaian tersebut. Dialah imam kita, korban persembahan kita, mezbah kita, segala-galanya. Allah ada di dalam Kristus seperti halnya Dia berada pada tutup pendamaian-Nya, yang memperdamaikan dunia dengan diri-Nya.

Terlaksananya ketetapan Allah yang telah menentukan Yesus menjadi jalan pendamaian dalam darah-Nya tidak dapat dilepaskan dari kedaulatan Allah saat penyaliban Yesus. Penyaliban Yesus bukan merupakan kecelakaan atau kegagalan, melainkan bagian dari rencana Allah yang telah ditetapkan sejak semula. Yesus sendiri telah menubuatkan kematiannya berkali-kali, dan para penulis Alkitab melihatnya sebagai penggenapan nubuatan Mesias dalam Perjanjian Lama.

Proses terjadinya penggenapan rencana Allah saat Yesus disalibkan merupakan sebuah peristiwa yang kompleks dan multidimensi. Berikut adalah beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan:
  • Nubuatan Mesias dimana sejak zaman Perjanjian Lama, Allah telah menubuatkan kedatangan Mesias, seorang Juruselamat yang akan menebus dosa manusia. Yesus, melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya, menggenapi banyak nubuatan Mesias ini. Contohnya, Yesaya 53:5 menubuatkan bahwa Mesias akan "tertikam karena pemberontakan kita" dan "ditimpa oleh bilur-bilur untuk kesembuhan kita."
  • Kehendak Bebas Manusia karena sekalipun Yesus disalibkan karena dosa manusia, para penyalib Yesus, termasuk Yudas Iskariot, Pontius Pilatus, dan para pemimpin agama Yahudi, bertindak atas kehendak bebas mereka sendiri. Mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan Allah tidak memaksa mereka untuk menyalibkan Yesus.
  • Intervensi Ilahi dimana Allah tetap memegang kendali atas situasi tersebut. Allah menggunakan peristiwa penyaliban untuk menggenapi rencana-Nya dan menyelamatkan umat manusia. Contohnya, Allah membangkitkan Yesus dari kematian, yang merupakan bukti kuasa-Nya dan penggenapan nubuatan.
  • Peran Yesus sebagai Anak Allah, rela mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Kematian Yesus merupakan tindakan kasih dan pengorbanan yang luar biasa. Yesus taat kepada Allah Bapa sampai mati, dan Dia menyerahkan nyawa-Nya dengan sukarela.
  • Dampak Penyaliban Yesus memiliki yang luar biasa bagi umat manusia. Kematian Yesus membuka jalan keselamatan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Penyaliban juga menunjukkan kasih Allah yang besar bagi manusia dan kemenangan-Nya atas kuasa dosa dan maut.
Penyaliban Yesus adalah sebuah kejahatan besar, tetapi Allah Berdaulat sebab Allah memiliki kendali atas segala sesuatu, bahkan dalam situasi yang jahat. Dalam kasus penyaliban Yesus, Allah menggunakannya untuk mengalahkan dosa dan maut dan membawa keselamatan bagi umat manusia sebab kematian-Nya bukanlah kekalahan. Kematian Yesus merupakan kemenangan atas kuasa dosa dan maut. Kebangkitan Yesus dari kematian membuktikan bahwa Dia telah mengalahkan kuasa kegelapan dan membuka jalan keselamatan bagi manusia.

Kedaulatan Allah terhadap kejahatan menyatakan bahwa Allah, sebagai pencipta dan penguasa alam semesta, memiliki kendali penuh atas segala sesuatu, termasuk kejahatan. Hal ini didasarkan pada beberapa kenyataan tentang Allah, seperti:
  • Allah Mahakuasa yang memiliki kuasa yang tidak terbatas dan tidak dapat dikalahkan oleh apapun, termasuk kejahatan.
  • Allah Mahatahu yang mengetahui segala sesuatu, termasuk semua rencana dan tindakan jahat.
  • Allah Mahabaik sehingga Allah tidak menghendaki kejahatan dan selalu bekerja untuk mengalahkan dan menggenapi kebaikan.
Dalam menjalankan kedaulatan-Nya atas kejahatan, Allah melakukan melalui antara lain:
  • Allah mengizinkan kejahatan untuk terjadi, meskipun Dia tidak menghendakinya. Hal ini dilakukan untuk berbagai alasan, seperti untuk menguji iman manusia, untuk menunjukkan keadilan-Nya, dan untuk membawa kebaikan dari situasi yang jahat.
  • Allah membatasi kejahatan dan mencegahnya menjadi lebih buruk. Dia melakukan ini dengan berbagai cara, seperti melalui campur tangan langsung, melalui hukum alam, dan melalui tindakan manusia yang baik.
  • Allah dapat mengubah kejahatan menjadi kebaikan. Dia melakukan ini dengan membawa penghiburan dan pemulihan bagi para korban, dengan menggunakan kejahatan untuk membawa orang kepada-Nya, dan dengan menggunakan kejahatan untuk menggenapi rencana-Nya.
Kemenangan atas kejahatan nyata di salib Kristus Yesus sebab TUHAN berdaulat. Hal ini terjadi karena:
  • Kematian Yesus merupakan pengorbanan yang sempurna untuk menebus dosa manusia. Dengan mati di kayu salib, Yesus telah mengalahkan kuasa dosa dan maut. Kebangkitan Yesus dari kematian membuktikan bahwa Dia telah mengalahkan kuasa kegelapan dan membuka jalan keselamatan bagi manusia.
  • Yesus Memenuhi Rencana Allah yang telah ditetapkan sejak semula. Yesus sendiri telah menubuatkan kematiannya berkali-kali, dan para penulis Alkitab melihatnya sebagai penggenapan nubuatan Mesias dalam Perjanjian Lama.
  • Kematian Yesus di kayu salib merupakan tindakan kasih Allah yang terbesar bagi umat manusia. Yesus rela mati untuk menebus dosa manusia dan memberikan mereka kesempatan untuk hidup kekal.
  • Kematian Yesus membuka jalan bagi manusia untuk berdamai dengan Allah dan menerima hidup kekal.
  • Yesus Membuktikan Kekuasaannya dengan berbagai peristiwa ajaib, seperti kegelapan di siang hari dan gempa bumi. Kebangkitan Yesus dari kematian merupakan bukti kuasa-Nya yang luar biasa.
Kematian Yesus di kayu salib adalah kedaulatan Allah sebagai tindakan penyelamatan. Hal ini dapat diketahui dari:
  • Alkitab, khususnya Perjanjian Baru, contoh:
    * Yohanes 3:16: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
    * Roma 5:8: "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."
    * 1 Petrus 3:18: "Sebab Kristuspun telah menderita sekali untuk dosa-dosa kita, yaitu orang yang benar untuk orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia telah dibunuh dalam keadaan daging, tetapi dihidupkan dalam roh."
  • Tradisi Kristen yang menyatakan kematian Yesus di kayu salib telah dipahami sebagai tindakan penyelamatan. Tradisi Kristen, seperti liturgi dan katekese, selalu menekankan makna penyelamatan dari kematian Yesus.
  • Teologi Kristen menjelasan tentang bagaimana kematian Yesus dapat menyelamatkan manusia. Salah satu penjelasan yang paling umum adalah bahwa kematian Yesus merupakan pengorbanan yang menebus dosa manusia.
  • Pengalaman Pribadi bagaimana kematian Yesus telah membawa keselamatan dalam hidup mereka. Mereka merasakan pengampunan dosa, kedamaian, dan harapan baru melalui iman kepada Yesus.
Kedaulatan Allah terlihat juga dalam ketaatan Yesus kepada Allah Bapa sampai mati di kayu salib. Ketaatan Yesus menunjukkan bahwa Dia rela melakukan apa pun yang dikehendaki Bapa. Alkitab menulis bahwa Yesus walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Kedaulatan Allah saat Yesus disalibkan tidak terlihat dalam bentuk kekuatan atau kejayaan manusia. Kedaulatan Allah terlihat dalam kasih-Nya yang besar bagi umat manusia, dalam rencana-Nya yang sempurna, dan dalam kemenangan-Nya atas kuasa dosa dan maut.



Tulisan lainnya:
TUHAN Berdaulat Terhadap Manusia
Penundukkan Diri Terhadap TUHAN
Salib Kristus Rencana Kekal Keselamatan Allah
Kebebasan Manusia Dalam Rancangan TUHAN
Darah Perjanjian Berdasarkan Perjanjian Lama Dan Ibrani
Jalan Salib


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)