Tuhan Yesus mengambil contoh seorang janda yang miskin yang berjuang mendapatkan keadilan dari hakim yang lalim dalam mengambarkan kondisi orang beriman yang percaya Yesus di zaman akhir jelang kedatangan-Nya kembali. Sosok janda yang gigih memberi makna pentingnya doa yang tekun dan tidak putus ada dalam menjalani kehidupan di zaman akhir sebab iman itu mulai melangkah bekerja ketika kita berdoa dengan sungguh-sungguh kepada TUHAN dan doa yang sungguh-sungguh adalah tanda hidup beriman.
Perjalanan hidup beriman di zaman akhir diduga memiliki persamaan dengan janda miskin yang menghadapi persoalan hukum sehingga mengharuskan memperjuangkan keadilan di depan majelis hakim yang korup jauh dari kebenaran dan keadilan. Hal ini menunjukkan situasi yang tidak baik sebab:
- Ketidakadilan Sistem: Janda miskin menghadapi sistem pengadilan yang tidak adil dan berpihak kepada orang kaya dan berkuasa. Hakim yang korup lebih cenderung memihak orang yang mampu menyuapnya, dan mengabaikan hak-hak orang miskin dan lemah.
- Kekurangan Kekuatan: Janda miskin tidak memiliki kekuatan atau pengaruh untuk melawan hakim yang korup. Ia tidak memiliki koneksi atau kekayaan untuk menyuap hakim, sehingga posisinya sangat lemah dalam memperjuangkan keadilan.
- Ketakutan dan Ketidakberdayaan: Janda miskin mungkin merasa takut dan tidak berdaya dalam menghadapi hakim yang korup. Ia mungkin tidak berani melawan atau mempertanyakan keputusan hakim, karena takut akan dihukum atau diintimidasi.
- Kurangnya Dukungan: Perumpamaan tersebut tidak menjelaskan apakah janda miskin memiliki keluarga atau teman yang dapat membantunya. Jika dia sendirian, dia akan semakin sulit untuk memperjuangkan keadilan.
- Proses Pengadilan yang Lambat dan Rumit: Janda miskin mungkin harus menunggu lama untuk mendapatkan keadilan. Proses pengadilan bisa panjang dan rumit, dan dia mungkin tidak memiliki waktu atau sumber daya untuk menjalaninya.
- Ketidakpercayaan pada Sistem: Janda miskin mungkin sudah kehilangan kepercayaan pada sistem peradilan yang korup. Dia mungkin merasa bahwa tidak ada gunanya memperjuangkan keadilan, karena hakim akan selalu memihak orang kaya dan berkuasa.
Berdasarkan tingkat peperangan rohani, menurut Mc Candlish Phillips membagi menjadi:
- Peperangan Rohani Tingkat Dasar yaitu pengusiran setan-setan.
- Peperangan Rohani Tingkat Okultisme yaitu berhadapan dengan shaman, perantara/medium Zaman Baru, pelaku okultisme, dukun, para pendeta sesat, peramal nasib, dan sejenisnya.
- Peperangan Rohani Tingkat Strategis yaitu territorial spirits atau roh-roh teritorial.
Injil Matius mengambarkan sekelompok orang yang memiliki iman yang besar dan berkuasa tetapi janda miskin mengambarkan orang yang memiliki iman yang benar. Iman yang berkuasa terlihat dari pekerjaannya yaitu adanya jawaban doa yang penuh kuasa dan mukjizat yang sering kali terjadi secara cepat, sedangkan iman yang benar adalah iman yang tetap percaya sekalipun hanya melambai-lambai saja apa yang menjadi harapan dan kepercayaan namun tetap setia mempercayai TUHAN sebagai Pemberi yang terbaik sehingga tetap mengucap syukur terhadap segala jawaban dari doa yang dipanjatkan dengan iman meski jawaban doanya adalah tunggu atau tidak.
Iman yang besar harus berbanding lurus dengan iman yang benar sebab jikalu tidak menimbulkan kekecewaan terhadap TUHAN bila permohonan doa yang disertai iman namun dijawab TUHAN dengan jawaban tunggu atau tidak. Iman yang benar selain tetap percaya TUHAN itu Baik dan tekun perlu memiliki persamaan visi dan kehendak dengan TUHAN. Yesus saat di taman Getsemani, bukan kehendak-Ku yang jadi melainkan kehendak Bapa. Orang yang memiliki iman besar dan berkuasa penting sekali mengetahui kehendak Bapa dalam setiap doa dan permohonan yang dipanjatkan.
Yang dihadapi orang percaya di zaman akhir harus dapat bertahan menghadapi hakim yang lalim sebab realita yang dihadapi adalah menghadapi adalah "binatang" sang penguasa dunia yang mendapatkan segala kuasa dari "naga besar, ular tua yaitu Iblis". Binatang yang berkuasa secara global berdasarkan Kitab Wahyu ada yang keluar dari laut dan yang keluar dari dalam bumi. Yang keluar dari dalam laut akan menghujat nama TUHAN dan berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkannya sehingga orang-orang kudus dibunuh atau ditawan. Binatang yang keluar dari dalam bumi akan membunuh setiap orang yang tidak menyembah patung binatang dan menyebabkan tidak ada seorang pun yang dapat membeli atau menjual jika tidak memakai tanda yang dibuat oleh binatang tersebut.
Bertahan untuk tetap percaya kepada TUHAN dengan diwujudkan oleh tindakan tekun berdoa sekalipun mungkin hanya melambai-lambai saja tetapi tidak memperoleh yang dijanjikan (Ibrani 11:13). Hakim yang korup diduga hati nurani telah rusak sehingga sulit diajar oleh Roh Kudus tentang keadilan dan kebenaran sekalipun berprofesi sebagai penegak hukum. Hakim itu yang dihadapi oleh janda miskin. Semua orang percaya di zaman akhir diduga diperhadapkan dengan permasalahan seperti janda miskin sehingga iman sejati akan menjadi langka dan sulit ditemukan melainkan terjadi kemerosotan iman karena tergoda oleh materialisme, kesombongan, dan godaan duniawi, sehingga mengabaikan iman mereka kepada-Nya. Ingatlah, janda miskin tidak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang agar dapat menyuap hakim yang korup.
Janda miskin sebelum permohonannya dikabulkan oleh hakim yang jahat, maka dipastikan janda tersebut alami penganiayaan secara verbal dan aneka bentuk kesulitan. Manusia beriman di zaman akhir jelang kedatangan Yesus akan alami ujian iman sebab zaman tersebut secara liniear menuju puncak masa pencobaan bagi orang percaya. Orang-orang yang beriman akan diuji kesetiaan dan keteguhan mereka dalam menghadapi kesulitan dan penganiayaan.
Janda miskin tidak memiliki jaminan bahwa permohonannya akan dikabulkan. Yesus telah memastikan akan kembali datang dan Allah membenarkan orang pilihan-Nya yang tekun mempercayai-Nya tetapi dalam menantikan pengharapan tersebut alami kelelahan dalam bersabar selain aniaya yang dapat menimpa sewaktu-waktu sehingga timbul pertanyaan apakah Yesus menemukan iman di bumi?
Yesus mengetahui jawaban dari pertanyaan-Nya jauh di hari hari sebelumnya. Hal ini memberikan pengertian bagi pembaca Injil tentang:
- Hanya di bumi saja ada kesempatan untuk memiliki iman, karena para pendosa di neraka akan merasakan apa yang mereka tolak untuk diimani, dan orang-orang kudus di sorga akan menikmati apa yang mereka imani.
- Iman adalah hal utama yang Kristus cari. Ia mengamati anak-anak manusia dan tidak bertanya, Apakah ada yang tidak bersalah? namun, Apakah ada iman? Ia bertanya mengenai iman mereka yang datang kepada-Nya untuk disembuhkan.
- Jika ada iman, walaupun kecil sekali, Ia akan mencarinya, dan mendapatkannya. Mata-Nya tertuju kepada orang-orang percaya yang imannya paling lemah dan paling tersembunyi.
- Telah dinubuatkan sebelumnya bahwa ketika Kristus datang untuk membela perkara umat-Nya, Ia hanya akan menemukan sedikit iman dibandingkan dengan apa yang mungkin bisa diharapkan orang.
- Memelihara iman: Kita harus terus memelihara iman kita kepada Yesus Kristus dengan membaca Alkitab, berdoa, dan taat kepada firman-Nya.
- Bertekun dalam doa: Doa yang tekun dan tidak putus asa sangatlah penting untuk menjaga iman kita, terutama di saat-saat sulit.
- Menantikan kedatangan-Nya: Kita harus selalu menantikan kedatangan Yesus Kristus kembali dengan penuh pengharapan dan kesiapan.
- Orang-orang fasik akan mulai memberontak, dan berseru, Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? (2 Petrus 3:4). Mereka akan menantang-Nya untuk datang dan kedatangan-Nya yang tertunda akan semakin mengeraskan kejahatan mereka (Matius 24:48).
- Umat-Nya sendiri akan mulai putus asa, dan menyimpulkan bahwa Ia tidak akan pernah datang karena Ia telah melewati perkiraan mereka. Masa ketika Allah akan menampakkan diri-Nya di hadapan umat-Nya adalah ketika keadaan sudah sampai pada ambang batasnya yang terakhir, ketika Sion mulai berseru, Tuhan telah meninggalkan aku (lihat Yesaya 49:14; 40:27). Nyata bahwa ketidakpercayaan manusia itu tidaklah membuat janji Tuhan batal.
Kuatkan hati sebab Firman-Nya harus tergenapi yakni hadirnya manusia durhaka dan munculnya pencemooh menyebarkan opini Yesus tidak akan datang untuk kedua kalinya yang diduga dilakukan secara masif, terstruktur dan sistematis dengan mengunakan kekerasan verbal dan fisik. Kiranya kasih karunia TUHAN menguatkan iman kita hingga kedatangan-Nya kembali.
"Widow Seeking Justice"
(Verse 1) Like a widow seeking justice from an unjust judge. We come before you, Lord, with humble hearts and minds. We've been waiting for your return, our hope and our desire. And we pray with perseverance, never losing faith.
(Chorus) Oh, Lord, hear our persistent prayer. Like the widow who never gave up. We'll keep on praying, we'll keep on believing. Until the day you come back again.
(Verse 2) We know that you are faithful, your promises are true. You will never abandon us, you will always see us through. So we'll continue to pray, with thanksgiving and praise. Trusting in your perfect will, all through our days.
(Chorus) Oh, Lord, hear our persistent prayer. Like the widow who never gave up. We'll keep on praying, we'll keep on believing. Until the day you come back again.
(Bridge) We may not understand your timing, Lord, but we trust your plan. You know what's best for us, even when we don't. So we'll wait patiently, with hope in our hearts. Knowing that you will return, and we'll never be apart.
(Chorus) Oh, Lord, hear our persistent prayer. Like the widow who never gave up. We'll keep on praying, we'll keep on believing. Until the day you come back again.
(Outro) Maranatha, come, Lord Jesus! We're longing for your return. Until then, we'll keep on praying. With hearts that burn.
- Tulisan lainnya:
- Iman Dan Doa
- Pernyataan Deklarasi Iman
- Iman Di Bumi Saat Ini
- Perlombaan Iman
- Dunia Tidak Layak Bagi Orang Beriman
- Ketekunan Spiritualitas Kristen