Τοιγαροῦν καὶ ἡμεῖς, τοσοῦτον ἔχοντες περικείμενον ἡμῖν νέφος μαρτύρων, ὄγκον ἀποθέμενοι πάντα καὶ τὴν εὐπερίστατον ἁμαρτίαν, δι’ ὑπομονῆς τρέχωμεν τὸν προκείμενον ἡμῖν ἀγῶνα Ibrani 12:1
Teks di atas menyatakan bahwa dalam hidup beriman kepada Yesus Kristus diperhadapkan dengan perlombaan dengan mencontohkan pertandingan atletik. Hal ini ditegaskan dengan adanya kata τρέχωμεν ( trechōmen ) yang bermakna "harus lari" dan kata ἀγῶνα ( agōna ) yang bermakna pertemuan, kontes (atletik), perjuangan. Perlombaan iman adalah suatu kontes (atletik) sehingga Young's Literal Translation menyatakan teks diatas adalah Therefore, we also having so great a cloud of witnesses set around us, every weight having put off, and the closely besetting sin, through endurance may we run the contest that is set before us,
Menurut Enik Yuliatin dkk, tentang sejarah olahraga lari menjadi olahraga atletik sudah muncul sejak zaman Yunani Kuno. Saat itu olahraga seperti tinju dan berkuda digolongkan ke dalam olahraga atletik. Olahraga atletik yang dikenalkan pada zaman Yunani Kuno, diantaranya lempar cakram, lempar lembing, melompat dan berlari. Saat itu olahraga lari dilakukan dengan berlari dari ujung stadion ke ujung lainnya. Jaraknya berkisar 190 meter. Selain itu, kompetisi lari terjauh saat itu setara dengan 24 stades. Uniknya saat itu kompetisi lari dilakukan oleh para atlet dengan mengenakan baju besi. Berlari jarak 24 stades (190 meter) sangat berat karena baju besi harus dikenakan sehingga perlombaan ini menurut HELPS Word-studies para atlet bisa sangat parah yang menyebabkan orang yang paling tangguh hancur. Memang, ini biasa terjadi (jadi Euripedes, Xenophon).
Dalam kontes pertandingan maka atlet peserta kontes harus berlari dengan segala ketekunan pada perlombaan jang ditentukan bagi kita. Peserta kontes pertandingan harus berlari dari garis start menuju garis finish sebab setiap peserta harus menyelesaikan perlombaan lari meskipun mungkin terjatuh karena mengenakan baju besi. Demikian juga dalam perlombaan iman yang dimulai sejak jadi bayi rohani diharapkan dapat berlari karena proses pertandingan yang jatuh bangun menjadi dewasa rohani sampai garis akhir yang ditentukan. Jika dapat menyelesaikan pertandingan ada upah menanti yang disediakan panitia kontes pertandingan iman jika menang.
Perlombaan iman adalah suatu kontes wajib diikuti oleh setiap orang beriman selama ia hidup di bumi untuk tetap tekun dalam iman sampai akhirnya yang berakhir di kematian. Yesus yang mengosongkan diriNya mengikuti pertandingan ini dan meraih kemenangan mutlak dengan setia hingga akhir hidupNya. Demikian juga saksi-saksi iman yang tertulis dalam Ibrani 11 telah menyelesaikan pertandingan iman yang ditentukan baginya sesuai ukuran iman masing-masing.
Perlombaan iman sebenarnya sudah dirancang TUHAN jauh sebelum jadi bayi rohani. Dalam tulisan dari kebangunan rohani menuju kedewasaan rohani tetapi menurut Ibrani seharusnya menuju kesempurnaan dengan Yesus sebagai model. Tersirat bahwa perjuangan iman dimulai sejak masa kita bangun, siuman, sadar, masa kita mengalami kerinduan kepada Allah. Penjahat yang ikut disalibkan bersama Yesus kemudian diselamatkan juga menempuh perlombaan iman. Jika kita didapati hidup dalam percaya kepadaNya diakhir hidup tetap dianggap memenangkan pertandingan iman sekalipun belum dewasa secara rohani. Bila ada kesempatan bertumbuh dalam kedewasaan rohani maka ada upah mahkota tersedia dari TUHAN. Hidup dalam perlombaan iman suatu kehidupan yang diisi dengan latihan rohani lalu dimasukkan ke kontes pertandingan yang diatur oleh TUHAN sebagai penentu masa depan kita dan pelatih karena IA panjunan yang membentuk hidup kita agar mendapat mahkota abadi di surga kelak dalam kemuliaan bersamaNya. Latihan rohani penting agar kita hidup saleh sehingga dapat naik tingkat dalam setiap perlombaan yang wajib diikuti sesuai jadwal pertandingan yang ditetapkan oleh TUHAN sang Pelatih.
Setiap orang percaya saat menjadi milik Kristus Yesus dan mengundangNya sebagai Raja dalam hidupnya maka oleh karya Roh Kudus dan kuasa Firman TUHAN setuju dengan rancangan TUHAN yang kekal untuk hidupnya dan masuk ke dalam perlombaan iman. Jemaat Galatia dapat menjadi contoh. (Galatia 5:7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi?) Berdasarkan fakta dari Kitab Galatia dan juga Pengkhotbah 9:11 maka kemenangan dalam perlombaan iman bukan untuk yang cepat "alami kegerakan rohani" melainkan ketekunan hidup dalam iman. Kesetiaan berpegang kepada Firman TUHAN sebagai Firman kehidupan dalam hidup menentukan akhir dari perlombaan iman (Filipi 2:16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.)
Penulis Kitab Ibrani menjadikan Yesus Kristus sebagai teladan Agung saat melakukan perlombaan iman ( Ibrani 12:1-3). Sebelum menyelesaikan perlombaan iman, IA melakukan persiapan. Persiapan yang Yesus lakukan menurut Ibrani adalah menanggalkan semua beban dan dosa yang menurut surat Paulus adalah latihan rohani menuju kesalehan. Matthew Henry berkomentar tentang masa persiapan menanggalkan semua beban dan dosa:
- Semua beban, artinya semua kecintaan serta perhatian yang berlebihan terhadap tubuh jasmani, kehidupan sekarang ini, dan hal-hal duniawi. Perhatian berlebihan atau kegemaran terhadap kehidupan sekarang ini, merupakan beban berat bagi jiwa, dan yang menyeret turun jiwa ketika ia seharusnya naik, serta menariknya mundur ketika ia seharusnya maju. Beban ini membuat tugas kewajiban dan kesukaran terasa lebih parah dan berat daripada sebenarnya.
- Dosa yang begitu merintangi kita. Yakni dosa yang sangat melawan kita dengan memakai keadaan di sekitar kita, keadaan jasmani kita, dan teman-teman kita. Hal ini bisa saja berarti dosa ketidakpercayaan yang merugikan ataupun dosa kesukaan orang Yahudi, yakni kecintaan berlebihan terhadap hukum Taurat mereka. Marilah kita menanggalkan semua rintangan luar dalam.
Ayub timbul seperti emas karena adanya usaha setan melawan orang percaya di hadapan Allah. (Wahyu 12:10) Perlombaan iman terjadi selain karena Yesus ingin bertumbuh menuju kedewasaan rohani hingga kesempurnaaan juga disebabkan setan mereka-reka yang buruk bagi orang beriman agar gugur imannya atau tidak melanjutkan perlombaan iman. Yesus sebagai teladan sempurna dalam pertandingan iman maka Dia tidak membiarkan kita berlomba melampaui kekuatan kita dan saat berlomba maka ada karunia khusus untuk menyelesaikan perlombaan itu sehingga kita menang bersamaNya.
Perlombaan iman lebih dari sekedar kontes pertandingan melainkan suatu medan peperangan. Yesus pernah alami hal serupa. Ia menang melalui:
- Ia tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa (ay. 3). Ia menanggung perlawanan yang mereka lancarkan terhadap-Nya, baik melalui perkataan maupun tindak-tanduk mereka. Mereka senantiasa membantah-Nya serta menentang rancangan-rancangan-Nya yang agung. Meskipun mampu membantah dan mengalahkan mereka dengan mudah, serta sesekali menunjukkan contoh kehebatan kuasa-Nya, namun Ia tetap menanggung perilaku mereka yang jahat dengan sangat sabar. Bantahan mereka ditujukan untuk melawan Kristus sendiri, terhadap pribadi-Nya sebagai Allah dalam rupa manusia, terhadap wewenang dan khotbah-khotbah-Nya, namun Ia menanggung semuanya itu.
- Ia tekun memikul salib, yakni semua penderitaan yang dialami-Nya di dunia. Ia langsung memikul salib, terpaku di atasnya, menjalani kematian terkutuk yang menyakitkan dan memalukan, yang membuat-Nya terhitung bersama para pendosa, para penjahat paling keji. Namun, semua ini ditanggung-Nya dengan kesabaran dan keteguhan hati yang tidak terkalahkan.
- Ia mengabaikan kehinaan. Semua celaan yang dilontarkan kepada-Nya, baik ketika Ia masih hidup maupun pada saat kematian-Nya, ia abaikan saja. Ia jauh melebihi mereka. Ia mengetahui keadaan-Nya yang mulia dan tidak bersalah, dan mengabaikan kebodohan serta kedengkian mereka yang menghina-Nya.
Perlombaan iman telah dimenangkan oleh Yesus maka diharapkan kita tidak jadi lemah dan putus asa jika diwajibkan untuk melakukan perlombaan iman sebab dalam pergumulan perlombaan itu belum sampai mencucurkan darah. Dia tahu batas kekuatan kita dan anugerahNya cukup tersedia untuk itu.
Ada sukacita yang disediakan bagi Dia bila kita tekun dan setia dalam perlombaan iman yang diwajibkan. Kiranya TUHAN memberi kasih karuniaNya yang melimpah.