-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Latihan Rohani Menuju Kesalehan

Sabtu, 21 Maret 2020 | Maret 21, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-22T23:37:15Z

1 Timotius 4:8:
  • Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. (TB)
  • Latihan jasmani terbatas gunanya, tetapi kesalehan berguna dalam segala hal karena mengandung janji untuk kehidupan sekarang dan juga kehidupan yang akan datang. (AYT)
  • Latihan jasmani sedikit saja gunanya, tetapi latihan rohani berguna dalam segala hal, sebab mengandung janji untuk hidup pada masa kini dan masa yang akan datang. (BIS)
dalam teks mengisahkan kegunaan dari latihan jasmani dan kegunaan dari kesalehan. Latihan jasmani berasal dari kata σωματικὴ γυμνασία dimana γυμνασία berarti latihan fisik, berolahraga. Kata kesalehan dari kata εὐσέβεια memiliki konotasi: kesalehan, pengabdian. Kesalehanan / εὐσέβεια dalam Alkitab Terjemahan Baru dikatakan ibadah sedangkan dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari disebut dengan latihanan rohani. Apakah dapat disimpulkan bahwa kesalehan adalah ibadah dan ibadah adalah latihan rohani?

Utley menyatakan Tubuh fisik adalah bagian dari penatalayanan hidup kita, namun bukan prioritas. Keilahian adalah prioritasnya! Ini bisa merujuk kepada:
  1. Latihan fisik
  2. Disiplin fisik
  3. Asketikisme
Apa yang mempengaruhi tubuh itu penting, tapi apa yang mempengaruhi roh itu kekal! Latihan yang benar adalah "berjerih payah" dan "berjuang" dari 1 Timotius 4:10! Pelayanan mempengaruhi hasil dari Injil, namun asketikisme menekankan individunya.

Latihan fisik, disiplin fisik maupun latihan rohani, disiplin rohani memerlukan penguasaan diri. ( 1 Korintus 9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. ) Penguasaan diri / ἐγκρατεύομαι adalah pengekangan diri, pengendalian diri, kontinuitas yang keluar dari dalam diri sendiri, tetapi tidak oleh diri sendiri sehingga "pengendalian diri, kontrol Roh" hanya dapat dicapai dengan kuasa Tuhan.

Frederiek Djara Wellem berpendapat sejak abad ke-4 asketisme menjadi pola kesalehan untuk mencapai kesempurnaan. Cara pandang meraih kesalehan dengan asketisme melahirkan kehidupan monastik. Pada akhir abad pertengahan Asketisme ditentang oleh Renaisans serta oleh para reformator gereja.

Penolakan asketisme sebagai wujud kesalehan sebab kesalehan justru berkembang saat berhubungan dengan masyarakat luas. Bukankah kesalehan adalah hasil dari latihan rohani yang berulang-ulang sehingga menghasilkan disiplin rohani? Bukankah melalaui disiplin rohani diharapkan berdampak dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi saleh karena tertanam kebiasaan yang baik? Bukankah disiplin rohani dilakukan karena menginginkan bertumbuh, memutuskan bertumbuh, mengusahakan bertumbuh, dan menjaga kesinambungan bertumbuh memerlukan ketekunan?

Kesalehan dalam teks adalah buah dari disiplin rohani yang menyenangkan hati Tuhan dan sesama seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh Yesus. Kesalehan dihasilan sejumlah kombinasi unik antara faktor faktor :
  1. Interaksi sesama manusia
    Amsal 27:17 Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. Teman, Musuh, Rekan Kerja, Pasangan, Orang tua, Anak, Guru, Murid, dll sarana dan tolak ukur yang menentukan apakah hidup saleh dan mengabdikan kepada TUHAN?
  2. Lingkungan / keadaan sekitar
    Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Agar menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya maka Kondisi keuangan, Kondisi kesehatan, Pekerjaan, Keberhasilan, Kegagalan, dapat dipakai TUHAN mengasah kesalehan kita.
  3. Sikap hati dan perbuatan dalam merespon sesama dan lingkungan dengan melakukan hukum Tuhan.
    Markus 12:30-31 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Hati yang mengasihi membuat tindakan empati muncul yang melahirkan kesalehan.
Banyak beranggapan disiplin rohani adalah rangkaian latihanan rohani yang dilakukan berulang-ulang untuk menjadi serupa dengan anakNya, yaitu Yesus Kristus Misal:
  1. Donald S. Whitney ada sepuluh disiplin rohani yang harus dilakukan, yaitu: 1. bergaul akrab dengan firman Tuhan, 2. Berdoa; 3. Beribadah; 4. Memberitakan Injil; 5. Melayani; 6. Menggunakan Waktu; 7. Menggunakan Uang; 8. Berpuasa; 9. Bersaat Teduh; 10. Buku Harian.
  2. Richard J. Foster (Celebration of Discipline):• Disiplin ke dalam: Meditasi, Doa, Puasa, Belajar • Disiplin ke luar: Kesederhanaan, Kesendirian, Ketundukan, Pelayanan • Disiplin kebersamaan: Pengakuan, Penyembahan, Bimbingan, Perayaan
  3. Dallas Willard (The Spirit of the Discipline):• Disiplin Menarik Diri: Kesendirian, Keheningan, Puasa, Kesederhanaan, Kemurnian, Kerahasiaan, Pengorbanan• Disiplin Melibatkan Diri Belajar, Penyembahan, Perayaan, Pelayanan, Doa, Persekutuan, Pengakuan, Ketundukan
Untuk dapat hidup dalam disiplin rohani harus bertekun dalam iman. Dalam Ibrani 12:1-12 tertulis hal-hal bertekun dalam pertandingan iman, yaitu:
  1. Meninggalkan beban dan dosa yang merintangi kita
  2. Berlomba dengan tekun dalam perlombaan iman
  3. Melakukan dengan mata yang tertuju kepada Yesus
  4. Mengigat penderitaan Yesus di kayu salib.
Bertekun dalam iman adalah cara mendisiplinkan rohani kita agar tetap berdiri teguh dalam Tuhan.

Melakukan aktivitas rohani yang diulang adalah suatu latihan rohani menuju disiplin rohani bukan semata-mata karena tekad baja melakukan hal tersebut melainkan sebaiknya harus didasari kerinduan dan hasrat yang digerakkan oleh kasih kepada Bapa dengan orientasi terwujudnya kembali rencana Allah menjadi segambar dan serupa dengan Allah (Imago dei) yang dikerjakan melalui pekerjaan Roh Kudus

Kejenuhan dalam melakukan latihan rohani yang menganggu disiplin rohani dapat terjadi bahkan Jemaat Efesus bahkan kehilangan kasih mula-mula meskipun tetap dalam aktivitas rohani yang sibuk. Tinggal selalu dalam Tuhan dalam melakukan kegiatan disiplin rohani dengan selalu menuruti perintahNya. (Yoh 15:9-10 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Lakukan perintah atas dasar mengasihi Tuhan.

Latihan rohani yang sangat disiplin tetap saja tidak dapat menjadikan seseorang kudus tanpa dosa karena kekudusan mutlak hanya dapat dilakukan oleh Tuhan Yesus yang sempurna.(1 Yohanes 1:8-9 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.)
Disiplin rohani menjadikan kita membenci dosa tetapi natur dosa selama tinggal di bumi tetap ada. Kekudusan didapat lewat pengampunan dan penebusan dosa yang dikerjakan Yesus. Disiplin rohani hanya melatih untuk hidup kudus dan bertumbuh dalam kekudusan namun tetap memerlukan pengampunan dosa.(1 Yohanes 2:1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.)

Manusia rohani yang berjalan dalam kesalehan tumbuh bukanlah semata-mata disiplin rohani yang dilakukan seperti berapa pasal Alkitab yang dibaca setiap hari, berapa lama waktu untuk berdoa, bersaksi kepada berapa orang dalam hari ini.... melainkan perlunya Roh Kudus yang menumbuhkan seluruh rangkaian disiplin rohani. Disiplin rohani hanyalah membuka kesempatan bagi TUHAN bekerja selanjutnya terserah kepadaNya.

Kesalehan lebih dari hidup dalam monastik. Kesalehan mengetahui visi dan misi Tuhan bagi hidup kita secara khusus / unik dan melakukan hal tersebut sesuai panggilan dengan cara Tuhan sehingga menjadi suratan Kristus Yesus yang hidup. Melalui hidup kita orang banyak dan masyarakat melihat Yesus Kristus.

Latihan rohani menuju kesalehan adalah suatu perjuangan manusia rohani sebagai musafir menjalani hidup di dunia dengan menjadikan Yesus sebagai contoh ideal menuju rumah Bapa yang kekal



Tulisan lainnya:
Menang Atas Krisis Kepercayaan
Membangun Mezbah
Proses Kehidupan Orang Percaya
Legalisme Dalam Agama Kristen
Ajaran Membenci Dalam Alkitab
Kesia-siaan berdasarkan Surat Petrus dan Perjanjian Lama


×
Berita Terbaru Update