Menjaga yang dilakukan Oleh TUHAN (Yahweh) berasal dari kata יִשְׁמָר־/yiš·mār- artinya: Menjaga, melindungi, mengamati, memperhatikan, melestarikan. Seorang penjaga yang menjaga sesuatu memiliki tanggung jawab terhadap apa yang dipercayakan kepadanya untuk dijaga. Bila TUHAN menjaga seseorang atau sesuatu maka ada tanggung jawab yang melekat dalam diri-Nya agar dapat terlindungi dan terpelihara lestari. Dalam ayat ke-4 dikatakan bahwa TUHAN adalah Penjaga Israel
Kata יִשְׁמָר־/yiš·mār, muncul sekitar 469 kali dalam Perjanjian Lama. Orang yang bertugas menjaga bukan saja diletakkan hanya kepada TUHAN melainkan juga orang-rang tertentu dengan aneka subyek seperti seorang gembala yang menggembalakan domba, seorang imam yang mengawasi tempat suci, seorang raja yang melindungi kerajaannya, seseorang yang menaati Tuhan, atau Tuhan sendiri yang memelihara umat-Nya. TUHAN itu tidak terlihat secara kasat mata sehingga untuk memahami dapat memperhatikan apa yang dikerjakan oleh manusia yang memiliki tugas menjaga, melindungi, memelihara dan melestarikan sesuatu yang merupakan tugas dan tanggung jawab yang melekat dalam dirinya.
Penjagaan TUHAN adalah sempurna berbeda dengan penjagaan yang dilakukan oleh manusia sekalipun berdiam dalam "Smart City" yang modern yakni seluruh sistemnya terhubung dengan AI, sensor, dan kamera cerdas, lampu jalan, transportasi, jaringan listrik, air, bahkan lalu lintas manusia semuanya terkoneksi dalam satu pusat kendali dengan harapan efisiensi, keamanan, dan kenyamanan bagi warganya tetapi sesungguhnya terjadi pengawasan total. Setiap jalan dipenuhi kamera dengan teknologi facial recognition. Setiap gerakan dipantau, setiap transaksi dicatat, setiap pintu masuk dan keluar bisa dikontrol secara otomatis. Bayangkan hidup di dalam kota seperti itu tidak ada lagi privacy, tidak ada langkah yang tidak tercatat. Jika kamu melanggar aturan, sistem AI langsung mendeteksi dan memberi hukuman digital. Misalnya memotong saldo uangmu, membatasi akses transportasi, atau bahkan menutup akses rumahmu. Inilah bentuk nyata dari penjara modern. Orang mungkin merasa hidup nyaman karena semua tampak aman, tetapi sesungguhnya mereka sedang dipasung dalam jaringan pengawasan global. Dan jika sistem ini jatuh di bawah kuasa antikristus, maka kota pintar akan menjadi kota kegelapan, tempat di mana semua orang dipaksa tunduk.
Penjagaan TUHAN meskipun memuat hal yang bersifat timbal balik dengan Musa (lihat alinea di bawah) namun manusia tetap memiliki hak bebas serta anugerah pengampunan yang ajaib dari TUHAN. TUHAN tidak menjadikan bumi sebagai puncak berlakunya seluruh hukum dan penghukuman TUHAN. Puncak diterapkan seluruh hukum perjanjian TUHAN yang sempurna terjadi setelah kematian yaitu surga yang mulia tempat tercurahnya rahmat TUHAN yang ajaib atau neraka karena menolak dan menginjak-injak perjanjian dengan TUHAN (Yahweh) yang penuh rahmat dengan ditempatkannya TUHAN sebagai penjaga yang kekal dan abadi sehingga Iblis yang berkuasa untuk menjadikan seseorang berada di bawah kutuk dan hukuman dosa atau hamba dosa.
Tuhan menjaga secara khusus Bangsa Israel ketika keluar dan masuk karena ada perjanjian yang mengikat antara TUHAN dengan Bangsa Israel yang diwakili oleh antara lain Abraham, Musa dan Daud. Melalui ikatan perjanjian-perjanjian itu maka TUHAN memutuskan menjadi Allah mereka, memelihara mereka, memberi mereka tanah, dan menjadikan mereka umat-Nya yang khusus — sebagai bentuk kasih setia-Nya dan rencana penyelamatan bagi seluruh dunia.
Contoh model perjanjian TUHAN itu adalah:
- Perjanjian dengan Abraham (Kejadian 12:1–3; 15:18; 17:1–14) sebagai perjanjian abadi, tanpa syarat, dan menjadi fondasi semua perjanjian lainnya dengan isi Perjanjian: bahwa Aku (Yahweh) akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar dan akan memberkati engkau sehingga nama-mu (Abraham) akan kujadikan besar dan menjadi berkat. Aku (Yahweh) akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Melalui engkau, semua keluarga di muka bumi akan diberkati.
Ikon penting bahwa "Aku (Yahweh) akan menjadi Allahmu” → Kejadian 17:7 dengan tanda perjanjian adalah sunat (Kejadian 17:11) yang bermakna:
- Tuhan memilih Abraham dan keturunannya (Israel) bukan karena mereka hebat, tetapi karena kasih dan rencana-Nya.
- Ini adalah perjanjian anugerah — tidak bergantung pada ketaatan manusia, tapi pada kesetiaan Tuhan.
- Tuhan berjanji akan menjaga, memelihara, dan membangkitkan keturunannya — bahkan ketika mereka tidak setia ⇄ “Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun sebagai perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.” — Kejadian 17:7 - Perjanjian Sinai (Musa) (Keluaran 19–24; Ulangan 5–6) dilakukan setelah membebaskan Israel dari Mesir maka TUHAN memperbarui hubungan-Nya dengan bangsa Israel di Gunung Sinai dengan isi Perjanjian bahwa TUHAN (Yahweh) menyatakan diri-Nya:
- “Kamu akan menjadi umat-Ku yang khusus di antara segala bangsa... karena Aku sendiri telah membebaskan kamu.” (Keluaran 19:5–6)
- Tuhan memberi Hukum Taurat (10 Perintah dan hukum-hukum hidup) yaitu jika Israel taat → mereka akan diberkati, dilindungi, dan menjadi terang bagi bangsa-bangsa dan bila mereka durhaka → ada konsekuensi, tapi TUHAN tidak membatalkan perjanjian-Nya (Ulangan 30:1–10).
- Makna dari kedua perjanjian adalah perjanjian bersyarat dalam pelaksanaan, tapi tidak menghapus janji abadi kepada Abraham. Tuhan menjaga Israel sebagai umat pilihan-Nya, meski mereka sering gagal. YAhweh berfirman “Karena engkau ini umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkau dipilih TUHAN, Allahmu, untuk menjadi umat kesayangan-Nya di antara segala bangsa yang di atas muka bumi.” (Ulangan 7:6)
- Fakta penting yang menonjol meskipun Israel menyembah anak lembu emas (Keluaran 32), TUHAN (Yahweh) tidak membatalkan perjanjian-Nya. Ia mengampuni dan tetap setia — karena kasih setia-Nya (ḥesed) lebih besar dari dosa mereka. - Perjanjian Daud (2 Samuel 7:8–17; Mazmur 89:3–4) yang terjadi setelah Daud ingin membangun Bait Suci, Tuhan justru memberinya janji yang lebih besar dengan isi Perjanjian adalah Aku (Yahweh) akan membuat nama-Mu besar dan memberikan tempat bagi umat-Ku Israel serta akan menumbuhkan benihmu sesudah engkau, yang akan Kupegang teguh sehingga kerajaannya akan kokoh selama-lamanya.
Ikon Penting adalah “Aku (Yahweh) akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.” (2 Samuel 7:14) yang bermakna:
- Ini adalah janji kerajaan abadi — bukan hanya untuk Daud, tapi untuk Mesias (Kristus) yang akan datang dari keturunannya.
- TUHAN berjanji bahwa “Kasih setia-Ku akan Kujaga baginya selama-lamanya, dan perjanjian-Ku akan teguh baginya.” (Mazmur 89:28) yang menunjukkan bahwa penjagaan Tuhan atas Israel bukan hanya untuk masa kini — tapi untuk rencana keselamatan universal.
Ada perjanjian khusus antara TUHAN - Yahweh dengan Israel sehingga dijaga secara istimewa seperti biji mata. Hal itu terjadi karena:
- Pemilihan Ilahi yaitu TUHAN memilih Israel bukan karena mereka hebat, tapi karena kasih-Nya (Ulangan 7:7–8).
- Perjanjian Abadi yaitu janji kepada Abraham tidak bisa dibatalkan (Roma 11:29).
- Umat Pilihan untuk Berkat Dunia yakni Israel adalah saluran berkat bagi seluruh bangsa — melalui Mesias (Kejadian 12:3; Galatia 3:8).
- Saksi bagi Bangsa-Bangsa melalui tindakan TUHAN memelihara Israel agar dunia tahu bahwa “Akulah TUHAN, dan tidak ada yang lain.”(Yesaya 45:5–6)
- Rencana Penyelamatan yakni melalui Kristus lahir dari garis keturunan Israel — maka penjagaan atas Israel adalah bagian dari rencana keselamatan manusia.
Berdasarkan perjanjian TUHAN dengan Musa yang mengikat Bangsa Israel maka Israel berulang kali dipanggil untuk "menaati" perintah, ketetapan, kesaksian, dan perjanjian TUHAN. Israel harus memiliki kesetiaan terhadap perjanjian yang diwujudkan dengan tindakan ketaatan sebagai suatu kesetiaan perjanjian. Firman-Nya menyatakan:
• Keluaran 20:6 – "Menunjukkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu keturunan orang-orang yang mengasihi Aku dan berpegang pada perintah-perintah-Ku."
• Ulangan 6:17 – “Kamu harus berpegang teguh pada perintah-perintah TUHAN, Allahmu…”
• Yosua 22:5; 1 Raja-raja 2:3; Nehemia 1:5 melanjutkan kosakata perjanjian yang sama.
Perjanjian dengan Musa adalah perjanjian memiliki sifat timbal balik: sebagaimana Israel menaati, demikian pula TUHAN menaati. Perhatikan Ulangan 7:12 – “Jika kamu mendengarkan ketetapan-ketetapan ini dan melakukannya, maka TUHAN, Allahmu, akan memegang teguh kepadamu perjanjian dan kasih setia-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu.” Ketaatan dan pemeliharaan ilahi merupakan pasangan yang tak terpisahkan, yang menggambarkan Perjanjian Baru di mana murid-murid Kristus “menepati” firman-Nya (Yohanes 14:23) dengan mengenakan hukum kasih.
TUHAN menjaga Israel saat keluar masuk namun Taurat Musa mengenal perwalian imam yang harus menjaga kekudusan. Perhatikan:
• Bilangan 3:7-8; 8:26 – orang Lewi “harus menjaga tugas-tugas” Kemah Suci.
• Bilangan 18:5 – “Engkau harus menjaga tugas-tugas tempat kudus… supaya murka tidak pernah menimpa orang Israel lagi.”
* Dengan menjaga tempat suci dari kenajisan, para imam memediasi kehadiran Allah kepada umat, yang menggambarkan panggilan gereja untuk menjaga doktrin yang sehat dan kemurnian jemaat (1 Timotius 6:20).
TUHAN sempurna maka bila menjaga, penjagaan yang dilakukan-Nya sempurna. Bila penjagaan TUHAN dipertanyakan maka yang harus dipertanyakan bagaimana sikap manusia yang dijaga-Nya apakah taat kepada TUHAN mengigat adanya perjanjian yang bersifat timbal balik dengan Musa yang mewakili Bangsa Israel. Karena TUHAN sempurna penjagaannya mencakup segala hal dengan cara khas bahasa Ibrani dalam menggunakan dua kata yang berlawanan, seperti: Surga – bumi, (Mazmur 121:2) dan matahari – bulan, (Mazmur 121:6) serta masuk – keluar, (Mazmur 121:8) yang disimpulkan berdasarkan Mazmur 121:8b adanya kepastian unsur kekekalan dalam ayat ini, sebagaimana ada di Mazmur 23:6. Akhirat terselubung dalam PL tetapi wahyu progresif PB menjelaskan kebenarannya!
Sifat dari penjagaan yang dilakukan oleh TUHAN (Yahweh) menyentuh dan meliputi:
- Kehidupan Sehari-hari (Keluar Masuk). "Keluar masuk" adalah metafora bahasa Ibrani yang merujuk pada semua aktivitas harian seseorang:
- Keluar: pergi bekerja, berperjalanan, berdagang, beribadah, menghadapi tantangan.
- Masuk: pulang ke rumah, beristirahat, bersantai, berkomunikasi dengan keluarga.
* Ini mencakup seluruh rentang aktivitas manusia, baik yang terlihat maupun tersembunyi sehingga TUHAN tidak hanya menjaga kita saat kita "berada di luar" (dalam bahaya), tapi juga saat kita "di rumah" (dalam keamanan). - Perlindungan TUHAN adalah Total dan Komprehensif sebab DIA adalah Penjaga yang aktif dan terus-menerus. Bukan sekadar melindungi dari bahaya fisik, tetapi juga:
- Melindungi dari kesalahan keputusan.
- Menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
- Mengawasi hubungan sosial dan emosional.
- Memelihara integritas dan kesetiaan kita. - Waktu yang Tidak Terbatas ("Sekarang dan Selama-lamanya"), yaitu:
- "Sekarang": Perlindungan Tuhan bersifat aktual dan relevan untuk hari ini.
- "Selama-lamanya": Janji ini bersifat kekal, melebihi batas waktu hidup manusia — termasuk di masa tua, di saat sakit, bahkan setelah kematian.
* Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Penjaga yang abadinya — bukan hanya saat kita butuh, tapi sepanjang segala waktu. - Konteks Kontinuitas Berkelanjutan (Mazmur 121). Ayat 8 adalah puncak dari Mazmur 121 yang secara keseluruhan berbicara tentang:
- Sumber pertolongan: Tuhan yang menciptakan langit dan bumi (ay. 2)
- Tuhan yang tidak tidur dan selalu waspada (ay. 3–4).
- Tuhan sebagai penjaga yang setia (ay. 5–7).
- Dan akhirnya, perlindungan menyeluruh atas seluruh hidup (ay. 8)
* Jadi, ayat 8 adalah kesimpulan dan penegasan terakhir bahwa Tuhan tidak hanya menjaga kita dalam momen-momen penting, tapi dalam seluruh perjalanan hidup kita.
Sekalipun dengan Musa ada unsur perjanjian timbal balik tetapi perjanjian dengan Abraham leluhur Musa bersifat kekal sehingga perjanjian dengan Israel diantaranya Yahweh akan menjaga Israel masih berlaku hingga sekarang ini. Paulus menulis tentang perjanjian TUHAN dengan Israel adalah:
- “Sebab karunia dan panggilan Allah tidak ada penyesalannya.” (Roma 11:29)
- “Dan demikianlah seluruh Israel akan diselamatkan.” (Roma 11:26)
* Walaupun sebagian besar Israel saat ini belum mengenal Yesus sebagai Mesias, Allah masih memiliki rencana bagi mereka. Ia tetap setia kepada perjanjian-Nya. Dalam Wahyu 7:4–8, 144.000 dari "semua suku Israel" disegel — menunjukkan bahwa Tuhan tidak melupakan janji-Nya.
Yesus Tuhan pun bersabda bahwa “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” — Matius 24:35.
Tuhan menjadi Penjaga sekarang dan selama-lamanya bukan karena “memutuskan” seperti manusia, tetapi karena itulah hakekat-Nya: Ia adalah Allah yang setia, penuh kasih, dan berjanji — dan janji-Nya tidak pernah berubah. Hal yang harus diperhatikan karena menjadi garis emas mengenai penjagaan TUHAN adalah:
- Allah Tidak “Memutuskan” Seperti Manusia — Ia Adalah Penjaga. Manusia membuat keputusan berdasarkan kebutuhan, keuntungan, atau perasaan sedangkan TUHAN tidak berubah (Maleakhi 3:6; Yakobus 1:17). Ia bukan “memutuskan” untuk menjaga — Ia adalah Penjaga - “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23:1). Bukan karena Dia “memutuskan” jadi gembala hari ini, tapi karena itulah identitas-Nya. Jadi, ketika Mazmur 121:8 berkata, “TUHAN akan menjaga...”, itu bukan keputusan sementara — itu refleksi kekal dari siapa Dia.
- Karena Kasih-Nya yang Tak Bersyarat (Hesed) yang artinya: "Kasih yang setia, kasih yang berjanji, kasih yang tidak bergantung pada layak/tidak layaknya manusia." Allah menjaga bukan karena kita layak, tapi karena Dia sendiri adalah kasih (1 Yohanes 4:8). “Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang mencintai Dia dan menuruti perintah-perintah-Nya, sampai kepada ribun generasi.” (Ulangan 7:9) Ia menjaga — karena Ia mengasihi.
- Karena Ia Telah Berjanji — Dan Janji-Nya Tidak Pernah Gagal. Allah tidak berjanji sembarangan. Semua janji-Nya bersumber pada sifat-Nya yang benar dan dapat dipercaya. Contoh:
- Ia berjanji kepada Abraham: “Aku akan menjadi Allahmu dan keturunanmu…” (Kejadian 17:7)
- Ia berjanji kepada Daud: “Kerajaanmu akan kokoh selama-lamanya…” (2 Samuel 7:16).
- Ia berjanji kepada kita: “Aku tidak akan meninggalkan engkau dan tidak akan membiarkan engkau.” (Ibrani 13:5)
Mazmur 121:8 adalah bagian dari janji yang lebih besar yaitu “Aku akan menjadi Allahmu, dan kamu akan menjadi umat-Ku.” (Imamat 26:12; Yeremia 31:33; Wahyu 21:3). Menjadi Penjaga adalah bagian dari perjanjian-Nya — bukan pilihan, tapi ikatan suci. - Karena Kita Lemah — Dan Ia Ingin Menyelamatkan. Kondisi manusia adalah rapuh. Kita mudah jatuh. Kita lelah. Kita tak bisa menjaga diri sendiri sehari pun tanpa bantuan-Nya. Firman-Nya; “Jika TUHAN tidak membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.” (Mazmur 127:1) Allah menjaga karena kita tidak mampu menjaga diri sendiri dan TUHAN ingin kita hidup dalam damai sejahtera, bukan dalam ketakutan. TUHAN ingin kita mengenal bahwa sumber hidup kita bukan pada diri kita, tapi pada Dia. Itu adalah bentuk kasih yang rendah hati — Tuhan yang Mahakuasa turun untuk menjaga yang lemah.
- Karena Ia Menginginkan Hubungan yang Abadi. Tuhan tidak hanya ingin “menjaga” secara teknis — Ia ingin berhubungan dengan kita. “Karena Aku ini mengenal engkau, dan engkau mengenal Aku, dan Aku tahu bahwa engkau percaya kepada-Ku.” (Yeremia 31:34 — versi bebas) Penjagaan Tuhan bukan sekadar perlindungan fisik — itu adalah bentuk keintiman ilahi. Ia menjaga agar kita bisa dekat dengan-Nya — sekarang dan selama-lamanya.
- Dalam Kristus, Janji Ini Digenapi Secara Sempurna bahwa janji “Aku akan menjagamu” menjadi nyata secara puncak:
- Ia datang sebagai Imanuel — Allah menyertai kita (Matius 1:23).
- Ia mati untuk menjaga kita dari dosa dan kematian kekal.
- Ia bangkit dan naik ke surga — lalu berjanji “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20).
* Penjagaan Tuhan di Mazmur 121:8 adalah bayangan dari penyertaan Kristus yang sempurna.
Kesempurnaan perjanjian mengenai penjagaan TUHAN diwujudkan dengan TUHAN menjaga umat yang percaya kepada Yesus. TUHAN tidak bertentangan dengan diri-Nya sendiri. Ia tetap setia pada semua janji-Nya, sekaligus membuka jalan baru dalam kasih dan anugerah-Nya sehingga Tuhan menjaga orang yang percaya Yesus dan tetap menjaga bangsa Israel, karena Ia adalah Allah yang setia pada semua janji-Nya — baik yang diberikan kepada Abraham maupun yang digenapi dalam Kristus. Penjagaan atas orang percaya Yesus adalah kelanjutan dan pemenuhan dari janji-Nya kepada Israel, bukan pengganti.
Penjagaan terhadap Bangsa Israel dan Umat Yang Percaya Berjalan Sejalan. Hal ini terjadi karena:
- Penjagaan atas Israel berdasarkan perjanjian abadi dengan Abraham bahwa:
- “Aku akan menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.” (Kejadian 17:7)
- “Aku akan memberkati engkau... dan olehmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati.” (Kejadian 12:3).
* Ini adalah perjanjian tanpa syarat — artinya, tidak bisa dibatalkan meski Israel tidak setia (Roma 11:29). Tuhan menjaga Israel sebagai bangsa pilihan untuk menyimpan firman-Nya, memelihara garis keturunan Mesias, dan menjadi saksi bagi dunia. Bahkan ketika mereka menolak Yesus, Tuhan tidak mencabut janji-Nya — Ia masih berjanji: “Dan demikianlah seluruh Israel akan diselamatkan.” (Roma 11:26). Penjagaan terhadap Israel tetap berlaku — sebagai bagian dari rencana sejarah dan penyelamatan ilahi. Fokus akhir semua perjanjian ini menuju pada Yesus Kristus, Sang Mesias, yang datang dari Israel — dan melalui-Nya, semua bangsa diberkati. - Penjagaan atas Orang Percaya Yesus berdasarkan Perjanjian Baru. Dalam Yesus Kristus, perjanjian lama digenapi dan diperluas. “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu, firman Tuhan: Aku akan menaruh hukum-Ku dalam pikiran mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (Ibrani 10:16, mengutip Yeremia 31:33). Ini adalah Perjanjian Baru — yang dibuka bukan hanya untuk keturunan fisik Abraham, tapi untuk semua yang percaya kepada Yesus, baik Yahudi maupun non-Yahudi. Orang percaya Yesus — apakah ia orang Yahudi atau bukan — menjadi “anak-anak Abraham” secara rohani (Galatia 3:7, 29). Mereka diberkati melalui iman, bukan melalui keturunan darah. Dan Tuhan menjaga mereka — karena mereka dimeteraikan oleh Roh Kudus (Efesus 1:13–14), dan Kristus berjanji: “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka tidak akan binasa selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” (Yohanes 10:28). Penjagaan atas orang percaya Yesus adalah realitas baru — tetapi berakar pada janji yang sama yang diberikan kepada Israel.
TUHAN menjaga orang percaya sebagai pemenuhan dengan wawasan bahwa Israel adalah akar; orang percaya Yesus adalah cabang yang disambung. “Jika engkau, yang oleh alam menjadi pohon zaitun liar, telah disambungkan ke tengah-tengah pohon zaitun yang baik, maka engkau pun turut menikmati akar dan lemak pohon zaitun itu.” (Roma 11:17). Pohon zaitun = umat Allah secara keseluruhan (Israel sebagai akar). Cabang yang dipotong = sebagian orang Israel yang tidak percaya. Cabang yang disambung = bangsa-bangsa (non-Yahudi) yang percaya kepada Yesus. Tuhan tidak membuang akar — Ia justru memperluas pohon itu.
Tabel Perjanjian TUHAN Menjaga Saat Keluar Masuk.
Dasar | Perjanjian Abraham (tanpa syarat) | Perjanjian Baru (Melalui iman dalam Kristus) |
---|---|---|
Sasaran | Bangsa fisik Israel | Semua orang percaya, Yahudi dan non-Yahudi |
Tujuan | Menyimpan firman, mempersiapkan Mesias | Menyelamatkan umat dari dosa dan maut |
Sifat | Khusus, sejarah, berkelanjutan | Universal, rohani, kekal |
Hubungan | Akar | Cabang yang disambungkan |
TUHAN menjaga Bangsa Israel dan umat yang percaya adalah bentuk karunia dan panggilan Allah yang tidak disesali. Hal ini terjadi karena Tuhan tidak membatalkan janji-Nya kepada Israel, karena Ia tidak bisa ingkar janji. Ia juga tidak menarik anugerah-Nya dari orang percaya, karena Ia adalah kasih. Tujuan dari perbuatan-Nya agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (1 Timotius 2:4). TUHAN menjaga Israel — untuk menyediakan Juruselamat dan Ia menjaga orang percaya — untuk membawa mereka kepada Juruselamat itu.
TUHAN menjaga umat-Nya karena mau menyatakan kemuliaan-Nya melalui kedua cara, yaitu:
- Melalui Israel: Ia menunjukkan kesetiaan-Nya yang tak berubah.
- Melalui Gereja (orang percaya): Ia menunjukkan anugerah-Nya yang melampaui batas ras, budaya, dan agama yang bertujuan “Supaya di dalam Kristus Yesus berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan.” (Galatia 3:14)
Contoh Nyata: Ada jutaan orang Yahudi yang percaya Yesus sebagai Mesias — mereka adalah “cabang yang asli” yang tetap menyatu dengan akar. Mereka tidak meninggalkan identitas Yahudi mereka, tetapi mengalami pemenuhan dari apa yang telah dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Mereka tetap menjaga tradisi — tapi melihat Yesus sebagai Pemenuhan Taurat. Mereka tetap diberkati — tapi sekarang melalui Kristus. Ini membuktikan bahwa Tuhan tidak membatalkan satu janji untuk memenuhi yang lain — Ia memenuhi yang satu melalui yang lain.
Firman-Nya menyatakan penjagaan TUHAN berlangsung serasi, harmonis dan selaras diantara keduanya secara bersamaan. Seperti yang tertulis dalam:
- Roma 11:28–29 “Mengenai Injil mereka adalah musuh karena kamu; mengenai pilihan mereka tetap dikasihi karena nenek moyang mereka. Sebab karunia dan panggilan Allah tidak ada penyesalannya.” → Ia tetap mengasihi Israel.
- Galatia 3:29 “Jika kamu milik Kristus, maka kamu adalah keturunan Abraham dan ahli warisnya menurut janji.” → Orang percaya ikut mewarisi janji Abraham.
- Efesus 2:11–13 “Dahulu kamu adalah orang-orang kafir yang "jauh"... tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu... telah didekatkan.” → Bangsa-bangsa disambungkan ke akar Israel.
- Yohanes 10:16 “Aku mempunyai domba-domba lain yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku... maka akan ada satu kawanan dan satu gembala.” → Satu umat, satu gembala — Kristus.
Kita dijaga, dilindungi, dipelihara dan lestari karena:
- Bukan karena kita pantas, tapi karena Ia baik.
- Bukan karena kita kuat, tapi karena Ia setia.
- Bukan karena kita mengerti, tapi karena Ia mengasihi.
TUHAN menjaga saat keluar masuk berlaku kepada bangsa Israel dan juga gereja-Nya dengan tujuan akhir agar dapat hidup bersama dengan-Nya dalam kerajaan-Nya yang kekal di surga. TUHAN memperhatikan keabadian jiwa dan Roh kita serta memberikan tubuh kemuliaan yang tidak dapat binasa pada waktu yang telah ditentukan-Nya. Penjagaan TUHAN sempurna sehingga menang dari pengaruh dosa dan iblis serta hal-hal lainnya. Kesempurnaan penjaga TUHAN terjadi di masa kekekalan / keabadian karena hal yang tercela tidak dapat masuk dalam kerajaan-Nya.
- Tulisan lainnya di werua blog:
- Gembala Yang Baik
- Hak Dan Tanggung Jawab Sebagai Anak Allah
- TUHAN Sumber Kekuatan
- TUHAN Seperti Induk Ayam
- Dahsyatnya Geram Iblis
- TUHANTembok Berapi di Yerusalem
- Umat ALLAH Berdasarkan Kitab Yeremia
- TUHAN Menyerahkan Kekuatan-Nya Ke Dalam Tawanan
- TUHAN Sang Pelindung
- Di Bawah Tiang Awan Dan Tiang Api