Audio TUHAN Menyerahkan Kekuatan-Nya
Mazmur 78 menceritakan suatu pelajaran dari sejarah oleh Asaf bagi bangsa Israel. Keberadaan Bangsa Israel tidak dapat dilepaskan dari tangan TUHAN yang membebaskan keturunan Yakub dari tanah Mesir melalui Musa setelah serangkaian peristiwa yang membuat Firaun takluk. Dalam perjalanan selama empat puluh tahun menuju tanah perjanjian maka TUHAN yang setia dan kekal berfirman Bangsa Israel, jika engkau sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya, dan melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan memusuhi musuhmu, dan melawan lawanmu. (Keluaran 23:22) Orang Israel pun mengadakan perjanjian dengan TUHAN seperti yang tertulis dalam Keluaran 24:7; Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." Israel pun hidup dalam perjanjian dengan TUHAN dan TUHAN memperhadapkan kepada bangsa itu suatu pilihan antara berkat dan kutuk. Dalam Kitab Ulangan hal berkat dan kutuk diulang hingga tiga kali yang menandakan banwa hal itu harus diperhatikan dengan serius. (Ulangan 11:26; 30:11,19)
Asaf mengingatkan Bangsa Israel bahwa TUHAN sebagai Pahlawan Perang yang memberikan aneka kemenangan yang ajaib dapat bertindak menyerahkan kekuatan-Nya kepada penawanan. Kata menyerahkan נָתַן memiliki arti "Memberi, menaruh, mengatur", hal ini meliputi berbagai tindakan termasuk memberi, menganugerahkan, menyerahkan, menghasilkan, dan bahkan mengizinkan. Kata ini digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari Tuhan yang memberikan perintah atau berkat hingga individu yang memberikan hadiah atau persembahan. Kata tersebut sering kali menyiratkan pemindahan kepemilikan atau tanggung jawab, baik berwujud maupun tidak berwujud. Bila TUHAN menyerahkan Israel dalam arti memindahkan kepemilikan yang seharusnya adalah kepunyaan pusaka TUHAN kepada pihak lain maka yang terjadi berdasarkan catatan sejarah adalah TUHAN membiarkan umat-Nya dimakan pedang, anak-anak teruna dimakan api, anak-anak dara tidak dipuja dengan nyanyian perkawinan, imam-imam gugur oleh pedang dan janda-janda tidak dapat menangis. (Mazmur 8:62-64)Pemazmur menjelaskan hal-hal yang menyebabkan TUHAN menyerahkan kekuatan-Nya sehingga umat-Nya berada dalam tawanan, yaitu:
- Mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi.
- Tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya.
- Murtad dan berkhianat seperti nenek moyang mereka, berubah seperti bususr yang memperdaya.
- Menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan beserta patung-patung.
Seandainya TUHAN tidak menyerahkan kekuatan-Nya, Israel tetap akan ada orang-orang seperti Balak bin Zipor yang bertujuan untuk kehancuran Bangsa Israel. Balak adalah penguasa militeristik, hidup dan berinteraksi dengan penguasa militeristik lainnya dalam masyarakat yang pada dasarnya tidak memiliki apa yang kita pahami sebagai nilai-nilai moral. Di dunianya, sebuah bangsa yang perkasa hanya berlari dari satu kemenangan kepada kemenangan berikutnya, dan tidak akan berhenti kecuali dipukul mundur. Di Daerah sekeliling Israel sosok seperti Balak dapat muncul sewaktu-waktu karena saudara Israel ada yang dilukiskan seperti keledai liar dimana tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.
Israel saat dipimpin Musa memanggil TUHAN itu adalah pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya. Panggilan terhadap TUHAN sebagai pahlawan perang erat kaitannya ketika bangsa Israel menyeberangi Laut Teberau saat Firaun bertindak untuk penghabisan. Laut Teberau menjadi kering sehingga orang Israel dapat menyeberangi lautan dan ketika Firaun dan pasukannya mencoba melintasi lautan tersebut dalam rangka menawan kembali orang Israel mereka semuanya binasa tenggelam di dasar laut Teberau / Laut Merah. Cara TUHAN bertindak memberikan kemenangan sesuatu yang ajaib sehingga TUHAN menjadi faktor penentu kemenangan Bangsa Israel.
Dalam sejarah bangsa Israel purba, mereka percaya bahwa Tabut Perjanjian memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan dan kehadiran Tuhan sehingga dalam pertempuran seringkali Tabut Perjanjian dibawa serta agar mendapatkan kemenangan bagi Israel. Contoh:
- Ketika bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan untuk memasuki Tanah Perjanjian, para imam membawa Tabut Perjanjian di depan mereka. Ketika kaki para imam yang membawa tabut menyentuh air sungai, air tersebut terbelah, memungkinkan bangsa Israel untuk menyeberang di tanah kering. Ini adalah demonstrasi yang kuat dari kekuatan Tuhan yang bekerja melalui Tabut Perjanjian. (Yosua 3-4).
- Dalam pengepungan Yerikho, bangsa Israel mengikuti instruksi Tuhan untuk mengelilingi kota itu selama enam hari, dengan para imam membawa Tabut Perjanjian. Pada hari ketujuh, setelah mereka mengelilingi kota tujuh kali dan meniup terompet, tembok Yerikho runtuh, memungkinkan bangsa Israel untuk merebut kota itu. Tabut Perjanjian memainkan peran penting dalam peristiwa ini, melambangkan kehadiran dan kekuatan Tuhan dalam memberikan kemenangan. (Yosua 6).
Perkembangan selanjutnya kehadiran Tabut Perjanjian tidak secara otomatis menjamin kemenangan. Kemenangan Israel bergantung pada kesetiaan mereka kepada Tuhan dan ketaatan mereka pada perintah-Nya. Ketika Israel tidak taat, bahkan kehadiran Tabut Perjanjian pun tidak dapat melindungi mereka dari kekalahan. Peristiwa sejarah bahwa kemenangan bukan ditentukan keberadaan Tabut Perjanjian melainkan sikap mereka terhadap TUHAN yang telah mengadakan ikatan perjanjian yang kudus dan kekal. Contoh:
- Kisah 1 Samuel 4 ketika Tabut Perjanjian dibawa serta dalam perang melawan orang Filistin justru Israel alami kekalahan dan Tabut Perjanjian di rampas dan anak imam Eli yaitu Hofni dan Pinehas yang bertanggung-jawab terhadap tabut tersebut tewas dan ketika berita didengar oleh Imam Eli maka Eli pun wafat.
- Kisah 1 Samuel 5 dan 6 menceritakan saat Tabut Perjanjian berada di tangan Filistin menyebabkan orang Filistin mendapatkan tulah sebagai tanda TUHAN itu berkuasa melampaui pasukan Israel yang dapat dikalahkan oleh Bangsa Filistin sehingga Tabut Perjanjian dikembalikan ke orang Israel.
- Kisah 1 Samuel 7 menceritakan Bangsa Israel bertobat dan berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati dengan berkumpul di Mizpa yang memancing reaksi raja-raja Filistin menyerang dan membinasakan Israel tetapi TUHAN mengguntur dengan suara keras sehingga mereka dapat dikalahkan oleh oarang Israel dan menyebabkan orang Filistin tidak berani menyerang Israel selama Samuel hidup menjadi hakim yang mengajar Israel hidup melakukan apa yang menjadi isi perjanjian antara TUHAN dengan Bangsa Israel. Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita."
Amsal 21:31 mengatakan bahwa "Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN." Penulis Amsal sebagai orang bijak mengetahui bahwa kemenangan tidak semata-mata ditentukan oleh perlengkapan persenjataan perang dan atau personel angkatan perang yang terlatih. Peristiwa di laut Teberau/ Laut Merah saat Musa dipimpin oleh TUHAN dapat mengalahkan kekuatan super power. Hal ini harus selalu diingat oleh seluruh umat manusia terutama bangsa Israel. Bukan terletak kepada kehebatan angkatan bersenjata maka Israel dapat mengalahkan musuh-musuhnya. Jika Israel mengandalkan kekuatannya sendiri maka menghadapi HAMAS pun agak kerepotan berbeda saat perang enam hari yang terjadi tanggal 5 sampai 10 Juni 1967. Kekuatan Israel adalah TUHAN Yang Setia terhadap perjanjian-Nya yang bersifat kudus dan kekal. Israel harus berseru kepada TUHAN sama derajatnya ketika perang enam hari di taun 1967 dengan perang melawan HAMAS maka akan muncul kekuatan yang tidak terduga akibat TUHAN terlibat aktif dalam peperangan
TUHAN pun mungkin berdiam diri bila Israel berjalan dengan kekuatannya sendiri atau mengandalkan sekutunya. Kekuatan Israel ditambah dengan sekutunya akan menarik minat sejumlah kalangan untuk bangkit mengadakan perlawanan terhadap Israel. Kekuatan angkatan perang Israel bukanlah kekuatan yang ditakuti oleh sejumlah bangsa yang memiliki kekuatan angkatan perang yang setara atau lebih unggul berdasarkan penilaian. Misalnya Global Firepower (GFP) yang mengevaluasi 145 negara berdasarkan lebih dari 60 faktor yang memengaruhi kemampuan pertahanan maka Israel bukanlah negara peringkat teratas dalam urusan pertahanan.
Dalam catatan Alkitab, kehadiran Tuhan di medan pertempuran seringkali disertai dengan manifestasi kekuatan-Nya. Hal ini dapat dipahami dari beberapa perspektif antara lain:
- Dalam Perjanjian Lama, Tuhan sering digambarkan sebagai panglima perang yang turun tangan untuk membela umat-Nya. Kehadiran-Nya bukan sekadar pengawasan, tetapi tindakan aktif dalam pertempuran. Kekuatan Tuhan yang tak terbatas menjadi jaminan kemenangan bagi mereka yang percaya dan taat kepada-Nya.
- Manifestasi Kekuatan Ilahi karena kehadiran Tuhan seringkali disertai dengan fenomena alam yang luar biasa, seperti gempa bumi, badai, atau petir, yang menunjukkan kekuatan-Nya yang dahsyat. Manifestasi kekuatan ini bukan hanya untuk menakuti musuh, tetapi juga untuk meneguhkan iman umat-Nya bahwa Tuhan benar-benar hadir dan berkuasa.
- Simbol Kehadiran dan Kekuatan misal Tabut Perjanjian di tengah-tengah umat Israel. Kehadiran Tabut dalam pertempuran menjadi pengingat akan janji Tuhan untuk selalu menyertai dan melindungi umat-Nya.
- Tujuan Ilahi karena Tuhan menggunakan pertempuran sebagai sarana untuk menyatakan kemuliaan-Nya, menegakkan keadilan, dan melaksanakan rencana-Nya bagi umat-Nya. Kemenangan yang diberikan Tuhan bukan hanya kemenangan militer, tetapi juga kemenangan rohani yang memperkuat hubungan antara Tuhan dan umat-Nya.
Israel adalah bangsa pilihan TUHAN yang unik sehingga Israel dituntut kesetiaan kehadap TUHAN yang telah mengikat perjanjian. DIA Yang Setia dan Yang Benar (Wahyu 19:11) sebagai Singa dari Yehuda akan menghakimi dan berperang dengan adil. Paulus menjelaskan bahwa ALLAH berkuasa mencangkokkan mereka (Israel) kembali (Roma 11:23b) sebelum melakukan penyelamatan yang luar biasa di Perang Harmagedon setelah Gog dan Magog
Saat Israel kembali kepada kepada TUHAN dengan berseru kepada Sang Mesias Yesus Kristus yang bertahta di tahta Daud, lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur; Ia memukul mundur para lawan-Nya, Ia menyebabkan mereka mendapat cela untuk selama-lamannya. Tekanan terhadap Israel akan terus bergelombang hingga menyadarkan bahwa Singa Yehuda yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya. (Wahyu 5:5) DIA Yang Setia dan Yang Benar memiliki sebilah pedang yang tajam dari mulut-Nya dan akan memukul segala bangsa dan mengembalakan dengan gada besi .... sebab DIA adalah Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan. (Wahyu 19:15-16)
TUHAN menyerahkan kekuatan-Nya ke dalam tawanan, kemuliaan-Nya kepada tangan musuh sebab Israel perlu belajar untuk mengenal TUHAN yang seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya dan bila anak-anak-Nya telah berkumpul dalam naungan kepak-Nya maka Sayap-Nya mampu memelihara dan melindungi serta menyambar musuh-Nya dan kemenangan pun diberikan oleh-Nya. (Matius 23:37)
- Tulisan lainnya di werua blog:
- Mendapat Teguran Dari TUHAN
- bersandar Pada Kekuatan TUHAN
- Membangun Persenjataan Menuju Adidaya
- Iman Kepada Kekuatan Allah
- Perlengkapan Perang Bukan Kepastian Kemenangan
- Mata TUHAN Menjelajahi Bumi
- Alkitab Dan Israel Kini Dan Mendatang
- TUHAN Itu Pahlawan Perang
- Berkuasanya Roh Najis Di Bumi
- Mulut Yesus Membungkam Musuh-Nya