-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pemberontakan Absalom

Kamis, 20 April 2017 | April 20, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-07T18:12:36Z
Dalam pada itu Absalom telah mengirim utusan-utusan rahasia kepada segenap suku Israel dengan pesan: "Segera sesudah kamu mendengar bunyi sangkakala, berserulah: Absalom sudah menjadi raja di Hebron!" ( 2 Samuel 15:10 )

Cambridge Bible for Schools and Colleges mdnyatakan utusan Absalom disebut mata-mata (terjemahan baru "utusan-utusan rahasia"), karena mereka dikirim diam-diam untuk memastikan perasaan publik, dan hanya membocorkan tujuan sebenarnya mereka di mana mereka bisa mengandalkan dukungan.
Suara sangkakala, sinyal untuk pemberontakan dan pengumpulan para pendukungnya, seperti mengangkat standar di zaman modern. Dia akan diproklamirkan sebagai raja secara bersamaan di seantero negeri. (2 Samuel 20: 1 ; 1 Raja-raja 1:34 ; 2 Raja-raja 9:13) .
Pelantikan jadi raja di Hebron. Pilihan Hebron dengan jelas menunjukkan bahwa Absalom mengharapkan untuk mendapatkan dukungan utamanya di suku Yehuda. Kemungkinan besar kecemburuan suku-suku tua telah dihidupkan kembali, dan bahwa Yehuda tidak menyukai penyerapannya ke dalam bangsa secara luas. Semangat ketidakpuasan seperti itu akan menjelaskan kelambanan Yehuda untuk mengembalikan raja saat pemberontakan berakhir (bab 2 Samuel 19:11 ). Hebron sendiri juga mungkin berisi banyak orang yang dirugikan oleh pemindahan pengadilan ke Yerusalem.

Hal menarik, Absalom berhasil menjaga kerahasiaan agenda, tidak hanya berlaku vis-à-vis terhadap kalangan luar, tetapi juga vis-à-vis terhadap konspirator lainnya merupakan senjata pertama junta, tanpa persiapan yang terbaik maka kudeta dipastikan akan gagal, sehingga Absalom berhasil memproklamasikan dirinya sebagai raja serta berhasil melakukan penetralan kekuasaan dengan menduduki tempat-tempat simbolis kekuasaan pemimpin negara di Hebron.

Absalom yang mengambil alih kekuasaan dari Daud tidak melakukan tindakan cepat dalam kekecauan saat Daud melarikan diri dari Yerusalem seperti nasihat Ahitofel dan Daud sudah memasukkan Husai dalam lingkaran Absalom sehingga kebijaksanaan Absalom dapat dipantau oleh Daud. ( 2 Samuel 17 ) Dalam sebuah tindakan pembalikan kekuasaan terhadap seseorang yang berwenang dengan cara ilegal lazimnya sering kali bersifat brutal, inkonstitusional berupa "penggambilalihan kekuasaan", "penggulingan kekuasaan" sebuah pemerintahan negara dengan menyerang (strategis, taktis, politis) legitimasi pemerintahan kemudian bermaksud untuk menerima penyerahan kekuasaan dari pemerintahan yang digulingkan. Husai menjadikan pemberontakan Absalom tidaklah sebrutal yang seharusnya dilakukan jika nasihat Ahitofel dilakukan.

Dalam pemerintahan monarki kadangkala anaknya yang menggulingkan ayah sendiri, Absalom satu-satunya orang di dalam sejarah Israel yang memberontak kepada ayahnya sendiri. Contoh modern adalah peristiwa Sayyid Qaboos bin Sa’id Al Bu Sa’id adalah Sultan Oman saat ini. Ia menduduki kekuasaan setelah menggulingkan ayahnya sendiri, Sa‘id bin Taimur, tahun 1970.
Kisruh soal perebutaan kekuasaan yang disertai dengan intrik-intrik politik dapat pula kita temukan dalam sejarah Alkitab. Pembunuhan, pengasingan, persaingan, kampanye hitam, serta peperangan, adalah bumbu-bumbu dari cerita pilu perebutan kekuasaan. Salah satu dari sekian banyak cerita Alkitab yang mengangkat kisruh suksesi kepemimpinan ini tercatat dalam 2 Samuel 15. Kisah ini menceritakan tentang perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh anak Daud, yaitu Absalom.

Absalom adalah Putra ketiga Daud. Ibunya seorang wanita asing, Maakha, putri Talmai, raja Gesur (2 Samuel 3:3). Keelokan fisik sangat menonjol dalam keluarga Absalom. Seluruh bangsa memuji ketampanannya yang luar biasa; rambutnya yang tebal, yang tentu dipersubur dengan minyak atau minyak rempah, beratnya kira-kira 200 syekel (2,3 kg) pada waktu dicukur setiap tahun. Adik perempuannya, Tamar, juga cantik, dan putri Absalom, yang dinamai menurut nama bibinya, ”sangat cantik parasnya”. (2Sam 14:25-27; 13:1) Kecantikan adik perempuan Absalom, Tamar, telah membuat Amnon, kakak tirinya, tergila-gila kepadanya. Dengan berpura-pura sakit, Amnon mengatur agar Tamar dikirim ke rumahnya untuk memasak baginya, kemudian menodainya dengan paksa. Tamar kemudian diusirnya ke jalan. Tamar mengoyak jubahnya yang bergaris-garis, yang biasa dikenakan oleh putri raja yang masih perawan, dan menaruh abu di atas kepalanya. Tidak lama kemudian Absalom lalu pengetahui peristiwa Amnon yang memperkosa Tamar..

Untuk menghindari publikasi yang buruk mengenai keluarga dan namanya, Absalom mungkin memilih untuk tidak mempermasalahkan tindakan pelanggaran Amnon terhadap Hukum Musa. (Im 18:9; 20:17) Namun, meski ia tampak mengendalikan diri, ia sebenarnya menunggu kesempatan membalas semua itu dengan membunuh Amnon saat yang tepat untuk membalas dendam dengan caranya sendiri. (Bdk. Ams 26:24-26; Im 19:17.)
Saatnya tiba waktu pemangkasan bulu domba, suatu saat yang menggembirakan, dan Absalom menyelenggarakan pesta di Baal-hazor, kira-kira 22 km di sebelah utara timur-laut Yerusalem; putra-putra raja dan Daud sendiri diundang. Pada waktu raja menyatakan tidak dapat hadir, Absalom memaksa ayahnya agar mengirim Amnon, anak sulungnya, mewakili dia. (Ams 10:18) Di pesta itu, pada saat Amnon ”gembira karena anggur”, Absalom memerintahkan hamba-hambanya untuk membunuh dia. Putra-putra yang lain segera kembali ke Yerusalem, dan Absalom mengasingkan diri ke tempat kakeknya, di kerajaan Gesyur di timur L. Galilea. (2Sam 13:23-38)
”Pedang” yang dinubuatkan nabi Natan kini telah memasuki ’keluarga’ Daud dan akan terus berada di sana selama sisa hidupnya.—2Sam 12:10.

 Diperkenan. Setelah tiga tahun, hati Daud pulih dari kepedihan karena kehilangan anak sulungnya "Amnon".  Daud, sebagai ayah merindukan Absalom. Yoab mengerti hal itu, adalah rajanya itu, Yoab dengan kecerdikannya membuka jalan bagi Daud untuk mengulurkan pengampunan dengan masa percobaan, sehingga Absalom dapat pulang tetapi tidak berhak datang ke istana ayahnya. (2Sam 13:39; 14:1-24)

Absalom kembali tapi dikucilkan ini selama dua tahun kemudian ia mulai menyusun stategi untuk mendapatkan pengampunan penuh. Sewaktu Yoab, sebagai pejabat istana raja, menolak untuk mengunjunginya, Absalom menyuruh orang-orangnya agar ladang milik Yoab dibakar dan, pada waktu Yoab yang marah itu datang, dia mengatakan bahwa dia menginginkan ketegasan dari raja, ”Jika ada kesalahan padaku, maka ia harus membunuhku.”
Pada waktu Yoab menyampaikan pesan Absalom, Daud menerima putranya, yang kemudian bersujud sebagai lambang ketundukan mutlak, dan raja menciumnya sebagai tanda pengampunan penuh.—2Sam 14:28-33.

Setelah berdamai kembali dengan bapaknya, ia menjalankan intrik-intrik dan persepakatan supaya dapat menjadi pengganti takhta Daud. Timbul upaya Pengkhianatan. Absalom diduga berpendapat bahwa dirinyalah yang ditentukan untuk duduk di atas takhta karena ia adalah keturunan raja dari kedua belah pihak orang tuanya. Karena Kileab, putra kedua dalam daftar nama putra-putra Daud, tidak disebut-sebut lagi setelah catatan tentang kelahirannya, bisa jadi ia telah mati, sehingga Absalom menjadi yang tertua dari antara putra-putra Daud yang masih hidup. (2Sam 3:3; 1Taw 3:1)

 Absalom berpura-pura mempedulikan kesejahteraan masyarakat dan menampilkan diri sebagai pembela rakyat. Dengan hati-hati ia menanamkan gagasan kepada rakyat, khususnya mereka yang bukan suku Yehuda, bahwa pihak istana kurang memperhatikan problem-problem mereka dan bahwa mereka sangat membutuhkan orang yang penyayang seperti Absalom.—2Sam 15:1-6. Pernyataan ”pada akhir empat puluh tahun” yang terdapat di 2 Samuel 15:7 tidak jelas penerapannya, dan dalam Septuaginta Yunani (edisi Lagarde), Pesyita Siria, dan Vulgata Latin, ini diterjemahkan ”empat tahun”. Tetapi tidak mungkin Absalom akan menunggu selama enam tahun untuk memenuhi suatu ikrar, jika ”empat tahun” dianggap terhitung dari waktu dia mendapat pengampunan penuh. (2Sam 14:28)

Absalom, yang puas karena telah mengumpulkan banyak pengikut di seluruh wilayah kerajaan, mencari dalih agar diizinkan ayahnya pergi ke Hebron, ibu kota Yehuda yang mula-mula. Dari sana, ia segera mengorganisasi komplotan untuk merebut takhta, termasuk jaringan mata-mata di seluruh negeri untuk mengumumkan kekuasaannya sebagai raja. Setelah memohon berkat Allah atas pemerintahannya dengan mempersembahkan korban, ia mendapat dukungan Ahitofel, penasihat ayahnya yang sangat disegani namun kecewa karena Daud memperistrikan istri Uria. Dalam teknik kudeta, diduga Absalom mengabungkan Kudeta veto dan Kudeta sempalan dimana adanya partisipasi dan mobilisasi sosial dari sekelompok massa rakyat dalam melakukan penekanan berskala besar yang berbasis luas pada oposisi sipil dan kelompok bersenjata yang dapat terdiri dari militer atau tentara yang tidak puas dengan kebijakan pemerintahan tradisional saat itu, .

Absalom menyatakan dirinya sebagai raja, Daud memutuskan untuk mengungsikan seluruh anggota rumah tangga istananya, meskipun ia mendapat dukungan yang loyal dari banyak orang yang setia, termasuk imam-imam utama, yaitu Abiatar dan Zadok. Keduanya ia utus kembali ke Yerusalem untuk menjadi penghubung. Ketika sedang mendaki G. Zaitun dengan bertelanjang kaki, bertutup kepala, dan menangis, Daud ditemui oleh Husyai, ”teman” sang raja, yang juga ia utus ke Yerusalem untuk menggagalkan nasihat Ahitofel. (2Sam 15:13-37) Daud sekalipun tertekan , daud tenang dan dapat menyusun strategi sehingga ada sedikitnya tiga orang kepercayaannya berada di lingkaran dalam Absalom, yaitu: Abiatar, Zadok dan Husai.

Kemudian, sesuai dengan nasihat Ahitofel, Absalom melakukan hubungan dengan gundik-gundik ayahnya di depan umum sebagai bukti putusnya hubungan antara dia dan ayahnya dan tekadnya yang bulat untuk menguasai takhta. (2Sam 16:15-23) Dengan demikian, tergenaplah bagian akhir dari nubuat Natan yang terilham.—2Sam 12:11. Kini, Ahitofel mendesak Absalom agar memberinya wewenang untuk memimpin pasukan yang akan menyerang Daud malam itu juga sehingga dapat memberikan pukulan maut sebelum pasukan Daud sempat diorganisasi. Walaupun merasa senang, Absalom masih menganggap bahwa ada baiknya mendengarkan pendapat Husai. Husai mengagalkan nasehat Ahitofel.

Husai mengirim berita kepada Daud mengenai rencana Ahitofel,  Daud menerima peringatan tersebut, lalu menyeberangi S. Yordan dan mendaki bukit-bukit Gilead menuju Mahanaim (bekas ibu kota yang ditetapkan oleh Is-bosyet). Di tempat ini ia diterima dengan murah hati dan ramah. Sebagai persiapan menghadapi konflik, Daud mengorganisasi pasukannya yang semakin besar menjadi tiga bagian di bawah Yoab, Abisai, dan Itai, orang Gat. (2 Samuel 18;2)

Daud didesa untuk tetap tinggal di kota Mahanaim, sebab kehadirannya lebih dibutuhkan di sana, dan sekali lagi, ia sama sekali tidak memperlihatkan permusuhan terhadap Absalom dengan memohon kepada tiga pemimpin itu di depan banyak orang, ”Perlakukan Absalom, anak muda itu, dengan lunak demi aku.”—2Sam 17:15–18:5. Pertempuran yang Menentukan dan Kematian. Pasukan Absalom yang baru terbentuk dikalahkan secara telak oleh pejuang-pejuang Daud yang sudah berpengalaman. Pertempuran sampai di hutan Efraim.
Absalom, yang menunggang bagal kerajaan, lewat di bawah dahan-dahan yang rendah dari sebatang pohon yang besar, dan rupanya kepalanya tersangkut pada sebatang dahan yang bercabang-cabang, sehingga ia tergantung di udara. Orang yang melapor kepada Yoab bahwa ia telah melihat Absalom, mengatakan bahwa ia tidak mau melanggar permohonan Daud dengan membunuh Absalom, sekalipun dibayar ”seribu keping perak”, tetapi permohonan Daud itu tidak mencegah Yoab untuk bertindak, dan ia menikamkan tiga tombak ke jantung Absalom; setelah itu, sepuluh hambanya mengikuti jejak pemimpin mereka dengan ikut membunuh Absalom.
Mayat Absalom kemudian dilemparkan ke sebuah lubang dan ditutup dengan timbunan batu sebagai tanda bahwa ia tidak layak dikuburkan.—2Sam 18:6-17; bdk. Yos 7:26; 8:29.

Pada waktu para utusan sampai di tempat Daud di Mahanaim, yang pertama-tama ditanyakan Daud adalah putranya. Ketika mengetahui tentang kematian Absalom, Daud naik ke ruangan di atap lalu menangis, ”Anakku, Absalom, anakku, anakku, Absalom! Oh, sekiranya aku yang mati, aku sendiri, menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!” (2Sam 18:24-33) lalu Yoab yang gamblang dan terus terang yang dapat menyadarkan Daud dari dukacitanya yang mendalam yang disebabkan matinya Absalom.

Absalom melakukan perebutan kekuasaan dilakukan bertahun-tahun dan disusun dengan rapi dan Daud seolah-olah membiarkan upaya makar Absalom, tetapi Daud dengan pasukannya yang setia dapat mengagalkan upaya kudeta berdarah yang dilakukan Absalom karena Tuhan menolong Daud.(Lihat Mazmur 3)


Tulisan lainnya:
Penguasaan Diri
Dosa Umat TUHAN
Tinjauan Megalomania Dalam Alkitab
Berontak Kepada Tuhan
Kisah Barzilai
Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan


×
Berita Terbaru Update