Teks di atas menurut "Ellicott's Commentary for English Readers" kebanggaan raja Kasdim yang beranggap dirinya akan naik ke surga yang direpresentasikan sebagai dewa yang di klaim oleh mereka - jadi Shalmaneser menggambarkan dirinya sebagai "dewa matahari", Assurbanipal sebagai "penguasa semua raja". Surga yang ingin dinaiki dan menjadi bintang paling terang yang duduk di singgasana di atas semua bintang Tuhan. Berpikir akan ditinggikan di atas semua makhluk; dan berada di atas para dewa. meski sebenarnya akan tenggelam di Sheol.
Secara sepintas raja Kasdim hidup dalam impian yang dibangun dari sikap narsis yang telah berkembang kepada menyembah diri sendiri dimana menikmati diri sendiri adalah tujuan tertinggi. Bermula dari merasa dirinya penting dan hebat serta spesial hingga wajar memimpikan yang dinilai oleh orang lain berlebihan dan dikagumi sehingga melakukan bragging dimana hal itu dilakukan terkadang memanfaatkan orang lain tanpa peduli perasaan, kebutuhan dan pendapat disamping timbulnya arogan dan iri terhadap orang lain dengan disertai sikap posesif.
Agama utama di Babilonia adalah agama Mesopotamia sebagai salah satu agama dunia kuno yang menurut Thaddeus William ajaran kepercayaan agama kuno antara lain bahwa:
- Pikiran Anda adalah sumber dan standar kebenaran , jadi apa pun yang terjadi, percayalah pada diri sendiri.
- Emosi Anda berwibawa , jadi jangan pernah mempertanyakan (atau membiarkan orang lain mempertanyakan) perasaan Anda.
- Anda berdaulat , jadi lenturkan kemahakuasaan Anda dan tekuk alam semesta di sekitar impian dan keinginan Anda.
- Anda adalah yang tertinggi , jadi selalu bertindak sesuai dengan tujuan utama Anda, untuk memuliakan dan menikmati diri sendiri selamanya.
- Anda adalah summum bonum —standar kebaikan—jadi jangan biarkan siapa pun menindas Anda dengan gagasan kuno tentang menjadi orang berdosa yang membutuhkan kasih karunia.
- Anda adalah Sang Pencipta , jadi gunakan kekuatan kreatif tanpa batas itu untuk menyusun identitas dan tujuan Anda.
Terjangkitnya gangguan mental megalomania ditandai dengan ciri-ciri khusus, diantaranya:
- Mementingkan diri sendiri yang berlebihan: Individu dengan megalomania mungkin memiliki perasaan yang berlebihan akan kekuatan, kemampuan, atau kepentingan mereka sendiri, dan mungkin merasa bahwa mereka berhak atas perlakuan atau hak istimewa.
- Perasaan muluk akan pencapaian mereka sendiri: Individu dengan megalomania mungkin melebih-lebihkan atau mengklaim pujian atas hal-hal yang sebenarnya tidak mereka lakukan.
- Keinginan untuk mengontrol atau mendominasi: Individu dengan megalomania mungkin berusaha untuk mengontrol atau mendominasi orang lain untuk memenuhi ambisi muluk mereka sendiri.
- Kurangnya empati: Individu dengan megalomania mungkin tidak dapat atau tidak mau memahami atau mengenali perasaan dan kebutuhan orang lain.
- Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain: Individu dengan megalomania mungkin menyalahkan orang lain atas kegagalan atau kekurangan mereka sendiri.
- Keasyikan dengan citra mereka sendiri: Individu dengan megalomania mungkin terlalu memperhatikan penampilan, status, atau reputasi mereka.
- Kecenderungan untuk membuat janji atau rencana muluk: Individu dengan megalomania mungkin membuat janji atau rencana muluk yang tidak realistis atau tidak mungkin dipenuhi.
- Segala sesuatu berasal dari "aku" oleh "aku dan untuk "aku" sehingga TUHAN sangat minim dalam melakukan peran sebagai TUHAN bahkan tidak dibutuhkan atau tidak perlu ada
Menurut pendekatan psikologi perbedaan antara kesombongan dengan megalomania antara lain:
- Kesombongan ditandai dengan rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan dan keyakinan akan keunggulan diri sendiri. Ini mungkin melibatkan perasaan berlebihan tentang kemampuan atau pencapaian diri sendiri, dan kurangnya kerendahan hati atau kesopanan. Meskipun arogansi belum tentu merupakan kondisi yang berbahaya, hal itu dapat dipandang sebagai sifat kepribadian yang negatif dan dapat menyebabkan isolasi atau konflik sosial.
- Megalomania, di sisi lain, adalah kondisi yang lebih parah dan berpotensi berbahaya yang ditandai dengan rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan dan keyakinan akan kebesaran diri sendiri. Ini sering dikaitkan dengan gangguan kepribadian narsistik dan dapat menyebabkan perilaku yang tidak pantas atau merusak. Orang dengan megalomania mungkin memiliki perasaan yang berlebihan terhadap kekuatan, kemampuan, atau kepentingan mereka sendiri, dan mereka mungkin merasa bahwa mereka berhak atas perlakuan atau hak istimewa. Mereka mungkin juga memiliki rasa pencapaian yang luar biasa, dan mungkin melebih-lebihkan atau mengklaim penghargaan atas hal-hal yang sebenarnya tidak mereka lakukan.
- Arogansi bisa berkembang menjadi megalomania jika tidak disikapi dan dikelola secara efektif. Namun, tidak semua orang yang sombong akan mengembangkan megalomania. Penting bagi individu dengan megalomania untuk menerima perawatan dari ahli kesehatan mental untuk mengatasi gejalanya dan mengurangi risiko perilaku berbahaya atau tidak pantas.
Tindakan medis oleh psikiater terhadap penderita megalomania lazimnya adalah kombinasi "Terapi perilaku kognitif" dengan "obat-obatan seperti inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dan pengobatannya memerlukan proses waktu yang panjang guna membantu penderita mengidentifikasi dan mengubah pikiran dan perilaku negatif yang berkontribusi pada gejala yang terjadi.
Alkitab mengisah banyak umat-Nya yang jadi teladan sehingga terbebas dari hasrat dan kecenderungan megalomania. Misal Yohanes Pembaptis. Ketika menjadi populer dan banyak orang berduyun-duyun mencari dan mendatanginya hingga Sanhedrin mengutus para imam dan orang orang Lewi untuk menanyakan tentang Mesias karena muncul anggapan bahwa dirinya (Yohanes Pembaptis) adalah Mesias, Nabi Elia atau nabi yang akan datang seperti yang dinubuatkan oleh Musa atau yang berasal dari TUHAN - maka Yohanes Pembaptis berkata bukan! Dia hanya berkata bahwa dirinya hanya sekedar: “suara orang yang berseru-seru di padang gurun” (Yoh. 1:23) sesuai nubuat yang sampaikan Yesaya. Yohanes Pembaptis bersikap anti terhadap obsesi kekuasaan dan kebesaran diri. Yohanes Pembaptis menempatkan dirinya sebatas perantara antara mempelai pria dengan mempelai wanita dimana mempelai wanita harus mempersiapkan dirinya misal dengan bertobat lalu dibaptis dan kemudian mengarahkan perhatian kepada Yesus, sebab Yesus adalah TUHAN adalah mempelai pria yang ingin menjadikan diri-Nya yang terbaik bagi mempelai wanita. Yohanes Pembaptis berusaha agar Yesus lebih dikenal dan lebih menonjol dibandingkan dirinya. Yesus harus semakin bertambah dan semakin lebih besar adalah visi dan misi dari Yohanes Pembaptis sebab Anak Domba Allah layak menerima hormat, pujian. Yesus sangat penting sebab DIALAH yang berkuasa menghapus dosa dunia. Pesan Yohanes Pembaptis “Ia (YESUS) harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yohanes 3:30). Yohanes Pembaptis tidak fokus kepada dirinya kepada kepada Yesus TUHAN dan ini jawaban bagi para utusan-Nya agar terluput dari godaan megalomania.
Yohanes Pembaptis meninggikan Yesus bukan berarti Yesus menderita megolomania. Kitab Filipi 2:6-8 tertulis; (Yesus) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Yesus adalah tokoh sentral dalam Alkitab yang dengan sukarela merendahkan diri-Nya sebab tidak tinggal dalam egoisme atau mementingkan diri sendiri..
Tinjauan megalomania dalam Alkitab menyimpulkan bahwa Tuhan dan para utusan-Nya serta seluruh umat-Nya tidak hidup menderita megalomania jika ada harus bertobat dan membuka hati meminta Roh Allah mengubah hidup yang mementingkan diri sendiri, sombong dan narsis sebagai pintu masuk jatuh kepelukan megalomania. Jika seandainya benar bahwa ada masalah secara neurologis maka tidak cukup hanya makan obat saja tetapi harus berseru / berdoa kepada TUHAN memohon agar disembuhkan oleh darah - bilur-bilur Yesus.
Megalomania adalah dosa sehingga mendatangkan hukuman TUHAN jika tidak berubah. Raja Kasdim hancur demikian juga seperti Adam dan Hawa yang termakan hoax hingga ingin seperti Allah melalui makan pohon yang dilarang TUHAN hingga alami kematian dan yang paling awal adalah Lusifer yang atas keinginannya sendiri ingin dihormati dan dipuja lalu disembah hingga berontak kepada TUHAN. Hanya TUHAN saja yang layak menerima segala sesuatu karena DIA Pencipta segala sesuatu yang menjadikan semuanya ada. TUHAN pemimpin sidang Ilahi sang PANTOKRATOR yang sudah ada dan yang ada dan yang akan ada.