Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Senin, 03 April 2017

Tuhan itu Guru

Ayub 36:22 Sesungguhnya, Allah itu mulia di dalam kekuasaan-Nya; siapakah guru seperti Dia?
הֶן־אֵ֭ל יַשְׂגִּ֣יב בְּכֹחֹ֑ו מִ֖י כָמֹ֣הוּ מֹורֶֽה׃

Teks menyatakan bahwa Allah itu guru = מֹורֶֽה Sebagai guru, Allah mengajar Ayub untuk lebih mengenal Pribadi Allah.
Barnes' Notes on the Bible menyatakan bahwa Elihu mengarahkan perhatian Ayub kepada Allah, dan untuk menunjukkan kepadanya bahwa Tuhan Allah telah menunjukkan dengan jelas kekuasaan dan kebijaksanaan dalam karya-karyanya, bahwa kita tidak harus berani menentang Tuhan Allah, tapi harus tunduk dengan tunduk pada kehendak-Nya. Dia menyatakan, oleh karena itu, bahwa Allah "mengagungkan," atau lebih tepatnya bahwa Allah adalah "ditinggikan," atau "meninggikan diri" (ישׂגיב yasagiyb) oleh kuasa-Nya. Tuhan yang mulia dalam kekuasaan-Nya adalah guru yang tidak dapat ditemukan dalam pribadi siapapun juga sebab Tuhan adalah guru sempurna dalam kemuliaan dan kekuasaan-Nya.

Allah itu guru. Kitab Yesaya juga menegas bahwa Allah adalah guru yang tidak tertandingi oleh siapa pun juga sekalipun manusia acap kali tidak mengakui bahwa Tuhan Allah adalah guru yang sempurna bahkan TUHAN itu adalah sempurna dalam segala hal termasuk dalam status sebagai guru. Engkau telah mendengar semuanya itu dan sekarang engkau harus melihatnya; tidakkah kamu sendiri mau mengakuinya? Aku mengabarkan kepadamu hal-hal yang baru dari sejak sekarang, dan hal-hal yang tersimpan yang belum kauketahui.Yesaya 48:6

Sebagai guru, TUHAN mengajar dan memberitahukan hal-hal yang baru dan bagi manusia banyak hal yang bersifat misteri / rahasia yang hanya dapat diungkapkan oleh Tuhan Allah sendiri sehingga nabi Mikha dengan tegas menyatakan bahwa Tuhan sendiri akan datang hampiri Israel agar manusia dapat diajar secara maksimal oleh TUHAN. dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem."Mikha 4:2 Sehingga untuk mengenapi nubuat nabi Mikha Firman itu mengenakan daging menjadi serupa dengan manusia menjadi sosok guru sebab TUHAN adalah guru yang melampaui batas-batas guru yang dikenal oleh manusia pada umumnya. Yohanes 13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

Matt Friedeman (The Master Plan of Teaching, 1990) menyatakan bahwa dalam Yesus kita mengenal sosok TUHAN itu guru yang menghampiri manusia dengan bukan hanya mendekati dan melayani orang banyak (massa) melainkan juga memberi perhatian bagi kelompok kecil hingga ke pribadi lepas pribadi. 
Dalam mencapai dunia dengan Injil, Dia hadir di Palestina di kalangan umat Yahudi. Di kalangan umat itu, Yesus mempunyai kelompok pengikut besar seperti kelompok 5000 orang, 4000 orang, 500 orang, 70 orang, 12 orang hingga ke pribadi-pribadi inti yakni Petrus, Yohanes dan Yakobus. 

Tuhan itu guru, jauh melampaui aneka konsep guru, seperti: 
  • Guru dalam Hindu, merupakan simbol bagi suatu tempat suci yang berisi ilmu (vidya) dan juga pembagi ilmu. Seorang guru adalah pemandu spiritual atau kejiwaan murid-muridnya, sebab Tuhan adalah guru membawa murid-Nya dalam pengudusan melalui pengampunan dosa melalui diri-Nya yang memikul dan menebus segala dosa dan kejahatan serta menjadikan umat kepunyaan-Nya menjadi bangsa yang kudus umat kepunyaan Allah yang telah memanggil dari gelap masuk terang-Nya yang ajaib. 
  • Guru dalam Budha, yang merupakan orang yang memandu muridnya dalam jalan menuju kebenaran. Murid seorang guru memandang gurunya sebagai jelmaan Buddha atau Bodhisattva. Tuhan adalah guru dalam Injil Kristus bahwa Yesus sendirilah adalah jalan,kebenaran dan hidup yang hanya melalui Firman yang mengenakan daging yakni diri-NYA manusia dibenarkan, menjadi benar oleh kasih karunia-Nya. 
  • Guru dalam Sikh mempunyai makna sebagai sosok yang terpercaya dan patut dipercayai seluruh ajarannya dan hanya ada sepuluh guru dalam agama Sikh. Tuhan adalah guru dalam Kristen berbeda dengan konsep Sikh sebab tidak ada yang setara dengan DIA dalam mengajar dan hanya DIA serta sangat sempurna. 
Yesaya. 40:14 Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian? 

Yesaya. 48:17 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh
  • Guru bagi orang Israel tradisional merupakan seorang imam atau nabi. Oleh sebab itu, seorang guru sangat dihormati dan terkenal di masyarakat serta menganggap guru sebagai pembimbing untuk mendapat keselamatan dan dihormati bahkan lebih dari orang tua mereka. Imam, Nabi adalah orang yang diurapi Tuhan sehingga memiliki kualitas dalam mengajar bangsa Israel meraih kesalamatan, dan Yesus Sang Firman adalah Mesias yang dijanjikan dengan pengurapan yang sempurna sehingga bukan saja sebagai imam seperti aturan Melkisedek, seorang nabi yang dijanjikan seperti Musa, melainkan juga sebagai Raja yang diurapi seperti yang dikatakan dalam Mazmur 2 sebab DIA adalah Juruselamat manusia yang memperdamaikan manusia dengan Allah melalui diri-Nya sehingga setiap orang yang percaya kepada-NYA tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. 
Tuhan itu guru, dapat terlihat dalam sosok diri Yesus. J.M. Price, dalam karya "Yesus Sang Guru" mengetengahkan kekagumannya juga terhadap pribadi dan praktek Yesus sang Firman yang mengenakan daging serupa dengan manusia sebagai pengajar, yaitu: Wewenang Yesus sebagai pengajar. Wewenang Yesus sebagai pengajar nyata dari pernyataan-Nya, pernyataan murid-murid dan pengakuan orang lain, seperti Nikodemus seorang tokoh Farisi (Yoh 3:1-2). Wewenang itu nyata pula dalam perbuatan kasih-Nya bagi banyak orang. Dia mengajar atas dasar Firman Allah serta secara cakap membaca hati orang-orang yang dihadapiNya.
Kehebatan Yesus dalam menghadapi murid-murid-Nya dengan latar belakang yang berbeda. Murid-murid yang Dia latih dan bina, menurut Price ialah pribadi dan kelompok yang belum berkembang, impulsif, berdosa, kacau pikiran, bodoh, berprasangka dan tidak stabil.

Yesus sebagai pribadi yang mengajar secara terus terang dengan tujuan yang jelas pula. Tujuan Yesus dalam mengajar ialah membentuk cita-cita luhur dalam diri para murid-Nya, membentuk keyakinan yang teguh, memiliki hubungan dengan Allah dan sesamanya. Para murid didorongNya agar kreatif menghadapi masalah hidup sehari-hari dan memiliki watak yang bagus dalam menjalankan tugas pelayanan.


Pengajaran Yesus berhasil dalam rangka mengangkat derajat para murid, mengubah kehidupan mereka agar percaya kepada-Nya. Yesus adalah pengajar dengan visi yang jelas dan besar yakni berkaitan dengan Kerajaan Allah.

Menurut Price, Yesus senantiasa menyesuaikan pengajaran-Nya dengan keadaan dan kebutuhan para murid. Dia menyentuh suara hati mereka serta merangsang mereka untuk aktif berbuat. Bahan pengajaran Yesus diambil dari Perjanjian Lama diintegrasikan dengan peristiwa alam dan peristiwa yang hangat yang sedang terjadi. Dia menggunakan pepatah, ilustrasi, perumpamaan dalam memulai atau dalam menjalankan pengajaran.
Bagi Price, susunan pengajaran pengajaran Yesus amat menarik, diawali pendahuluan, isi dan kesimpulan. Singkatnya, menurut price, metode Yesus amat variatif karena mencakup cerita, ceramah dan tanya jawab.

Tuhan adalah guru merupakan jaminan bagi kita bahwa kita adalah murid yang dicari TUHAN agar kita dapat melihat Allah yang mulia, berkuasa dan mengetahui segala sesuatu dengan menjadikan kita sebagai murid kesayangan Tuhan sendiri sehingga hidup dalam kesejahteraan yang kekal.
( Yesaya 54: 13 Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka;) 

Kesejahteraan dalam menjalani kehidupan di dunia adalah upah sebagai murid yang menjadikan TUHAN adalah guru, baik untuk hidup hari ini, besok sampai keabadian di rumah Bapa sekalipun harus jalani kehidupan yang turut meneladani Yesus Mesias, Sang Firman yang memikul dosa pemberontakan kita.

Kerinduan TUHAN Sang Guru antara lain agar kita:

 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, ( 1 Petrus 1:15)

Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat ( 1 Petrus 1:18-19)

Tuhan itu Guru agar kita menjadi murid-Nya yang mengenal pribadi-Nya yang mulia dan berkuasa serta menjadi kudus lewat pengudusan-Nya agar suatu kali kelak dapat melihat-Nya yakni di dalam kerajaan-Nya, Surga yang kekal yaitu rumah Bapa

Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah. ( Matius 5:8)



Tulisan lainnya:
Identitas Dan Integritas Yesus Saat Mengajar
Mengajar Kreatif Menurut Shelly Cunningham
Yesus Guru Seutuhnya Dalam Mengajar
Teka Teki Dan Pengajaran Yesus
Pengelompokan Dalam Pemuridan Yesus
Keberanian Mengajar


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat disampai lewat : ruach.haphazard393@passinbox.com

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (95) Dogmatika (74) Hermeneutika (75) karakter (41) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)