(Yes 14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
Teks di atas mengisahkan Bintang Timur yang jatuh mampu mengalahkan bangsa bangsa. Dalam teks asli Ibrani kata yang digunakan adalah " hê·lêl ben šā·ḥar // הֵילֵ֣ל בֶּן־שָׁ֑חַר" yang diterjemahkan dalam bahasa Inggeris menjadi Lucifer son of the morning dan di Indonesiakan oleh LAI menjadi Bintang Timur. Kata Helel di terjemahkan menjadi Lucifer dan itu hilang dalam Alkitab Terjemahan Baru, Bahasa Indonesia. Kata hê·lêl ben šā·ḥar identik dengan kata Hilal bin Sahar yang sebagian orang diterjemahkan menjadi Dewa Bulan Sabit. Arti leksikal dari hê·lêl adalah terang dan juga bulan sabit (crescent moon) sedangkan šā·ḥar adalah fajar atau bintang pagi.
Alkitab mencatat bahwa Hilal bin Sahar "hê·lêl ben šā·ḥar" telah mengalahkan bangsa bangsa sejak zaman Nimrod. Gagalnya pembangunan menara Babel sehingga manusia menyebar dan lahirlah aneka bangsa dengan bahasanya masing masing, tetapi Alkitab mengambarkan sebagai agama bangsa Babel. Hilal bin sahar pun masuk dalam sejumlah budaya manusia dan dikenal, misalnya:
Semua nama sembahan di atas terdapat hubungan dengan langit. Contoh Artemis.
Dalam Kisah Rasul mencatat Dewi Artemis, sembahan kota Efesus yang memuja langit.
19:34 Tetapi ketika mereka tahu, bahwa ia adalah orang Yahudi, berteriaklah mereka bersama-sama kira-kira dua jam lamanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!"
19:35 Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata: "Hai orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun dari langit?
Teriakan mahabesar adalah ciri dari pemujaan. Sekalipun Artemis lebih dikenal sebagai dewi perburuan, alam liar, hewan liar, perawan, dan perbukitan. Dia adalah pembawa dan penghalau penyakit pada perempuan serta merupakan Dewi yang menolong dalam proses kelahiran tetapi Pada masa klasik akhir, Artemis mulai dihubungkan dengan Selene (dewi bulan) sehingga Artemis pun digambarkan dengan mahkota bulan sabit. Artemis selalu dihubungkan dengan langit bahkan dikatakan turun dari langit sebab berkaitan dengan batu meteror.
Dalam astronomi beberapa benda angkasa yang dinamai berdasarkan nama Artemis, di antaranya adalah asteroid (105) Artemis, kawah Artemis di bulan, dan patahan Artemis Chasma serta korona Artemis di planet Venus.
Hilal bin Sahar yang disebutkan di atas telah hilang tetapi Aklitab mencatat bahwa Babel masih berdiri sampai akhir zaman dimana terjadinya keruntuhan Babel yang memuja dewa langit yang terdiri dari bintang (termasuk matahari sebagai salah satu bintang)dan bulan sehingga sampai saat ini masih ada dan dipuja meskipun berubah wujud dan nama karena bahasa dan budaya manusia yang beragam tetapi simbol bintang (termasuk matahari), bulan masih melekat dalam banyak kepercayaan sebab berkuasa atas banyak bangsa bangsa di dunia dan bangsa bangsa tersebut belum berjumpa dengan TUHAN sebagai matahari kekal dan sejati
Hilal bin Sahar berdasarkan Kitab Wahyu akan lenyap di akhir zaman dengan runtuhnya Babel kota besar yang dipuja oleh bangsa bangsa dunia (Wahyu 18:21-24) dimana Babel adalah dalam Alkitab disebut pemuja langit tetapi sebelumnya Babel besar itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus dan berdiam di gurun yang banyak airnya. (Wahyu 17:1-6).
Jika memperhatikan padang gurun maka dalam kisah Alkitab menemukan bahwa bangsa Israel pernah menyembah anak lembu emas kemudian dihancurkan oleh Musa. Israel meniru dewa banteng Mesir yang membawa "Harlot Isis" diantara tanduknya berbentuk bulan sabit. Tetapi yang namanya anak lembu emas dan Harlot Isis sudah berakhir dalam catatan sejarah namun di gurun Alkitab mencatat bahwa "penguasa langit" yang disimbolkan bulan sabit disembah oleh banyak bangsa dari dulu hingga menjelang bumi berakhir dan Babel itu mabuk dengan darah orang orang kudus sehingga Hilal bin Sahar yang dimaksud kitab Wahyu bukanlah yang terdapat dalam Kitab Kejadian.
Ron Wyatt seorang arkeolog menyatakan bahwa Jebel el Lawz adalah lokasi ditemukannya anak lembu emas yang meniru Harlot Isis Mesir di petroglyphs. Di gurun tersebut sekarang berdiri sebuah kota besar sebagai pusat penyembahan "Hilal bin Sahar / bulan dan bintang". Dulunya ada Al-Lat / dewi bulan dan terdapat meteorit batu hitam sama seperti yang terdapat di Efesus. Tahun 632 Muhammad menguasai menaklukan tempat itu (dikenal kota Mekah) dan menghancurkan Al-Lat tetapi membiarkan batu meteorit bahkan meletakan batu hitam tersebut di tempat dan dinamakan dengan terhormat serta tetap mengunakan simbol bulan meskipun patungnya dihancurkan.
Bintang timur yang jatuh ke bumi menuntut penyembahan kepada bangsa bangsa dan meminum darah orang orang kudus dan saksi saksi Kristus. Seperti dewa Bel di Babel yang didirikan Nebukadnesar yang membunuh setiap orang yang tidak sujud menyembah saat bunyi-bunyian diperdengarkan sehingga setiap yang mendengar harus mengeliling di seputar tiang penyembahan matahari maka waktu berdoa disesuaikan pada posisi matahari dengan arus gerakan seperti rotasi galaksi yang teratur.
Bintang Timur yang jatuh / הֵילֵ֣ל בֶּן־שָׁ֑חַר telah dipecahkan dan turun ke bumi akan mengalami masa dimana Babel besar di gurun yang banyak air menghasilkan gelombang kedatangan bangsa bangsa di dunia bergemuruh bagaikan air dari setiap tempat di dunia dan berkuasa dan disembah mengalami kemusnahan yang berlanjut perjamuan kawin Anak Domba jika Wahyu tersusun secara kronologis. berdasarkan Wahyu secara kronologis maka musnahnya simbol Babel memiliki kurun waktu yang berdekatan dengan perjamuan kawin Anak Domba dimana umatNya menyambut Yesus Kristus di udara pada hari pengangkatan tetapi binatang dan nabinya masih tetap ada dan mungkin masih berkuasa di bumi.
Berdasarkan Wahyu 18:12-16, Babel pemuja langit, tempat pusat Hilal bin Sahar akan berhias diri dengan emas, perak, permata dan mutiara, dari lenan halus, kain ungu, sutera dan kain kirmizi, kayu yang harum baunya, aneka gading, kayu yang mahal, pualam, rempah rempah, wangi-wangian dan lain-lain hingga sampai titik tertentu sesuai batasan yang ditentukan TUHAN tiba tiba lenyap sebab kota yang besar dan kuat dalam satu jam saja berlangsung penghakimanmu! (Wahyu 18:10) Kehancuran Babel akan diratapi bangsa bangsa sehingga menagis dan berkabung sambil berdiri jauh jauh sebab dipuncak kejayaan sebagai kota besar di dunia justru alami peristiwa tragis (Wahyu 18:11,17,18)
Jatuhnya Babel pusat pemujaan bintang timur yang jatuh ke bumi tidak langsung mengakhiri keberadaan bintang timur yang jatuh ke bumi. Wahyu mencatat masih ada binatang dan nabinya. Binatang dan nabinya itu baru berakhir saat hadirnya kerajaan seribu tahun karena dia diikat.(Wahyu 19:17-21; 20:1-6). Setelah seribu tahun maka dilepaskan dan melakukan kembali pemberontakan hingga dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang.
Saat ini kita menantikan suatu babak baru yaitu perjuangan Babel kota besar dan kuat di gurun menjadi kota terkemuka di dunia dengan menjadikan dirinya sebagai pusat penyembahan Hilal bin Sahar. Dengan hidup tetap kudus dan beriman kepada Yesus menjadi saksi Yesus adalah panggilan hidup saat ini sambil menantikan pengangkatan.
אֵ֛יךְ נָפַ֥לְתָּ מִשָּׁמַ֖יִם הֵילֵ֣ל בֶּן־שָׁ֑חַר נִגְדַּ֣עְתָּ לָאָ֔רֶץ חֹולֵ֖שׁ עַל־גֹּויִֽם׃
Teks di atas mengisahkan Bintang Timur yang jatuh mampu mengalahkan bangsa bangsa. Dalam teks asli Ibrani kata yang digunakan adalah " hê·lêl ben šā·ḥar // הֵילֵ֣ל בֶּן־שָׁ֑חַר" yang diterjemahkan dalam bahasa Inggeris menjadi Lucifer son of the morning dan di Indonesiakan oleh LAI menjadi Bintang Timur. Kata Helel di terjemahkan menjadi Lucifer dan itu hilang dalam Alkitab Terjemahan Baru, Bahasa Indonesia. Kata hê·lêl ben šā·ḥar identik dengan kata Hilal bin Sahar yang sebagian orang diterjemahkan menjadi Dewa Bulan Sabit. Arti leksikal dari hê·lêl adalah terang dan juga bulan sabit (crescent moon) sedangkan šā·ḥar adalah fajar atau bintang pagi.
Alkitab mencatat bahwa Hilal bin Sahar "hê·lêl ben šā·ḥar" telah mengalahkan bangsa bangsa sejak zaman Nimrod. Gagalnya pembangunan menara Babel sehingga manusia menyebar dan lahirlah aneka bangsa dengan bahasanya masing masing, tetapi Alkitab mengambarkan sebagai agama bangsa Babel. Hilal bin sahar pun masuk dalam sejumlah budaya manusia dan dikenal, misalnya:
Daerah
|
Nama Sembahan
| |
---|---|---|
Mesir
|
Osiris
|
Isis
|
Suriah
|
Assur
|
Ishtar
|
Babel
|
Bel
|
Belit
|
Filistin
|
Moloch
|
Ashteroth
|
Yunani
|
Helios
|
Artemis
|
Romawi
|
Apollo
|
Diana
|
Dalam Kisah Rasul mencatat Dewi Artemis, sembahan kota Efesus yang memuja langit.
19:34 Tetapi ketika mereka tahu, bahwa ia adalah orang Yahudi, berteriaklah mereka bersama-sama kira-kira dua jam lamanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!"
Dewi Artemis Bulan sabit di kepalanya. |
Teriakan mahabesar adalah ciri dari pemujaan. Sekalipun Artemis lebih dikenal sebagai dewi perburuan, alam liar, hewan liar, perawan, dan perbukitan. Dia adalah pembawa dan penghalau penyakit pada perempuan serta merupakan Dewi yang menolong dalam proses kelahiran tetapi Pada masa klasik akhir, Artemis mulai dihubungkan dengan Selene (dewi bulan) sehingga Artemis pun digambarkan dengan mahkota bulan sabit. Artemis selalu dihubungkan dengan langit bahkan dikatakan turun dari langit sebab berkaitan dengan batu meteror.
Dalam astronomi beberapa benda angkasa yang dinamai berdasarkan nama Artemis, di antaranya adalah asteroid (105) Artemis, kawah Artemis di bulan, dan patahan Artemis Chasma serta korona Artemis di planet Venus.
Hilal bin Sahar yang disebutkan di atas telah hilang tetapi Aklitab mencatat bahwa Babel masih berdiri sampai akhir zaman dimana terjadinya keruntuhan Babel yang memuja dewa langit yang terdiri dari bintang (termasuk matahari sebagai salah satu bintang)dan bulan sehingga sampai saat ini masih ada dan dipuja meskipun berubah wujud dan nama karena bahasa dan budaya manusia yang beragam tetapi simbol bintang (termasuk matahari), bulan masih melekat dalam banyak kepercayaan sebab berkuasa atas banyak bangsa bangsa di dunia dan bangsa bangsa tersebut belum berjumpa dengan TUHAN sebagai matahari kekal dan sejati
Hilal bin Sahar berdasarkan Kitab Wahyu akan lenyap di akhir zaman dengan runtuhnya Babel kota besar yang dipuja oleh bangsa bangsa dunia (Wahyu 18:21-24) dimana Babel adalah dalam Alkitab disebut pemuja langit tetapi sebelumnya Babel besar itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus dan berdiam di gurun yang banyak airnya. (Wahyu 17:1-6).
Jika memperhatikan padang gurun maka dalam kisah Alkitab menemukan bahwa bangsa Israel pernah menyembah anak lembu emas kemudian dihancurkan oleh Musa. Israel meniru dewa banteng Mesir yang membawa "Harlot Isis" diantara tanduknya berbentuk bulan sabit. Tetapi yang namanya anak lembu emas dan Harlot Isis sudah berakhir dalam catatan sejarah namun di gurun Alkitab mencatat bahwa "penguasa langit" yang disimbolkan bulan sabit disembah oleh banyak bangsa dari dulu hingga menjelang bumi berakhir dan Babel itu mabuk dengan darah orang orang kudus sehingga Hilal bin Sahar yang dimaksud kitab Wahyu bukanlah yang terdapat dalam Kitab Kejadian.
Ron Wyatt seorang arkeolog menyatakan bahwa Jebel el Lawz adalah lokasi ditemukannya anak lembu emas yang meniru Harlot Isis Mesir di petroglyphs. Di gurun tersebut sekarang berdiri sebuah kota besar sebagai pusat penyembahan "Hilal bin Sahar / bulan dan bintang". Dulunya ada Al-Lat / dewi bulan dan terdapat meteorit batu hitam sama seperti yang terdapat di Efesus. Tahun 632 Muhammad menguasai menaklukan tempat itu (dikenal kota Mekah) dan menghancurkan Al-Lat tetapi membiarkan batu meteorit bahkan meletakan batu hitam tersebut di tempat dan dinamakan dengan terhormat serta tetap mengunakan simbol bulan meskipun patungnya dihancurkan.
Bintang timur yang jatuh ke bumi menuntut penyembahan kepada bangsa bangsa dan meminum darah orang orang kudus dan saksi saksi Kristus. Seperti dewa Bel di Babel yang didirikan Nebukadnesar yang membunuh setiap orang yang tidak sujud menyembah saat bunyi-bunyian diperdengarkan sehingga setiap yang mendengar harus mengeliling di seputar tiang penyembahan matahari maka waktu berdoa disesuaikan pada posisi matahari dengan arus gerakan seperti rotasi galaksi yang teratur.
Bintang Timur yang jatuh / הֵילֵ֣ל בֶּן־שָׁ֑חַר telah dipecahkan dan turun ke bumi akan mengalami masa dimana Babel besar di gurun yang banyak air menghasilkan gelombang kedatangan bangsa bangsa di dunia bergemuruh bagaikan air dari setiap tempat di dunia dan berkuasa dan disembah mengalami kemusnahan yang berlanjut perjamuan kawin Anak Domba jika Wahyu tersusun secara kronologis. berdasarkan Wahyu secara kronologis maka musnahnya simbol Babel memiliki kurun waktu yang berdekatan dengan perjamuan kawin Anak Domba dimana umatNya menyambut Yesus Kristus di udara pada hari pengangkatan tetapi binatang dan nabinya masih tetap ada dan mungkin masih berkuasa di bumi.
Berdasarkan Wahyu 18:12-16, Babel pemuja langit, tempat pusat Hilal bin Sahar akan berhias diri dengan emas, perak, permata dan mutiara, dari lenan halus, kain ungu, sutera dan kain kirmizi, kayu yang harum baunya, aneka gading, kayu yang mahal, pualam, rempah rempah, wangi-wangian dan lain-lain hingga sampai titik tertentu sesuai batasan yang ditentukan TUHAN tiba tiba lenyap sebab kota yang besar dan kuat dalam satu jam saja berlangsung penghakimanmu! (Wahyu 18:10) Kehancuran Babel akan diratapi bangsa bangsa sehingga menagis dan berkabung sambil berdiri jauh jauh sebab dipuncak kejayaan sebagai kota besar di dunia justru alami peristiwa tragis (Wahyu 18:11,17,18)
Jatuhnya Babel pusat pemujaan bintang timur yang jatuh ke bumi tidak langsung mengakhiri keberadaan bintang timur yang jatuh ke bumi. Wahyu mencatat masih ada binatang dan nabinya. Binatang dan nabinya itu baru berakhir saat hadirnya kerajaan seribu tahun karena dia diikat.(Wahyu 19:17-21; 20:1-6). Setelah seribu tahun maka dilepaskan dan melakukan kembali pemberontakan hingga dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang.
Saat ini kita menantikan suatu babak baru yaitu perjuangan Babel kota besar dan kuat di gurun menjadi kota terkemuka di dunia dengan menjadikan dirinya sebagai pusat penyembahan Hilal bin Sahar. Dengan hidup tetap kudus dan beriman kepada Yesus menjadi saksi Yesus adalah panggilan hidup saat ini sambil menantikan pengangkatan.
- Tulisan lainnya:
- Pertempuran Malaikat Mikhael Dengan Naga Tua (Iblis) di Sorga
- Allah Dalam Sidang Ilahi
- Penguasaan Diri
- Tentara Langit Menurut Perjanjian Lama
- Yesus Sang Bintang Timur Gilang Gemilang
- Tuhan Adalah Matahari Kekal Dan Sejati