Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Sabtu, 17 Desember 2022

Menuju Rahim Buatan

Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Mazmur 139:13

Pemazmur menyatakan bahwa dirinya sewaktu berada di kandungan ibu ditenung oleh TUHAN. Kata menenun mengunakan kata תְּ֝סֻכֵּ֗נִי - tə·suk·kê·nî yang memiliki konotasinya melilit sebagai layar; memagari; menutupi; menaungi; melindungi; mempertahankan; bergabung bersama; mengatur; tutup mulut dan menenun. Menurut Ellicot teks di atas adalah misteri besar yang menegaskan bahwa Allah Mahatahu dan Allah adalah pemilik dari bayi yang lahir dari rahim ibu. TUHAN yang melindungi dan memagari kandungan sehingga proses kelahiran dapat berlangsung dengan semestinya.

Proses kelahiran saat ini masih menyimpan misteri yang belum terungkap dan itu menunjukkan bahwa Allah Mahamulia di sisi lain hal yang bersifat misteri menimbulkan rasa ingin tahu sehingga melakukan penyelidikan untuk dapat mengetahui dan memahaminya. Hal itu sesuai dengan Kitab Amsal 25:2 - Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu.

Dalam perkembangan peradaban manusia banyak hal mengenai proses kelahiran telah tersingkap melalui sejumlah riset tetapi itu pun menimbulkan pertanyaan / keingin lebih mendalam. Misal setelah berhasil menguasai teknologi inseminasi buatan yang menolong banyak pasangan hidup yang kesulitan mendapatkan keturunan meski ada tinjauan secara etika jika melakukan AID serta terbuangnya sejumlah embrio. Kemajuan tersebut mendorong untuk lebih dalam membantu ibu-ibu dalam proses kelahiran dan menjawab aneka masalah tentang apa yang terjadi dalam kandungan selama proses kehamilan. Sampai disini TUHAN masih membiarkan manusia untuk menjawab keingin-tahuan yang terpendam.

Sejumlah komentar ahli tentang proses kelahiran diantaranya:
  • Peneliti dari China mengatakan : “Masih banyak misteri yang belum terpecahkan tentang fisiologi perkembangan embrionik khas manusia,” tulis makalah tersebut, seraya menambahkan bahwa teknologi tersebut “tidak hanya akan membantu lebih memahami asal usul kehidupan dan perkembangan embrionik manusia, tetapi juga memberikan landasan teoretis untuk memecahkan cacat lahir dan masalah kesehatan reproduksi utama lainnya.”
  • “Masih banyak misteri yang belum terpecahkan pada tahap perkembangan manusia purba ini, yang meletakkan dasar bagi hampir semua proses, organ, dan, sayangnya, penyakit,” kata Zwaka kepada Science Media Center Jerman. “Itulah mengapa ada kebutuhan mendesak akan metode seperti blastoid yang membuka pintu ini sedikit lebih lebar, meski tidak sempurna.”
Misteri kelahiran manusia menjadi ramai dibicarakan secara global saat Suzhou Institute of Biomedical Engineering and Technology mengklaim pengasuh robot mereka memiliki tingkat efisiensi yang tinggi meskipun uji coba pada embrio manusia belum dilakukan melainkan sebatas kepada hewan saja. Hal ini suatu terobosan penting dimana mesin kecerdasan buatan membantu proses kehamilan dengan mengunakan mesin. Hal sebenarnya bukan mengejutkan sebab International Society for Stem Cell Research (ISSCR) sejak akhir Mei 2021 telah mengubah aturan dengan melonggarkan ketentuan empat belas hari sebagai batas lamanya embrio manusia tumbuh di laboratorium dan dimulainya riset serius mengenai "rahim buatan" terjadi percepatan revolusioner.

Catatan embrio berada di luar rahim, diantaranya:
  • Bapak inkubator, Martin Couney membuat pameran "All the World Loves a Baby" di Coney Island, New York, AS sejak tahun 1903 sampai 1943 memperkenalkan alat inkubator sehingga bayi prematur dapat berjuang bertahan hidup. Inkubator yang diperkenalkan masih bersifat prototipe sehingga pengunaanya harus mengawasi bayi dan alat secara seksama
  • Ide membuat rahim buatan dicetuskan oleh ahli biologi Inggeris JBS Haldane di tahun 1923 dengan menyatakan pada tahun 1951 konsep in vitro yang lengkap telah dimungkinkan dan di tahun 2074 sekitar 70% bayi lahir secara in vitro.
  • Tim Yoshinori Kuwabara dari Universitas Juntendo di Tokyo, Jepang pada tahun 1996 membuat dan memperbaiki rahim buatan dan mengadakan eksperimen dengan mengeluarkan janin domba jantan normal yang berusia 4 bulan melalui operasi ceasar lalu dimasukkan ke rahim buatan. Janin domba itu masih tumbuh selama tiga minggu di rahim buatan sebelum banyak yang mati karena sejumlah masalah teknis muncul. Ada domba yang tetap bertahan hidup dan selamat namun ditemukan kelainan paru-paru
  • Liu Jiangqin direktur Neonatologi sebuah rumah sakit di Shanghai menyusun buku tentang rahim buatan yang dibagi dua konsep utama yaitu Ectogenesis dan Ectogestation. Ectogensis, yang berarti "rahim buatan" sepenuhnya menggantikan fungsi rahim ibu, dan janin tumbuh di luar rahim ibu dari sel telur yang telah dibuahi. Ectogestation, yang berarti bahwa "rahim buatan" sebagian menggantikan fungsi rahim ibu, dan tahap tertentu janin tumbuh di luar rahim ibu. Ini terlihat sebagai "kotak pembibitan versi lanjutan" yang meniru rahim. Liu Jiangqin menyatakan bahwa yang dilakukan Tim Yoshinori adalah bentuk Ectogestation dimana di hari mendatang dapat diterapkan pada manusia.
  • Sebuah Rumah Sakit Anak Philadelphia - Amerika tahun 2017 mengizinkan menaruh 8 domaba prematur berusia 110 hari yang setara denganusia kehamilan bayi manusia berumur 23-24 minggu ke dalam rahim buatan dan dapat bertahan sampai empat minggu. Kegiatan itu dilakukan tahun 2019. Bayi manusia berusia 24 minggu adalah waktu mulai terbentuknya paru-paru. Ini dilakukan tim gabungan Australia - Jepang dan tuan rumah.
  • Guid Oei dari Eindhoven University of Technology di Belanda dengan program Horizon 2020 mulai melakukan riset rahim buatan. Riset ini di dukung Uni Eropa dengan kucuran dana 2,9 Juta Euro sehingga penelitian gerak lebih cepat dari perkiraan.
  • Institut Sains Weizmann Israel di laporan telah berhasil mengeluarkan embrio berusia 5 hari dari induk tikus dan menempatkan dalam rahim buatan. Di hari ke enam diangkat lagi dari rahim buatan hasilnya embrio itu berkembang dan memiliki semua organ secara sempurna seperti makhluk hidup sehingga membuka babak baru yaitu dari bola sel menjadi janin dimulai, dari fase "akhir kehamilan" menjadi "pra-kehamilan"
  • Rumah Sakit Universitas Zhengzhou (Januari 2021) berhasil dalam pemuliaan in vitro janin domba di rahim buatan melalui kanulasi arteri dan vena umbilikalis
  • Berdirinya Ectolife, yang menjadikan rahim buatan sebagai industri kesehatan - ladang bisnis bagi pasangan yang ingin memiliki anak unggul di luar kandungan. Sebuah konsep dan rekayasa dari Hashem Al-Ghaili - Berlin. Ectolife dapat inkubasi 30.000 bayi setahun dengan cita-ita menjadikan kelahiran prematur dan operasi caesar menjadi kenangan masa lalu.
Sekalipun rahim buatan belum memenuhi harapan dari JBS Haldane di tahun 1923 tetapi telah memberi harapan bagi ibu yang melahirkan secara prematur. Data klinis menunjukkan bahwa lebih dari 70% bayi prematur lahir antara usia kehamilan 34-36 minggu. Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 22 minggu memiliki sedikit peluang untuk bertahan hidup. Hanya 0,07% dari mereka yang lahir pada usia kehamilan 22-23 minggu memiliki tingkat kelangsungan hidup. Setelah 24 minggu, kemungkinan bertahan hidup akan meningkat secara signifikan. Hasil yang diperoleh saat ini telah membuat terobosan yang cukup signifikan.

Secara sosial menurut "One Article" di tahun 2021 menyatakan 91,5% responden setuju kehadiran mesin mengantikan rahim di tubuh seorang ibu yang tidak dapat memperoleh keturunan yang sehat karena alasan fisik seperti infertilitas, usia lanjut dan pada bayi yang organnya tidak berkembang normal. Selain melalui rahim buatan juga dunia media mengenal rahim yang beregenerasi misal dengan penggunaan teknologi bioteknologi untuk membuat jaringan rahim, memperbaiki rahim, membuat mereka hamil, melahirkan secara penuh, dan melahirkan keturunan yang masih hidup. Terhadap rahim beregenerasi tinjauan dari sisi sosial, agama tidaklah sekuat dengan teknologi rahim buatan.

Etika yang ada dalam pembuatan rahim buatan menurut Liu Hongqing hanya ditujukan untuk wanita yang ingin hamil saja dengan kondisi fungsi rahimnya rusak dan tidak memungkinkan memiliki anaknya sendiri. Tapi apakah kode etik ini terus dipegang jika teknologi yang diimpikan oleh JBS Haldane dapat diwujudkan? Bagaimana bila terjadi atau berlangsungnya resesi seks yang berdampak merosotnya angka kelahiran pada suatu hari kelak yang mengubah demografi sebuah daerah atau negara?

Tinjauan etis terhadap berjalanya riset rahim buatan adalah munculnya polimik terhadap hukum alam dimana kelahiran berubah dari proses alami menjadi teknis yang merekasaya / manipulasi kehidupan! Seperti: Apakah akhir dari riset adalah menghadirkan mesin yang sepenuhnya mengantikan tubuh seorang ibu? Apakah dapat melakukan aborsi saat gunakan rahim buatan? Apakah akan menghasilkan generasi yang baru dan super bila gunakan rahim buatan sehingga berdampak kepada keturunan yang dilahirkan secara normal? Apakah akan melakukan seleksi embrionik jika gunakan rahim buatan? "Karena etika, agama, kepercayaan, dll., kami tidak ingin model kami melayani wanita yang tidak ingin memiliki anak." Quaid Ou mengatakan bahwa penelitian besar "rahim buatan" di seluruh dunia menghadapi keraguan, termasuk apakah ada "rahim buatan" terhadap hukum alam? Ketika masalah "kelahiran" berubah dari proses alami menjadi proses teknis, bukankah itu merupakan manipulasi kehidupan? Dalam proses kehamilan "mesin sepenuhnya menggantikan tubuh ibu", apakah aborsi dapat dilakukan dan kapan? Ketika yang kuat menguasai teknologi reproduksi, akankah ia menciptakan "Dunia Baru" dan memutuskan kelangsungan hidup yang terkuat pada tahap embrionik?

Klause Schwab khawatirkan perubahan bukan hanya akan mengantikan profesi tetapi siapakah manusia itu karena berlangsungnya peleburan fisik, identitas digital dan identitas biologis karena genetik manusia diedit. Hal lain diduga menyebabkan merosotnya kasih sayang dan artistik serta kedalam spiritual manusia.

Firman TUHAN berkata manusia ditenun dalam kandungan ibu apakah teks ini akan menjadi usang bila rahim buatan diproduksi masal dengan dibarengi perubahan paradigma nilai dan moral? Allah yang menenun hasilkan manusia yang sempurna dipemandangan TUHAN sekalipun kenyataannya manusia alami masalah dalah genetika tetapi bukankah ini memberi peluang bagi TUHAN bagi DIA lebih besar dari segala permasalah yang dihadapi? Bukankah dengan ditenun oleh-Nya maka beragamnya kondisi manusia sebab TUHAN menciptakan manusia semuanya memiliki keunikan sehingga dapat saling melengkapi? Jika ditenun TUHAN meski terkadang menimbulkan pertanyaan mengapa menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 300.000 wanita meninggal karena komplikasi kehamilan? Hal kematian adalah topik terpisah dari rahim buatan.

Manusia hidup memiliki roh sebab dihembusi oleh TUHAN. Timbul pertanyaan apakah jika dihasilkan dengan bantuan mesin maka TUHAN tidak menghembusi mannusia dengan roh yang diperlukan agar mannusia hidup seperti manusia yang membedakan dengan hewan? Bukankah jika dikandung oleh seorang ibu dapat maka orang tua sepenuhnya dapat mewarisi bukan saja secara genetik, tetapi mental dan spiritual kepada anaknya? Bagaimana jika dilahirkan lewat mesin apakah Roh Allah masih dapat leluasa bekerja dalam diri anak yang dilahirkan?

Apakah pengenapan nats Alkitab tentang Yesaya 4:1 terjadi saat proses kelahiran sudah canggih sehingga dapat menjawab keinginan orang tua dalam memilih jenis kelamin anak / keturunannya sebab semuanya dapat direkayasa teknologi kedokteran termasuk melalui rahim buatan? Apakah minat mendapatkan anak perempuan meningkat jika hal yang selama ini menjadi kodrat seorang wanita adalah melahirkan lewat rahimnya sendiri telah dibantu oleh perangkat mesin kecerdasan buatan?
Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta berkata: "Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!" Yesaya 4:1


Kemajuan teknologi kedokteran tidak dapat dihindari, apakah menuju rahim buatan (Artificial Womb) adalah bagian dari pengenapan seluruh Firman TUHAN? Jika Ya, maka berjaga-jagalah sebab waktunya sudah semakin dekat dan kebanyakan manusia berusaha berada di luar kendali TUHAN terlebih jika menghindari ditenun oleh-Nya secara utuh.


Sumber Literatur:
https://finance.sina.cn/tech/2021-06-08/detail-ikqcfnaz9729323.d.html
https://biblehub.com/interlinear/psalms/139-13.htm
https://www.compellingtruth.org/Bible-artificial-insemination.html
https://cz.linkedin.com/posts/joergstorm_ectolife-the-worlds-first-artificial-womb-activity-7007659077380022272-h2FS


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat disampai lewat : ruach.haphazard393@passinbox.com

Label Mobile

biblika (82) budaya (47) dasar iman (93) Dogmatika (74) Hermeneutika (75) karakter (41) konseling (79) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (68) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (90) tokoh alkitab (44) Video (9)