-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pelataran Bait Suci Pun Diinjak-injak

Jumat, 24 Februari 2023 | Februari 24, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-16T21:47:45Z
Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya." Wahyu 11:2

Bait Suci adalah pusat ibadah dan identitas nasional orang Israel zaman dulu sebab disana terdapat Tabut Perjanjian. Awalnya Tabut disimpah di Sikhem dan di Silo tetapi saat di Silo zaman Imam Eli dimana anak Eli melakukan yang jahat dimata TUHAN hingga diizinkan TUHAN dirampas oleh orang asing lalu disimpan di kuil Dagon tetapi orang Filistin tersebut dihukum TUHAN dan dikembalikan lalu Daud kemudian menaruhnya di Yerusalem setelah menguasainya. Tindakan Daud menggabungkan keagamaan dan kekuasan dalam kerajaan menjadi kekuatan penyatuan suku-suku Israel. Karena Israel tidak lagi menyembah Yahweh maka Nebukadnesar dari Babel diizinkan merebut kekuasaan dan ditandai dirampasnya Tabut Perjanjian. Zaman kerajaan Media Persia berkuasa maka perkakas Bait Suci dikembalikan ke Yerusalem dan Bait Suci dibangun kembali dan zaman Herodes terjadi revitalisasi dengan membangun lagi pelataran luar, dan menyebutnya sebagai pelataran bagi bangsa-bangsa lain. Ini bukan bagian dari Bait Suci. Tahun 70 Masehi Jendral Titus kembali menghancurkan Yerusalem dengan bait Allah yang ada didalamnya. Tetapi Penulis Wahyu mengatakan akan muncul kembali Bait Suci dimana halamannya akan diberikan kepada bangsa-bangsa lain yang bukan bangsa Israel. Jika pelataran Bait Suci diserahkan ke bangsa bangsa lain maka bagaimana nasib kota Yerusalem?

Ayat di atas sebuah nubuatan bahwa Bait Suci ke-3 pasti akan dibangun dan kembali berdiri. Hal ini ditandai dengan berdirinya Rumah Keluarga Abraham di pulau Saadiyat - Uni Emirat Arab dekat Dubai. Rumah Keluarga Abraham adalah percontohan yang ideal bagi kelompok Muslim di Timur Tengah dalam pemberian izin pendirian - pembangunan Bait Suci ke-3 di Yerusalem yang lokasinya 200 meter di sebelah barat kompleks Masjid Al-Aqsa. Bukankah Muslim banyak memiliki bangunan suci terutama di Mekah sebagai kiblat, lalu bagaimana dengan bangunan suci Yahudi sebagai Keturunan Abraham?

Bangunan pertama penganut Islam di Yerusalem adalah Dome of the Rock yang didirikan 60 tahun setelah Muhammad meninggal. Muhammad meninggal 632 Masehi sedangkan Dome of the Rock berdiri tahun 691/2 Masehi oleh Abd al-Malik zaman Bani Umayyah lalu . Bani Umayyah berpikir bahwa itu tempat Muhammad naik ke Surga sedangkan kelompok Yudaisme menyatakan tempat itu adalah titik dimana Daud menetapkan sebagai lokasi pembangunan Bait Suci yang pelaksanaannya dilakukan Raja Salomo sebab disitulah tulah setelah sensus berhenti. Ternyata perhitungan antara dari Umayyah dan Yudaisme berbeda titik lokasinya sehingga Baik Suci ke-3 nantinya diapit oleh Dome of the Rock dan Mesjid Al-Alqsa meski tetap ada didaerah dizaman Abraham bernama pegunungan moria. Kristen memilih lokasi di lokasi Penyaliban Yesus yang diduga tempat Ishak hendak dipersembahkan oleh Abraham yang berjarak sekitar 1,5 Km dari lokasi suci kaum Muslim dan Yudaisme. Ada bangunan Kristen yang didirikan Santa Helena dengan lama pembangunan dari 325 sampai 335 Masehi

Ayat di atas mengulang pernyataan Yesus yang ditulis dalam Lukas 21:24 bahwa Yerusalem, kota Daud akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu. Ellicott's Commentary for English Readers menyatakan menginjak-injak lebih buruk dari pada sang penakluk sebab yang diinjak-injak adalah sesuatu yang suci yang dilakukan oleh kekuatan binatang atau kekuatan dunia pada manusia seperti memberi mutiara anugerah kepada babi maka mutiara itu akan diinjak dengan kakinya dan dengan ganas menyerang mereka yang memberikan.

Orang-orang yang berada di pelataran tanpa masuk Bait Suci sesungguhnnya berada di luar Bait Suci sehingga suatu hal yang wajar bila Allah mengijinkan adanya "pelatar untuk orang bukan Yahudi" didekat Bait Suci ke-3 Yerusalem. Bukankah menurut Matius 21:12 pada zaman Yesus menjalankan misiNya sebagai Mesias, tempat itu dijadikan orang untuk berjualan dan menjadi sarang penyamun. Hanya karena kehadiran Yesus saja maka tempat itu dibersihkan dari kegiatan berjual-beli. Bait Suci sebagai tempat untuk berdoa dan menyembah TUHAN yang benar hanya diperuntukkan para penyembah saja. Para penyembah yang melangkah masuk ke dalam Bait Suci. Yang berada di pelataran Bait Suci belum dapat dianggap sebagai umat Allah belum masuk ke Bait Suci dan menyembah.

Dalam kepercayaan Kristen terhadap ayat diatas tidak dapat dilepaskan dari fenomena bahwa TUHAN melakukan pengujian untuk memberikan suatu penilaian. Alkitab menceritakan bahwa Belsyazar pun ditimbang oleh Tuhan dan didapati terlalu ringan (Daniel 5:27) maka terlebih-lebih umat pilihan-Nya pun diukur oleh-Nya seperti zaman Amos mengunakan tali sipat untuk menguji bangsa pilihan-Nya hingga dalam pasal awal Kitab Wahyu, ada tujuh jemaat diperiksa pekerjaan mereka. Pengukuran diduga tidak dapat dilepaskan dari tuntutan Iblis untuk menampi umat pilihan-Nya. Di pasal 11 saat Bangsa Israel telah mendirikan kembali Bait Suci ke-3 maka tongkat pengukur digunakan kembali. Beberapa pendapat tentang pengukuran di Wahyu 11 diantaranya:
A. Yang diukur oleh TUHAN adalah Bait Suci. Melalui pengukuran ini maka orang-orang yang beribadah dengan hati yang tidak benar atau munafik dianggap berdiam di pelataran yang dibiarkan untuk diinjak-injak sebab ibadahnya ditolak oleh TUHAN. Hal ini mengigatkan kepada penglihatan Yehezkiel 40 bahwa TUHAN ALLAH melalui pengukuran bermaksud memelihara Bait Suci selama masa-masa bahaya dan bencana umum. Menurut Matthew Henry yang diukurkan oleh TUHAN adalah:
  1. Bait Suci, yaitu lambang jemaat Injili pada umumnya.
  2. Mezbah, apakah jemaat memiliki mezbah yang sejati.
  3. Orang-orang yang beribadah pun harus diukur, apakah mereka sungguh menjadikan kemuliaan Allah sebagai tujuan mereka dan firman-Nya sebagai peraturan mereka.
B. Bila memperhatikan Tabernakel yang dibangun oleh Musa, maka Kemah Suci terdiri dari tiga bagian utama. Yaitu:
  1. Ruang Maha Kudus dimana terdapat Tabut Perjanjian
  2. Ruang Kudus dimana terdapat: Mezbah Dupa Emas, Kandil Emas dan Meja roti sajian
  3. Pelataran dimana terdapat: Mezbah Kurban Bakaran dan Bejana Pembasuhan
Pernyataan dari Kitab Wahyu bahwa pelataran yang terdapat mezbah kurban bakaran yang melambangkan Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia dan bejana pembasuhan sebagai simbol dari baptisan air sebagai tanda pertobatan maka diduga umat TUHAN yang hanya puas dengan tinggal dipelataran yaitu hanya percaya Yesus sebagai Juruselamat dan dibaptis saat berkuasanya Antikristus akan diinjak-injak sebab diserahkan oleh TUHAN mengalami masa yang sukar yaitu kesusahan besar. Untuk terhindar diinjak-injak maka hidup kita harus masuk ruang suci dimana ada mezbah dupa emas yang jadi pendoa serta penyembah dalam Roh dan Kebenaran serta hidupnya mencintai dan melakukan Firman-Nya serta penuh dengan Roh Kudus.

Wycliffe berpendapat bahwa bangsa-bangsa lain yang menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya (ayat 2) sebuah kurun waktu yang juga dijumpai pada 13:5, dan sama dengan 1260 hari pada 11:3 dan 12:6. Wycliffe menafsirkan pernyataan ini sebagai paruh pertama dari tujuh tahun menurut tarikh kita, yang pada paruh keduanya Penganiayaan Besar akan terjadi, yaitu saat Antikristus akan menguasai dunia.

Mungkin saja peristiwa pengukuran Bait Suci yang dimaksud dalam Kitab Wahyu di atas terjadi bukan dalam waktu kita menjalani hidup di dunai tetapi hal ini mengigatkan pentingnya menguji diri sendiri sebelum diuji oleh Tuhan karena Iblis menuntut untuk mencobai hidup kita. Dalam 2 Korintus 13:5 dikatakan ~ Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji. Jadi menguji diri sendiri yang paling mendasar adalah apakah Yesus benar-benar ada dalam hidup ini dimana menjadi manunggal dengan-Nya? Di dalam Dia maka kita menjadi lebih dari pemenang karena Yesus telah menang.

Pelataran Bait Suci pun diinjak-injak maka tidak usah heran jika gereja alami penindasan sebab menurut Ellicott mereka menolak pemberian mutiara kasih karunia TUHAN atau setidak-tidaknya tidak memahami kasih-Nya yang Agung dan Mulia telah diberikan-Nya meski mungkin Tanda Yunus disampaikan. Tapi itulah salah satu bentuk ujian untuk mengukur kerohanian saat ini


Tulisan lainnya:
Pembangunan Bait Suci Ketiga
Tabernakel Berdasarkan Ibrani Dan Perjanjian Lama
Masa Kesengsaraan Besar
Berziarah Ke Yerusalem
TUHAN Mempersingkat Waktu
Kekerasan Dan Aniaya Terhadap Kristen



×
Berita Terbaru Update