Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Rabu, 30 November 2022

Masa Kesengsaraan Besar

Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. Matius 24:21-22

Teks di atas digunakan oleh Teolog untuk dijadikan dasar konsep masa kesusahan / masa kesukaran. Dari pernyataan Yesus, masa kesukaran tidak dapat dipisahkan dengan kondisi Yerusalem yang alami penderitaan yang dashyat sekalipun dalam masa kesukaran tidak sebatas Yerusalem saja yang menderita tetapi meliputi seluruh dunia.

Yerusalem dalam sejarahnya telah banyak mencatat penderitaan, meski menjadi perhatian dunia karena tiga agama menempatkan Yerusalem sebagai kota suci, yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Josephus menyatakan bahwa Yerusalem telah banyak menikmati kebahagiaan sejak pertama kali didirikan. Yerusalem mengundang rasa iri dunia dan banyak bangsa ingin menguasai Yerusalem. Sejarah sampai hari ini mencatat bahwa puncak penderitaan/kesusahan yang pernah dialami Yerusalem terjadi pada tanggal 10 Agustus 70 Masehi dimana 1.100.000 orang Yahudi tewas dalam pengepungan Roma dan 100.000 orang dijual menjadi budak. Peristiwa ini sekaligus menandakan berakhirnya Israel sebagai sebuah bangsa sampai kemudian berdiri kembali tahun 1948.

Sejumlah orang melepaskan keterkaitan masa kesengsaraan besar bagi orang Kristen berbeda dari sejarah kelam Yerusalem dan atau berbeda dengan kesengsaraan Yerusalem. Ada yang berpendapat bahwa masa kesengsaraan bagi umat TUHAN yang dialami gereja telah terjadi pada abad permulaan sewaktu gereja pertama-tama hadir di dunia. Kerajaan Romawi telah melakukan siksa yang berat bagi umat TUHAN dan umat TUHAN telah berhasil melaluinya sehingga masa kesengsaraan sudah tidak asa lagi di dunia. Pandangan ini menolak adanya masa kesusahan / masa kesengsaraan bagi gereja Tuhan. Penderitaan gereja dizaman kekaisaran Roma dianggap sebagai masa kesengsaraan besar dan tidak akan terulang! Tapi apakah pendapat ini benar??

Jika perhatikan keadaan Yerusalem saat ini (2022) yang dihuni oleh 970.874 jiwa sebab banyaknya orang yang menetap di Yerusalem dibandingkan kota lainnya. Bila dijumlahkan dengan turis asing yang masuk ke Israel sekitar 2,6 juta jiwa pertahun maka kepadatan Yerusalem saat ini tidak berbeda dengan kondisi tahun 70 Masehi. Jika peristiwa yang menyebabkan Yerusalem menderita dampak yang ditimbulkan dalam sejarah kelam Yerusalem dapat terulang bahkan bisa lebih besar lagi. Peristiwa tahun 70 Masehi belum tentu peristiwa tergelap untuk kota Yerusalem yang berarti siksaan yang dahsyat untuk Yerusalem yang belum pernah terjadi memang sungguh-sungguh belum terjadi.

Orang Kristen abad pertama saat alami aniaya yang besar yang menyebabkan kesengsaraan dan kesusahan, umat TUHAN dapat melarikan diri ke tempat yang aman dari pengejaran. Di tempat yang dianggap aman, para murid Yesus melakukan pemberitaan kabar kesukaan bahwa Yesus mengenapi hukum TUHAN dengan mati dan bangkit sehingga ada masa-masa tenang dan aman dari kejaran dari mereka yang memusuhi Kristus Yesus dan pengikut-Nya. Apakah peristiwa pengejaran dan pembunuhan karena imam percaya Yesus sudah benar-benar berakhir di bumi? Data dari Voice of the Martyrs menunjukkan bahwa saat ini lebih banyak orang Kristen yang tewas terbunuh menjadi martir dibandingkan orang Kristen abad awal. Ini menandakan bahwa puncak kesengsaraan belum dilewati berarti kesengsaraan besar masih menanti

Kesengsaraan atau kesusah sebagai wujud percobaan yang menyebabkan penderitaan berat dimana TUHAN ALLAH mempersingkat agar masih tetap ada yang hidup dan selamat. Waktu antikristus menyatakan wujud aslinya dengan melakukan pembantai secara masif, sistematis dan terukur dapat terwujud bila kendali dan daerah otoritas kekuasaan cukup luas hal ini akan memberikan petunjuk bahwa antikristus memiliki kuasa yang besar di seluruh bumi, jauh lebih luas dari Kerajaan Romawi.

Alkitab menyatakan segala kuasa disorga dan dibumi ada ditangan Yesus (Matius 28:18) tetapi mengapa antikristus diizinkan berkuasa di bumi, meski hanya selama 7 masa saja? Apakah ini seperti TUHAN mengabulkan permintaan iblis saat menuntut untuk mencobai Ayub? Tuhan memberikan kesempatan kepada iblis dan semua yang menentang Kristus untuk berkuasa selama tujuh tahun. (perhatikan juga Daniel 9:27)

Masa kesengsaraan besar terjadi di seluruh dunia sesuai kitab Wahyu 3:10 dan ini adalah keadaan terburuk dalam sejarah manusia (Daniel 12:1; Matius 24:21) Karena rusaknya moral yang amat parah maka praktik seperti transaksi uang digital dengan seperti pengembangan sistem transaksi QRIS dengan blokchain menjadi kelaziman pada masa itu sebab semua orang dianggap "jahat" perlu dikontrol ketat dan dianggap hanya sistem yang dapat menangani hal itu dengan diwarnai kemorosotan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, TUHAN dianggap tidak berdaya dan tidak ada. Saya tidak tahu apakah hal ini terjadi saat 666 sedang berkuasa atau setelah kekuasaan dipegang oleh 666. Manusia tidak taat kepada hukum TUHAN dan ini terjadi secara terstruktur dari pemimpin sampai masyarakat jelata. (Daniel 9:27; Wahyu 13:12)

Saat kesengsara besar melanda masih ada orang yang percaya Yesus dan peroleh keselamatan (Wahyu 7:9-17; 14:6-7) meski alami penderitaan dan aniaya yang besar karena dipaksa untuk menyangkal Yesus sebagai penguasa dan penyelamat. Kematian adalah harga yang wajar bila tetap menyatakan Yesus sebagai Mesias, Juruselamat dan penguasa surga dan dunia. Diduga mungkin kehadiran dua saksi Allah berpengaruh penting bagi orang-orang percaya yang hidup saat alami kesusahan - kesengsaraan - aniaya besar.

Murka dan hukuman TUHAN akan menimpa kepada orang di dunia yang lebih besar dari tulah di Mesir saat Musa dipakai TUHAN membebaskan Israel dari Mesir. Cawan murka TUHAN akan dituangkan sehingga menjadi bencana yang tidak dapat dihindari sampai hadirnya Yesus Kristus kedua kalinya dengan segala kemuliaan yang dimilikiNya sebagai raja yang berkuasa di bumi dan di surga. Ia memberikan anugerah yang agung tak terpikirkan kepada umat pilihan-Nya dan menghukum yang tidak peduli dan menolak-Nya.

Tujuan Tuhan mengizinkan terjadinya masa kesengsaraan/kesusahan besar, yaitu diantaranya:
  • Memperlihatkan wajah asli iblis yaitu sebagai pembunuh yang haus darah. Dia adalah naga yang menyemburkan api di bumi (Wahyu 12:12)
  • Menghukum dan memurnikan Israel yang menyebabkan Israel yang keras kepala dan tegar tengkuk bertobat (Yeremia 30:7)
  • Menuntun manusia untuk bertobat atau dihukum (Wahyu 7:9-10; 7:1-8)
  • Pengenapan penuangan cawan murka TUHAN karena kejahatan, kemorosotan moral, penyembahan berhala dan kemurtadan manusia.
Untuk teolog yang menganut bahwa kesengsaraan/kesusahan besar akan terjadi sebab belum digenapi, akan menghasilkan tiga jawaban yang berbeda soal kapan hal itu terjadi. Pandangan itu dikaitkan dengan tafsiran pengangkatan gereja. Pemikiran yang berkembang tentang saat terjadinya masa kesengaraan menjadi:
  1. Pra-Kesusahan/sengsara – Ini adalah kepercayaan bahwa pengangkatan terjadi sebelum kesengsaraan dan pengangkatan gereja adalah peristiwa yang memulai periode tujuh tahun kesengsaraan ini. Ini berdampak timbul keyakinan bahwa umat TUHAN tidak alami masa kesengsaraan besar zaman antikristus berkuasa penuh.
  2. Pertengahan Kesengsaraan/kesusahan – Ini adalah kepercayaan bahwa pengangkatan terjadi di tengah kesengsaraan. Diduga setelah tiga setengah tahun pertama. Di periode pertama diduga antikristus akan mejalin kerjasama dengan bangsa Israel dan kemudian akan bertengkar dan menaklukan/menjajah bangsa Israel. Orang percaya Yesus alami kesusahan besar dengan menyaksikan kembalinya orang Israel mengadakan ibadahnya sesuai taurat Musa karena hadir kembali bangunan Bait Suci ke tiga. Orang Kristen mungkin diduga diperhadapkan dengan hukum Nuh menurut versi mereka yang bersifat keras sehingga kekristenan alami penindasan di awal pertama pertengahan kesusahan (3,5 tahun pertama) baik dari antikristus maupun dari Yudaisme setelah bait suci dihancurkan Jendral Titus.
  3. Pasca Kesusahan/kesengsaraan – Ini adalah kepercayaan bahwa pengangkatan terjadi pada akhir masa kesengsaraan dan segera mendahului kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Orang percaya harus bertahan dalam masa kesusahan besar hingga bersedia menyerahkan nyawanya untuk selamat.
Masa kesengsaraan adalah kesempatan yang diberikan TUHAN bangsa Israel untuk bertobat dan menerima Yesus sebagai TUHAN dan Mesias yang dijanjikan sebab DIA adalah pengenapan hukum Taurat dan para nabi. Mesias yang diharapkan oleh orang Israel dan sangat kharismatik dengan mempersatukan aneka aliran Yudaisme dimasa kebangkitan Yudasisme dengan berdirinya kembali Bait Suci ketiga ternyata tidak dapat menyelesaikan permasalahan terutama setelah periode awal, yaitu pertengahan masa kekuasaan antikristus. TUHAN melakukan ini semua karena perjanjian TUHAN ALLAH dengan Abraham adalah teguh. Israel akan diselamatkan pada akhirnya setelah bangsa-bangsa menerima keselamatan karena iman kepada Yesus TUHAN sang Mesias.

Masa kesengsaraan adalah satu periode yang telah ditentukan TUHAN terjadi meski entah kapan terjadi. Dengan semakin dekatnya hari TUHAN yang besar marilah kita lebih sungguh-sungguh melekat kepada-Nya sebab Dia adalah tempat perlindungan yang sejati hingga kesudahan alam.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)