Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Sabtu, 20 Mei 2023

Kerawanan Pangan Dalam Eskatologi

AUDIO "Kerawanan pangan dalam eskatologi"
Indonesia
English
Chinese
Hindi

dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Lukas 21:11

Teks di atas menyatakan bahwa kedatangan Yesus Kristus TUHAN ditandai dengan peristiwa kelaparan di banyak tempat. Kelaparan terjadi sekalipun Millenium Development Goals (MDGs) memutuskan bahwa pada tahun 2015 setiap negara, termasuk Indonesia, bersepakat untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan hingga 50%. Oleh sebab itu, industri disektor pangan, baik pada skala rumah tangga, menengah, maupun besar, akan terus tumbuh secara alami dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok manusia yang populasinya selalu meningkat.

Saat memutuskan di tahun 2015 untuk menurunkan tingkat kelaparan, data penderita kurang gizi di dunia adalah 588,6 juta jiwa yang setara dengan 8% penduduk dunia saat itu. Data yang dikeluarkan FAO ditahun 2021 kelaparan bukan menurun sekalipun sejumlah program kerja di susun dan dilaksanakan. Tahun 2021 terdapat 828 Juta yang setara dengan 10,5% populasi dunia tidak memiliki cukup makan dengan penderita dari negara berkembang 794 juta sisanya dari negara maju dimana 21% orang di Afrika mengalami masalah dampak kelaparan. Di Asia yang alami masalah pangan 418 juta. Angka anak yang alami stunting secara global adalah 22%. Terkena wasting sebesar 6,7% sedangkan yang obesitas sebanyak 5,6%.

FAO (Food and Agriculture Organization) dalam laporannya tahun 2022 menyatakan bahwa dunia bergerak mundur dalam upayanya untuk mengakhiri kelaparan, kerawanan pangan dan kekurangan gizi dalam segala bentuknya. Kita sekarang hanya berjarak delapan tahun dari tahun 2030, tetapi jarak untuk mencapai banyak target SDG 2 semakin lebar setiap tahun. Memang ada upaya untuk membuat kemajuan menuju SDG 2, namun terbukti tidak cukup dalam menghadapi konteks yang lebih menantang dan tidak pasti. Intensifikasi penyebab utama di balik tren kerawanan pangan dan malnutrisi baru-baru ini (yaitu konflik, iklim ekstrem, dan guncangan ekonomi) dikombinasikan dengan tingginya harga makanan bergizi dan meningkatnya ketidaksetaraan akan terus menjadi tantangan bagi ketahanan pangan dan gizi.

Masalah kerawanan pangan adalah penyebab dari: "Kelaparan, Malnutrisi, Kesehatan yang buruk, Mengurangi produktivitas, Meningkatnya stres dan Isolasi sosial". Para pelaku dan pengamat menyatakan bahwa masalah kerawanan pangan terjadi antara lain disebabkan:
  • Berpenghasilan rendah
  • Pengangguran
  • Disabilitas
  • Kekerasan dalam rumah tangga
  • Tunawisma
  • Perubahan Iklim
  • Bencana alam
  • Perubahan tata ruang
  • Perang
Sekalipun dapat melakukan identifikasi penyebab kerawanan pangan yang menimbulkan persoalan dalam urusan makan dan minum tetapi untuk mengatasinya bukan persoalan mudah. Hal yang biasanya dilakukan saat ini adalah:
  • Meningkatkan akses terhadap program bantuan pangan
  • Memberikan pelatihan kerja dan layanan penempatan
  • Menawarkan bantuan keuangan untuk membantu orang membayar makanan
  • Mendidik masyarakat tentang makanan sehat
  • Mendukung program pangan berbasis masyarakat
  • Manajemen konsumsi makanan adalah proses pengambilan keputusan tentang apa yang akan dimakan dan berapa banyak yang dimakan.
Bila secara global menunjukkan bahwa tanda kedatangan Yesus diantaranya kelaparan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri maka bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Pangan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 dengan memberi amanat bahwa negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun lokal hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal yang sederhana misalnya bagaimana harga pangan di Ibukota negara dengan daerah terjauh misalnya Papua?

Untuk mengatasi kerawanan pangan maka sangat penting dan strategis jika melakukan peningkatan kedaulatan pangan, misal dengan: pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan peningkatan produksi pangan pokok; stabilisasi harga pangan; perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat; mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan; dan peningkatan kesejahteraan pelaku usaha pangan. Pemerintah membuat program kerja menuju tercapainya kedaulatan pangan tetapi berdasarkan laporan dari CNBC Indonesia keadaannya di Indonesia di ujung tanduk misal dengan meningkatnya impor hasil komoditi pertanian karena swasembada pangan belum tercapai.

Kerawanan pangan dapat sirna bila ketahanan pangan kuat, yaitu ketika semua orang pada segala waktu baik secara fisik, sosial, dan ekonomi memiliki akses pada pangan yang cukup, aman, dan bergizi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi dan sesuai dengan seleranya (food preferences) demi kehidupan yang aktif dan sehat. Ketahanan pangan memiliki 4 unsur yaitu :
  • Pangan tersedia setiap saat untuk tingkat individu dan rumah tangga (food availability/suppy);
  • Pangan dapat diakses, baik secara fisik, ekonomi, dan sosial, setiap saat (access to supplies);
  • Orientasi ketahanan pangan adalah untuk pemenuhan gizi (food utilization);
  • Tujuan ketahanan pangan adalah terwujudnya hidup yang sehat dan produktif (food sustainability).
Elite global seperti World Economic Forum menaruh perhatian terhadap kerawanan pangan yang dihadapi oleh manusia. Arub Sebagai konsultan dari mereka mencanangkan bahwa manusia diatur pola konsumsinya dengan memberikan batasan sebesar 2500 Kilo Kalori perorang perharinya dengan memberikan perhatian perlunya pembatasan konsumsi daging perorang dibatasi 16 Kg / tahun serta konsumsi susu dan turunannya sebesar 90 Kg / tahun. Program yang dibuat oleh Arub menandakan bahwa masalah pangan bukanlah masalah yang sederhana untuk diselesaikan agar kehidupan di bumi dapat berlangsung secara berkelanjutan. Dibatasinya makanan dari hewani, susu dan olahan-nya disebabkan menyumbang emisi tiga kali lipat dari pertanian karena mempertimbangkan efek rumah kaca.

Teknologi Informasi dan Komunikasi bermanfaat dalam ketahanan pangan, banyak pihak yang telah mengunakannya. Yang cukup populer di dunia datang dari negara China, misal membeli sesuatu di super market misalnya belanja makanan dan minuman cukup dengan scan wajah maka transaksi dapat terjadi dan rekening langsung dipotong sebesar jumlah harga pembelian dan seluruh produk yang dibeli diketahui secara akurat. Bukankan jika produk dapat diketahui melalui sistem kecerdasan buatan maka jumlah nilai gizi dari produk pangan yang dimiliki untuk dikonsumsi dapat diketahui? Bila transaksi dihubungkan dengan perkembangan Teknologi Informasi dalam dengan Sistem Kredit Sosial yang senantiasa diperbaharui, diperluas dan terus disempurnakan dengan alasan yang mulia bagi kelangsungan dan keberlanjutan agar bumi dapat terus menopang semua populasi yang ada maka rekayasa perilaku konsumsi pangan dapat dilakukan dengan agak memaksa

Kecerdasan buatan akan diaplikasikan dalam sistem manajemen konsumsi makanan dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, diantaranya: Preferensi pribadi, Ketersediaan pangan, Keterjangkauan makanan, Pengetahuan makanan, Literasi makanan, Budaya makanan dan Lingkungan makanan dengan tujuan setiap orang memiliki akses makanan sehat. Akses agar memiliki makanan sehat yang bertujuan luhur dan mulia ini memiliki sifat memaksa manusia yang hidup masuk dalam sistem yang dibuatnya dan apabila menolak sistem yang dibuat akan alami kesulitan untuk mendapatkan produk produk pangan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup sebab tidak dapat menjual dan beli segala sesuatu yang dibutuhkan dan dalam eskatologi ini terjadi secara efektif zaman pemerintahan 666 diizinkan berkuasa secara global.

Pemerintahan 666, yang dipimpin oleh antikristus adalah puncak dari tekad manusia untuk menyelesaikan segala permasalah manusia dengan kemampuan yang dimiliki manusia. Sebelum muncul pemimpin 666, mereka yang tergabung dalam elit global merumuskan kebijakan yang diterapkan oleh semua bangsa di dunia, misal membangun kemandirian pangan dalam kota cerdas dengan tujuan menghasilkan makanan sendiri atau minimal sebagian besar dari makanannya. Tetapi berapa persen manusia dapat dapat tinggal dalam smart city? Perhatikan rencana pembangunan IKN sebagai ibukota Indonesia! Alasan membangun kemandirian pangan, misal:
  • Ketahanan pangan: Dengan memproduksi pangannya sendiri, sebuah kota dapat mengurangi ketergantungannya pada impor dan menjadi lebih aman pangan. Ini sangat penting pada saat krisis, seperti perang atau bencana alam.
  • Kelestarian lingkungan: Produksi makanan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Dengan memproduksi makanan secara lokal, kota dapat mengurangi dampak lingkungan dari produksi makanan, seperti emisi gas rumah kaca dan polusi air.
  • Manfaat ekonomi: Produksi pangan lokal dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi lokal.
Kemandirian pangan acap kali mengabaikan fakta bahwa manusia dengan segala kemampuannya memiliki keterbatasan sebab ada batas-batas yang melekat dalam dirinya dan berpuncak suatu hari manusia akan mengalami kematian masal sebab bumi suatu hari akan berakhir dan dihakimi oleh Tuhan Yesus. TUHAN mengizinkan manusia dengan segala kemampuannya untuk membuat hari esok diusahakan menjadi lebih baik tetapi harus menyadari bahwa dunia bukanlah tujuan akhir manusia hidup karena TUHAN Pencipta menyediakan tempat kekekalan bagi semua orang, yaitu surga dan neraka. Yesus telah datang agar manusia mendapatkan informasi hingga kepastian berdiam di surga yang kekal dimana tidak dipusingkan dengan masalah hidup seperti persoalan makanan dan minuman. Alkitab menulis bahwa urusan makanan dan minuman diperhatikan oleh Bapa Sorgawi, hal ini dibuktikan saat Israel mengembara di padang gurun selama empat puluh tahun dalam perjalan keluar dari Mesir menuju Kanaan yang dijanjikan-Nya. Saat ini pun Israel diberi hikmat dan pengertian untuk mengolah tanah agar dapat produktif meski kondisi tidak ideal tetapi disisi lain Firman TUHAN digenapi bahwa kelaparan terjadi di banyak lokasi menjelang kedatangan-Nya kedua.

Tuhan setia terhadap firman-Nya dimana bangsa Israel diperhadapkan berkat dan kutuk dan salah satu kutuk adalah kelaparan bila dalam titik tertentu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya. Bila Israel diperhadapkan berkat dan kutuk, apakah bangsa-bangsa lain di dunia tidak alami perlakukan yang serupa dalam rangka keadilan TUHAN ALLAH bagi semua bangsa di bumi? Menurut Wahyu 18:8 peristiwa kelaparan memiliki kaitannya dengan tibanya penghakiman TUHAN terhadap suatu masyarakat / daerah sebab cawan penghakiman dijatuhkan. Sedangkan dalam 6:8 karena materai keempat dibuka sehingga bumi alami kelaparan yang hebat.

Secara nalar manusia, bencana alam dan perang berdampak terjadi dan meluasnya kelaparan yang tidak dapat dihindari tetapi bencana alam dan perang itu juga adalah tanda kedatangan Yesus ke dua mendekat sebab hanya Yesus saja yang mampu menjadikan semuanya baru. Dalam masa pemerintahan-Nya tercipta kondisi yang sempurna dan kesejahteraan hadir secara ajaib. Kerajaan seribu tahun sebagai puncak sukacita manusia hidup di bumi setelah manusia dengan segala upayanya mengalami kegagalan sebab dosa melekat dalam kehidupan manusia.

Kerawanan pangan tidak hanya dihadapi oleh orang yang tidak beriman. Orang yang melekat dengan Tuhan Yesus mungkin juga alami hal serupa saat kerawanan pangan melanda. Hal ini telah diungkapkan oleh Habakuk yang alami permasalah yang menyerupai rapuhnya ketahanan pangan saat penghakiman TUHAN dijatuhkan karena kesalahan bangsanya. Dalam menghadapi masalah kerawanan pangan, tetaplah sembah TUHAN pengatur segala masa dalam sesuai dengan keputusan-Nya. Habakuk bersikap: "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku."

Sebagai umat-Nya, kita berhak menaikan permohonan doa kepada TUHAN agar alami kemurahan-Nya yaitu tidak mengalami kesulitan dalam hal makan dan minum selain mengusahakan ketahanan pangan .... akan tetapi bila semuanya tidak sesuai dengan harapan.... tetaplah bersyukur karena TUHAN telah menyatakan bahwa DIA akan datang kembali dengan tanda peringatan seperti masalah pangan disampaikan dengan maksud agar tekun menantikan kerajaan-Nya datang dan memerintah sambil menyadari bahwa bumi dan segala isinya akan lenyap tetapi firman-Nya tetap kekal dan surga adalah tempat yang kekal suatu yang nyata tersedia bagi umat yang percaya dan setia kepada-Nya, Sang Penebus dan Juruselamat Yesus Kristus.

Yesus telah menyatakan bahwa kelaparan adalah salah satu bagian dari sejarah kehidupan manusia di bumi sehingga kerawanan pangan dalam eskatologi Kristen sesuatu peristiwa yang dapat berulang-ulang terjadi hingga genap masanya. Nantikanlah kerajaan yang tidak dapat terguncangkan oleh segala sesuatu dalam Kerajaan Allah yang abadi.




Tulisan lainnya:
Ancaman Kelaparan dan Produksi Pangan Menurun
Maksud Adanya Kelaparan
Kendali Harga Pangan
Hidup Krisis Waktu Resesi
Manusia Dan Makanannya
Pemulihan Kondisi Tanah Berdasarkan Taurat



Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)