Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Kamis, 22 Juni 2023

Mengenal Yoga Lebih dekat

AUDIO "Mengenal Yoga Lebih Dekat"
Indonesia
English
Chinese
Hindi

Pada tanggal 21 Juni diperingati sebagai hari Yoga Internasional setelah diterimanya usulan Perdana Menteri India, Narendra Modi, dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada September 2014. Hari Yoga Internasional bertujuan untuk untuk mengakui dan menghormati warisan yoga yang kaya serta mengedukasi masyarakat tentang manfaat yoga bagi kesehatan tubuh dan jiwa dengan harapan terjadinya peningkatan kesadaran dan popularitas yoga di seluruh dunia.

Yoga berakar dari agama Hindu. Sejarah Yoga tidak dapat dipisahkan dari pengaruh Hindu. Hal itu jelas misal terlihat:
  • Vedas: Praktik yoga pertama kali ditemukan dalam kitab suci Veda, teks-teks kuno India yang berasal dari sekitar 1500-500 SM. Vedas berisi himne, doa, dan pengetahuan spiritual yang dianggap sebagai otoritas tertinggi dalam agama Hindu. Dalam Veda, yoga dijelaskan sebagai upaya untuk mencapai kesatuan dengan dewa-dewa dan dengan demikian mencapai pencerahan.
  • Upanishad: Setelah Vedas, Upanishad muncul pada periode sekitar 800-200 SM. Upanishad adalah teks filsafat spiritual yang berfokus pada pencerahan dan esensi yang lebih dalam dari realitas. Dalam Upanishad, yoga diperluas menjadi praktik meditasi yang bertujuan untuk menyatukan individu dengan Brahman, realitas tertinggi atau kesadaran kosmik.
  • Bhagavad Gita: Bhagavad Gita adalah bagian dari epik Mahabharata yang ditulis sekitar abad ke-2 SM. Di dalamnya, Dewa Krishna memberikan ajaran yoga kepada Arjuna dalam bentuk dialog. Bhagavad Gita menguraikan berbagai jenis yoga, termasuk Karma Yoga (yoga tindakan tanpa keinginan), Bhakti Yoga (yoga pengabdian bhakti), Jnana Yoga (yoga pengetahuan), dan Raja Yoga (yoga kerajaan atau yoga meditasi).
  • Patanjali Yoga Sutra: Patanjali Yoga Sutra, yang diyakini ditulis oleh Maharishi Patanjali sekitar abad ke-2 hingga ke-4 Masehi, menjadi landasan penting dalam pengembangan yoga sebagai sistem yang terstruktur. Patanjali menggambarkan yoga sebagai proses yang terdiri dari delapan tahap yang dikenal sebagai Astanga Yoga. Ini meliputi Yama (etika), Niyama (disiplin), Asana (posisi tubuh), Pranayama (pengendalian napas), Pratyahara (penarikan indriya), Dharana (konsentrasi), Dhyana (meditasi), dan Samadhi (kesatuan ekstase dengan Tuhan).
  • Hatha Yoga: Pada abad ke-15 Masehi, tradisi Hatha Yoga muncul, yang memberikan penekanan pada fisik dan kesehatan melalui latihan postur tubuh (asana), teknik pernapasan (pranayama), dan teknik pemurnian fisik dan mental. Hatha Yoga diilustrasikan dalam teks-teks seperti Hatha Yoga Pradipika dan Gheranda Samhita.
Dalam melakukan latihan yoga terdapat prinsip-prinsip dasar untuk mencapai harmoni fisik, mental, dan spiritual. Seperti:
  • Asana: Asana mengacu pada praktik posisi tubuh atau postur dalam yoga. Prinsip ini melibatkan pemeliharaan postur yang stabil dan nyaman, serta kesadaran terhadap penyebaran energi dalam tubuh. Melalui asana, tujuannya adalah untuk menguatkan tubuh, meningkatkan kelenturan, dan mempersiapkan diri untuk meditasi.
  • Pranayama: Pranayama adalah praktik pengendalian napas dalam yoga. Prinsip ini melibatkan kesadaran terhadap pernapasan yang dalam, teratur, dan terkendali. Dengan mengatur napas, pranayama membantu menghubungkan tubuh dan pikiran, mengatur energi dalam tubuh, dan meningkatkan kejernihan mental.
  • Dharana: Dharana mengacu pada fokus dan konsentrasi. Prinsip ini melibatkan mengarahkan pikiran ke satu titik atau objek tertentu, seperti pernapasan, mantra, atau citra mental. Dalam latihan ini, tujuannya adalah untuk mengurangi gangguan pikiran dan mencapai kekhusyukan.
  • Dhyana: Dhyana, atau meditasi, melibatkan keadaan kesadaran yang mendalam dan terfokus. Prinsip ini melibatkan perhatian yang tak terpecahkan pada objek meditasi atau keadaan keberadaan sekarang. Dalam meditasi, tujuannya adalah untuk memperoleh kedamaian batin, peningkatan kesadaran diri, dan pengalaman kesatuan.
  • Yama dan Niyama: Yama dan Niyama adalah prinsip etika dan disiplin dalam yoga. Yama mengacu pada prinsip-prinsip moral yang meliputi tidak-kekerasan, kejujuran, tidak mencuri, kontrol diri, dan tidak mengecam. Niyama mencakup prinsip-prinsip seperti disiplin diri, kepuasan diri, ketekunan, belajar diri, dan pengabdian kepada Tuhan.
Dalam praktik yoga maka peserta yoga mendapatkan manfaat, yaitu:
  • Kesehatan Fisik: Yoga melibatkan gerakan tubuh, peregangan, dan pengencangan otot yang dapat meningkatkan kekuatan, kelenturan, dan postur tubuh. Praktik yoga juga dapat meningkatkan keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan inti. Dalam jangka panjang, yoga dapat membantu memperbaiki kesehatan tulang, sendi, sistem kardiovaskular, dan sistem pencernaan.
  • Manajemen Stres: Latihan yoga termasuk pernapasan yang dalam, meditasi, dan relaksasi, yang dapat membantu menenangkan sistem saraf dan meredakan stres. Yoga dapat membantu mengurangi kecemasan, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan fokus dan konsentrasi, serta meningkatkan kesejahteraan emosional secara keseluruhan.
  • Fleksibilitas Mental dan Emosional: Yoga melibatkan pengembangan kesadaran diri, refleksi diri, dan pemahaman diri yang lebih dalam. Dalam proses ini, praktisi dapat mengembangkan fleksibilitas mental dan emosional yang lebih baik, serta kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik. Yoga juga dapat membantu mengembangkan rasa kehadiran dan menerima diri sendiri dan orang lain.
  • Peningkatan Kualitas Hidup: Dengan meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraan mental, yoga dapat memberikan dampak positif pada kualitas hidup secara keseluruhan. Praktisi yoga sering melaporkan peningkatan energi, kebahagiaan, dan persepsi yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitar.
Tidak selamanya latihan yoga berdampak baik. Hal itu disebabkan:
  • Cidera: Jika tidak dilakukan dengan benar atau di bawah bimbingan yang tepat, gerakan yoga yang kompleks dan tuntutan fisiknya dapat menyebabkan cedera. Penting untuk memahami batasan tubuh Anda, mengikuti instruksi dengan hati-hati, dan tidak memaksa diri Anda terlalu jauh dalam posisi yang sulit.
  • Ketergantungan pada Guru yang Tidak Kompeten: Mengikuti kelas yoga dengan instruktur yang tidak berpengalaman atau tidak terlatih dapat menyebabkan masalah atau cedera. Penting untuk memilih guru yang kompeten dan berpengalaman yang dapat memandu Anda dengan aman dan efektif dalam praktik yoga.
  • Tekanan Mental: Beberapa orang mungkin merasa tertekan oleh target atau standar yang tinggi dalam praktik yoga. Tekanan untuk mencapai posisi-perposisi tertentu atau kemajuan yang cepat dapat menyebabkan frustrasi atau perasaan tidak memadai. Penting untuk menghargai perjalanan pribadi Anda dalam yoga dan menghormati batasan dan kemampuan Anda sendiri.
  • Kontraindikasi Medis: Beberapa kondisi medis tertentu atau cedera sebelumnya dapat membuat praktik yoga menjadi tidak aman atau tidak sesuai. Jika Anda memiliki kondisi medis atau cedera, penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau instruktur yoga yang terlatih untuk mendapatkan panduan yang tepat.
Dalam perkembangan yoga, ada dua kelompok besar pelaku yoga, yaitu yang beranggapan yoga sebagai cabang olah raga dan yang menolak sebagai cabang olahraga. Alasan yang dipakai masing-masing pihak adalah:
  1. Yoga sebagai bagian olahraga, alasannya:
    1. Ada Aktivitas Fisik: Yoga melibatkan serangkaian gerakan tubuh, peregangan, dan posisi yang membutuhkan kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan. Dalam praktik yoga yang dinamis seperti Vinyasa atau Power Yoga, latihan ini dapat memperkuat otot, meningkatkan daya tahan fisik, dan meningkatkan fleksibilitas tubuh. Oleh karena itu, beberapa orang melihatnya sebagai bentuk latihan fisik yang bermanfaat dan menantang.
    2. Menimbulkan Kebugaran dan Kesehatan: Praktik yoga secara teratur dapat memberikan sejumlah manfaat kesehatan, termasuk peningkatan kardiovaskular, peningkatan kekuatan dan kelenturan, peningkatan postur tubuh, penurunan stres, dan peningkatan kesadaran diri. Banyak orang menganggap yoga sebagai cara untuk menjaga kebugaran umum, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, serta meningkatkan kesehatan mental dan emosional.
    3. Anjuran Rutinitas Latihan: Yoga dapat dijadikan sebagai rutinitas latihan yang terstruktur dan teratur. Bagi mereka yang mencari kegiatan fisik yang lebih tenang dan terfokus, yoga dapat menjadi alternatif yang baik. Dengan mengikuti kelas yoga atau mempraktikkannya secara mandiri, seseorang dapat membangun rutinitas latihan yang membantu memelihara kesehatan dan kebugaran mereka.
    4.Persepsi Umum: Yoga telah menjadi sangat populer di banyak negara dan terintegrasi ke dalam budaya kebugaran dan kesehatan. Banyak pusat kebugaran, studio yoga, dan institusi olahraga sekarang menyediakan kelas yoga sebagai bagian dari program mereka.
  2. Yoga bukan sekedar olahraga, alasannya:
    1. Aspek Spiritual: Yoga memiliki akar dalam tradisi spiritual dan filsafat kuno, terutama dalam agama Hindu dan Buddhisme. Mereka berpendapat bahwa yoga seharusnya lebih dari sekadar kebugaran fisik dan harus dihormati sebagai sebuah praktik yang melibatkan dimensi spiritual.
    2. Komersialisasi: Komersialisasi yoga yang berlebihan dan terkadang merusak esensi sejati dari praktik yoga. Mereka mengkhawatirkan bahwa fokus pada aspek fisik dan penekanan pada kecantikan dan kebugaran fisik mungkin merusak nilai-nilai yang lebih dalam dari yoga.
    3. Kekhawatiran Keamanan: Yoga sebagai olahraga dapat menyebabkan peningkatan risiko cedera fisik. Jika tidak diikuti dengan benar atau jika dilakukan dengan terlalu intens, gerakan yoga yang kompleks dapat menyebabkan cedera pada otot, sendi, atau ligamen.
    4. Kontroversi Budaya: Pengekangan atau penghilangan konteks budaya dan spiritual yang tepat dari praktik yoga dapat dianggap tidak menghormati atau merendahkan tradisi aslinya.
Berdasarkan penelitian Pew Research Center terhadap hampir 30.000 orang dewasa India menemukan bahwa 6 dari 10 mengatakan mereka tidak pernah berlatih yoga—termasuk 6 dari 10 orang Hindu. Hanya 35 persen responden yang melaporkan “pernah” berlatih yoga, dengan 22 persen berlatih setiap bulan atau kurang dan hanya 7 persen yang berlatih setiap hari. Berdasarkan yang pernah berlatih yoga di India berdasarkan agamanya maka didapati: Jain (62%), Sikh (50%), Budha (38%), Hindu (36%), Islam (29%) dan Kristen (24%). Sedangkan orang yang berlatih yoga setiap hari di India adalah: Sikh (14%), Buddha (12%), Jain (11%), Hindu (7%), Muslim (6%) dan Kristen 3%.

Yoga tidak kurang mendapatkan sambutan dari kalangan Kristen di India. Beberapa faktor yang menyebabkan "penolakan" terhadap praktik yoga seperti:
  • Yoga memiliki hubungan dengan matahari dan ada kecenderung menyembah matahari. Berikut adalah beberapa cara di mana yoga terkait dengan matahari:
    1. Surya Namaskar adalah rangkaian gerakan yang dijalankan secara berurutan dalam yoga. Rangkaian ini dirancang untuk menghormati dan menghormati matahari sebagai sumber kehidupan dan cahaya.
    2. Matahari dianggap sebagai sumber energi dan kehidupan di alam semesta. Dalam praktik yoga, beberapa latihan pernapasan seperti Surya Bhedana (pernapasan Matahari) menggunakan imajinasi atau visualisasi matahari untuk mengaktifkan dan memanfaatkan energi dalam tubuh.
    3. Dalam konteks yoga, matahari digunakan sebagai representasi dari kesadaran yang terjaga, kebijaksanaan dalam diri, dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan dengan ketegasan dan kecerdasan.
    4. Matahari dianggap sebagai salah satu sumber prana, yaitu energi vital atau kehidupan dalam yoga yang diyakini dapat mempengaruhi sistem energi dalam tubuh.
  • Dalam tradisi yoga memiliki kaitan dengan ular terutama dalam yoga Kundalini dan Hatha Yoga. Simbol ular digunakan untuk mewakili energi kundalini. Aspek hubungan yoga dan ular adalah:
    1. Kundalini adalah energi yang diyakini terletak di pangkal tulang belakang dan dapat diaktifkan melalui praktik yoga. Energi ini sering digambarkan sebagai ular yang tidur atau terjaga di dasar tulang belakang. Ketika energi kundalini terbangun melalui praktik yoga yang tepat, diyakini bahwa ia bergerak naik melalui saluran energetik di tubuh, mencapai pusat-pusat energi (chakra), dan menyatukan individu dengan kesadaran yang lebih tinggi.
    2. Dalam konteks yoga, ular sering kali melambangkan kemampuan untuk mengatasi rintangan, menggulirkan diri menjadi posisi yang sulit, dan menemukan keseimbangan dalam aliran energi tubuh.
    3. Beberapa posisi yoga (asana) mengadopsi nama ular atau meniru gerakan ular. Misalnya, Bhujangasana (posisi ular) menggambarkan gerakan mengangkat tubuh dari perut, menyerupai ular yang mengangkat kepalanya saat bergerak. Asana ini diyakini membantu memperkuat tulang belakang, membuka dada, dan mengaktifkan energi kundalini.
Secara umum pandangan teologi Kristen terhadap yoga ternyata bervariasi di antara individu dan aliran gereja Kristen. Contoh pandangan teologis Kristen tentang yoga:
  1. Kompatibilitas dengan Keimanan Kristen: Beberapa Kristen menganggap yoga sebagai praktik fisik dan meditasi yang dapat dipisahkan dari aspek spiritual dan filosofisnya. Mereka melihat yoga sebagai latihan yang dapat meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraan mental tanpa bertentangan dengan keyakinan Kristen. Dalam perspektif ini, fokus pada aspek fisik dan relaksasi dapat dilakukan tanpa memasuki domain spiritual yang bertentangan dengan ajaran Kristen.
  2. Pengaruh Spiritual Non-Kristen: Beberapa Kristen mengkhawatirkan kemungkinan pengaruh spiritual non-Kristen yang terkait dengan yoga, terutama dalam praktik yoga yang lebih tradisional. Mereka mungkin melihat konsep seperti energi kundalini atau aspek spiritual Hindu sebagai tidak sejalan dengan keyakinan Kristen. Dalam kasus ini, mereka mungkin menyarankan berhati-hati dan menjaga kesetiaan terhadap keyakinan Kristen dalam mempraktikkan yoga.
  3. Konteks Praktik dan Niat: Bagi banyak Kristen, penting untuk mempertimbangkan konteks praktik yoga dan niat di baliknya. Jika latihan yoga dianggap sebagai bentuk latihan fisik dan relaksasi tanpa adanya ikatan spiritual yang bertentangan dengan iman Kristen, beberapa Kristen mungkin merasa nyaman untuk melibatkan diri dalam praktik yoga. Namun, niat dan penggunaan praktik tersebut tetap harus sejalan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Kristen.
  4. Penggantian Fokus: Beberapa Kristen mungkin lebih memilih untuk menggantikan yoga dengan praktik spiritual Kristen seperti meditasi Kristen atau doa rohani. Mereka mungkin merasa lebih nyaman dan yakin dengan pendekatan yang sepenuhnya sesuai dengan ajaran dan tradisi Kristen.
Pendapat pemuka Kristen di India terhadap Yoga beraneka macam. Contoh:
  • Jaykar Kristi, mantan pertapa Hindu yang berlatih yoga selama 10 tahun sebelum menjadi seorang Kristen; sekarang seorang pendeta di Indore, Madhya Pradesh mengatakan "Orang Kristen seharusnya tidak berlatih yoga. Yoga berarti penyatuan – jadi penyatuan dengan siapa atau apa?"
  • Sunita Howell, kepala sekolah, Sekolah Internasional Caleb, Gurugram, Harayana berkata: Bagi saya, yoga jelas merupakan praktik Hindu. Itu berasal dari kesadaran akan Purusha, kekuatan tertinggi yang tidak tersentuh oleh penderitaan dan sebab-sebabnya. Yoga dipraktikkan dengan nyanyian "Om" [suara yang dianggap suci dan kuno dalam agama Hindu dan agama Timur lainnya]. Kesadaran diri membuat saya mengakui bahwa saya adalah orang berdosa yang membutuhkan bantuan dari luar. Saya menerima bantuan itu di dalam Yesus saja.
  • Dorcas Isaac, pensiunan kepala sekolah, Bengaluru, Karnataka berpendapat bahwa yoga bagian dari pendidikan jasmani bukan bagian dari agama Hindu dan bersifat ilmiah, dan bahwa "Om" hanyalah suara. Shanti berarti kedamaian , … [dan] latihan yoga membuat kita lentur, aktif, dan energik.
Saat mengenal yoga lebih dekat terutama di India maka menemukan fakta hanya 3% dari orang Kristen yang melakukan yoga secara rutin dan tercatat sebagai pemeluk agama yang dianggap paling sedikit melakukan praktik yoga. Mereka kebanyakan memilih olahraga di luar yoga untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Sadarilah sebagai orang Kristen dipanggil untuk menyembah Tuhan dengan segenap hati kita, dengan segenap jiwa kita, dengan segenap kekuatan kita, dan dengan segenap akal budi kita hingga berpuncak bersatu dengan TUHAN seperti Yesus dan Bapa adalah Satu. Jika memilih ikut yoga memohonlah hanya kepada Bapa di surga agar mengaruniakan kebugaran tubuh dan jiwa .




Tulisan lainnya:
Perlombaan Iman
Spritualisme Dari Antonius Hal Keheningan
Latihan Rohani Menuju Kesalehan
Spiritualitas Kristen Dan Kesehatan
Kebahagiaan Yang Sehat, Berkelanjutan dan Kekal
TUHAN Itu Penyembuh



Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)