Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Senin, 09 Oktober 2023

Antara Perkataan Berkat Dan Kutuk

Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Yakobus 3:10

Yakobus mengamati bahwa pengikut Kristus banyak melakukan dengan mengunakan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah. Yakobus dengan ilham Roh Kudus menyatakan hal itu tidak boleh terjadi. Lihat ayat di atas

Expositor's Greek Testament mengatakan bahwa Yakobus 3:10 merupakan suatu keganjilan yang sering ditegur dalam literatur Yahudi; hal ini lebih diperlukan karena masa-masa sebelumnya bukan merupakan hal tercela. Lihat dan perhatikan sejumlah Firman TUHAN antara lain di bawah ini:
  • Amsal 11:26 - Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum.
  • Amsal 24:24 - Siapa berkata kepada orang fasik: "Engkau tidak bersalah", akan dikutuki bangsa-bangsa, dilaknatkan suku-suku bangsa.
  • Amsal 26:2 - Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.
  • Amsal 30:10 - Jangan mencerca seorang hamba pada tuannya, supaya jangan ia mengutuki engkau dan engkau harus menanggung kesalahan itu.
Dalam konteks Perjanjian Lama, tindakan memberkati dan mengutuk keluar dari bibir atau mulut orang yang sama adalah sesuatu yang wajar. Bahkan dalam Taurat tertulis bahwa TUHAN memperhadapkan manusia kepada berkat dan kutuk. Lihat Kitab Ulangan 11:26-28: Lihatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu berkat dan kutuk: berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal.

Ciri utama ajaran dalam Perjanjian Baru sesuai dengan ajaran Yesus Kristus adalah hal menghakimi. Yesus mengajarkan janganlah kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan akan diukur yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Perbuatan mengutuk bentuk penghakiman dengan melibatkan emosi kemarahan atau kebencian dengan mengharapkan sesuatu yang buruk atau jahat terhadap seseorang atau sesuatu, misal mengalami kemalangan, bencana, atau kematian. Mengutuk terkadang membawa-bawa nama TUHAN dengan anggapan bahwa seseorang akan dihukum atau dibenci oleh Tuhan. Wajarlah bahwa Yakobus dibawah bimbingan Roh Kudus untuk belajar tidak mengucapkan kutukan tetapi cukup dengan teguran sesuai dengan bobot kesalahan atau perbuatannya bila berjumpa dengan orang fasik dalam melakukan penafsiran Amsal 24:24 atau Amsal 11:26. Jika ada orang lain mengutuk orang yang kita tegur itu adalah urusan yang mengutuk dan yang dikutuk.

Selain sikap untuk berusaha tidak menghakimi, yang perlu diperhatikan agar terhindar dari perbuatan mengutuk antara lain adalah:
  • Belajarlah untuk mengendalikan emosi. Ketika merasa marah atau kesal, cobalah untuk menenangkan diri terlebih dahulu sebelum berbicara.
  • Bersabarlah. Jangan terburu-buru mengutuk seseorang atau sesuatu. Berikan waktu untuk diri sendiri untuk menilai situasi dengan jernih.
  • Berpikirlah positif. Fokuslah pada hal-hal baik dalam hidup, bukan pada hal-hal buruk.
Hal mendasar, mulut mengeluarkan berkat dan kutuk karena mulut adalah cerminan dari hati. Jika hati kita penuh dengan cinta dan kebaikan, maka mulut kita akan mengeluarkan berkat. Sebaliknya, jika hati kita penuh dengan kebencian dan kemarahan, maka mulut kita akan mengeluarkan kutuk. Berikut adalah beberapa alasan mengapa mulut mengeluarkan berkat dan kutuk:
  • Mulut mencerminkan hati. Apa yang kita katakan seringkali mencerminkan apa yang ada di hati kita. Misalnya, jika kita sedang marah, kita mungkin mengatakan hal-hal yang menyakitkan kepada orang lain. Sebaliknya, jika kita sedang bahagia, kita mungkin mengatakan hal-hal yang baik kepada orang lain.
  • Mulut adalah alat komunikasi. Kita menggunakan mulut kita untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kata-kata kita dapat memiliki dampak yang besar pada orang lain, baik positif maupun negatif. Misalnya, kata-kata yang baik dapat menguatkan dan menyemangati orang lain, sedangkan kata-kata yang buruk dapat menyakiti dan menjatuhkan orang lain.
  • Mulut memiliki kuasa. Kata-kata kita memiliki kuasa untuk membangun atau menghancurkan. Misalnya, kata-kata yang baik dapat membangun hubungan dan menciptakan lingkungan yang positif, sedangkan kata-kata yang buruk dapat merusak hubungan dan menciptakan lingkungan yang negatif.
Dalam Alkitab ada sejumlah contoh bahwa hidup berada antara pilihan untuk berkata memberkati dan atau mengutuk.
Contoh manusia yang mengutuk:
* Bileam mengutuk Israel (Bilangan 22-24). Bileam adalah seorang nabi yang disewa oleh Raja Balak dari Moab untuk mengutuk Israel. Namun, Tuhan mencegah Bileam untuk mengutuk Israel, sehingga Bileam justru memberkati Israel.
* Shimei mengutuk Daud (2 Samuel 16:5-13). Shimei adalah seorang pria dari keluarga Benyamin yang mengutuk Daud ketika Daud melarikan diri dari Absalom, putranya yang memberontak. Daud mengampuni Shimei, tetapi kemudian Salomo, putra Daud, membunuh Shimei karena Shimei telah melanggar perintah Daud untuk tidak meninggalkan Yerusalem.
*Haman mengutuk Mordekai (Ester 3-7). Haman adalah seorang pejabat tinggi di kerajaan Persia yang membenci Mordekai, seorang Yahudi yang menolak untuk sujud kepadanya. Haman merencanakan untuk membunuh Mordekai dan semua orang Yahudi di Persia. Namun, rencana Haman gagal, dan Hamanlah yang akhirnya dihukum mati.
Contoh manusia yang memberkati:
* Yakub memberkati putra-putranya (Kejadian 49). Yakub, ayah dari 12 suku Israel, memberkati putra-putranya sebelum ia meninggal. Berkat Yakub bersifat profetik, dan berkat-berkat tersebut menggambarkan masa depan suku-suku Israel.
* Musa memberkati Israel (Ulangan 33). Musa, pemimpin Israel selama 40 tahun di padang gurun, memberkati Israel sebelum ia meninggal. Berkat Musa bersifat reflektif dan penuh dengan rasa syukur atas pertolongan Tuhan kepada Israel.
* Yesus memberkati anak-anak kecil (Markus 10:13-16). Yesus memberkati anak-anak kecil yang dibawa kepada-Nya. Yesus mengkritik para murid-Nya yang mencoba untuk menghalangi anak-anak kecil tersebut datang kepada-Nya. Yesus berkata bahwa anak-anak kecil harus dibiarkan datang kepada-Nya, karena Kerajaan Sorga adalah milik mereka.

Perkataan berkata dan atau kutuk memiliki dampak, misalnya dampak terhadap psikologis dan spiritual.
A.1. Dampak dari ucapan kutuk secara psikologis:
  • Meningkatkan kemarahan dan kebencian. Ketika seseorang mengutuk, mereka secara tidak sadar melepaskan energi negatif ke dalam dunia. Energi negatif ini dapat meningkatkan kemarahan dan kebencian dalam diri mereka sendiri dan orang lain.
  • Menyebabkan stres dan kecemasan. Mengutuk dapat membuat seseorang merasa bersalah atau menyesal. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan.
  • Menyebabkan masalah hubungan. Mengutuk dapat merusak hubungan dengan orang lain.
A.2. Dampak dari ucapan kutuk secara spiritual:
  • Menyebabkan karma buruk. Karma atau hukum tabur-tuai adalah hukum sebab akibat yang berlaku di alam semesta. Mengutuk dapat menyebabkan seseorang menuai karma (akibat) buruk di masa depan.
  • Mencegah tercapainya tujuan. Mengutuk dapat menghalangi seseorang untuk mencapai tujuannya.
  • Menyebabkan penyakit. Mengutuk dapat menyebabkan penyakit fisik atau mental.
A.3. Faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan ucapan kutuk terwujud, yaitu:
  • Kekuatan emosi pengutuk. Ketika seseorang mengutuk, mereka melepaskan energi negatif ke dalam dunia. Energi negatif ini dapat memengaruhi korban dan meningkatkan kemungkinan kutukan tersebut terwujud.
  • Kepercayaan korban. Jika korban percaya bahwa kutukan itu benar-benar akan terjadi, maka mereka akan lebih rentan terhadap kutukan tersebut. Hal ini karena korban akan lebih mudah terpengaruh oleh pikiran dan perasaan negatif.
  • Kekuatan spiritual pengutuk. Jika pengutuk memiliki kekuatan spiritual yang besar, maka kutukannya akan lebih mungkin untuk terwujud. Hal ini karena kekuatan spiritual dapat memberikan kekuatan pada kutukan tersebut.
  • Kesalahan korban. Jika korban melakukan kesalahan atau dosa, maka mereka akan lebih rentan terhadap kutukan. Hal ini karena kesalahan atau dosa dapat melemahkan pertahanan spiritual korban.
B.1. Dampak ucapan berkat secara psikologis:
  • Meningkatkan rasa bahagia dan puas. Memberkati orang lain dapat meningkatkan rasa bahagia dan puas kita sendiri. Hal ini karena kita telah menunjukkan kasih dan kebaikan kepada orang lain, dan kita telah membuat perbedaan dalam hidup mereka.
  • Meningkatkan rasa percaya diri. Memberkati orang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri kita sendiri. Hal ini karena kita telah menunjukkan bahwa kita mampu untuk memberikan kebaikan kepada orang lain.
  • Menciptakan lingkungan yang lebih positif. Memberkati orang lain dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif. Hal ini karena kita telah menyebarkan kasih dan kebaikan, dan kita telah membuat orang lain merasa lebih dicintai dan dihargai.
B.2. Dampak ucapan berkat secara spiritual:
  • Mendekatkan diri kepada Tuhan. Memberkati orang lain adalah salah satu cara untuk menunjukkan kasih dan kebaikan kepada Tuhan. Hal ini dapat membantu kita untuk lebih dekat dengan Tuhan.
  • Mengekspresikan iman. Memberkati orang lain adalah salah satu cara untuk mengekspresikan iman kita kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa kita percaya bahwa Tuhan adalah sumber dari segala berkat.
  • Menjadi saluran berkat dari Tuhan. Memberkati orang lain adalah cara untuk menjadi saluran berkat dari Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa kita telah menerima berkat dari Tuhan, dan kita ingin membagikannya kepada orang lain.
B.3. Faktor yang mempengaruhi efektivitas dan produktivitas dari ucapan berkat antara lain:
  • Niat pengucap. Ucapan berkat yang diucapkan dengan tulus dan penuh kasih akan lebih efektif daripada ucapan berkat yang diucapkan dengan terpaksa atau tanpa arti.
  • Kepercayaan penerima. Jika penerima ucapan berkat percaya bahwa ucapan tersebut akan terwujud, maka ucapan tersebut akan lebih efektif.
  • Kondisi penerima. Jika penerima ucapan berkat sedang mengalami kesulitan, maka ucapan berkat dapat memberikan kekuatan dan motivasi bagi mereka untuk mengatasi kesulitan tersebut.
  • Alangkah baiknya ucapan berkat dilakukan spesifik dan berulang-ulang
Perbedaan antara perkataan berkat dan kutuk yang dilakukan TUHAN dan atau manusia antara lain:
  • Perbedaan dalam kuasa dimana Tuhan sebagai Pencipta dan penguasa alam semesta, memiliki kuasa atas segala sesuatu, termasuk kehidupan dan kematian manusia. Oleh karena itu, ucapan berkat dan kutuk dari Tuhan selalu terwujud.
    Manusia adalah makhluk yang terbatas. Manusia memiliki kuasa yang terbatas atas alam semesta. Oleh karena itu, ucapan berkat dan kutuk dari manusia tidak selalu terwujud.
  • Perbedaan dalam motivasi dimana Tuhan adalah Allah yang penuh kasih dan adil. Dia mengucapkan berkat dan kutuk berdasarkan kasih dan kebenaran dan keadilan-Nya. Tuhan ingin memberkati orang-orang yang berkenan dan kutuk kepada orang-orang jahat yang menolak kasih karunia.
    Manusia memiliki motivasi yang beragam saat mengucapkan berkat dan kutuk. Manusia mungkin mengucapkan berkat dan kutuk berdasarkan kemarahan, kebencian, atau keinginan untuk membalas dendam.
  • Perbedaan dalam tujuan dimana Tuhan mengucapkan berkat dan kutuk untuk kebaikan dan keselamatan manusia. Tuhan ingin memberkati orang-orang yang baik agar mereka semakin baik dan kutuk orang-orang yang jahat agar mereka bertobat.
    Manusia mungkin mengucapkan berkat dan kutuk untuk menyakiti orang lain. Manusia mungkin mengucapkan kutuk kepada orang yang mereka benci agar orang tersebut menderita.
Soal kutuk mengutuk, ada janji TUHAN yang diberikan secara khusus kepada Abraham yaitu terkutuklah orang yang mengutuk kamu (Kejadian 12:3) Berkat ini diberikan dengan tujuan agar membawa berkat bagi seluruh dunia. Jika keturunan Abraham setia memberi berkat bagi dunia maka siapa yang mengutuk Abraham mendapat kutuk dari TUHAN. Tuhan melindungi Abraham dari kutuk agar tujuan TUHAN agar Abraham menjadi saluran berkat bagi dunia.

Untuk menjadi berkat maka harus menjadi orang yang mengampuni. Tuhan tahu bahwa Abraham akan menghadapi banyak tantangan dan kesulitan dalam hidupnya, tetapi Tuhan ingin Abraham mengatasinya dengan cara yang penuh kasih dan pengampunan. TUHAN ingin membantu Abraham untuk mengatasi semua tantangan dan kesulitan dalam hidupnya. Berdasarkan Yakobus 3:10 maka umat yang percaya pewaris janji berkat Abraham harus berusaha menjadi emosi untuk terbebas dari tindakan mengutuk.

Manusia berada antara perkataan berkat dan kutuk tetapi dalam kasih TUHAN maka umat-Nya dilindungi dari kutuk. Ketika kita dikutuk, kita dapat berdoa kepada Tuhan untuk perlindungan-Nya. Tuhan akan melindungi kita dari kutukan dan membantu kita untuk mengatasi semua tantangan dan kesulitan dalam hidup kita.
Kita harus mengampuni orang yang mengutuk kita. Mengampuni orang yang mengutuk kita tidak berarti bahwa kita membenarkan perbuatan mereka, tetapi mengampuni orang yang mengutuk kita berarti bahwa kita mengampuni orang lain, kita dapat melepaskan diri dari kutukan yang mungkin telah mereka ucapkan atas diri kita. Kita juga dapat menciptakan lingkungan yang lebih penuh kasih dan kedamaian.

Seperti Abraham, kita juga dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain. Kita dapat menjadi berkat bagi orang lain dengan menunjukkan kasih dan kebaikan kepada mereka. Kita juga dapat menjadi berkat bagi orang lain dengan membantu mereka dalam kesulitan.
Dengan mengikuti teladan Abraham, kita dapat menjadi orang-orang yang dilindungi Tuhan, yang mengampuni orang lain, dan yang menjadi berkat bagi orang lain.



Tulisan lainnya:
Ajakan Menerima Berkat Rohani
Mentalitas Anak-anak Allah
Anugerah TUHAN Bagi Manusia
Hukum Membalas Dendam
Pandangan Tentang Kutuk
Nilai Manusia



Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)