Saat ini banyak pekerjaan yang mengandalkan kemampuan mulut berbicara. Misalnya, pekerjaan di bidang layanan pelanggan, pemasaran, dan hubungan masyarakat. Kemampuan berbicara yang baik dapat menjadi aset yang berharga dalam berbagai bidang pekerjaan. Contoh:
- Pembawa acara, presenter, dan MC adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk memandu acara atau presentasi. Mereka harus dapat berbicara dengan jelas dan percaya diri, serta dapat beradaptasi dengan situasi yang tidak terduga.
- Salesperson adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk menjual produk atau layanan. Mereka harus dapat membangun hubungan dengan pelanggan dan meyakinkan mereka untuk membeli produk atau layanan tersebut.
- Pendidik adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengajar siswa. Mereka harus dapat menjelaskan konsep dengan jelas dan menarik, serta dapat menjawab pertanyaan siswa dengan tepat.
- Trainer adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk melatih orang lain. Mereka harus dapat menyampaikan informasi dengan jelas dan efektif, serta dapat memberikan umpan balik yang konstruktif.
- Pengacara adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk mewakili klien di pengadilan. Mereka harus dapat berbicara dengan jelas dan meyakinkan, serta dapat berpikir cepat dan adaptif.
- Politikus adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk membuat kebijakan dan mewakili orang-orang di pemerintahan. Mereka harus dapat berbicara dengan jelas dan menarik, serta dapat membujuk orang lain untuk mendukung ide-ide mereka.
- Aktivis adalah orang-orang yang bekerja untuk memperjuangkan perubahan sosial. Mereka harus dapat berbicara dengan jelas dan persuasif, serta dapat menginspirasi orang lain untuk mengambil tindakan.
Dalam perikop dari mazmur 12 diketahui gambaran tentang siapakah yang dimaksud orang yang mengira alami kemenangan hanya mengandalkan mulut. Informasi itu dijelaskan dalam ayat ke-3 yang tertulis, "Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati bercabang." Bibir yang manis tetapi hati bercabang membuat orang saleh habis dan lenyap orang orang yang setia. Kondisi berkuasanya bibir yang manis dan hati bercabang membuat manusia berpikir bahwa kemenangan dapat diraih dengan mengandalkan kemampuan mulut berbicara.
Bibir manis dan hati bercabang dapat berhasil karena beberapa alasan, antara lain:
- Orang yang pandai berbicara dapat memengaruhi orang lain. Mereka dapat menggunakan kata-kata mereka untuk menciptakan kesan yang baik, membangun kepercayaan, dan membujuk orang lain untuk melakukan sesuatu.
- Orang yang pandai berpura-pura dapat menyembunyikan niat mereka yang sebenarnya. Mereka dapat berpura-pura peduli atau tulus, padahal sebenarnya mereka tidak.
- Orang yang berada di posisi kekuasaan atau pengaruh dapat menggunakan kekuatan mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka dapat menggunakan kata-kata mereka untuk menekan atau mengancam orang lain, sehingga orang lain akan melakukan apa yang mereka inginkan.
- Seorang politikus yang pandai berbicara dapat memenangkan pemilihan, meskipun mereka tidak memiliki visi atau kebijakan yang jelas.
- Seorang bos yang berada di posisi kekuasaan dapat menggunakan kata-katanya untuk menekan karyawan, sehingga karyawan akan bekerja lebih keras atau menerima upah yang lebih rendah.
Menang karena mulut yang berbibir manis tetapi hati bercabang karena memiliki sifat yang menindas dan menyakiti orang lain. Misal:
- Dengan meremehkan atau menghina orang lain. Kata-kata yang merendahkan atau menghina dapat membuat orang lain merasa tidak berharga dan tidak dihargai. Hal ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri, malu, dan bahkan depresi.
- Dengan menyebarkan rumor atau fitnah. Rumor atau fitnah dapat merusak reputasi dan kepercayaan diri seseorang. Hal ini dapat membuat orang lain merasa diisolasi dan dijauhi dari lingkungan sosialnya.
- Dengan menggunakan kata-kata yang bersifat ancaman atau intimidasi. Kata-kata yang bersifat mengancam atau intimidasi dapat membuat orang lain merasa takut dan cemas. Hal ini dapat menyebabkan orang lain menghindari situasi atau orang-orang tertentu.
- Dengan menggunakan kata-kata yang bersifat diskriminatif atau rasis. Kata-kata yang bersifat diskriminatif atau rasis dapat merendahkan atau menyakiti orang lain berdasarkan ras, agama, gender, atau orientasi seksual mereka. Hal ini dapat menyebabkan perasaan terisolasi, terasing, dan bahkan kekerasan.
Orang yang pandai berbicara sering kali mengambil peran kepemimpinan. Mereka mungkin sering menjadi orang yang berbicara di depan umum, atau mereka mungkin sering diminta untuk memberikan pendapat atau saran mereka. Hal ini dapat membuat mereka tampak lebih percaya diri, karena mereka sering kali berada di posisi untuk mempengaruhi orang lain. Selain itu biasanya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas. Mereka mungkin telah belajar banyak tentang berbagai hal, atau mereka mungkin memiliki pengalaman yang luas dalam bidang tertentu. Hal ini dapat membuat mereka tampak lebih percaya diri, karena mereka tahu apa yang mereka bicarakan. Orang yang merasa dirinya pandai akan terperosok pada kesombongan dan arogan.
Orang yang mengandalkan mulutnya meraih tujuan dengan bibir manis dan hati bercabang hingga dengan lidah raih kemenangan maka tidak bersandar dan berserah kepada TUHAN. Hal itu biasanya ditandai oleh:
- Mereka merasa bahwa mereka sudah sempurna. Orang sombong dan arogan sering kali percaya bahwa mereka sudah sempurna, dan mereka tidak merasa perlu untuk meningkatkan diri atau menjadi lebih baik. Mereka tidak percaya bahwa mereka membutuhkan bantuan dari Tuhan untuk menjadi lebih baik.
- Mereka merasa bahwa mereka tidak membutuhkan bimbingan. Orang sombong dan arogan sering kali percaya bahwa mereka tidak membutuhkan bimbingan dari siapa pun. Mereka merasa bahwa mereka tahu apa yang terbaik untuk diri mereka sendiri, dan mereka tidak percaya bahwa mereka memerlukan bimbingan dari Tuhan untuk membuat keputusan yang tepat.
- Mereka merasa bahwa mereka tidak membutuhkan pengampunan. Orang sombong dan arogan sering kali percaya bahwa mereka tidak perlu meminta pengampunan dari siapa pun. Mereka merasa bahwa mereka tidak pernah melakukan kesalahan, dan mereka tidak percaya bahwa mereka memerlukan pengampunan dari Tuhan untuk menjadi orang yang baik.
Dengan lidah raih kemenangan suatu penghinaan yang kurang ajar terhadap kekuasaan Tuhan Allah, seolah-olah Dia tidak ada apa-apanya di mata mereka – bibir kami menyokong kami (kjv: bibir kami milik kami sendiri – pen.) (sebuah pernyataan yang tidak benar dan adil, karena siapakah yang telah menciptakan mulut manusia, di tangan siapakah nafasnya berada, dan udara siapakah yang dihirupnya untuk bernafas?), dan seolah-olah TUHAN tidak mempunyai wewenang untuk memerintah maupun untuk menghakimi mereka: Siapakah tuan atas kami? Seperti yang dikatakan Firaun (Keluaran 5:1). Pernyataan ini sama janggal dan tidak masuk akalnya seperti pernyataan sebelumnya, karena Dia yang di dalam-Nya kita hidup, kita bergerak, dan kita ada, tentu saja, dengan hak yang tidak dapat dibantah, adalah Tuan atas kita.
Saat berpesta merayakan kemenangan yang didapat oleh lidahnya dari kecurangan, TUHAN dapat sekonyong konyong bangkit karena TUHAN menyaksikan penindasan terhadap orang orang yang lemah dan keluhan orang miskin lalu memberi keselamatan saat orang orang fasik berjalan ke mana-mana sehingga kebusukan muncul di antara anak-anak manusia. Hukum tabur tuai adalah ketentuan yang berlaku bagi manusia termasuk kepada orang yang meraih tujuan dan merasa menang karena kemampuan lidahnya sebab bibir manis tetapi hati bercabang.
- Tulisan lainnya:
- Mengekang Lidah
- Manusia Dan Dusta Diri Sendiri
- Mengatasi Kekerasan
- Allah Itu Jujur
- Kebahagiaan Orang Lemah Lembut
- Nasihat Terhadap Kesombongan