-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Harapan Cinta Dari Mempelai Wanita

Jumat, 12 April 2024 | April 12, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-12T08:57:48Z
Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina. Kidung Agung 8:6-7

Kata kata di atas berasal dari mempelai wanita yang mengharapkan agar pikiran dan hati mempelai pria senantiasa tertuju kepadanya. Menurut Benson tampaknya Salomo menyinggung tentang loh-loh berukir yang sering dikenakan di dada, dan stempel di lengan atau tangan pria, yang mereka hargai dengan harga lebih dari biasanya, dan yang terus-menerus terlihat oleh mereka.

Dalam suatu pernikahan tidak dapat dipisahkan dengan cinta sehingga dalam suatu pernikahan atau yang sudah menikah harus memiliki cinta yang tergambar dari ayat di atas. David Allan Hubbard setidak-tidaknya ada tiga hal penting yaitu cinta itu harus total dan cinta itu harus bersifat eksklusif dan cinta itu harus kuat memiliki daya tahan.

Kidung Agung 8:6-7 melukiskan gambaran cinta yang begitu kuat, unik, istimewa, setia, dan abadi. Cinta ini melampaui batas-batas cinta biasa dan menjadi simbol kasih sejati yang tak tertandingi. Hal itu terungkap dari:
  1. Kekuatan Cinta:
    * Cinta digambarkan sekuat maut: Cinta yang dibicarakan di sini bukan cinta biasa, melainkan cinta yang begitu kuat dan tak tergoyahkan, bahkan melebihi kekuatan maut. Maut sering digambarkan sebagai kekuatan yang tak terkalahkan, namun cinta di sini dikatakan mampu mengalahkannya.
    * Cinta bagaikan api cemburu: Api cemburu melambangkan intensitas dan gairah cinta yang tak terpadamkan. Cinta ini bukan hanya perasaan kasih sayang, tetapi juga rasa posesif dan keinginan untuk selalu dekat dengan orang yang dicintai.
    * Cinta tak tertahankan: Cinta yang begitu kuat ini tak dapat dihalangi oleh apapun, bahkan air bah sekalipun. Hal ini menunjukkan bahwa cinta sejati mampu mengatasi segala rintangan dan hambatan.
  2. Keunikan dan Keistimewaan Cinta:
    * Cinta bagaikan cap meterai di hati: Cinta yang sejati meninggalkan jejak yang mendalam di hati dan tak mudah terlupakan. Hal ini menunjukkan bahwa cinta bukan hanya perasaan sesaat, tetapi komitmen dan ikatan yang abadi.
    * Cinta berharga dan tak ternilai: Cinta digambarkan sebagai sesuatu yang tak ternilai harganya, bahkan melebihi harta benda yang paling berharga sekalipun. Hal ini menunjukkan bahwa cinta adalah hal yang paling penting dalam hidup manusia.
  3. Kesetiaan dan Keabadian Cinta:
    * Cinta tak lekang oleh waktu: Cinta yang sejati tak akan pudar atau berubah seiring berjalannya waktu. Hal ini menunjukkan bahwa cinta sejati mampu bertahan dalam berbagai situasi dan kondisi.
    * Cinta tak terpisahkan: Cinta yang diikat dengan komitmen dan kesetiaan tak dapat dipisahkan oleh apapun, bahkan oleh kematian sekalipun. Hal ini menunjukkan bahwa cinta sejati akan abadi selamanya.
Kisah yang mengambarkan kekuatan cinta, yang membuahkan kesetiaan dan pengorbanan, kemampuan melewati tantangan dan rintangan serta mempererat relasi sesama. Kekuatan cinta, misalnya:
  • Rut dan Naomi (Rut 1): Naomi, seorang wanita yang kehilangan suami dan kedua anaknya, hendak kembali ke kampung halamannya di Yehuda. Menantu perempuannya, Rut, meskipun berasal dari bangsa Moab yang berbeda, bersikeras untuk menemani Naomi. Rut rela meninggalkan tanah kelahirannya dan bangsanya demi cintanya kepada mertuanya dan kesetiaannya kepada Tuhan yang disembah Naomi.
  • Hosea dan Gomer (Hosea 1): Hosea, seorang nabi, diperintahkan Tuhan untuk menikahi Gomer, seorang perempuan sundal. Hosea tetap mengasihi Gomer meskipun berkali-kali Gomer berbuat zina. Kisah ini menggambarkan kasih Allah yang tak terputus kepada umat-Nya, walaupun umat-Nya sering berpaling kepada allah lain.
  • Daud dan Yonatan (1 Samuel 18): Daud dan Yonatan menjalin persahabatan yang sangat erat, digambarkan sebagai “melebihi kasih kepada perempuan” (1 Samuel 18:1). Yonatan rela mengesampingkan kepentingan pribadinya demi mendukung Daud menjadi raja Israel, meskipun hal itu berarti Yonatan sendiri tidak akan menjadi raja.
  • Yesus Kristus dan Gereja (Efesus 5:25): Alkitab menggambarkan hubungan antara Kristus dan gereja sebagai hubungan kasih antara suami dan istri. Kristus rela mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk menyelamatkan umat-Nya, sebuah tindakan yang menunjukkan betapa kuatnya kasih-Nya (Efesus 5:25).
Kisah yang menggambarkan keunikan dan keistimewaan cinta sehingga melampaui batasan sosial, budaya, dan kesalahan serta diberikan secara cuma-cuma dan tanpa syarat dan rela berkorban dan menerima apa adanya, misalnya:
  • Rut dan Boas (Kitab Rut): Kisah Rut dan Boas menggambarkan keunikan cinta yang melampaui batas sosial dan budaya. Rut, seorang wanita Moab yang miskin, dicari Boas, seorang pria Israel yang kaya dan terpandang, untuk menjadi istrinya. Pernikahan mereka melanggar tradisi pada saat itu, namun cinta mereka tulus dan didasari oleh iman yang sama kepada Tuhan.
  • Daud dan Mikhal (1 Samuel 18 dan 2 Samuel 3): Meskipun awal kisah cinta mereka digambarkan sebagai transaksi (dengan mahar berupa 100 preputium orang Filistin), hubungan Daud dan Mikhal menunjukkan keunikan cinta yang bertahan meskipun menghadapi banyak tantangan. Mikhal rela membantu Daud lolos dari kejaran Saul, ayahnya sendiri, dan cintanya kepada Daud tetap teguh meski Daud akhirnya menikah dengan perempuan lain.
  • Perumpamaan tentang Anak yang Hilang (Lukas 15:11-32): Perumpamaan ini menggambarkan keunikan cinta Bapa yang mengasihi anak-anak-Nya tanpa membeda-bedakan. Sang Bapa rela menerima kembali anak yang hilang dengan sukacita, meskipun sang anak telah berbuat salah dan meninggalkan rumah. Cinta Bapa digambarkan sebagai istimewa karena kasihnya yang tak terbatas dan rela mengampuni.
Kisah yang mengambarkan kesetiaan dan keabadian cinta dalam Alkitab selain dari kisah Hosea dan Gomer atau Rut dan Naomi, hal yang menarik lainnya, misal:
  • Yakub dan Rahel: Yakub jatuh cinta pada Rahel dan bekerja selama 7 tahun untuk Laban, ayah Rahel, demi mendapatkannya. Ketika Laban menipunya dan memberikan Lea terlebih dahulu, Yakub tetap setia dan bekerja 7 tahun lagi untuk mendapatkan Rahel. Kesetiaan Yakub menunjukkan kekuatan cintanya kepada Rahel.
  • Abraham dan Sarah: Abraham dan Sarah menikah dan Sarah tidak dapat memiliki anak. Meskipun demikian, Abraham tetap setia kepada Sarah dan percaya janji Tuhan bahwa mereka akan memiliki keturunan. Kesetiaan Abraham menunjukkan imannya kepada Tuhan dan cintanya kepada Sarah.
  • Yesus dan Gereja: Alkitab menggambarkan hubungan antara Kristus dan gereja sebagai hubungan kasih antara suami dan istri. Kristus rela mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk menyelamatkan umat-Nya, sebuah tindakan yang menunjukkan betapa kuatnya kasih-Nya. Cinta Kristus kepada gereja digambarkan sebagai abadi dan tak terputus.
Matthew Henry menyatakan bahwa teks dalam ayat di atas melukiskan:
  • "Biarlah aku mendapat tempat di hatimu, layak memperoleh kasihmu." Inilah satu keinginan di atas segala-galanya dari mereka yang mengetahui betapa kebahagiaan mereka terikat di dalam kasih Kristus.
  • "Jangan biarkanku kehilangan tempat di dalam hatimu. Biarlah kasihmu selalu ada bagiku, layaknya surat perjanjian yang termeteraikan agar tidak dirampas. Jangan biarkan apa pun memisahkanku dari kasihmu atau, dengan menghentikan hubungan kita berdua, memutus diriku dari penghiburan kasihmu."
  • "Biarlah aku selalu dekat denganmu dan menjadi kesayanganmu, seperti meterai pada tangan kanan-Mu, tidak terpisah dari-Mu (Yeremia 22:24), terlukis di telapak tangan-Mu (Yesaya 49:16), dikasihi dengan kasih yang istimewa."
  • "Jadilah engkau imam agungku. Biarlah namaku tertulis di tutup dadamu, dekat dengan hatimu, layaknya nama semua suku yang diukirkan seperti meterai pada tiap-tiap permata dari dua belas permata pada tutup dada Harun, dan juga pada kedua permata pada kedua tutup bahu baju efod" (Keluaran 28:11-12, 21).
  • "Biarlah kekuatanmu dikerahkan untukku, sebagai bukti kasihmu kepadaku. Biarlah aku tidak hanya menjadi meterai pada hatimu, tetapi meterai pada lenganmu. Biarlah aku selalu kau angkat pada lenganmu karena aku terhibur karenanya." Beberapa orang memahami perkataan ini sebagai permintaan Kristus kepada mempelai-Nya untuk selalu mengingat-Nya dan akan kasih-Nya kepadanya. Akan tetapi, bila kita mendambakan dan mengharapkan agar Kristus menempatkan kita seperti meterai pada hati-Nya, tentu kita juga harus menempatkan-Nya seperti meterai pada hati kita.
Kidung Agung adalah kitab puisi yang menggunakan bahasa simbolis dan metafora. Bila mengambil interpretasi antara Yesus dengan orang yang percaya yang menjadi sasaran dicintai-Nya, maka dapat berarti:
  1. Kekuatan Kasih Yesus:
    * "Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu..." (8:6): Yesus ingin menjadi pusat perhatian dan kasih umat-Nya. Dia ingin agar kasih-Nya selalu diingat dan diutamakan dalam hidup mereka.
    * "...karena cinta kuat seperti maut..." (8:6): Kasih Yesus begitu kuat dan tak tergoyahkan, bahkan lebih kuat dari kematian. Kasih ini mampu mengalahkan dosa, maut, dan segala rintangan.
    * "...kegairahan gigih seperti dunia orang mati..." (8:6): Kasih Yesus penuh gairah dan tak terpadamkan. Kasih ini selalu membara dan tak pernah pudar, bahkan dalam masa-masa sulit.
  2. Keunikan dan Keistimewaan Kasih Yesus:
    * "...nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!" (8:6): Kasih Yesus bagaikan api yang kudus dan murni. Api ini menerangi kehidupan umat-Nya dan membawa kehangatan serta sukacita.
    * "...tidak ada air yang dapat memadamkannya..." (8:7): Kasih Yesus tak dapat dipadamkan oleh rintangan atau kesusahan. Kasih ini selalu ada dan tak pernah meninggalkan umat-Nya.
    * "...tidak ada harta benda yang dapat menukarnya..." (8:7): Kasih Yesus jauh lebih berharga daripada harta benda duniawi. Kasih ini tak ternilai dan tak dapat ditukar dengan apapun.
  3. Kesetiaan dan Keabadian Kasih Yesus:
    * "...kematian pun tidak dapat memisahkannya..." (8:7): Kasih Yesus tak lekang oleh kematian. Bahkan setelah kematian, kasih Yesus tetap bersama umat-Nya dan memberikan mereka pengharapan.
    * "...semua kekayaan tidak dapat membelinya..." (8:7): Kasih Yesus tak dapat dibeli dengan uang atau kekayaan. Kasih ini diberikan secara cuma-cuma kepada semua orang yang percaya kepada-Nya.
Harapan cinta dari mempelai wanita kepada mempelai pria yang diungkapkan dalam Kidung Agung memberikan gambaran tentang kasih yang luar biasa, kuat, unik dalam kesetiaan dan keabadian. Bila melihat dari sudut pandang hubungan Yesus dengan umat-Nya yang dikasihi-Nya maka kasih Yesus harus disyukuri dan dibalas dengan iman, kesetiaan, dan ketaatan kepada-Nya.



Tulisan lainnya:
Puncak Kasih Standar Ilahi
Menjadi Mempelai Kristus
Pacaran Raja Salomo Dengan Gadis Sulam
Meminimalkan Risiko Selingkuh
TUHAN Itu Mempelai Pria
Hati Melekat Kepada TUHAN


×
Berita Terbaru Update