-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Alkitab

Senin, 29 April 2024 | April 29, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-29T11:25:02Z
Istilah kekerasan dalam rumah tangga tidak secara eksplisit ditemukan dalam Alkitab tetapi sejumlah kasus dapat diinterpretasikan sebagai kekerasan dalam keluarga, contoh yang terkenal terjadi di keluarga Raja Daud. Alkitab mencatat Daud berzina dengan Batsyeba, istri Uria seorang prajurit handal yang membela Daud. Daud yang melakukan zina sehingga Batsyeba hamil lalu merencanakan skenario agar Uria tewas di medan perang agar dapat menikah dengan Batsyeba. Alkitab menulis bahwa akibat tindakan daud maka kekerasan menjadi bagian dari keluarga Daud. Lihat 2 Samuel 12:9-10 "Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu."

Kekerasan dalam rumah tangga di keluarga Daud berlanjut, contoh:
  • Amnon dan Tamar dalam 2 Samuel 13 yang menulis bahwa Amnon, putra Daud, memperkosa adiknya Tamar. Tindakan ini merupakan pelanggaran serius terhadap norma-norma moral dan sosial Israel kuno, dan dapat dikategorikan sebagai kekerasan seksual dalam keluarga. Lalu Absalom menyimpan dendam kerhadap Amnon, kemudian membunuh Amnon sebagai balas dendam atas pemerkosaan tersebut. Tindakan Absalom, meskipun didorong oleh keinginan untuk melindungi Tamar, juga merupakan bentuk kekerasan dalam keluarga.
  • Absalom dan Daud dalam kisah di 2 Samuel 15-18 dimana Absalom memimpin pemberontakan melawan ayahnya, Raja Daud. Pemberontakan ini melibatkan pertumpahan darah dan ultimately mengarah pada kematian Absalom sendiri. Dinamika antara Absalom dan Daud mencerminkan kompleksitas hubungan ayah-anak yang penuh dengan ketegangan, ambisi, dan perebutan kekuasaan.
    • Jauh sebelum hadirnya keluarga Daud yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga di Alkitab, tercatat kisah lain sejak zaman purba, seperti:
      • Hawa dan Adam: Dalam Kejadian 3:16, Tuhan mengutuk Hawa karena perannya dalam kejatuhan manusia. Ada yang menafsirkan kutukan ini sebagai bentuk kekerasan emosional dan kontrol.
      • Sarah dan Hagar: Dalam Kejadian 16, Sarah, istri Abraham, menindas Hagar, budaknya, karena Hagar memandang rendah Sara sehingga Sarah meluap emosi hingga Hagar ditindas sebelum diusir dari kemah Abraham.
      Kekerasan dalam keluarga Daud sesuatu yang menonjol dalam catatan di Alkitab karena bersifat sangat kompleks. Daud sering digambarkan sebagai seorang raja yang saleh dan bijaksana, beberapa peristiwa dalam keluarganya diwarnai dengan kekerasan dan pertumpahan darah. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan dalam keluarga Daud antara lain:
      1. Budaya Patriarki yang kuat dalam masyarakat Israel saat itu, di mana laki-laki memiliki kekuasaan dan otoritas atas perempuan dan anak-anak. Hal ini dapat memicu rasa iri, perebutan kekuasaan, dan konflik dalam keluarga. Beberapa alasan bahwa budaya patriarki dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga:
        • Ketidaksetaraan Gender sebab menempatkan laki-laki dalam posisi superior dan perempuan dalam posisi subordinat. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan dan kontrol dalam rumah tangga, di mana laki-laki dianggap berhak untuk mendominasi dan mengendalikan perempuan.
        • Norma dan Tradisi yang membenarkan kekerasan terhadap perempuan. Misalnya, anggapan bahwa perempuan harus patuh kepada suami, atau bahwa laki-laki berhak untuk mendisiplinkan istri dan anak-anak dengan cara fisik.
        • Objektifikasi Perempuan dengan memandang perempuan sebagai objek yang dapat dimiliki dan dikendalikan oleh laki-laki. Hal ini dapat memicu tindakan kekerasan terhadap perempuan, seperti pelecehan seksual, eksploitasi, dan perbudakan.
        • Kepemilikan Perempuan sebab perempuan sering kali dipandang sebagai milik laki-laki, seperti istri, anak perempuan, atau saudara perempuan. Hal ini dapat memicu rasa posesif dan kontrol yang berlebihan pada laki-laki, dan berujung pada tindakan kekerasan jika perempuan mencoba keluar dari kontrol tersebut.
        • Budaya Kemachoan di mana laki-laki didorong untuk menunjukkan kekuatan dan dominasi mereka. Hal ini dapat memicu perilaku agresif dan kekerasan, baik di dalam maupun di luar rumah.
      2. Persaingan Antar Saudara sebab Daud memiliki banyak saudara laki-laki dan perempuan, dan beberapa di antaranya memiliki ambisi untuk menjadi raja. Persaingan antar saudara ini dapat memicu permusuhan, perebutan tahta, dan bahkan pembunuhan. Beberapa faktor yang mendasari timbulnya kekerasan di keluarga:
        • Ketidakadilan yang Dirasakan karena merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tua mereka, baik secara nyata maupun yang dirasakan. Hal ini dapat memicu kecemburuan, dendam, dan keinginan untuk menyakiti saudara yang dianggap lebih disukai atau lebih sukses.
        • Perebutan Sumber Daya yang terbatas, seperti perhatian orang tua, kasih sayang, harta warisan, atau peluang dalam hidup. Hal ini dapat memicu konflik dan bahkan kekerasan jika mereka merasa tidak mendapatkan bagian yang adil.
        • Perbedaan Kepribadian dan cara pandang yang berbeda tentang dunia. Hal ini dapat menyebabkan perselisihan dan pertengkaran yang dapat meningkat menjadi kekerasan jika tidak dikelola dengan baik.
        • Trauma Masa Lalu seperti pelecehan, pengabaian, atau kehilangan orang tua, dapat memengaruhi cara saudara kandung berinteraksi satu sama lain. Trauma ini dapat membuat mereka lebih mudah marah, agresif, dan rentan terhadap kekerasan.
        • Gangguan Kesehatan Mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan kepribadian, mungkin lebih rentan untuk terlibat dalam perilaku kekerasan. Gangguan ini dapat memengaruhi cara mereka mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain.
      3. Ketidaksetiaan dan Perzinahan dalam keluarga Daud. Hal ini dapat merusak hubungan keluarga, memicu kecemburuan, dan berujung pada tindakan kekerasan. Beberapa alasannya bahwa ketidaksetiaan dan berzinah memicu kekerasan:
        • Ketidaksetiaan dan perzinahan dapat menyebabkan rasa kecewa, dikhianati, dan terluka yang mendalam bagi korban. Hal ini dapat memicu kemarahan, dendam, dan keinginan untuk menyakiti pasangan yang telah mengkhianati mereka.
        • Ketidaksetiaan dan perzinahan dapat merusak kepercayaan sebagai dasar hubungan yang sehat, dan hal ini dapat memicu rasa tidak aman, cemas, dan depresi pada korban.
        • Ketidaksetiaan dan perzinahan dapat memicu perebutan hak asuh anak. Hal ini dapat menjadi sumber stres dan konflik yang besar bagi semua pihak yang terlibat, dan dapat meningkatkan risiko KDRT.
        • Norma dan Nilai Sosial di sejumlah kalangan masyarakat, ketidaksetiaan dan perzinahan dianggap sebagai dosa besar yang dapat membuat korban merasa malu, dikucilkan, dan dihakimi oleh masyarakat, yang dapat memperburuk kondisi emosional mereka dan meningkatkan risiko KDRT.
        • Ketidaksetiaan dan perzinahan dapat memicu atau memperburuk gangguan kesehatan mental pada korban, seperti depresi, kecemasan, dan post-traumatic stress disorder (PTSD). Hal ini dapat membuat mereka lebih mudah marah, agresif, dan rentan terhadap KDRT.
      4. Politik dan Kekuasaan dimana Daud hidup di masa yang penuh gejolak politik dan perebutan kekuasaan. Hal ini dapat memengaruhi dinamika keluarga Daud, di mana politik dan ambisi pribadi dapat memicu konflik dan kekerasan. Beberapa alasannya timbul kekerasan sebab politik dan kekuasaan:
        • Daud memiliki banyak saudara dan anak laki-laki dan perempuan, dan beberapa di antaranya memiliki ambisi untuk menjadi raja. Persaingan antar saudara ini dapat memicu permusuhan, perebutan tahta, dan bahkan pembunuhan. Contohnya, Absalom, putra Daud, memberontak dan mencoba merebut tahta dari ayahnya.
        • Daud hidup di masa yang penuh gejolak politik dan perebutan kekuasaan di mana politik dan ambisi pribadi dapat memicu konflik dan kekerasan. Contohnya, Daud harus menghadapi perlawanan dari berbagai pihak termasuk dari beberapa jenderal dalam pasukannya sendiri.
        • Ketidaksetiaan dan Pengkhianatan dan pelanggaran moral yang merusak hubungan keluarga, memicu kecemburuan, dan berujung pada tindakan kekerasan. Contohnya, Amnon, putra Daud, memperkosa Tamar, saudara perempuannya.
        • Manipulasi dan Kelicikan untuk mencapai tujuan politik mereka. Hal ini dapat memicu rasa permusuhan, dendam, dan keinginan untuk membalas dendam. Contohnya, Ahitofel, penasihat Daud, berkhianat dan bergabung dengan Absalom dalam pemberontakannya.
        • Budaya Patriarki dimana Daud mengambil banyak istri dan selir, yang dapat menimbulkan kecemburuan dan perselisihan di antara mereka.
      5. Sifat Manusia yang Berdosa termasuk Daud dan keluarganya. Daud dan keluarganya pun memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa dan melakukan kesalahan. Hal ini dapat memicu kemarahan, dendam, dan tindakan kekerasan.
      Disamping ada kisah kekerasan dalam rumah tangga, Alkitab memuat banyak contoh tentang bagaimana pernikahan seharusnya dijalani dengan hormat dan kasih. Misal:
      • Rut dan Boas dimana Rut, seorang janda Moab, menunjukkan kesetiaan dan kasih kepada mertuanya, Naomi, dan akhirnya menikah dengan Boas, seorang kerabat kaya.
      • Akwila dan Priskila: Dalam Kisah Para Rasul 18, Akwila dan Priskila adalah pasangan suami istri yang bekerja sama dalam pelayanan mereka kepada Tuhan dan membantu Rasul Paulus.
      Alkitab tidak memberikan jawaban yang mudah untuk pertanyaan tentang kekerasan dalam rumah tangga. Alkitab hanya menawarkan solusi sederhana yaitu pernikahan monogami antara seorang wanita menjadi istri dan seorang pria menjadi suami sehingga menjadi satu daging dengan ketentuan sederhana, yaitu istri-istri tunduklah kepada suamimu, dan suami-suami kasihilah istrimu dan jangan berlaku kasar lalu anak-anak taatilah orang tuamu dan bapa-bapa jangan sakiti anakmu supaya jangan tawar hati. (Kolose 3:18-21)



      Tulisan lainnya:
      Masalah Yang Mengikat Keluarga
      Keadilan Dalam Mendidik Dan Membesarkan Anak
      Suami Istri Yang Kesepian
      Meminimalkan Risiko Selingkuh
      Catatan Alkitab Komunikasi Keluarga
      Struktur Keluarga Yang Sehat


×
Berita Terbaru Update