Yesus hidup saat Bangsa Israel sedang menantikan kedatangan Mesias. Kondisi Israel yang sedang di bawah penindasan Bangsa Roma, wajar menantikan pengenapan janji Allah terhadap bangsa Israel, yakni Mesias.
Kewajaran penantian orang Israel disebabkan pengajar-pengajar hukum Taurat waktu itu mengajarkan kepada umat Israel waktu itu antara lain:
- Mesias adalah orang yang dipilih Allah,
- Ditetapkan untuk mengenapi suatu tujuan penyelamatan bagi umat-Nya dan
- Menghukum musuh-musuh-Nya dan
- KepadaNya diberikan kuasa memerintah bangsa-bangsa dan dalam semua tindakannya, yang sesungguhnya bertindak adalah Allah sendiri.
- Membebaskan Bangsa Yahudi dari penjajahan (romawi).
- Mengumpulkan kembali bangsa Israel dari segala penjuru bumi.
- Memimpin pada penyembahan pada Tuhan Allah yang benar.
- Membawa era perdamaian.
- Mendirikan kembali negara Israel.
- Lebih besar dari Musa sebagai pembebas dari perbudakan.
- Lebih besar dari Daud sebagai raja yang besar.
- Lebih besar dari Harun sebagai imam besar dan
- Lebih besar dari Elia sebagai seorang nabi yang luar biasa.
- Dilahirkan di Yudea.
- Dibesarkan dan mengecap pendidikan di Yerusalem
- Mempelajari berbagai macam hikmat yang diakui secara sah.
- Hidup ditengah-tengah budaya modern
- Hidup dalam keagamaan sejati.
- Ketenangan / kesentosaan.
- Manusia / orang yang suka damai.
- Pembawa damai / perdamaian.
- Umat Israel banyak sekali mendengarkan pengajaran tentang hadirnya sang Mesias.
- Andreas murid pertama Yesus, sudah memperkenalkan kepada orang sekitarnya, seperti Petrus, bahwa Yesus adalah Mesias. (Yohanes 1:41)
- Wanita Samaria akhirnya bersukacita karena mengenal Yesus sebagai Mesias karena Yesus memberitahukan kebenaran dan meminpin kepada penyembahan yang benar kepada Allah. (Yoh 4:25)
- Dalam Yohanes 6:15, banyak orang yang hendak menjadikan Yesus sebagai Raja.
Yesus Mesias mengetahui dengan jelas kerajaan-Nya berbeda dengan konsep yang berkembang dalam pengajaran ahli-ahli Taurat pada masa-Nya.
Disamping sejumlah orang percaya bahwa Yesus Mesias, ada pula yang meragukan kemesiasan Yesus.
Hal itu dapat ditemukan menjadi tiga masalah utama.
- Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!" (Yohanes 7:41)
- Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesia, akan dikucilkan. (Yohanes 9:22)
- Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? ... (Yoh 12:34)
- Pertama. Permasalahan tersebut adalah lingkungan Yesus yang dikelilingi para murid yang berasal dari Galilea sehingga menambah kesankan adalah Yesus orang Galilea dan atau Nazaret.
- Kedua. Gerakan para pemimpin orang Yahudi yang mengucilkan siapapun yang menyakini bahwa Yesus adalah Mesias.
- Ketiga. Pengajaran Yesus yang berbeda dengan pengajaran pemimpin agama Yahudi yang telah menjadi tradisi, bahwa Mesias tidak akan mati sedangkan Yesus mengatakan bahwa Mesias akan ditinggikan seperti Musa meninggikan ular. (Yohanes 3:14) yang sudah cukup bagi orang Israel waktu itu, bahwa itu adalah hukuman penyaliban.
Permasalah yang sulit sebenarnya terletak kepada memahami dan meyakini pengajaran Yesus tentang Mesias harus ditinggikan.
Bila mereka serius menanyakan tempat kelahiran Yesus, mereka dapat menemui langsung Maria atau Yusuf sehingga mendapatkan penjelasan yang sebenarnya. Menanyakan kepada orang yang tidak mengetahui tetapi berlagak tahu akan menyesatkan.
Yesus Sang Mesias tidak mempermasalahkan perdebatan tentang diri-Nya apakah Ia seorang Mesias atau tidak sebab apapun penjelasannya tetap menimbulkan pertentangan mengenai Mesias harus ditinggikan (disalibkan).
Ketidaksempurnaan dalam menafsirkan kehidupan Mesias yang harus mengalami penderitaan terlebih dahulu kemudian bangkit dan hidup selama-lamanya adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dihindarkan.
Ketidaksempurnaan pengajaran para ahli Taurat mengakibatkan perbedaan pendapat yang ikut mendorong tindakan mereka atas nama kebenaran Taurat menjatuhkan hukuman mati kepada Mesias dan mengenapi hukum Taurat bahwa Mesias akan menderita bahkan mati tetapi tetap hidup selama-lamanya sebab Mesias menang atas maut.
Di salib segala sesuatu diwujudkan. Di salib Yesus membawa damai. Dia mengampuni mereka yang menyalibkan. Dia walaupun mengalami penderita amat sangat tetap membawa "SYILOH" atau damai. Hal ini sulit dilakukan kecuali bila Ia benar-benar Mesias.
Penyaliban mengakibatkan tairai bait suci terbelah sehingga membawa umat-Nya dapat menghampiri tahta kudus Allah, sebab Ia adalah Mesias, Imam Besar Agung yang memperdamaikan manusia dengan Allah dengan sempurna.
Aneka nubuatan Mesias seperti yang tercatat dalam kitab Nabi Yesaya 53, MAzmur dll yang mengisahkan penderitaan Mesias sulit dipahami secara akal oleh para pemimpin agama Yahudi menyebabkan hal-hal tersebut tidak diajarkan kepada umat tetapi digenapi oleh Yesus Mesias Sejati. Tetapi semua yang tercantum disini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Yohanes 20:31
Yesus adalah Mesias tetapi permasalahnya adalah terletak kepada percaya.
Percaya (pisteuo) memuat tiga unsur mendasar. Unsur itu :
- Keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah dan satu-satunya Juruselamat umat manusia.
- Persekutuan dan ketaatan kepada Kristus
- Kepercayaan penuh di dalam Kristus bahwa Ia mampu dan bersedia menuntun hingga kehidupan kekal.
Janji-Nya dalam Injil Percaya pada-Nya maka selamat !
- Tulisan lainnya:
- YHWH Berinkarnasi Menjadi Yesus
- Makna Percaya Yesus Berdasarkan Injil Yohanes
- Mujizat Dan Tanda Yunus
- Ragam Nilai Tentang Mesias
- Hamba TUHAN Yang Menderita
- Manajemen Waktu Saat Yesus Menjadi Mesias