-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Menjadi Utusan Injil

Rabu, 27 Mei 2020 | Mei 27, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-20T20:10:00Z

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 1 Petrus 2:9

Teks di atas ditujukan kepada orang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat di berbagai tempat. Mereka adalah yang terpilih oleh Allah, imamat rajani, bangsa yang kudus sehingga dapat memberitakan perbuatan besar dari TUHAN. Tuhan telah mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada terang yang ajaib. Kehidupan mereka yang menerima kebaikan, keadilan dan kebenaran TUHAN dalam diri Yesus menjadi modal dasar untuk bersaksi dan menjadi utusan Injil bagi orang disekitar mereka.

Tidak semua orang Kristen menjadi utusan Injil seperti Petrus dan atau Paulus yang berkeliling memberitakan Injil sambil berkhotbah dan melakukan mujizat. Petrus dan Paulus melakukan amanat agung yaitu: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Banyak orang percaya tidak pergi lintas daerah, wilayah, negara bahkan benua untuk memberitakan Injil tetapi setiap orang percaya memiliki keyakinan terhadap Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; Keyakinan terhadap Yesus yang mengenapi isi Kitab Suci itu yang dapat diceritakan untuk kenalan mereka di tempat perjumpaan pada saat yang dianggap tepat tanpa perlu seperti Petrus yang hidup dari memberitakan Injil. Urusan mereka percaya atau tidak terhadap berita Injil adalah bersifat pribadi. Tugas orang percaya hanya memberitakan saja bukan memaksa menerima berita tersebut.

Pemberita Injil yang diutus secara khusus menjadi utusan Injil adalah pribadi yang menjadikan Yesus sebagai model dalam hidupnya. Alkitab mencatat dalam Kisah Para Rasul 10:38 ⇢ yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.

Memberitakan Injil menjadi utusan-Nya suatu kewajiban yang diperintahkan. ( Lukas 19:40 ⇢ -Nya: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak. ) TUHAN menghendaki manusia yang telah percaya terlibat dalam kegiatan mengutus penginjil untuk mengenapi nats seperti air menutupi lautan.

Dasar dari tindakan melakukan penginjilan dan jadi utusan Injil adalah kasih Kristus dan pengertian bahwa Yesus telah mati untuk semua orang. (2 Korintus 5:14,15 ⇢ kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.) Tanpa kasih menjadi tiada berarti segala perbuatan kita.

Menjadi utusan-Nya terbuka bagi siapa saja sekalipun dianggap lemah dan tidak terpandang seseorang. Bagi TUHAN semua orang dapat dipilih-Nya (1 Korintus 1:27 ⇢ apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,) Tuhan memilih maka DIA yang akan melengkapi orang tersebut.

Melayani TUHAN sebagai hamba-Nya harus dilakukan dengan tanggung jawab sebagai pengurus yang baik sesuai dengan karunia yang diberikan TUHAN. (1 Petrus 4:10,11 ⇢ Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.) Karunia yang diberikan untuk melengkapi pelayanan tubuh Kristus haruslah dipakai sebab itu ada dalam perencanaan-Nya.

Dalam melakukan pelayanan sebagai utusan Injil haruslah memperhatikan juga keadaan keluarga sendiri agar semuanya selamat masuk dalam kemuliaan surga. Suami-istri dan anak-anak perlu dibawa dalam pergumulan. Misal ⇋  Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan menyelamatkan isterimu? 1 Korintus 7:16

Pelayanan kesaksian bukan hanya sebatas di lingkungan keluarga saja tetapi juga kepada masyarakat luas. Ajaran Yesus bercahaya di depan orang banyak. Memberitakan tidak cuma secara verbal / perkataan semata tetapi juga diikuti dengan perbuatan (Matius 5:16 ⇢ Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.")

Dalam memberitakan injil sama seperti melakukan pelayanan lainnya seperti pelayanan kasih, pertama tama haruslah memberikan diri kita kepada Tuhan. Dengan menyerahkan hidup ini kepada TUHAN maka baru Tuhan memakai menurut-Nya sesuai perencanaan-Nya. Tidak ada yang lebih baik dibanding mempersembahkan diri kita. Apa pun yang kita pakai atau serahkan untuk Allah, itu hanya berarti memberikan kepada-Nya kepunyaan-Nya sendiri. (2 Korintus 8:5 ⇢ Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.)

Seorang utusan Tuhan hendaklah menceritakan apa yang benar terjadi dan juga yang dialami tentang perbuatan Tuhan terhadap dirinya. Jika kita milikNya maka Dia akan memelihara kepunyaan-Nya. (Mazmur 66:16 ⇢ Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku.)

Seorang pemberita utusan Injil haruslah ia murid Yesus dimana murid sejati bersedia meninggalkan segala sesuatu karena Kristus dan mengasihi sebegitu rupa lebih daripada nyawa kita sendiri, sampai bersedia hidup sengsara di bawah kekejaman, bahkan sampai nyawa diambil melalui kematian yang keji, daripada harus menghina Kristus atau meninggalkan kebenaran-Nya dan jalan-jalan-Nya. Apabila penderitaan dan penganiayaan datang karena firman, maka ujian yang utama adalah, siapakah yang lebih kita kasihi, Kristus atau sanak saudara dan nyawa kita. Namun demikian, bahkan dalam masa-masa tenang pun ujian ini terkadang datang juga. Orang yang menolak melayani Kristus dan tidak mau memanfaatkan kesempatan untuk mengenal-Nya, serta malu untuk mengakui-Nya karena takut menyinggung perasaan saudara atau teman, atau kehilangan pelanggan, menunjukkan tanda-tanda bahwa ia lebih mengasihi mereka daripada Kristus.

Utusan Injil mendapat sorotan dari masyarakat sehingga mengharuskan jadi teladan bagi lingkungannya dan hidup suci, tidak boleh berbuat yang tidak kudus meskipun semua orang percaya juga diharapkan juga demikian. (1 Petrus 2:12 ⇢ Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.)

Sebagai utusan TUHAN dalam memberitakan Injil, maka seharusnya dapat memperdengarkan suaranya dengan berani hingga dihadapan raja-raja. Banyak hamba TUHAN dalam Alkitab yang dengan berani memberitakan kebenaran sekalipun nyawa sebagai taruhannya. (Mazmur 119:46 ⇢ Aku hendak berbicara tentang peringatan-peringatan-Mu di hadapan raja-raja, dan aku tidak akan mendapat malu.)

Terkadang dalam mengiring Yesus diminta oleh-Nya untuk menjual dan membagi-bagikan kepemilikan kita, seperti Barnabas yang menjual ladangnya lalu menjadi pemimpin jemaat di Antiokhia kemudian menjadi misionaris bersama Paulus. (Lukas 18:22 ⇢ Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.")

Menjadi utusan Injil maka kita dapat mengajak orang lain menerima Injil, meneguhkan iman dan atau menasihati serta menegur orang lain dengan membawa dalam doa syafaat dengan memperhatikan hak kebebasan yang diberikan TUHAN kepada manusia. Jika merasa karunia yang diberikan TUHAN terbatas maka dapat membantu sesuai kemampuan pekerjaan utusan Injil dan hamba-hamba Tuhan atau hal positif lainnya

Kita mungkin tidak seperti Petrus dan atau Paulus tetapi Paulus memuji jemaat di Korintus bahwa mereka dapat melakukan menurut ukuran yang diberikan TUHAN. Kita semua terlibat dalam gerakan pengutusan Injil, misalnya mendoakan sesama kita melalui doa syafaat atau memberi pertolongan bagi yang membutuhkan atau hal lain sesuai karunia yang ada. (2 Korintus 8:3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.)

Dengan bantuan dan keterlibatan kita maka nyatalah bahwa kita menjadi orang bijaksana dengan segala keterbatasan seperti yang tercantum dalam kitab Daniel.

Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Daniel 12:3



Premium WordPress Apps

Tulisan lainnya:
Yesus Utusan Bapa
Utusan Amanat Agung
Dipanggil Untuk Diselamatkan
Tuhan Itu Juruselamat
11 Alasan Mengapa Firman Menjadi Manusia
Malaikat


×
Berita Terbaru Update