Rasul Yohanes dalam teks di atas berdoa agar Gayus, sahabatnya berada dalam kondisi baik-baik saja dalam segala hal selaras dengan jiwanya yang sehat sekalipun Gayus menghadapi Diotrefes yang ingin menjadi terkemuka dalam jemaat melalui sikap dan perkataan yang melenter melontarkan kata kata yang tidak pantas kepada Rasul Yohanes dan tim selain sikapnya yang mengucilkan orang orang yang tidak dinilai tidak mendukung Diotrefes menjadi terkemuka. Diotrefes diduga cemburu dan atau ingin merebut pengaruh jemaat sehingga Gayus termasuk Rasul Yohanes ingin disingkirkan
Kemungkinan adanya orang yang ingin merebut kekuasaan dan pengaruh dalam organisasi jemaat tubuh Kristus atau gereja cukup tinggi. Hal ini karena gereja adalah lembaga sosial yang besar dan memiliki banyak sumber daya. Sumber daya ini dapat menarik orang-orang yang ingin memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi. Sejumlah alasan tersebut diantaranya adalah:
- Untuk mendapatkan akses ke sumber daya gereja, seperti uang, properti, dan tenaga kerja.
- Untuk mempromosikan agenda pribadi atau kelompok mereka.
- Untuk mendapatkan kendali dan kekuasaan.
- Untuk memenuhi kebutuhan ego mereka.
Yohanes tahu bahwa Gayus adalah orang yang takut akan Tuhan dan hidup dalam kebenaran, dan dia ingin Gayus mengalami semua berkat yang Allah sediakan baginya meski terjadi masalah dan konflik dalam jemaat yang dipimpinnya. Jiwa yang sehat adalah jiwa yang damai dengan Tuhan, diri sendiri, dan orang lain. Jiwa yang sehat adalah jiwa yang bebas dari rasa takut, kecemasan, dan depresi. Jiwa yang sehat adalah jiwa yang penuh dengan sukacita, damai sejahtera, dan kasih di tengah masalah dan konflik yang dihadapi.
Dalam masalah yang menguncang jemaat, Rasul Yohanes mengusung dua hal yang penting untuk Gayus. Hal itu adalah jiwa yang sehat dan kemakmuran jiwa. Konsep pemahaman yaitu:
- Jiwa yang sehat hal ini mengacu pada kesehatan mental dan emosional seseorang. Ini melibatkan keseimbangan yang baik antara pikiran, perasaan, dan perilaku. Jiwa yang sehat ditandai dengan adanya ketenangan, kebahagiaan, dan kepuasan dalam hidup. Seseorang dengan jiwa yang sehat mampu mengelola stres, mengatasi tantangan, dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan jiwa juga melibatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara sehat, memiliki harga diri yang baik, dan memiliki persepsi yang realistis tentang diri sendiri dan dunia sekitar.
- Kemakmuran jiwa dimana hal ini mengacu pada keadaan kemakmuran dalam jiwa seseorang. Ini melibatkan kekayaan spiritual, kepuasan batin, dan pertumbuhan pribadi. Makmur jiwa mencakup kepuasan dalam menjalani hidup, memiliki tujuan hidup yang jelas, dan merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri. Seseorang dengan jiwa yang makmur merasa bahagia, berdaya, dan memiliki rasa syukur dalam hidup. Mereka mampu menghargai keindahan dan makna dalam setiap momen.
- Menjaga dan mengelola stres, mengatasi tantangan, dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.
- Mencari dan melekat dengan Tuhan Yesus serta menjalankan hukum Roh yang mendatangkan kehidupan dan kesehatan
- Memiliki tujuan hidup yang jelas dan melakukan tindakan untuk mencapainya.
- Menghindari perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba, seks bebas, dan mabuk-mabukan.
- Melakukan hal-hal yang sehat seperti berolahraga, berpuasa, dan berdoa serta merenungkan Firman TUHAN.
- Beribadah disertai rasa puas.
- Menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain dan menghindari orang-orang toksik.
- Menghargai keindahan dan makna dalam setiap momen.
- Meningkatkan kesadaran diri dan memiliki persepsi yang realistis tentang diri sendiri dan dunia sekitar.
Rasul Yohanes mengetahui dalam diri Gayus terdapat jiwa yang sehat dan makmur sehingga hidupnya baik-baik saja. Hidup yang baik tidak datang dari luar ke dalam; tetapi datang dari dalam keluar ke manusia luar. Hal ini juga diungkapkan oleh Rasul Paulus dalam Filipi 4:11b "sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." Paulus dapat merasa puas dalam segala keadaan dalam mengerjakan prinsip dan nilai yang dipegang yaitu "melupakan apa yang dibelakang dan mengejar panggilan surgawi dari Allah dalam Yesus Kristus".
Rasul Yohanes tidak bergembira waktu mendengar seseorang mendapatkan rumah yang baru atau segala harta benda yang berharga melainkan turut bersukacita waktu "kebenaran" ada dalam orang orang sekelilingnya, diantaranya Gayus. Bila jiwanya sehat dan berkelimpahan maka ada kecenderungan materi dan kondisi fisik mengikutinya.
Jiwa yang sehat dan makmur adalah bentuk kehidupan yang melakukan ajaran Yesus Kristus, yaitu: Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian. (Lukas 12:22-23) Berdasarkan ajaran Yesus hal khawatir maka diduga Gayus bersikap benar terhadap Diotrefes yang ingin jadi terkemuka sehingga jiwanya tetap sehat dan makmur sebab jemaat adalah milik Kristus Yesus. Gayus ambil sikap untuk carilah Kerajaan-Nya, yang berdampak semuanya akan ditambahkan juga kepadamu.
Gayus tetap berada dalam kondisi jiwa yang sehat dan makmur adalah contoh teladan bagi kita sebab hal ini dihadapi setiap orang. Bagaimana menemukan keseimbangan antara kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual sesuatu yang dihadapi manusia sepanjang zaman. Ini adalah tantangan untuk tetap percaya dan beriman kepada TUHAN bahkan ketika kita menghadapi konflik dan hal-hal yang mustahil. Ini adalah tantangan untuk menjalani hidup dengan arti dan tujuan.
Kiranya doa Rasul Yohanes menjadi doa kita jika jiwa kita sehat dan makmur, yaitu segala sesuatu menjadi baik dan sehat selalu.
- Tulisan lainnya:
- Spiritualitas Kekristenan Dan Kesehatan
- Kebahagiaan Yang Sehat, Berkelanjutan Dan Kekal
- Sibling Rivalry Dalam Alkitab
- Pikiran Arena Awal Pertempuran
- Hidup Krisis Waktu Resesi
- Penyakit Dan Penyembuhnya Menurut Alkitab