-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kehidupan Yang Sombong Rohani

Rabu, 05 Juni 2024 | Juni 05, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-04T20:21:20Z
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Lukas 18:11-14

Tuhan Yesus mengungkapkan bahwa orang Farisi pada zaman itu memiliki kecenderungan merasa lebih unggul secara spiritual / rohani daripada orang lain seperti perampok, orang lalim, wanita pezinah dan pemungut cukai. Hal berbeda ditunjukkan oleh pemungut cukai yang meminta belas-kasihan dari TUHAN sebab dirinya adalah orang berdosa. Sikap orang Farisi menunjukkan dirinya melekat keangkuhan rohani / kesombongan rohani.

Selain orang Farisi yang merasa superioritas dan sombong atas orang lain karena merasa taat secara ritualistik tetapi oleh Yesus dinyatakan mengabaikan belas kasihan dan keadilan serta bersifat munafik, ada contoh lain yang menunjukkan keangkuhan rohani, misal:
  • Raja Nebukadnezar seorang Raja Babilonia ini menjadi sombong setelah menaklukkan banyak bangsa. Dia percaya bahwa kekuatan dan kebijaksanaannya sendirilah yang membuatnya sukses, dan dia tidak menghargai Tuhan. Tuhan menghukumnya dengan kegilaan dan penghinaan selama tujuh tahun (Daniel 4).
  • Orang Samaria dimana orang Samaria dan orang Yahudi memiliki sejarah permusuhan dan perselisihan. Orang Samaria sering dipandang rendah oleh orang Yahudi, yang menganggap diri mereka lebih religius dan benar. Yesus menantang prasangka ini dengan menceritakan kisah Orang Samaria yang Baik Hati, yang menunjukkan kebaikan dan belas kasihan kepada orang asing (Lukas 10:25-37).
  • Para Murid Yesus seperti sebelum penyaliban Yesus, para muridnya sering berdebat tentang siapa di antara mereka yang terbesar. Mereka terobsesi dengan status dan kekuasaan, dan tidak memahami sifat sejati kerajaan Allah. Yesus mengajar mereka dengan rendah hati dan pelayanan, dan menunjukkan bahwa kebesaran sejati datang melalui kerendahan hati dan pengorbanan diri (Matius 20:20-28).
Manisfestasi dari keangkuhan rohani tercermin dari sejumlah tindakan, seperti:
  • Merasa diri lebih benar secara moral daripada orang lain. Orang yang angkuh secara rohani mungkin percaya bahwa mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang benar dan salah daripada orang lain, dan mereka mungkin menghakimi atau mengkritik orang lain yang tidak setuju dengan mereka.
  • Mempercaya bahwa mereka memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan daripada orang lain. Orang yang angkuh secara rohani mungkin percaya bahwa doa mereka didengar lebih sering daripada doa orang lain, atau bahwa mereka telah menerima wahyu khusus dari Tuhan.
  • Merasa seolah-olah mereka di atas aturan. Orang yang angkuh secara rohani mungkin percaya bahwa mereka tidak tunduk pada aturan dan ekspektasi yang sama dengan orang lain, dan mereka mungkin terlibat dalam perilaku yang mereka anggap dapat diterima bagi orang lain.
  • Mencari pengakuan dan pujian dari orang lain. Orang yang angkuh secara rohani mungkin senang dihormati dan dikagumi oleh orang lain, dan mereka mungkin menggunakan agama mereka sebagai cara untuk meningkatkan ego mereka.
Keangkuhan rohani dapat menimbulkan masalah yang berbahaya karena dapat menyebabkan:
  • Memisahkan diri dari orang lain atau berkelompok secara tersendiri. Orang yang angkuh secara rohani mungkin sulit untuk bergaul dengan orang lain, karena mereka mungkin merasa bahwa mereka lebih baik daripada orang lain.
  • Kekakuan dan keengganan untuk berubah. Orang yang angkuh secara rohani mungkin tidak mau mempertimbangkan perspektif baru atau mengubah keyakinan mereka, bahkan ketika dihadapkan dengan bukti yang berlawanan.
  • Kekerasan dan penindasan. Dalam beberapa kasus, keangkuhan rohani dapat menyebabkan kekerasan dan penindasan, karena orang yang angkuh secara rohani mungkin percaya bahwa mereka berhak menyakiti orang lain yang tidak setuju dengan mereka.
  • Setiap orang berada pada tingkat perjalanan spiritual yang berbeda, dan tidak ada yang lebih baik dari orang lain.
Hidup dalam keangkuhan rohani dapat membawa berbagai dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitar. Berikut beberapa di antaranya:
  1. Dampak pada Diri Sendiri:
    * Memisahkan diri dari Tuhan: Keangkuhan rohani dapat membuat kita merasa seolah-olah kita sudah "sampai" dalam perjalanan spiritual kita, dan tidak perlu lagi mencari Tuhan. Hal ini dapat menjauhkan kita dari hubungan yang intim dengan Tuhan.
    * Kehilangan kasih karunia: Ketika kita merasa diri lebih baik daripada orang lain, kita menjadi tidak peka terhadap kasih karunia Tuhan. Kita mungkin mulai menghakimi orang lain dan merasa bahwa kita pantas mendapatkan perlakuan khusus dari Tuhan.
    * Kehilangan sukacita: Keangkuhan rohani dapat membuat hidup kita menjadi penuh dengan kepahitan dan kekecewaan. Kita mungkin selalu merasa tidak puas dengan apa yang kita miliki, dan iri dengan apa yang dimiliki orang lain.
    * Kehilangan kedamaian: Rasa superioritas yang salah dapat membuat kita mudah tersinggung dan marah. Kita mungkin selalu merasa perlu mempertahankan ego kita, dan ini dapat menyebabkan konflik dengan orang lain.
  2. Dampak pada Orang Lain:
    * Menyakiti orang lain: Orang yang angkuh secara rohani sering kali tidak peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain. Mereka mungkin mengatakan atau melakukan hal-hal yang menyakitkan tanpa menyadari dampaknya.
    * Membuat orang lain menjauh: Orang-orang secara alami akan menjauh dari orang yang angkuh dan sombong. Keangkuhan rohani menciptakan atmosfer yang tidak ramah dan tidak mengundang.
    * Merusak komunitas: Keangkuhan rohani dapat memecah belah komunitas dan merusak hubungan. Ketika orang merasa diri lebih baik daripada orang lain, mereka tidak mungkin bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
    * Menghalangi Injil: Ketika orang yang tidak percaya melihat orang Kristen yang angkuh dan sombong, mereka mungkin menjadi tidak tertarik dengan Injil. Keangkuhan rohani memberikan kesaksian yang buruk bagi iman Kristen.
Langkah awal yang perlu diperhatikan saat melangkah masuk ke hal-hal rohani agar tidak terjebak keangkuhan rohani:
  • Periksa motif Anda. Tanyakan pada diri Anda mengapa Anda tertarik dengan agama. Apakah Anda benar-benar mencari hubungan dengan Tuhan, atau apakah Anda hanya mencari cara untuk merasa lebih baik tentang diri sendiri?
  • Bersikaplah rendah hati. Ingatlah bahwa Anda tidak sempurna, dan Anda memiliki banyak hal untuk dipelajari tentang Tuhan dan dunia.
  • Berfokuslah untuk melayani orang lain. Salah satu cara terbaik untuk mengatasi keangkuhan rohani adalah dengan fokus untuk melayani orang lain. Ketika Anda fokus pada kebutuhan orang lain, Anda akan kurang cenderung fokus pada diri sendiri.
  • Bergaul dengan orang-orang yang menantang Anda sebab akan membantu Anda untuk tumbuh secara rohani dan menghindari menjadi terjebak dalam cara berpikir Anda sendiri.
  • Jika Anda berjuang dengan keangkuhan rohani, penting untuk mencari bantuan dari konselor atau pendeta tepercaya. Mereka dapat membantu Anda memahami akar dari keangkuhan Anda dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.
Bila tujuan keliru dalam memutuskan masuk memperdalam bidang kerohanian, seperti orang Farisi maka kita dapat melakukan juga seperti:
  • Menduduki jabatan rohani tetapi tidak menghidupi nilai dari makna rohani yang ditetapkan TUHAN. Yesus mengatakan dalam Matius 23:2-3: "Para ahli Taurat dan orang Farisi duduk di kursi Musa. Karena itu turuti dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka katakan kepada kamu, tetapi jangan lakukan seperti perbuatan mereka, karena mereka berkata dan tidak melakukan."
  • Memaksa Yesus harus selalu meminta tanda untuk membuktikan otoritas sebagai "Mesias" sesuai konsep pemikirannya sebab telah masuk dalam kesombongan dan keangkuhan rohani karena menganggap dirinya memiliki otoritas keagamaan yang lebih tinggi daripada Yesus. Kitab Injil menyatakan dalam Matius 12:38-39: "Maka kata beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami mau melihat suatu tanda dari Engkau." Jawab Yesus kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan yang tidak setia ini menuntut suatu tanda! Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus."
Banyak orang Farisi hidup dalam keangkuhan rohani maka sesuatu hal yang wajar bila keangkuhan rohani bisa jadi sesuatu yang tidak disadari dan hal umum terjadi di kalangan rohaniawan. Hal itu disebabkan:
  • Posisi dan Pengaruh:
    Rohaniawan sering kali memiliki posisi terhormat dan dihormati dalam masyarakat. Hal ini dapat membuat mereka rentan terhadap rasa superioritas dan keangkuhan, terutama jika mereka tidak berhati-hati. Pengaruh mereka atas orang lain juga dapat memperkuat ego mereka dan membuat mereka lebih mudah lupa bahwa mereka hanyalah manusia biasa.
  • Pengetahuan dan Pemahaman Agama:
    Rohaniawan memiliki akses yang lebih besar kepada pengetahuan dan pemahaman agama dibandingkan orang awam. Hal ini dapat membuat mereka merasa lebih tahu dan lebih benar daripada orang lain. Kesombongan intelektual ini dapat berkembang menjadi keangkuhan rohani jika tidak dikontrol dengan tepat.
  • Pujian dan Pengakuan:
    Rohaniawan sering kali menerima pujian dan pengakuan atas pekerjaan mereka. Hal ini dapat membuat mereka terlena dan lupa bahwa mereka hanya alat Tuhan. Rasa puas diri dan pujian berlebihan dapat membuka jalan bagi keangkuhan rohani.
  • Kurangnya Akuntabilitas:
    Rohaniawan tidak selalu memiliki sistem akuntabilitas yang kuat. Hal ini dapat membuat mereka lebih mudah untuk lolos dari perilaku angkuh tanpa mendapat teguran atau koreksi. Kurangnya pengawasan dapat memperkuat kecenderungan mereka untuk bertindak dengan sombong.
  • Ketidakseimbangan Rohani:
    Rohaniawan juga manusia biasa dan rentan terhadap kelemahan yang sama seperti orang lain. Jika mereka tidak fokus pada pengembangan spiritual yang seimbang, mereka dapat mengabaikan kebutuhan untuk merendahkan hati dan kerendahan hati, yang dapat mengarah ke keangkuhan rohani.
Keangkuhan rohani adalah dosa yang dapat diampuni tetapi membutuhkan pertobatan. Jika Anda bergumul dengan keangkuhan rohani, Tuhan ingin membantu Anda. Dia dapat memberi Anda kekuatan untuk merendahkan hati diri Anda dan mencari pengampunan-Nya. Langkah untuk dapat terbebas dari keangkuhan rohani:
  1. Akui dan Terimalah Kelemahan Anda:
    Langkah pertama adalah mengakui bahwa Anda memiliki kecenderungan untuk sombong. Ini mungkin sulit, karena keangkuhan sering kali menyamar sebagai rasa percaya diri atau keyakinan yang kuat. Namun, penting untuk jujur pada diri sendiri tentang kelemahan Anda dan bersedia untuk berubah.
  2. Mintalah Pengampunan dan Kasih Karunia Tuhan:
    Setelah Anda mengakui keangkuhan Anda, datanglah kepada Tuhan dengan hati yang hancur dan mintalah pengampunan. Dia selalu siap untuk mengampuni Anda dan menawarkan kasih karunia-Nya. Percayalah bahwa Dia dapat membantu Anda mengatasi kecenderungan ini dan menumbuhkan kerendahan hati yang sejati.
  3. Mintalah Roh Kudus untuk membantu Anda. Roh Kudus dapat memberi Anda kekuatan untuk merendahkan hati diri Anda dan mencari kemuliaan Tuhan, bukan kemuliaan Anda sendiri.
  4. Fokuslah pada Kasih dan Pelayanan:
    Daripada memfokuskan diri pada pencapaian dan keunggulan Anda sendiri, alihkan perhatian Anda untuk melayani orang lain. Carilah peluang untuk menunjukkan kasih dan kebaikan kepada orang-orang di sekitar Anda, tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Melayani orang lain dengan rendah hati dapat membantu Anda melihat diri Anda dengan cara yang lebih realistis dan mengurangi rasa superioritas.
  5. Bersyukur dan Puji Tuhan:
    Alih-alih memuji diri sendiri atas pencapaian Anda, alihkan pujian dan rasa syukur Anda kepada Tuhan. Ingatlah bahwa semua bakat, kemampuan, dan keberhasilan Anda berasal dari Dia. Bersyukur secara teratur akan membantu Anda tetap rendah hati dan mengakui ketergantungan Anda pada Tuhan.
  6. Bergaul dengan Orang yang Rendah Hati:
    Carilah komunitas dan hubungan dengan orang-orang yang rendah hati dan berpikiran rohani. Orang-orang ini dapat menjadi panutan bagi Anda dan mendorong Anda untuk terus bertumbuh dalam kerendahan hati. Hindari orang-orang yang sombong dan angkuh, karena mereka dapat memperkuat kecenderungan Anda sendiri untuk sombong.
  7. Renungkan Firman Tuhan:
    Bacalah Alkitab secara teratur dan renungkan ayat-ayat yang berbicara tentang kerendahan hati. Perhatikan bagaimana Yesus, teladan utama kita, menunjukkan kerendahan hati dalam hidup-Nya. Biarkan Firman Tuhan membentuk pikiran dan hati Anda, dan dorong Anda untuk meniru kerendahan hati Kristus.
  8. Berdoa untuk Keangkuhan:
    Mintalah Tuhan untuk membantu Anda melihat keangkuhan dalam diri Anda dan memberikan Anda kekuatan untuk mengatasinya. Doa yang tulus dan rendah hati dapat membuka hati Anda terhadap bimbingan dan transformasi Tuhan.
  9. Bersikaplah Terbuka terhadap Teguran:
    Bersedia untuk menerima kritik dan teguran dari orang lain, terutama dari pemimpin spiritual atau mentor yang Anda percayai. Pandangan mereka yang objektif dapat membantu Anda mengidentifikasi area di mana Anda perlu bertumbuh dalam kerendahan hati.
  10. Bersabarlah dan Bertekun:
    Mengatasi keangkuhan rohani membutuhkan waktu dan usaha yang berkelanjutan. Jangan berkecil hati jika Anda mengalami kemunduran atau kegagalan. Teruslah berusaha untuk bertumbuh dalam kerendahan hati, dan percayalah bahwa Tuhan akan membantu Anda mencapai kemajuan.

Keangkuhan rohani dapat hadir dalam kehidupan banyak orang, bukan hanya kalangan rohaniawan yang berkecimpung dalam bidang rohani tetapi juga kepada semua orang yang merasa hidupnya sukses, berhasil mewujudkan keinginannya sebab berpendapat TUHAN menyertai dan memberkati dan membuat mencapai keberhasilan seperti yang dialami oleh Raja Nebukadnesar hingga murid-murid Yesus dengan meributkan siapakah diantara mereka yang terbesar.

Kehidupan yang sombong rohani perlu bertobat agar TUHAN menerima kegiatan rohani yang pernah dilakukan dalam hidup ini sehingga kegiatan rohani memiliki nilai kekekalan di surga kelak, atau jika angkuh / sombong rohani maka upahnya sudah diterima selama di dunia yaitu hidup dalam kebanggaan secara rohani secara semu selama di dunia tetapi setelah kematian mendapatkan hukuman dari TUHAN sebab hidup cenderung terlepas dari kasih karunia TUHAN.



Tulisan lainnya:
Nasihat Terhadap Kesombongan
Tinjauan Megalomania Dalam Alkitab
Rendah Hati Di Hadapan TUHAN
Apakah Menganggap Orang Lain Penting
Penundukan Diri Terhadap TUHAN
Hidup Di Arus Kebudayaan Selfie Dan Narsis


×
Berita Terbaru Update