-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Lambang Salib Sebagai Simbol Kristen

Selasa, 28 Maret 2017 | Maret 28, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-05T19:51:14Z
Salib secara umum diterima sebagai lambang / simbol agama Kristen. Encyclopedia Britannica menjelaskan salib adalah simbol utama dari agama Kristen , mengingat Penyaliban Yesus Kristus dan manfaat penebusan dan kematiannya . Salib dengan demikian merupakan tanda baik dari Kristus sendiri dan iman Kristen . Dalam penggunaan seremonial , membuat tanda salib mungkin , sesuai dengan konteks, tindakan pengakuan iman , doa , dedikasi , atau sebuah karunia . Salib menjadi simbol agama Kristen setelah Constantine menjadi Kristen , ia dihapuskan penyaliban sebagai hukuman mati dan dipromosikan , sebagai simbol iman Kristen , baik salib dan chi - rho monogram nama Kristus . Simbol-simbol menjadi sangat populer dalam seni dan penguburan monumen Kristen sejak tahun 350 yang sebelumnya melukiskan simbol Salib adalah sesuatu perbuatan yang dapat mendatangkan celaka.

Sekalipun mayoritas agama Kristen menerima salib sebagai simbol keyakinan, tetapi ada sejumlah sekte dalam Kristen yag menolak simbol salib dan bahkan ada yang menyatakan (saksi Yehova) orang Kristen sejati tidak mengunakan salib dalam ibadat. Penolakan tersebut di dasarkan atas pertimbangan antara lain:
  • Usaha menolak tafsiran sejumah penafsir terkait kitab Yehezkiel 9:4-6 huruf T itu dlm bahasa Aramaik bentuk hurufnya seperti salib, tetapi sebenarnya tidaklah demikian krn huruf T yang dimaksud disitu adalah "TAW" yang artinya adalah  Truth and Perfection (Kebenaran dan Kesempurnaan), jadi tidak benar jika karena hurufnya berbentuk seperti salib (garis vertikalnya menceng) lalu ditafsirkan salib, jelas ini sangat tidak tepat dan terkesan di paksakan dan digatuk-gatukkan saja.
  • Yesus Kristus tidak mati pada salib. Kata Yunani yang umumnya diterjemahkan menjadi salib adalah stau-ros secara leksikal berarti sebuah tiang pancang atau tonggak yang lurus, tidak pernah berarti dua batang kayu yang dipasang bersilangan dengan sudut tertentu ..... di teks dalam alkitab dinyatakan dengan kata xy'lon
  • Salib adalah salah satu lambang keagamaan yang kuno, namun cukup dikenal luas oleh masyarakat pada waktu itu. Agama-agama kuno yang dianut oleh masyarakat Asia tengah kuno sudah mengenal salib. Salib bukan saja digunakan sebagai cara menghukum para penjahat, namun lebih dari itu, salib telah digunakan sebagai objek penyembahan dari agama-agama kafir pada waktu itu. Salib di Mesir dikenal dengan nama ”Crux Ansata” atau biasa disebut ”Key of the Nile.” Menurut penelitian, pada masa itu ada bermacam-macam salib yang tersebar dan diterima oleh masyarakat Mesir kuno. Di dalam penelitian itu, ada dugaan bahwa salib Mesir Kuno menunjuk kepada simbol seksual. Hal ini berkaitan dengan ritual penyembahan terhadap Dewa Matahari.  Salib yang merupakan simbol seksual ini kemudian oleh masyarakat Mesir kuno dihubungkan dengan simbol “Kehidupan” dan “Pemberi Hidup” yang menunjuk kepada Dewa Matahari Jadi pada masa sebelum kekristenan ada, salib bagi masyarakat Mesir kuno dihubungkan dengan simbol “Kehidupan” dan “Pemberi hidup” yang menunjuk kepada penyembahan Dewa Matahari.
    Bentuk salib berbeda dari salib yang digunakan oleh masyarakat Persia, atau Mesir. 
  • Salib yang dikenal oleh masyarakat Yunani ini memiliki empat sisi yang sama (equal arms).
    Keempat sisi yang sama dianggap sebagai 4 elemen dasar, yaitu bumi, udara, air dan api.
    Masyarakat Roma mengenal salib tidak hanya dalam proses penyembahan kepada para dewa, tetapi juga sebagai salah satu cara penghukuman yang paling keji.  
Permasalah utama pertentangan soal simbol salib soal bentuk dari  σταυρος sebab salib dalam bahasa Yunani adalah σταυρος - stauros, verba "σταυροω - stauroô", Latin 'crux''crucifigo' artinya yang pertama kali ialah kayu sulaan atau balok yang didirikan tegak. Arti kedua, kayu sulaan sebagai alat untuk menghukum dan menghukum mati seseorang. Dalam arti terakhir Perjanjian Baru menggunakan salib.

Praktek penyaliban mulanya dilakukan bangsa Fenisia dan Kartago. Kemudian dipraktekkan secara luas oleh bangsa Roma. Bangsa Fenesia hidup di wilayah Timur Tengah, atau sekarang di Lebanon hingga Suriah yang merupakan daerah pesisir laut dengan komoditi unggulan kayu aras sebab memiliki hutan pohon aras dan bangsa yang sarat perkayuan dan menghukum mati seseorang  di atas kayu bahkan di sebuah pohon sebab banyak pohon aras yang kuat.
Dalam perkembangannya Romawi mengembangkan hukuman penyaliban dengan menghadirkan tiga pola/ macam salib utama, yaitu:
  • 'Crux commissa' (salib St. Antoni) disusun seperti huruf T besar. Beberapa pengamat menganggapnya berasal dari lambang dewa Tamuz, huruf 'tau';  
  • 'Crux decussata' (salib St. Andreas), disusun seperti huruf X; lalu '
  • Crux immissa', dua balok seperti, yang dalam tradisi dianggap adalah bentuk salib Yesus Kristus. Ini dikukuhkan oleh rujukan keempat Injil kepada tulisan yang dipakukan pada salib Kristus.
Ketiga pola/ bentuk salib digunakan dalam melakukan penyaliban σταυροω dengan mengunakan salib σταυρος. Berdasarkan penemuan kuburan Yahudi di Giv'at ha-Mivtar (Ras el-Masaref), hukuman salib dilakukan cara menyalibkan seseorang berbeda-beda di wilayah kerajaan Romawi. Berdasarkan temuan jenazah "Jehohanan" yang dihukum salib oleh bangsa Romawi didapati lengan bawah pemuda itu dipakukan pada 'patibulum'. Berat tubuhnya menimpa 'sedecula', kayu yang dipakukan pada 'simplex', tonggak tegak sebagai sandaran punggung. Kedua kakinya dibengkokkan sehingga betisnya sejajar dengan 'patibulum', mata kakinya di bawah punggungnya. Sebuah paku besi -- yang masih ada pada tempatnya -- menembusi kedua tumit, yang kanan di atas yang kiri. Sebuah pecahan kayu menjelaskan bahwa salibnya terbuat dari kayu zaitun. Kedua kakinya sudah dipatahkan, nampaknya dengan pukulan keras seperti yang terjadi atas kedua penyamun dalam Yohanes 19:31.

Simbol salib yang di pakai dalam gereja berbeda dengan simbol salib yang digunakan bangsa Mesir, Persia ..... sebab salib yang dipakai adalah  crux immissa, seperti bentuk huruf Latin t kecil, yaitu bentuk salib Yesus Kristus, di atas kepala-Nya, diletakkanlah tulisan yang dikenal dengan istilah INRI. Di samping terdiri dari satu tonggak yang berdiri, salib itu memiliki tiang lintasan yang lebih pendek, dan bentuk salib Kristus ini merujuk kepada kesaksian dari sejarawan purba seperti Socrates, Sozomen, Rufinus, Theodoret, dan Eusebius, sehingga sekalipun gunakan kata σταυρος tetap salib itu berbeda bentuk, beda kayu yang dipakai tergantung wilayah mana penyaliban dilakukan kepada kepada siapa. Yesus yang di atas salib, di atas salib di tulis inilah raja orang Yahudi dari Nazaret, sesuatu yang wajar bila mengunakan salib jenis crux immissa.  .

Di dalam sejarah Gereja pada tahun 312, Kaisar Flavius Valerius Constantinus, atau yang lebih dikenal dengan nama Konstantin I atau Konstantin Agung (Constantine The Great), bertempur dan mengalahkan musuh yang paling utama, yaitu kaisar atau panglima yang bernama Maxentius. Setelah mengalahkan orang ini, ia memasuki kota Roma dengan kemenangan yang besar dan megah. Di dalam sejarah Gereja juga kita tahu (khususnya dari Eusebius), Konstantin mengalahkan musuh-musuhnya dengan dua tanda yang ia dapatkan dengan tiba-tiba. Menurut kesaksian Eusebius, pada tanda pertama Konstantin mengatakan, bahwa pada suatu siang hari ia melihat salib Kristus di balik cahaya matahari yang begitu terang dan menyilaukan. Pada salib itu, ia melihat munculnya tulisan yang dalam bahasa Yunani: en touto nika, yang artinya: "by this [sign] conquer", atau: "Dengan tanda ini taklukkanlah." Maksudnya, taklukkanlah musuh-musuhmu. Kemudian pada kejadian atau tanda kedua, sejarah juga mencatat, pada malam sebelum pertempuran yang terakhir dan menentukan itu, ia bermimpi melihat tanda X (chi) dan p (rho), dua huruf dalam bahasa Yunani, yakni lambang dari Yesus Kristus. Dan lambang yang berarti Kristus dan bentuknya seperti salib itu, digambarkan oleh Konstantin pada semua tameng dan pakaian prajurit-prajuritnya. Konstantin yakin bahwa Kristus memerintahkannya untuk mengenakan pakaian-pakaian seperti prajurit surgawi guna memenangkan pertempuran, sehingga Konstantin dalam keadaan terdesak dan nyaris kalah tampil menjadi pemenang dengan kemenangan luar biasa besar. 

Perubahan simbol Kristen terjadi karena faktor keamanan gunakan simbol salib dan fakta kemenangan karena mengunakan simbol salib yang dilakukan Konstantin bukanlah karena faktor mengadopsi simbol kepercayaan pangan sebab bentuk salibnya berbeda. Beberapa kepercayaan pangan yang gunakan salib antara lain:
  • Salib Keltik Pra Kristen di tepi Sungai Shannon di Irlandia adalah lambang dewa bumi dan roh2 dr hutan. 
  • Salib di Mesir pra Kristen Perlambangan Ankh sebagai suatu kunci pada kehidupan 
  • Salib bagi orang-orang Roma memperlambangkan dewa Janus 
  • Salib bagi orang Yunani dapat berarti lambang Pendahulu kepada ibu Rhea, ini nampaknya
  • Salib adalah perlambang juga bagi dewi Phrygia iaitu Cybele
Sekalipun memiliki bentuk hampir sama yaitu simbol salib tetapi makna Salibnya berbeda. Salib dalam keyakinan pengikut Kristus adalah di dasarkan kepada: "Sebab yang sangat penting (paling penting) telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci"(1 Korintus 15:3) dan memiliki mengandung hikmat Ilahi 
"Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi sesuatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan (1 Korintus 1:23).
Sehingga 
 Tidak ada karya yang membebaskan, menyelamatkan, berharga, bermakna dan mulia dalam sejarah umat manusia lebih daripada karya salib Yesus Kristus.

Sayang sekali makna salib yang agung dimana Allah hadir membebaskan manusia dari perhambaan dosa kemudian diartikan  tanda kekuasaan dan melahirkan kesombongan bagi para pemimpin gereja dan negara diabad pertengahan yang diawali dengan aturan "penyembahan terhadap salib". Peristiwa ini dimulai oleh Dowager Irene dari Konstantinopel (788 M), yang kemudian prosesi ini menjadi keputusan di dalam konsili gereja yang ditetapkan oleh Paus Hadrian I dari Roma sehingga Walker berkata: "...orang-orang Kristen dini bahkan menolak salib karena (berwatak) pagan ... Patung-patung Yesus dini tidak menggambarkan dia di atas salib, tetapi dalam samaran 'Gembala yang Baik' yang membawa domba." (Acharya, The Christ Conspiracy) dan di sisi lain lambang salib telah menjadi lambang kebencian bagi umat beragama yang lain. Salib telah menjadi simbol penaklukan, penjarahan, pembunuhan, penganiayaan dan terutama ekspansi teritorial.

Sejak manusia jatuh ke dalam dosa (Roma 6 : 23, 3.23), Allah telah memberikan janji keselamatan melalui Yesus, Firman yang mengenakan daging yang akan turun ke bumi untuk menebus dan menyelamatkan manusia dari dosa-dosa. Dalam rangka menjalankan rencana Allah tersebut, maka Allah memilih Abraham. Melalui keturunan Abraham, semua bangsa akan menerima keselamatan, karena dari Abraham akan muncul suatu tunas keselamatan yaitu Yesus Sang Mesias yang tak berdosa. Melalui kematianNya dan kebangkitan-Nya, manusia memperoleh keselamatan.

Apa yang diajarkan sungguh sangat kontras dengan yang dipahami orang banyak. Yesus tahu benar, untuk apa mati dikayu salib yaitu mengenapkan rancangan keselamatan bagi umat manusia yang percaya kepadaNya. Manusia tidak perlu untuk mengerti apa yang dipikirkan Allah, yang perlu bagi manusia adalah menjalankan perintah-Nya "siapa yang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya". Melalui penyangkalan diri dan pikul salib kita belajar untuk memiliki kerendahan hati, ketaatan dan kasih, sehingga kita dapat memahami bahwa Salib meretas penderitaan menuju keselamatan.

Alkitab mengindikasikan salib sebagai simbol kelemahan. Saat Yesus disalibkan, kita dapat melihat seorang manusia sejati yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Simbol kelemahan yang paling lemah itu dapat dikatakan sebagai simbol kegagalan. Simbol kegagalan, kelemahan dan ketidakberdayaan, dan sebaliknya, bukan simbol kekuatan. Waktu Yesus disalib, tidak ada perkataan yang lebih indah pada waktu Ia mengatakan: "Bapa, ampuni mereka." Ini adalah spiritualitas yang sesungguhnya dari kekristenan, yaitu spiritualitas di dalam kelemahan dan ketidakberdayaan. Orang Kristen diajar untuk mengampuni, mengasihi, tidak menjadi marah, membalas, menganiaya, atau menunjukkan power kalau kita dirugikan dan dianiaya. Kristus sudah mengajarkannya demikian. Dan kalau kita meneladani Kristus, yang juga Paulus teruskan dan ajarkan, bahwa salib itu adalah kelemahan, kita akan memiliki spiritualitas yang sejati seperti Yesus Kristus. Karena dengan spiritualitas seperti ini, kita dimampukan untuk melayani semua orang, bahkan yang tidak layak dilayani sekalipun.

Makna simbol Salib terkadang telah salah dipahami baik oleh orang Kristen apalagi di luar Kristen..... sehingga untuk daerah tertentu tidaklah keliru bila membangun simbol yang baru yang dapat dipahami oleh orang Kristen lokal sebagai dirinya adalah manusia lemah yang perlu pengampunan dosa misal ayam jantan yang memberitahukan bahwa Petrus pun menyangkal Yesus tetapi pertobatan Petrus karena kasih Allah merubah Petrus dan banyak orang ...... atau simbol lainnya seperti lonceng, ikan, roti dll yang dapat dimengerti dengan mudah dalam pola pikir umat TUHAN dalam mengiring Yesus. Simbol baru tetap tidaklah melupakan berita Salib Kristus sebab itulah karya Yesus Kristus, Firman mengenakan daging menyelesaikan tuntas misi-NYA di dunia agar kita selamat karena Penebus Hidup kalahkan maut dan kutuk dosa.



Tulisan lainnya:
Jalan Salib
Salib Kesempurnaan Karya Yesus
Fakta Penyaliban Yesus Kristus
Kebenaran Salib di Perjanjian Lama dan 1 Korintus
Salib Kristus Rencana Kekal Keselamatan
Yesus Sang Biji Gandum



×
Berita Terbaru Update