Alkitab mencatat bahwa Abraham meninggal diusia seratus tujuh puluh lima tahun dalam keadaan rambutnya telah putih dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya yaitu gua ladang Makhpela, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan bersama Sara isterinya yang sudah meninggal dunia lebih dahulu.
Abraham meninggal. Ungkapan ini berasal dari kata Ibrani gãva גָּוַע, menurut NAS Concordance Exhaustive berarti: "menghembuskan nafas terakhir, mati, meninggal, berakhir, berakhir, binasa, tewas". Dengan berakhirnya nafas maka selesailah kehidupan di dunia. Abraham dikuburkan oleh anak-anaknya yaitu Ishak dan Ismael sedangkan anak dari Ketura (isteri lain Abraham yang dinikahi setelah kematian Sara) yaitu Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah tidak dicatat dalam Alkitab diduga mereka tidak menghadiri pemakaman, setelah sebelumnya mereka disuruh pergi meninggalkan kemah Abraham sebab Ishak yang diberikan warisan kemah Abraham sebagai ahli waris yang sah, diberkati oleh Allah dan penerus janji Abraham, bahwa keturunannya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Ishak setelah Abraham meninggal diam didekat sumur Lahai-Roi.
Ishak dan Ismael mengubur jenazah Abraham sebagai penghormatan terakhir dan sekaligus mengambarkan terjadinya perdamaian antara Ishak dan Ismael , entah Abraham yang mempertemukan mereka atau bukan tetapi diduga kematian mendamaikan mereka. Tidak ada catatan tentang kemegahan upacara pemakaman, tetapi tempat pemakaman mengambarkan bahwa Sara adalah wanita yang dicintai Abraham melebihi siapapun juga.
Abraham meninggal dunia adalah suatu keadaan yang dihadapi oleh seluruh manusia bahwa satu saat akan meninggalkan semuanya saat nafas berakhir. Abraham tahu hal itu dan telah mempersiapkan Ishak sebagai ahli waris janji Allah kepadanya. Kita pun suatu saat harus meninggalkan tubuh yang fana dan berpulang ke rumah Bapa. Dalam hidup Abraham yang menantikan janji Allah berjumpa dengan Melkisedek, raja Salem, Imam Besar yang membawa roti dan anggur demikian juga kita saat ini Yesus sebagai Imam Besar menurut aturan Melkisedek, Dia memberikan roti dan anggur yaitu tubuh dan darah-Nya sendiri bagi setiap yang percaya dan barang siapa percaya pasti selamat masuk kerajaan yang kekal di surga.
Abraham menantikan janji-janji Allah dan janji-janji adalah ya dan amin. Itu mengajarkan kepada kita untuk selalu belajar mempercayai setiap Firman dari Tuhan sebab pada waktu dan cara Tuhan semuanya dapat terlaksana.
Kita hidup akan meninggal, semuanya ada waktunya. Selama waktu itu masih ada, kita dapat mengisi waktu yang tersedia dengan mencontoh Aabraham. Abraham dengan segala kelemahannya tetaplah sebagai saksi iman yang patut diteladani.
- Tulisan lainnya:
- Kematian
- Sara Meninggal Dan Dikuburkan
- Kremasi Terhadap Orang Kristen
- Riwayat Henokh Anak Yared
- Adam Awal Dan Adam Akhir
- Yesus Kebangkitan dan Hidup