Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Jumat, 11 Oktober 2019

Perdamaian, Pedang Jadi Mata Bajak

Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Yesaya 2:4

Ungkapan "pedang menjadi mata bajak" telah diadopsi oleh banyak organisasi yang berkampanye untuk perdamaian dan juga sering dikaitkan dengan misi PBB dan hukum internasional secara lebih luas. Tulisan Pedang menjadi mata bajak terdapat pada dinding Yesaya di Plaza Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
Di tahun 1959, ketika Uni Soviet mengajukan kepada PBB sebuah patung seorang berotot yang terbuat dari bahan perunggu yang menghunus sebuah palu. Dengan palu tersebut, dia menempa sebuah pedang yang menggambarkan perang dan pembinasaan, yakni sebuah pedang yang diubah menjadi sebuah mata bajak yang mengisyaratkan perdamaian dan kebaikan. Dari sebuah rezim yang membatasi peredaran Alkitab, yang menganiaya dan pernah membantai warganya sendiri keluar kata-kata yang tertera pada patung kenamaan ini, “We Shall Beat Our Swords Into Plowshares” [Kami Akan Menempa Pedang-pedang Menjadi Mata Bajak]

Yesaya 2:4 memiliki berhubungan sangat erat dengan larangan penggunaan kekuatan. Piagam PBB (UNC) pasal 2 (4) dikatakan: "Semua Anggota harus menahan diri dalam hubungan internasional mereka dari ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun, atau dengan cara lain apa pun yang tidak konsisten dengan Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa."
PBB didirikan tanggal 24 Oktober 1945 oleh 51 negara anggota; saat memiliki 193 negara anggota.. Misi utamanya adalah mendorong kerja sama internasional. Badan ini merupakan pengganti The League of Nations atau Liga Bangsa-Bangsa. Perserikatan Bangsa Bangsa didirikan dengan tujuan:
  1. Menjaga perdamaian dan keamanan dunia,
  2. Memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui penghormatan hak asasi manusia,
  3. Membina kerjasama internasional dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan,
  4. Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan perdamaian dunia, dan
  5. Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik bersenjata.
Teks di atas menyatakan Tuhan akan menjadi hakim atas bangsa bangsa dimana bangsa-bangsa telah menerima dinding Yesaya dan patung pedang jadi mata bajak meskipun mereka saat ini masih belajar dan melakukan perang sebab salah satu tanda kedatangan Yesus ke dua terjadinya perang dan masa tidak lagi belajar perang adalah saat kerajaan seribu tahun damai berkuasa di bumi. Ada proses panjang pemikiran menjadikan pedang sebagai mata bajak hingga benar benar mewujudkan hal itu secara konsisten sehingga tidak lagi belajar berperang.
PINDAD sebagai contoh. Industri pertahanan Indonesia yang memproduksi perlengkapan perang sekarang memiliki Divisi Alat Berat yang menghasilkan produk-produk pendukung industri konstruksi, pertambangan, perkapalan, kelistrikan, dan pertanian. Gejala seperti ini terjadi dibanyak industri pertahanan meskipun pasar terbesar tetap adalah peralatan / senjata tempur.

Pedang menjadi mata bajak adalah simbol dari perlucutan senjata meski terbatas kepada senjata nuklir dan pemusnah masal meskipun program ini tidak berjalan sesuai dengan rencana sebab hadirnya sejumlah negara baru yang memiliki ambisi mempunyai persenjataan demikian dan menghadirkan perlombaan senjata kembali. Nasib Perserikatan Bangsa Bangsa dapat saja mengulang liga bangsa-bangsa yang hancur karena tindakan Benito Mussolini menyerbu Ethiopia dan melanggar Perjanjian Liga tersebut dan diikuti oleh Hitler dari Jerman lalu disusul Jepang sehingga pecah perang dunia II. Perang dunia III dapat menjadikan Perserikatan Bangsa Bangsa bubar.

AFP, pada hari Rabu (9/10/2019) melaporkan Perserikatan Bangsa-Bangsa terancam bangkrut dan bukan tidak mungkin bisa bubar. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengumumkan badan dunia itu mengalami defisit hingga USD320 juta atau sekitar Rp3,2 triliun sehingga melakukan langkah penghematan. Penyebab defisit adalah karena negara-negara anggota hanya membayar sekitar 70% dari total dana operasional rutin untuk tahun 2019. "Kami terpaksa menggunakan anggaran cadangan pada akhir bulan ini,"
Jika PBB bubar karena kekurangan uang maka yang hidup dalam ketidak-pastian adalah orang kaya yang ada di dunia dan yang memiliki uang tanda penuh ( full token money) sehingga membuka peluang makin berkuasanya orang kaya secara politik sebab ada kesempatan bagi mereka masuk ke dalam Perserikatan Bangsa-bangsa dengan memberikan sebagian kecil penghasilannya agar PBB dapat beroperasi normal.

PBB bubar tidaklah usaha menjadikan pedang sebagai mata bajak berakhir. Tuhan menjadi wasit dari setiap perlombaan senjata dan peperangan di dunia dan PBB hanyalah alatNya saja dalam kurun waktu tertentu sehingga dunia tahu bahwa perdamaian abadi hanyalah ada di dalam tangan TUHAN. Perdamaian haruslah diusahakan dengan sungguh sungguh. Hal ini melibatkan gereja Tuhan untuk menjadi anak perdamaian meskipun tidak sempurna. FirmanNya berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9) Anti Kristus pun tertarik menjadi pendamai sebab hal itu menjadikan pusat perhatian sehingga usaha perdamaiannya hanyalah semu belaka.

Jika perhatikan perikop di atas maka judulnya adalah Sion sebagai pusat kerajaan damai. Saat ini Sion (Yerusalem) merupakan daerah sengketa yang diperebutkan. Nabi Yesaya menubuatkan bahwa kedamaian haruslah dimulai dari Sion yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Hal ini terjadi dalam kerajaan seribu tahun. Perdamaian dalam kerajaan seribu tahun dimana pedang jadi mata bajak haruslah didahului dengan perang Harmagedon.

Perdamaian dalam kerajaan seribu tahun pun hanya berlangsung selama seribu tahun dimana pada masa itu pedang benar benar menjadi mata bajak. Pada masa tersebut Iblis diikat selama seribu tahun dan anak-anak Tuhan memerintah di bumi. Setelah Iblis dilepaskan untuk seketika lamanya muncul peperangan lagi barulah Iblis dihukum dalam lubang yang tidak terduga dalamnya. Perdamaian yang abadi hanyalah ada dalam kerajaan Surga.



Tulisan lainnya:
Damai Menurut Injil Yohanes
Damai Sejahtera Tuhan Berdasarkan Injil Yohanes
Waktu Damai Dan Berdamai Manusia Di Bumi
Pembawa Damai Saat Konflik
Rahasia Kemuliaan Di Balik Penderitaan Berdasarkan Kitab Roma
Menjalin Persahabatan Atasi Pertikaian


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)