Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Sabtu, 30 Januari 2021

Nehemia bin Hakalya

Nehemia bin Hakalya adalah sosok yang populer dalam Alkitab dibandingkan nama Nehemia lainnya, yaitu:
  1. Nehemia bin Azbuk (Nehemia 3:16) penguasa setengah wilayah Bet-Zur yang membantu pembangunan kembali tembok di Yerusalem.
  2. Nehemia, salah satu dari tua-tua dari 12 yang kembali dari pembuangan bersama Zerubabel (Nehemia 7:7).
Nehemia bin Hakalya tidak diketahui secara pasti sukunya, meskipun menurut Talmud Babylonia berasal dari suku Yehuda bahkan ada yang menafsirkan bahwa Nehemia identik dengan Zerubabel tetapi hal itu banyak yang tidak sependapat. Pandangan bahwa Nehemia sebagai keturunan raja Daud disebabkan teks yang menyatakan bahwa Yerusalem sebagai "kota kuburan leluhur". Rabi Yaakov Emdin memisahkan Nehemia dengan Zerubabel

Nehemia bin Hakalya adalah tokoh utama dalam Kitab Nehemia dalam Alkitab yang bekerja sebagai juru minum raja Persia yaitu Artahsasta I ( 465-323 SM), Saat bertugas sebagai juru minum raja pada tahun 20 pemerintahan raja di bulann Kislew / כִּסְלֵו Nehemia mendengar berita bahwa Yerusalem menjadi reruntuhan sehingga menyedihkan hatinya. Hanani, saudaranya serta teman-temannya mengabarkan keadaan yang buruk tentang orang-orang Yahudi dan tembok serta gerban Yerusalem menjadi puing-puing. Nehemia berkabung, berdoa dan berpuasa dengan diikuti pengakuan dosa kepada TUHAN. Saat bersedih hati Nehemia tetap melakukan pekerjaannya sebagai juru minum raja sehingga raja yang mengenal Nehemia bertanya mengapa wajahmu murung, Nehemia menceritakan bahwa Yerusalem yang runtuh adalah penyebabnya. Nehemia kemudian diizinkan raja untuk ke Yerusalem dalam kurun waktu tertentu untuk membenahi kota Yerusalem serta diangkat jadi gubernur (ada juga yang menyatakan sebagai bupati) di tahun 445 SM. Nehemia menjadi pemimpin saat orang Yahudi kembali membangun tembok Yerusalem. Nehemia yang diduga sebagai orang "kasdim" menjadi pemimpin politik dan sosok sentral dalam membangun tembok Yerusalem. Nehemia mendapatkan kepercayaan dan kasih dari raja

Meskipun membawa surat resmi dari Raja Persia, usaha membangun tembok Yerusalem yang runtuh mendapatkan perlawanan keras dari Sanbalat dan Tobia. Nehemia dengan semangat dan pertolongan TUHAN mengerakan orang Yahudi di Yerusalem membangun kembali tembok kota itu dalam 52 hari. Nehemia bekerja secara sistematis dan efektif sehingga tidak membuang waktu dengan percuma. Nehemia saat bekerja mendelegasikan kepada orang yang dapat dipercaya dalam memimpin sehingga kerjasama kolektif terbentuk dan pembangunan tembok dan setiap pintu gerbang dapat serentak dibangun hingga diselesaikan dengan baik.

Nehemia mengikut-sertakan Ezra seorang imam untuk kembali membaca hukum Taurat sehingga pembangunan yang dilakukan Nehemia bukan hanya secara fisik yaitu tembok Yerusalem tetapi melibatkan aspek kerohanian. Mental spiritual pekerja dalam kondisi baik karena melibatkan hati nurani dan segenap jiwa raga. Nehemia melakukan tugas yang singkat dengan sebaik-baiknya sebab Raja Persia hanya mengizinkan ke Yerusalem dalam kurun waktu tertentu. Tahun 433 SM (ada juga yang menyebut 431SM), Nehemia kembali kepada raja Artahsastra I

Setelah Nehemia dengan semua orang Yahudi di Yerusalem menyelesaikan pembangunan tembok di Yerusalem yang diresmikan oleh Nehemia dan Ezra dengan diiringi musik dan banyak pengorbanan untuk TUHAN. Pembangunan tembok memberi keamanan dan kemampuan untuk menahan musuh dan memperkuat Yerusalem sebagai kota utama di Yudea. Tembok itu membantu melestarikan karakter Yahudi di Yerusalem. Gerbang kota ditutup setiap malam dan pada hari Sabat penjaga ditempatkkan digerbang dengan tugas mencegah masuknya pedagang asing. Penjaga penjaga itu adalah Hananya, yang pernah dekat dengan saudara laki-laki Nehemia.

Setelah pembangunan tembok, Nehemia berupaya meningkatkan populasi Yahudi di kota yang kecil pada masa itu. Nehemia mewajibkan sepersepuluh dari penduduk setiap pemukiman di Yudea untuk berimigrasi ke Yerusalem. Penduduk ini, yang ditambah dengan banyak orang yang secara sukarela berimigrasi ke Yerusalem setelah pembangunan tembok, secara signifikan meningkatkan populasi Yahudi di Yerusalem.

Nehemia selain berperan membangun tembok Yerusalem, ia memperhatikan kesenjangan sosial antara orang kaya dengan orang miskin. Penduduk Yerusalem saat itu harus membayar upeti kepada Kerajaan Persia dan alami tahun-tahun kekeringan. Nehemia melakukan sejumlah kebijaksanaan, diantaranya:
  1. Berusaha memutuskan rantai kemiskinan dengan tidak melakukan eksplotasi terhadap orang miskin
  2. Mengerakkan kegiatan mengembalikan kepemilikan tanah dan membatalkan hutang orang miskin
  3. Memaksa orang kaya untuk membebaskan budak Yahudi yang dijual sebagai budak karena gagal membayar hutang
  4. Yerusalem dalam krisis ekonomi sehingga orang Lewi dan Imam mencari nafkah. Nehemia mengupayakan mereka tidak meninggalkan Yerusalem dengan memberi pekerjaan sebagai penjaga gerbang, penjaga Bait Allah serta penjaga hari sabat.
Sudut pandang berbeda diungkapkan oleh Nasokhili Giawa dengan menyatakan ada tiga prinsip utama yang menjadi kunci sukses Nehemia dalam membangun reruntuhan Yerusalem, yaitu:
  1. Nehemia memiliki landasan yang kuat di dalam iman dan keyakinannya kepada Tuhan sehingga ia memulai dan mengawali dengan Tuhan. Kedekatan dan keharmonisan hubungan dengan Tuhanlah yang menyebabkan Nehemia berhasil.
  2. Nehemia memiliki kesadarannya bahwa peran dan tugasnya sebagai hamba Allah. Hanya dengan kesadaran sebagai hamba, ia mampu hidup rendah hati dan melayani dengan tulus
  3. Nehemia memiliki keyakinan dan komitmen untuk bangkit serta membangun sebab telah siap melakukan pembangunan. New American Standar Bible yang menggunakan kata “will arise and build.” Kebangkitan ini dapat berupa kebersediaan untuk diubahkan atau bangkit dari kematian hati nurani; bangkit dari kebodohan; bangkit dari cengkraman lingkungan; bangkit dari keterpurukan; bangkit dari keegoisan dan rela bermetamorfosis, dan lain-lain. Semangat membangun boleh-boleh saja, tetapi kesadaran kebangkitan terlebih dahulu harus menjadi urutan prioritas.
Nehemia melakukan juga reformasinya bidang keagamaan. Ia membantu Ezra dalam menegakkan kembali hukum Musa tentang hari Sabat. Dia juga memberlakukan sistem pajak untuk pemeliharaan Bait Suci dan penyembahannya, meskipun bertentangan dengan keputusannya. Setelah menetapkan reformasinya, Nehemia kembali kepada Persia sekitar tahun ke-32 masa pemerintahan Artahsastra I. Nehemia melepaskan jabatan sebagai bupati dan atau sebagai gubernur di Yerusalem dan Yudea. Dengan integritas dan pengabdian tulus, Nehemia bersedia kembali untuk membawakan minuman anggur, dimana menjadi orang yang pertama kali mencicipi minuman anggur itu untuk memastikan bahwa minuman itu tidak mengandung racun. Tugas ini Sesungguhnya tugas ini berbahaya bagi keselamatan hidup yang bersangkutan.

Nehemia sekalipun mendapat fasilitas dari kerajaan Persia, tetapi hatinya rindu dengan kota Yerusalem sehingga menghabiskan sisa hidupnya tinggal di Yerusalem setelah pensiun sebagai juru minum Artahsastra I. Saat kembali ke Yerusalem, Nehemia melihat reformasi yang dilakukannya tidak berjalan sebagaimana seharusnya, yaitu:
  1. Imam Besar Elyasib telah membuat sebuah ruang makan di halaman Bait Allah untuk digunakan oleh Tobia, orang yang sebelumnya dengan sengit menentang pekerjaan Nehemia. Nehemia segera mengambil tindakan. Ia melemparkan semua perabotan Tobia ke luar ruang makan itu dan memerintahkan agar ruang makan itu ditahirkan.
  2. Nehemia mengatur dan memastikan sumbangan bagi orang Lewi sampai ketangan mereka dan aturan hari Sabat dijalankan
  3. Nehemia menegur praktik kawin campur yang ditentang oleh hukum Taurat dengan ditandai tindakan mengusir cucu Imam Besar Elyasib karena telah menjadi menantu Sanbalat. (Nehemia 13:1-28) Nehemia menentukan keluarga-keluarga mana saja yang boleh tinggal di kota.
Nehemia yang mengetahui bahwa Yudea diangkut ke Babel karena dosanya berketetapan hati melakukan hukum yang TUHAN dengan disertai doa kepada-Nya dan setia dengan tugas yang melekat dalam kehidupannya. Dengan sikap hati yang benar, Nehemia bertindak dengan bertanggung-jawab dan tidak mencari kepentingannya sendiri. Ia tidak menuntut tunjangan sebagai gubernur melainkan menyediakan makanan untuk banyak orang dengan biaya sendiri. Nehemia memberikan teladan kesetiaan sehingga dapat mengabdi kepada raja Persia dan TUHAN. Nehemia juga mendorong orang Yehuda hidup dalam hukum Allah dengan bergairah.

Nehemia bin Hakalya adalah salah satu tokoh Alkitab yang memberi inspirasi bagi pembaca kitab Nehemia. Keteladanan Nehemia semoga dapat kita contoh dalam hidup ini.




Tulisan lainnya:
Kepemimpinan Manusia Berdasarkan Kepemimpinan Allah
Berserah Kepada TUHAN
Pergantian Kekuasaan
Berziarah ke Yerusalem
Kecerdasan Spiritual Saat Membangun Bait Allah


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat disampai lewat : ruach.haphazard393@passinbox.com

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (95) Dogmatika (74) Hermeneutika (75) karakter (41) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)